1

Urgensi Perda Penanggulangan Bencana di Kabupaten Lebak

Kabar6-Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penanggulangan Bencana salah satu di antara 38 raperda yang masuk dalam program pembentukan peraturan daerah (Propemperda) Kabupaten Lebak tahun ini. Raperda ini satu di antara raperda yang menjadi inisiatif DPRD.

Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, Perda Penanggulangan Bencana diperlukan pemerintah daerah sebagai dasar payung hukum dalam menyusun rencana penanggulangan bencana.

“Didalamnya ada sinkronisasi, rencana tata ruang wilayah (RTRW), kebijakan penanggulangan bencana, RDTR (Rencana detail tata ruang), terus sebagai dasar penyusunan rencana kontijensi (rekon). Kalau tidak ada perda itu kita akan sulit,” kata Febby kepada Kabar6.com, Kamis (9/3/2023).

Menurut Febby, kehadiran perda sebagai payung hukum yang kuat nantinya akan mendorong lebih kuat langkah-langkah dalam menyusun rencana penanggulangan bencana di kabupaten yang disebut menjadi “supermarket” bencana.

**Baca Juga: Kucuran Modal Awal Perseroan Daerah Tangsel Rp 10 Miliar

“Misalnya dalam amanat perda itu berbunyi bahwa RTRW harus disusun berdasarkan peta risiko bencana BPBD, nah itu ada kekuatan untuk kita disinkronkan dalam perencanaan tata ruang wilayah nya,” jelas Febby.

Ia berharap, Raperda Penanggulangan Bencana menjadi raperda yang masuk dalam prioritas untuk bisa dibahas dan disahkan pada tahun ini.

“Ini urgent lho karena selama ini kita enggak punya RPB (Rencana penanggulangan bencana). Kita hanya punya rekon tsunami itu pun dibuatkan oleh BNPB bukan dari kita, dan itu juga harusnya diperbaharui karena dapatnya dari pusat. Kalau ada perda kita bisa buat sendiri,” papar Febby.(Nda)




Pria Diduga Tertimbun Longsor di Sindangwangi Lebak Masih Dicari, BPBD Ungkap Kondisi Tanah

Kabar6-Seorang pria paruh baya bernama Ujen (55) hilang diduga tertimbun longsor di Blok Cikadu Lipung, Kampung Palendeng, Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Sabtu (4/3/2023).

Ujen diduga tertimbun material longsor saat berada di sebuah saung yang menjadi tempat tinggalnya. Saat itu, Ujen sedang menunggu padi yang sudah siap panen.

Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, hujan lebat mengguyur wilayah tersebut sebelum longsor terjadi, bahkan debit air Sungai Cisimeut dilaporkan sempat naik.

“Hujannya cukup besar di sana. Lokasi persisnya berada di tebing, kemudian ada mahkota longsor di puncak yang disebabkan rekahan tanah. Jadi tanah yang sebelumnya terkena panas lalu terisi air dalam volume yang besar sehingga terjadi longsor,” ungkap Febby, di Kantor BPBD Lebak, Senin (6/3).

**Baca Juga: Pelabuhan Pelindo Siap Layani Pemudik Idul Fitri 2023

Tim SAR Gabungan dibantu masyarakat masih terus melakukan pencarian. Febby menyebut, prosesnya akan dimaksimalkan selama 5 hari ke depan.

“Pencarian sudah dilakukan sejak hari Sabtu tapi sampai hari ini belum ditemukan, tapi mudah-mudahan sampai hari Rabu sudah bisa ketemu. Kemarin musyawarah dengan keluarga yang bersangkutan akan coba mengikhlaskan kalau sampai batas waktu juga belum ditemukan,” terang Febby.(Nda)




Warga di Lebak Hilang Diduga Tertimbun Longsor saat Menunggu Padi

Kabar6-Seorang pria bernama Ujen (55) hilang saat menunggu padi di sebuah saung di area Perhutani Blok Cikadu Lipung, Kampung Palendeng, Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang, Lebak.

Diduga Ujen tertimbun longsor yang terjadi pada Sabtu pagi (4/3/2023) sekira pukul 07.00 WIB.

“Jadi masih diduga tertimbun, karena enggak ada saksi mata,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama, Senin (6/3).

Dari keterangan yang diperoleh, kata Febby, Ujen sempat diajak pulang oleh warga lain. Namun, ia tetap memilih berada di saung sambil menunggu padi yang sudah siap panen.

**Baca Juga: Gerebek Pengoplosan Gas Elpiji di Panongan, Polisi Tangkap 5 Pelaku

“Lokasi saung sawah yang ditempati korban terseret material longsor sekitar 20 meter dengan ditemukannya bekas-bekas saung sawah, baju dan perbekalan korban,” terang Febby.

Febby mengatakan, pencarian terhadap Ujen masih terus dilakukan oleh Tim SAR Gabungan dibantu masyarakat setempat.

“Masih belum, pencarian masih dilakukan,” katanya.(Nda)




Pembangunan Huntap Korban Banjir-Longsor di Lebak Memperhatikan Saran Badan Geologi dan PUPR

Kabar6-Pembangunan hunian tetap (huntap) korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak yang terjadi pada awal Januari 2020 lalu sepertinya akan segera dilakukan dalam waktu dekat.

Lahan di kawasan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak), di Kecamatan Lebakgedong, Lebak, telah resmi diserahterimakan oleh Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak.

“Betul lahan sudah resmi dilepas sudah diserahterimakan, dan dari hasil rakor pun BNPB memang ingin dilakukan percepatan terhadap pembangunan hunian tetap termasuk fasilitas umumnya,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama kepada Kabar6.com, Kamis (2/3/2023).

Menindaklanjuti itu, pemerintah daerah melakukan peninjauan kembali terhadap DED-nya (Detail Engineering Design). Ini untuk memastikan jika DED sudah disepakati oleh berbagai pihak.

“Tapi ada beberapa catatan ya karena topografi kontur tanah di wilayah tersebut cukup miring maka perlu ada survei lagi agar pembangunan jalan menjadi mudah dibangun, dan kemarin itu teman-teman dari Dinas PUPR juga survei untuk kajian teknis pembangunan jalan nya,” terang Febby.

Kata Febby, pembangunan hunian dan juga fasilitas umum akan memperhatikan saran-saran dari Badan Geologi Kementerian ESDM dan Kementerian PUPR.

**Baca Juga: Mafia Tanah di Tangerang Raya, Kajati Banten: Silahkan Laporkan

“Badan Geologi memang sudah mengeluarkan laporan bahwa lahan itu layak dijadikan permukiman dengan syarat teknis tertentu yang harus kita patuhi dalam membangun rumah. Secata umum, Lebakgedong masuk dalam rentan pergerakan tanah menengah, sementara hampir 28 kecamatan itu menengah tinggi. Tetapi ini masih bisa disiatai melalui rekayasa teknis, makanya perlu mengikuti saran dari Geologi dan PU,” papar Febby.

Pemkab Lebak berharap, anggaran dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan hunian dan fasilitas umum bisa turun di tahun ini sehingga pembangunan bisa dimulai pada awal tahun 2024.

“Sudah dapat atensi beberapa pihak untuk mempercepat usulan dari kita. Jumlah rumahnya sesuai SK awal sebanyak 219, ada usulan penambahan tapi harus diverifikasi dan validasi lagi,” katanya.(Nda)




Pemuda di Lebak Terseret Ombak saat Seberangi Muara Sungai

Kabar6-Seorang pemuda bernama Muhammad Ramdani (23) terbawa ombak besar saat menyeberangi muara Sungai Cisiih, Selasa (14/2/2023).

“Laporan kejadian sekira pukul 07.10 WIB, korban bersama teman-temannya menyeberangi muara Sungai Cisiih,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama.

Informasi yang didapat, warga Kampung Ciherang, Desa Situregen, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, itu menyeberangi muara sungai untuk menuju pantai mencari ikan.

“Tapi tiba-tiba ada ombak besar yang kemudian menyeret korban. Rekan korban lalu memberitahu warga dan anggota kepolisian setempat,” ujar Febby.

**Baca Juga: Dinas Perikanan Lebak Usulkan Bangun Sentra Kuliner Ikan di Pasar Sampay

“Kalau dari keterangan saksi,korban terseret ombak dan terbawa ke laut,” tambahnya.

Saat ini, anggota dari unsur Muspika Panggarangan sedang melakukan pencarian terhadap Ramdani di sepanjang Pantai Cisiih.(Nda)




500 Lebih Rumah di Lebak Terendam Banjir, Terdampak Longsor dan Pergerakan Tanah

500 Lebih Rumah di Lebak Terendam Banjir, Terdampak Longsor dan Pergerakan Tanah

Kabar6-Bencana banjir, longsor dan pergerakan tanah melanda wilayah Kabupaten Lebak usai diguyur hujan berjam-jam, Selasa (3/1/2023).

Catatan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak pada sore tadi, banjir merendam 558 rumah di 9 desa yang terletak di 4 kecamatan yakni Banjarsari, Gunungkencana, Cimarga dan Kalanganyar.

“Banjir akibat meluapnya sungai, tetapi sudah mulai surut. Masyarakat dibantu petugas melakukan pembersihan karena banjir di permukiman juga mulai surut,” kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama.

Sementara longsor yang menimpa 8 rumah terjadi di Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang, Desa Parakanbeusi Kecamatan Bojongmanik, dan sisanya di Kecamatan Leuwidamar.

**Baca Juga: Pencuri Ponsel di Jambe Tangerang Diamuk Massa

“Ada 5 rumah yang terdampak pergerakan tanah yakni di Desa Cimayang Bojongmanik, lalu di Desa Lebakparahiang Leuwidamar, dan di Desa Kujangsari Cileles,” beber Febby.

Relawan BPBD masih terus melakukan evakuasi, mengumpulkan informasi data di setiap wilayah untuk mengetahui perkembangan terbaru.

“Kami imbau masyarakat terutama di dekat bantaran sungai maupun perbukitan untuk selalu waspada terhadap potensi bencana banjir dan longsor. Hindari juga berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan lebat dan angin kencang,” pesan Febby.(Nda)