1

Agar Dapat Selamatkan Diri, Pusat Penitipan Anak di Jepang Ajarkan Cara Pencet Klakson Bus

Kabar6-Pusat penitipan anak di Kota Sayama, Jepang Timur, mengajarkan para murid cara menggunakan klakson apabila suatu saat nanti mereka tertinggal sendirian di bus, sebagai upaya untuk menyelamatkan diri.

Dari 140 anak yang berada di pusat penitipan itu, melansir Mainichi, sebanyak 42 anak dari kelas yang lebih muda dan wali mereka berpartisipasi dalam latihan, termasuk polisi Kota Sayama. Mereka menjelaskan kepada anak-anak sejumlah model kemudi mobil, dan bagaimana cara untuk membunyikan klakson hingga seseorang datang menemui, jika tertinggal dalam bus sendirian.

Anak-anak pun duduk satu per satu di atas kemudi dan membunyikan klakson. Pelatihan ini diajarkan berdasarkan pengalaman, karena sebelumnya seorang anak perempuan berusia tiga tahun dari Kota Makinohara, Prefektur Shizouka, tewas setelah tertinggal sendirian dalam bus. ** Baca juga: Jadi Tameng untuk Kabur, Kawanan Perampok Brasil Ikat Tawanan di Atap Mobil

Anak perempuan itu tertinggal selama lima jam dalam bus ketika panas kota itu meningkat di atas 30 derajat Celcius.(ilj/bbs)




Ongkir Rp4,3 Juta, Kurir Antar Pizza di Ketinggian 3.776 Meter Puncak Gunung Fuji

Kabar6-Sebuah akun di Twitter bernama @fatmanairsoft mengungkapkan pengalaman mendaki puncak Gunung Fuji yang disebutnya ‘tak biasa’. “Saya melakukan perjalanan hiking kemarin (20 Agustus) dan seseorang memesan Domino’s Pizza,” demikian tulis akun @fatmanairsoft.

Dalam foto yang diunggah, melansir Mothership, tampak seorang kurir membawa tas ransel berisi pizza. Karena penasaran, pemilik akun @fatmanairsoft mulai mencari kurir di YAMAP. Tanpa diduga, ia menemukan pengirim barang dari situs web. Pada pukul 07.38 waktu setempat, terlihat petugas pengantaran menerima pesanan pizza dan mulai mendaki. Setelah lima jam mendaki, kurir tadi berhasil mencapai puncak dan menyerahkan pizza di ketinggian 3.776 meter.

Pizza itu seharga sekira Rp408.090, tetapi biaya pengirimannya sungguh mengejutkan, yaitu sekira Rp4,3 juta. Sejumlah pendaki gunung di Jepang itu merasa simpati kepada kurir tersebut.

Akun @fatmanairsoft mengunggah tulisan perihal kurir Domino’s Pizza di Gunung Fuji dengan kalimat, “Saya mendaki Gunung Fuji kemarin, dan seseorang memesan pizza.” ** Baca juga: Seorang Pria Ancam Jual Pulau Miliknya ke Tiongkok Apabila Pemerintah Australia Ogah Membeli

Siapa sangka, terdapat balasan twit yang mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya kurir pengiriman Jepang melakukan pengiriman ke puncak gunung tersebut.

Sebuah thread pengguna Twitter bergabung dalam percakapan, memposting foto-foto lebih banyak staf Domino’s Pizza, seorang driver Uber Eats, dan seorang driver Demae Can, setara dengan Grab di Jepang, yang juga mendaki gunung.

Memesan pengiriman ke puncak Gunung Fuji tampaknya telah menjadi tren di Jepang. Tak heran jika para pendaki merasa lapar setelah lima hingga tujuh jam mendaki Jalur Yoshida, Gunung Fuji.

Tren yang aneh.(ilj/bbs)




Berdampak pada Pendapatan Pajak Negara, Jepang Desak Anak Muda Lebih Banyak Minum Alkohol

Kabar6-Menurut data, konsumsi minuman beralkohol anak-anak muda di Jepang saat ini lebih sedikit dibandingkan orangtua mereka. Hal ini tentu saja berdampak pada pendapatan pajak negara dari produk minuman seperti sake atau arak beras khas Jepang.

Karena itulah, pemerintah Jepang mendesak anak-anak muda di Negeri Sakura itu agar lebih banyak minum alkohol. Melansir timesnownews, pemerintah mendorong generasi muda lebih banyak mengonsumsi alkohol melalui kampanye ‘Sake Viva!’, selain untuk semakin memajukan industri minuman di negara itu.

‘Sake Viva!’ adalah sejenis kontes yang meminta anak-anak berusia 20-39 tahun untuk berbagi ide bisnis mereka demi meningkatkan permintaan minuman beralkohol seperti sake Jepang, shochu, wiski, bir, atau anggur. ** Baca juga: Dipecat Karena Kucing Peliharaan Muncul Saat Kelas Online, Guru di Tiongkok Akhirnya Menang Gugatan Rp89 Juta

Penyelenggara ingin para kontestan memiliki ide promosi, branding, dan bahkan rencana mutakhir yang melibatkan kecerdasan buatan. Para kontestan memiliki waktu hingga akhir September untuk menyampaikan ide-ide mereka.

Rencana terbaik kemudian akan dikembangkan dengan bantuan para ahli sebelum proposal final dipresentasikan pada November mendatang. Diketahui, penurunan penjualan alkohol di Jepang disebabkan oleh munculnya kebiasaan baru warga yang terbentuk selama pandemi COVID-19 dan populasi yang semakin menua serta menurunnya tingkat kelahiran.

Angka terbaru dari badan pajak menunjukkan, data orang minum alkohol pada 2020 lebih sedikit dibandingkan pada 1995, di mana terjadi penurunan signifikan dari 100 liter atau 22 galon konsumsi alkohol per tahun, menjadi 75 liter atau 16 galon.

Pendapatan pajak dari minuman beralkohol juga menyusut selama bertahun-tahun. Menurut surat kabar lokal, pajak alkohol hanya lima persen dari total pendapatan pada 1980, tetapi pada 2020 hanya berjumlah 1,7 persen.

Bank Dunia memperkirakan, hampir sepertiga atau 29 persen penduduk Jepang berusia 65 tahun ke atas, proporsi tertinggi di dunia.(ilj/bbs)




Di Jepang, Kucing dan Anjing Pakai Baju yang Dilengkapi Kipas Angin Saat Musim Panas

Kabar6-Di tengah cuaca musim panas yang terik, sebuah perusahaan pakaian dari Tokyo, Jepang, bekerja sama dengan dokter hewan membuat pakaian yang dilengkapi dengan kipas untuk hewan peliharaan.

Pakaian tersebut diharapkan dapat menarik perhatian para pemilik anjing atau kucing karena dapat meminimalisir bulu hewan rontok. Melansir Skynews, pakaian itu terdiri dari sebuah kipas dengan berat 80 gram, dioperasikan dengan baterai yang terpasang pada pakaian jala dan dapat meniupkan udara ke sekitar tubuh hewan.

Presiden perusahaan pembuat pakaian maternitas Sweet Mommy, Rei Uzawa, mengatakan bahwa dia termotivasi untuk membuat pakaian tersebut setelah melihat anjing chihuahua peliharaannya sendiri kelelahan setiap kali dibawa jalan-jalan pada musim panas yang terik di Jepang.

“Hampir tidak ada musim hujan tahun ini, jadi hari-hari panas datang lebih awal, dan dalam hal itu, saya pikir kami perlu mengembangkan produk yang tepat untuk pasar,” ujar Uzawa. ** Baca juga: Adegan Langka, Seekor Buaya Raksasa di AS Makan Buaya Lain Secara Utuh

Pakaian itu, menurut Uzawa, pertama kali ditampilkan pada awal Juli dan perusahaan Sweet Mommy telah menerima sekira 100 pesanan untuk produk tersebut. Disebutkan, pakaian ini tersedia dalam lima ukuran berbeda seharga sekira Rp1,1 juta.

Diketahui, setelah musim hujan di Tokyo berakhir pada akhir Juni lalu, Tokyo mengalami gelombang panas terpanjang yang pernah tercatat dengan suhu mencapai hingga 35 derajat Celsius selama sembilan hari.(ilj/bbs)




Picu Kecaman, Mahasiswa PhD di Inggris Terbitkan Makalah Tentang Pengalaman Rancap Dirinya

Kabar6-Seorang mahasiswa PhD dari University of Manchester, Inggris, bernama Karl Andersson banjir kecaman karena makalah yang dibuatnya dinilai kontroversial.

Makalah itu, melansir theblaze, mendokumentasikan pengalaman Andersson melakukan rancap atau masturbasi dengan bantuan komik yang menampilkan anak laki-laki. Mahasiswa asal Swedia ini mengaku menghabiskan waktu tiga bulan untuk meneliti bagaimana pembaca ‘mengalami kenikmatan seksual’ ketika membaca komik ‘Shota’ Jepang. Ia membuat catatan ‘refleksi diri yang kritis’ di sepanjang apa yang disebut sebagai penelitian.

“Saya telah menabrak tembok dalam penelitian saya,” demikian tulis Anderson dalam abstrak makalahnya yang terdiri dari 4.000 kata, diterbitkan dalam jurnal Qualitative Research.

“Wawancara semi-terstruktur (Bernard, 2006) hanya dapat membawa Anda sejauh ini, terutama ketika topiknya sensitif (Lee, 1993), yang merupakan milik saya,” lanjut tulisan Anderson. “Jadi saya menyadari bahwa tubuh saya dilengkapi dengan alat penelitiannya sendiri yang dapat memberi saya, secara harfiah, pemahaman langsung tentang shota.”

Andersson juga menyimpulkan, rancap bisa menjadi tindakan ‘perawatan diri’. “Berpikir lebih kritis tentang masturbasi saya sendiri juga membuat saya bertanya-tanya apakah semua seks adalah masturbasi, dalam arti bahwa orang-orang fokus pada kesenangan mereka sendiri dan menggunakan orang lain sebagai ‘materi masturbasi’,” tulis Andersson lagi.

Diketahui, Shota mengacu pada genre komik Jepang yang dikenal karena menggambarkan anak laki-laki muda dalam situasi yang menjurus ke arah seksual, seringkali dengan pria dewasa.

Genre ini dipandang sebagai padanan laki-laki dari ‘lolicon’, menampilkan gadis-gadis pra-remaja yang melakukan pertemuan erotis dengan sebagian besar pria dewasa. ** Baca juga: Setelah 30 Tahun Terungkap Foto UFO yang Disebut ‘Paling Jernih’ di Dunia

Meskipun diterbitkan secara online pada April, makalah itu menjadi viral di Twitter awal pekan ini, dan memicu perdebatan tentang etika serta nilai penelitian. Banyak yang mempertanyakan etika makalah tersebut, mengatakan itu berbatasan dengan paedofilia karena sifat komik Shota.

Para akademisi juga merobek makalah tersebut, menyebut pendapat Andersson tentang penelitian kualitatif yang ‘lazy’, ‘navel-gazing’ dan ‘mere wanking’.

Menyusul reaksi tersebut, baik pihak universitas maupun jurnal mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan atas makalah tersebut pada saat penulisan.(ilj/bbs)




Aneh, Pria Jepang Ini Sewakan Dirinya untuk Tidak Melakukan Apa-apa

Kabar6-Profesi aneh dilakukan oleh seorang pria di Jepang bernama Shoji Morimoto (39), yang menyewakan dirinya untuk hal-hal ‘tidak biasa’ kepada para klien.

Secara harfiah, Morimoto menyewakan dirinya untuk ‘tidak melakukan apa-apa’. Hal yang mengejutkan, melansir businessinsider, ada sekira 3.000 orang ‘putus asa’ telah mempekerjakan Morimoto. Disebutkan, Morimoto mengiklankan dirinya sebagai ‘orang yang bisa makan dan minum, dan memberikan respons balik sederhana, tetapi tidak melakukan apa-apa lagi’.

Pria itu mulai menawarkan persahabatan pada 2018 melalui akun Twitter. Jumlah pengikutnya di Twitter mulai meningkat dan kini Morimoto telah memiliki lebih dari 250 ribu pengikut.

Disebutkan, Morimoto telah menginspirasi serial televisi serta tiga buku, dan telah menarik perhatian internasional melalui posting media sosialnya yang viral. ** Baca juga: Repot! Punya Wajah Mirip Marilyn Monroe Sebabkan Wanita Inggris Ini Dapat Ancaman Pembunuhan

“Saya adalah ‘rental nanmo shinai hito (rental pria biasa-biasa saja)’. Saya tidak memulai percakapan kecuali mereka (klien) mengatakan sesuatu,” ungkapnya.

Morimoto telah terbiasa diberitahu oleh keluarga, teman sekelas dan rekan kerja bahwa dia adalah orang yang ‘tidak melakukan apa-apa’, yang mundur dan membiarkan orang lain mengambil inisiatif. Jadi, dia memutuskan untuk mengubahnya menjadi ide bisnis.

Morimoto sendiri telah menolak permintaan untuk membantu membersihkan rumah, mencuci pakaian, membuat olok-olok, mengunjungi rumah hantu, dan berpose telanjang.

Ada-ada saja.(ilj/bbs)




Kerap Menyerang Warga, Pemkot Yamaguchi Eksekusi ‘Monyet Perampok’

Kabar6-Tim pemburu khusus di Pemerintah Kota (Pemkot) Yamaguchi, Jepang, menangkap dan mengeksekusi kawanan monyet perampok, karena telah menyerang dan melukai 50 orang di kota tersebut.

Gerombolan kera Jepang (Macaca fuscata), melansir Livescience, diketahui sudah selama hampir satu bulan meneror kota dengan menggigit dan mencakar penduduk. Tidak hanya menyerang orang-orang di jalanan, monyet-monyet juga belajar cara membuka pintu geser dan naik ke jendela.

Selama berminggu-minggu, Pemkot Yamaguchi memburu kawanan monyet perampok yang menarik perhatian nasional. Dalam satu insiden, seekor monyet masuk ke ruang kelas taman kanak-kanak dan melompat ke atas bocah berusia empat tahun. Dalam insiden lain, seekor monyet juga telah memanjat melalui jendela dan diduga mencoba ingin mengambil bayi.

“Saya mendengar tangisan datang dari lantai dasar, jadi saya bergegas turun. Lalu saya melihat seekor monyet membungkuk di atas anak saya,” kata ayah bayi itu. ** Baca juga: 4 Pelaku Perdagangan Manusia Diarak Bawa Poster Bertuliskan Nama dan Foto Mereka

Beberapa warga pun mulai mempersenjatai diri dengan payung dan gunting untuk melindungi diri dari kawanan monyet. Para pemburu yang ditugaskan khusus dapat menembak salah satu monyet itu dengan senjata penenang. Monyet perampok tersebut diperkirakan berusia empat tahun dan tingginya sekira setengah meter.

Perubahan demografi Jepang juga diyakini berkontribusi pada meningkatnya konflik antara kera dan manusia. Tetapi hilangnya satu anggota monyet tidak menghentikan geng monyet lainnya. Hampir seminggu kemudian, kera terus mendatangkan malapetaka di Yamaguchi.(ilj/bbs)




Bantu Kurangi Konsumsi Garam, Jepang Kembangkan Sumpit Listrik

Kabar6-Untuk membantu mengurangi natrium dalam asupan makanan, peneliti Jepang telah mengembangkan sumpit listrik yang mampu meningkatkan rasa asin.

Sumpit ini, melansir Asianetnews, dikembangkan oleh profesor dari Universitas Meiji, Homei Miyashita, bersama pembuat minuman Kirin Holdings Co. 2503. dan diketahui dapat meningkatkan rasa asin berkat stimulasi listrik dan komputer mini yang dikenakan sebagai gelang.

Perangkat ini menggunakan arus listrik kecil untuk mengirimkan ion natrium dari makanan, masuk melalui sumpit, kemudian mengalir ke mulut di mana mereka menciptakan rasa asin. “Akibatnya, rasa asinnya meningkat 1,5 kali lipat,” terang Miyashita. ** Baca juga: Seekor Beruang Cokelat di Turki Pingsan Akibat Kebanyakan Makan Madu

Makanan tradisional di Jepang rata-rata memiliki rasa asin. Orang dewasa di sana rata-rata mengonsumsi sekira 10 gram garam per hari. Jumlah ini adalah dua kali lipat dari jumlah yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diketahui, asupan natrium berlebih bisa memicu tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit lainnya.

“Untuk mencegah penyakit ini, kita perlu mengurangi jumlah garam yang kita konsumsi,” ungkap peneliti Kirin Ai Sato. “Jika kita mencoba mengurangi garam dengan cara konvensional, kita perlu menahan rasa tidak nyaman karena bertahan dengan makan makanan hambar.”

Miyashita dan Kirin sedang menyempurnakan prototipe sumpit mereka dan berharap untuk mengkomersialkannya pada awal tahun depan.(ilj/bbs)




Solusi untuk Para Pekerja yang Mengantuk, Perusahaan di Jepang Bikin Kotak Tidur Berdiri

Kabar6-Perusahaan di Jepang, Itoki Corp dan Koyoju Gohan KK, bekerjasama membuat kotak tidur sebagai solusi bagi para pekerja yang mengantuk di kantor.

Diketahui, warga Jepang sangat gemar bekerja, bahkan sering beraktivitas melebihi jam normal, sehingga kurang istirahat. Karena itulah, mereka menjalankan budaya tidur siang sejenak di tempat masing-masing.

Banyak perusahaan menyediakan tempat tidur untuk membantu karyawan rehat sejenak. Untuk menghemat tempat, melansir worldofbuzz, Itoki Corp dan Koyoju Gohan KK mendesain kotak tidur yang cocok digunakan siang hari dalam suasana keramaian. Berbeda dengan tempat tidur yang posisinya berbaring atau horizontal, kotak tidur buatan mereka dibuat vertikal.

Artinya, pengguna fasilitas ini tidur dalam kondisi berdiri. Perusahaan mendesain kotak tidur sedemikian rupa sehingga tak mengganggu aktivitas tidur.

Perusahaan memastikan bagian kepala, lutut, dan punggung pengguna tertopang dengan nyaman sehingga tidak akan jatuh saat tidur berdiri. ** Baca juga: Korban Aksi Rasisme, Rambut Milik Wanita Jerman Ini Dibakar Pria Tak Dikenal

Privasi pengguna juga tetap terjaga karena kotal tidur itu tertutup. Sejauh ini, kotak tidur masih dalam proses desain, harga serta unitnya belum diputuskan.

“Di Jepang, banyak orang yang akan mengurung diri di kamar mandi untuk sementara waktu, yang menurut saya tidak sehat. Lebih baik tidur di lokasi yang nyaman,” kata Saeko Kawashima, direktur komunikasi Itoki.

Ditambahkan, kotak tidur hasil desain perusahaannya bisa membantu perusahaan untuk memfasilitasi istirahat karyawan mereka.(ilj/bbs)




Alamak, Pria Lansia Jepang Pasang Boneka Voodoo dengan Foto Putin di Sejumlah Kuil

Kabar6-Polisi di Jepang menangkap seorang pria lansia bernama Mitsunobu Hino (72) karena meletakkan sejumlah boneke voodoo yang terbuat dari jerami dengan foto Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada sejumlah kuil di Negeri Sakura itu.

Hino, melansir Japantimes, tertangkap CCTV tengah memakukan boneka jerami dengan muka Presiden Putin ke sejumlah pohon di kuil suci Shinto, Kota Matsudo Prefektur Chiba. Lokasinya terletak sekira 20 mil timur Tokyo. Namun, aksi itu tak membuat Hino mendapatkan sanksi atau denda. Saat ditangkap di rumahnya, Hino juga tidak menyangkal tuduhan tersebut.

Hino segara dibebaskan dari tahanan polisi tak lama setelah penangkapan dan kasusnya ditutup. Hal itu karena Kuil Mikazuki memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus tersebut. “Korban telah mencabut pengaduannya,” kata juru bicara Matsudo, Kantor Kejaksaan Chiba.

Hino saat ini masih dicurigai atas selusin kasus vandalisme boneka voodoo lainnya di Matsudo. Bisa jadi, dia akan kembali ditahan jika kuil lain ingin mengajukan keluhan terhadap pria tersebut dengan bukti yang menguatkan. ** Baca juga: Sedang Bermain, Bocah 6 Tahun di India Tewas Setelah Diserang dan Diseret Macan Tutul

Di Jepang, boneka-boneka tersebut dikenal sebagai wara ningyo. Boneka ini berulang kali muncul di pohon-pohon di kuil-kuil kota. Dengan memaku boneka ini di kuil, dipercaya menjadi metode tradisional untuk memberikan kutukan kematian kepada seseorang.

Aksi Hido ini pun memicu reaksi beragam dari warga net. Ada yang mendukung tindakannya, namun ada pula yang menyayangkannya. “Saya semacam mendukungnya, tetapi dia tidak boleh memakukan benda-benda ke pohon kuil,” kata seorang pengguna Twitter. “Ketika mereka mengatakan ‘korban telah mencabut pengaduannya’, saya hampir mengira yang mereka maksud adalah Putin,” kata yang lain.

“Sepertinya wara ningyo tidak terlalu efektif melawan Putin. Rekan kerja saya berpikir sudah waktunya untuk mengubah taktik dan melemparkan air suci kepadanya sebagai gantinya,” komentar seorang netizen.(ilj/bbs)