1

Cukup Seorang Teman untuk Bantu Anda Atasi Stres & Depresi

Kabar6-Sebagai makhluk sosial, manusia memang membutuhkan teman atau sahabat. Tidak sekadar bersosialisasi, kehadiran teman ternyata penting untuk menjaga kesehatan mental seseorang.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatry Research, melansir Grid, mengungkapkan bahwa dua dari lima orang dewasa yang mengalami depresi berat dapat mencapai kesehatan mental dengan bantuan satu sosok suportif yang selalu mendukung di dekat mereka. Para peneliti memeriksa lebih dari 2.500 warga Kanada yang mengalami gangguan depresi berat di beberapa titik dalam hidup mereka.

Hasilnya, lama depresi tidak mempengaruhi kemampuan individu untuk mencapai kesehatan mental yang lengkap. Mereka yang mengalami depresi lebih dari dua tahun ternyata bisa sembuh total secepat pasien yang mengalami gangguan mental selama beberapa bulan.

Para peneliti menganggap, kesehatan mental menyeluruh dapat terwujud ketika seseorang mendapatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, hubungan sosial yang positif, dan kondisi psikologis yang baik setiap hari.

Bebas dari depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri, dan narkoba setidaknya satu tahun penuh juga menjadi persyaratan wajib untuk mencapai kesehatan maksimal secara optimal.

“Orang-orang dewasa penderita depresi yang memiliki hubungan emosional suportif memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk mencapai kesehatan mental menyeluruh dibandingkan mereka yang tidak memiliki hubungan semacam itu,” kata Mercedes Bern-Klug dari University of Iowa.

Dijelaskan, “Penelitian ini memberikan pesan harapan untuk pasien-pasien yang berjuang dengan depresi, keluarga mereka dan para profesional di bidang kesehatan. ** Baca juga: Depresi & Cemas Bisa Menular?

Sejumlah besar individu yang sebelumnya tertekan bisa pulih dan mencapai kesejahteraan optimal,” kata Esme Fuller-Thomson dari University of Toronto, salah satu peneliti.(ilj/bbs)




Penelitian Sebutkan, Saat Musim Dingin Banyak Orang yang Mendadak Bersikap Romantis

Kabar6-Udara dingin biasanya selalun identik dengan makanan atau minuman penghangat tubuh. Namun ada satu hal yang berkaitan dengan musim dingin, namun mungkin luput dari pengamatan kita.

Sebuah penelitian di Colorado, Amerika Serikat, melansir Kompas, mengungkapkan bahwa udara dingin menyebabkan seseorang lebih sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kontak fisik yang memberikan kehangatan. Penelitian ini melibatkan sejumlah mahasiswa dan mahasiswi di University of Colorado. Para partisipan diminta menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan udara dingin dan kebutuhan untuk bermesraan.

Hasilnya, mayoritas partisipan menjawab secara emosional mereka menginginkan kehangatan fisik yang didapatkan dari pasangan. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa di musim dingin mereka cenderung menonton film romantis ketimbang film laga atau kartun.

“Hasil riset mempelajari efek fisik dari seseorang yang sedang jatuh cinta. Mereka yang tengah kasmaran, mengalami perubahan fisik saat bersama pasangan mereka, mulai dari telapak tangan yang berkeringat, napas naik turun, dan detak jantung bergerak lebih cepat. Semua itu terasosiasi dalam satu kebutuhan akan kasih sayang,” demikian tulis Jiewan Hong, Assistant Profesor, Hong Kong University of Science and Technology, dan Yacheng Sun, Assistant Professor, University of Colorado di Boulder.

Dalam serangkaian eksperimen, pasangan peneliti ini mengatur suhu ruang menjadi lebih dingin dan menghidangkan teh panas untuk partisipan. Para partisipan diminta memilih film yang terasa pantas untuk ditonton berdasarkan suasana hati mereka.

Disebutkan, film romantis menjadi pilihan paling populer. Kondisi ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa udara dingin memicu orang, baik pria dan wanita, untuk mencari kehangatan demi memberikan kenyamanan secara fisik serta emosional. ** Baca juga: Jika Tidak Cermat, Sayuran Rentan Terpapar Cacing Pita

Benarkah demikian? (ilj/bbs)




Hindari Terlalu Sering Stres dengan Sejumlah Kebiasaan Sehat

Kabar6-Seabrek kegiatan termasuk tekanan di tempat kerja, masalah cinta, rumah tangga yang tidak harmonis, dan lain-lain tentu saja dapat mendatangkan stres pada tiap orang dengan level yang berbeda.

Di sisi lain, sebagian orang bisa dengan mudah mengelola stres, melalui sejumlah kebiasaan sehat. Bagaimana mengelola stres dengan baik dan sehat? Melansir beberapa sumber, biasakan untuk tidak sungkan meminta bantuan. Ingat, orang hebat dan sepintar apa pun tetap saja perlu bantuan jika sudah benar-benar diperlukan. Dalam situasi tertentu, orang-orang yang jarang stres melakukannya demi menyelesaikan semua urusan.

Kemudian, prioritaskan tidur, makan, dan berolahraga. Sarapan adalah waktu makan terpenting dan jangan lupa berolahraga setiap pagi. Jadikan itu bagian dari rutinitas setiap hari. Jangan tidur terlalu malam, agar esok hari pikiran menjadi jernih dan siap untuk melakukan apa pun.

Selanjutnya adalah menjaga kesehatan emosional. Jangan paksakan diri jika Anda sudah merasa ‘penuh’ dan tidak bisa berpikir lagi. Rileks dan lakukan hal-hal yang bisa membuat hati, perasaan, dan pikiran kembali tenang. Orang-orang yang jarang stres selalu menjaga kesehatan emosionalnya karena menyadari hal itu sangat berkaitan dengan kesehatan fisik.

Hal lain adalah hindari ‘drama’. Mereka dengan stres rendah cenderung orang yang tidak suka bergosip dan menimbulkan drama dengan orang lain, karena menyadari bahwa hal itu bisa menguras waktu dan energi emosional, yang lebih baik digunakan untuk hal-hal positif lain.

Lalu jangan paksakan diri saat sedang sakit. Orang dengan tingkat stres yang rendah biasanya langsung ‘menyerah’ dan mengajukan cuti sakit ke kantor. Bukan karena mereka tidak ingin tetap berjuang, tetapi karena tahu bahwa semakin cepat istirahat, maka semakin cepat mereka sembuh.

Terakhir adalah tahu cara bersenang-senang dan menikmati hidup. Meskipun orang hebat biasanya memiliki hidup yang lebih terencana, mereka tetap tahu bersenang-senang dan bagaimana caranya menikmati hidup, agar tidak terlalu stres. ** Baca juga: Menurut Pria, Wanita Tanpa Rias Wajah Lebih Menarik

Mereka bisa membedakan antara yang bisa dikontrol dan yang tidak bisa. Jadi, mereka tidak selalu membawa semua hal menjadi serius sehingga akhirnya bisa membuat stres sendiri.(ilj/bbs)




Benarkah Wanita Lebih Emosional Ketimbang Pria?

Kabar6-Anda tentu sering mendengar pernyataan ‘wanita menggunakan hati, pria menggunakan otak’. Hal itu seakan merujuk bahwa wanita lebih peka dan emosional ketimbang pria. Benarkah demikian?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti University of Basel di Switzerland, melansir nationalgeographic, mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut. Hasil penelitian menjelaskan bahwa bukan ‘hati’ yang menyebabkan kondisi ini, melainkan otak.

Ya, ada perbedaan struktur otak antara anak perempuan dan anak laki-laki. Sejalan dengan perkembangan, perbedaan struktur otak ini kemudian menyebabkan kurangnya empati, abai terhadap perasaan orang lain, dan tanda lain seperti kurangnya rasa penyesalan atau rasa bersalah.

Sifat-sifat ini kemudian dikaitkan dengan kurangnya pengembangan hati nurani dan empati. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pada otak anak laki-laki memiliki volume insula anterior atau volume materi abu-abu yang tumbuh lebih besar pada bagian yang menyebabkan perilaku kurang peka terhadap perasaan dan emosi.

Insula anterior adalah daerah otak yang terlibat dalam pengenalan emosi dan empati pada orang lain. Sebesar 19 persen bagian otak tersebut merupakan bagian yang tidak peka terhadap perasaan dan emosi.

Lebih lanjut, para peneliti mengatakan bahwa mereka tidak menemukan ciri yang sama pada otak wanita. Bahkan pada wanita dengan kepribadian yang sama.

Dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI), para peneliti dapat melihat lebih dekat terhadap perkembangan otak. Penelitian yang melibatkan 189 remaja ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah sifat-sifat seperti kurang peka terhadap perasaan dan tidak emosional, terkait dengan perbedaan struktur otak.

Hasilnya, ditemukan adanya struktur otak yang berbeda antara anak perempuan dan anak laki-laki, yang menentukan kepekaan terhadap perasaan dan emosi.

Peneliti juga mencatat bahwa perubahan materi abu-abu pada insula anterior kemungkinan besar memiliki kaitan dengan kedewasaan seseorang. ** Baca juga: Kelola Migrain dengan Cara Sederhana

Berdasarkan penelitian ini, pernyataan ‘wanita menggunakan hati, pria menggunakan otak’ mungkin perlu diubah, karena keduanya menggunakan otak ketika berkaitan dengan emosi, walaupun wanita memang lebih perasa.(ilj/bbs)




Menangis Dapat Kurangi Lemak di Tubuh?

Kabar6-Mengatur pola makan dan rutin berolahraga biasanya menjadi hal standar yang harus dilakukan seseorang apabila ingin menurunkan berat badan. Bahkan ada yang menambahkannya dengan mengonsumsi pil diet.

Nah, tahukah Anda bahwa mengurangi lemak di tubuh juga bisa dengan menangis? Benarkah demikian? Sebuah penelitian yang dilaporkan Asia One pada Mei 2019 lalu, melansir tempo.co, membuktikan bahwa menangis yang terkait dengan emosi dapat membantu menurunkan berat badan. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Aaron Neufeld dari Los Altos Optomoetric Group menunjukkan, hormon yang dihasilkan dari tangisan emosional meningkatkan kadar kortisol. Peningkatan kadar hormon kortisol dalam tubuh kita menyebabkan hilangnya lemak.

Sebelumnya pada 1982, ahli biokimia William Frey melaporkan bahwa menangis dapat membantu menghilangkan zat beracun yang menumpuk akibat stres. Ini juga baik untuk menurunkan berat badan.

Diketahui, ada tiga jenis air mata yaitu basal, refleks, dan psikis. Air mata basal (air mata fungsional dasar) adalah fungsi tubuh alami yang membuat mata kita lembap. Air mata refleks (air mata iritasi) merupakan reaksi tak sadar terhadap faktor-faktor lingkungan seperti asap dan angin. Sedangkan air mata psikis adalah hasil dari perasaan dan emosi. Air mata yang terakhir ini yang bisa berkontribusi pada penurunan berat badan.

Saat istirahat, otot jantung kita membakar sekira 8,5 kalori dalam satu jam. Ketika kita secara emosional tertekan, detak jantung kita meningkat. Denyut jantung yang meningkat dapat meningkatkan jumlah kalori yang terbakar oleh otot jantung.

Penelitian ini juga mengungkapkan waktu menangis yang paling banyak menurunkan berat badan adalah pukul 19.00 hingga pukul 22.00. Hal ini karena efek pelepasan kortison berada pada puncaknya selama jangka waktu tersebut. ** Baca juga: Mengapa Bagi Sebagian Kaum Hawa, Pria yang Sudah Menikah Lebih Menarik?

Namun Anda perlu waspada jika terlalu sering menangis, karena bisa jadi merupakan sinyal depresi. Gejala depresi lainnya adalah berkurangnya nafsu makan. Jika Anda mengalami hal itu, segera berkonsultasi ke dokter.(ilj/bbs)




Manfaat Kesehatan 3 Jenis Air Mata

Kabar6-Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi, untuk membersihkan dan melumasi mata. Emosi yang kuat juga dapat menyebabkan seseorang menangis.

Meskipun kebanyakan mamalia darat memiliki sistem lakrimasi untuk membiarkan mata mereka basah, manusia adalah mamalia satu-satunya yang memiliki emosi air mata. Tergantung dari caranya terbentuk, air mata ternyata terdiri dari beberapa jenis. Melansir Interestingthings, ini dia manfaat kesehatan tiga jenis air mata:

1. Air mata basal
Merupakan jenis air mata yang berfungsi untuk melindungi dan melumasi kornea mata, sehingga tidak menjadi kering dan terlindung dari berbagai benda asing. Air mata basal ini diproduksi setiap hari dan mengandung protein yang dapat membuat mata tetap lembap serta terhindar dari berbagai jenis infeksi.

2. Air mata refleks
Air mata jenis ini diproduksi saat ada rangsangan dari luar, misalnya saat mata terkena debu, asap, saat mengiris cabai atau bawang, atau akibat terkena sesuatu benda secara tidak sengaja. Air mata ini ada sebagai bentuk pertahanan mata terhadap bahaya dari luar.

3. Air mata emosional
Air mata jenis ini terbentuk tatkala Anda merasa sedih ataupun bahagia. Seorang ahli biokimia bernama William Frey telah melakukan beberapa kajian tentang air mata, dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun. Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya dari mata.

Selain dapat membuang racun, air mata jenis ini juga mengandung sejenis zat kimia yang dapat membuat Anda menjadi lebih rileks dan lebih lega setelah menangis. Menangis ternyata juga dapat menurunkan denyut jantung yang akan membuat Anda merasa lebih baik setelah menangis. ** Baca juga: Sayuran yang Baik untuk ‘Teman’ Diet

Manfaat yang tak terduga, bukan? (ilj/bbs)




Tubuh Terlalu Lelah & Butuh Istirahat, Ini Tandanya

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang cukup sering mengalami kondisi lelah? Apabila hal ini berlangsung terus menerus, tentu saja akan mengganggu aktivitas harian termasuk pekerjaan Anda.

Namun seringkali Anda mengabaikan rasa lelah, sehingga kualitas istirahat bukan menjadi prioritas. Akibatnya kondisi kesehatan jadi menurun. Apa saja sih tanda bahwa tubuh perlu istirahat dan harus berhenti beraktivitas? Melansir beberapa sumber, berikut tanda-tanda yang dimaksud:

1.Emosional
Orang yang kelelahan, tidak akan mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara lancar dengan orang lain. Anda dapat dengan mudah merasa marah, mudah lupa, dan sulit berbicara hingga mengalami depresi.

Diketahui, depresi dapat menjadi penyebab terjadinya insomnia, kelelahan fisik, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Jadi, jika sering galau dan emosi mudah terpancing, itu bisa jadi alarm bagi Anda untuk segera berisitirahat.

2. Kognitif
Akibat kurang beristirahat, pikiran jadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, efek fisik yang dapat dirasakan karena tekanan mental ini adalah pusing, pandangan mata menjadi kabur, terkadang disertai dengan halusinasi ringan. Pada akhirnya, Anda tidak sanggup melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang membutuhkan koordinasi antara mata dengan tangan.

3. Fisik
Saat berada dalam kondisi terlalu lelah, sistem dalam tubuh Anda mulai bereaksi secara abnormal. Hal ini dapat menyebabkan mual, tubuh gemetar, dan pikiran juga menjadi tidak jernih.

Apabila Anda merasa lelah dalam jangka waktu yang lama, penurunan berat badan yang drastis atau kenaikan berat badan yang signifikan dapat terjadi.

4. Efek kelelahan lainnya
Dua jenis kondisi kesehatan yang berkaitan erat dengan kelelahan kronis, tidak dapat langsung terlihat secara fisik adalah hipertensi atau darah tinggi serta penyakit jantung. Keduanya dapat berakibat fatal. Jika kelelahan yang Anda alami telah mencapai tahap ini, artinya Anda harus segera berobat ke tenaga medis profesional untuk evaluasi lebih lanjut. ** Baca juga: Yuk, Kenali Kandungan Lemak Makanan yang Anda Konsumsi

Jadi jangan biarkan tubuh Anda mengalami kelelahan. Luangkan waktu agar tubuh beristirahat.(ilj/bbs)




Sering Dianggap Buruk, 5 Kebiasaan Ini Ternyata Miliki Manfaat Kesehatan

Kabar6-Agar tubuh senantiasa fit dan jauh dari penyakit berbahaya, Anda dianjurkan untuk menjalankan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan yang mengandung sejumlah nutrisi penting.

Di sisi lain, seringkali kita tidak bisa menghindari kebiasana buruk yang bisa mengganggu atau merusak kesehatan. Tapi tahukah Anda, ada beberapa kebiasaan yang dianggap buruk, ternyata justru memiliki manfaatkan kesehatan? Melansir beberapa sumber, ini dia lima kebiasaan buruk ‘menguntungkan’ yang dimaksud:

1. Mandi malam hari
Banyak orang percaya bahwa mandi malam hari bisa menyebabkan penyakit. Namun penelitian yang dilakukan Direktur behavioral sleep medicine di New York’s Montefiore Medical Center, Shelby Harris, menemukan bahwa mandi malam hari bisa menurunkan suhu tubuh dan membuat tubuh cepat mengantuk, terutama dalam kondisi gerah dan sangat lelah.

2. Bergosip
Percaya atu tidak, bergosip dalam taraf tertentu bisa mengurangi stres, dan bahkan menjaga hubungan baik pertemanan. Menurut penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University of Pavia, bergosip bisa jadi kegiatan positif. Bergosip bisa melepaskan hormon oksitosin.

3. Sering menggunakan media sosial (medsos)
Terlalu banyak menghabiskan waktu menggunakan medsos akan membuat kehidupan sosial dalam kehidupan nyata terganggung, bahkan ada banyak pengaruh buruk dari sana. Sebaliknya, pemakaian yang wajar bahkan dengan tujuan positf seperti untuk berjualan dan menunjukkan dukungan emosional kepada teman, justru mampu meningkatkan kebahagiaan.

4. Berantakan
Terkadang menjadi berantakan tidak terlalu buruk. Kehidupan terlalu rapi bisa saja membosankan dan bahkan memberi petunjuk dirimu terlalu kaku, serius dan perfeksionis, yang cukup menjengkelkan bagi banyak orang.

5. Tidur terlalu malam
Begadang secara terus menerus memang tidak sehat. Namun jika tahu batasnya dan dilakukan untuk hal baik seperti misalnya bekerja, bisa jadi bagus untuk melatih ketahanan tubuh. Terkadang, pembiasaan perlu dilakukan dengan cara yang agak keras pada tubuh. ** Baca juga: Hal yang Sebaiknya Dihindari Agar Rambut Tidak Menipis Saat Tua Nanti

Selama bisa mengetahui batasannya, kebiasaan tadi akan menguntungkan Anda.(ilj/bbs)




Waspada, Stres Dapat Picu Demensia

Kabar6-Para ahli dari Alzheimer’s Society di Inggris, telah melakukan penelitian lebih dalam dan menemukan sebuah bukti ilmiah. Disebutkan, stres terjadi saat tubuh harus memberikan respon pada situasi yang dapat menimbulkan bahaya. Gejalanya antara lain jantung yang berdebar atau berdetak lebih cepat, berkeringat, dan otot yang tegang.

Gejala-gejala tersebut harusnya memudar, begitu bahaya berlalu. Tapi gejala tersebut justru terus berlanjut pada beberapa orang. Tentu saja stres yang berkepanjangan, bisa memberikan dampak serius dan memiliki efek negatif pada seseorang secara emosional, mental, serta fisik. Melansir gulalives, ada banyak alasan mengapa stres dapat memicu demensia. Karena stres mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang diketahui memainkan peran penting dalam perkembangan demensia itu sendiri. Hormon kunci yang dilepaskan ketika seseorang mengalami stres adalah hormon kortisol. Hormon ini terbukti berkaitan dengan masalah memori.

Stres juga berkaitan erat dengan kondisi seperti depresi dan kecemasan, yang menurut para peneliti dari Alzheimer’s Society juga bisa meningkatkan risiko demensia. Beberapa penelitian menemukan bukti, stres memiliki dampak langsung pada beberapa mekanisme yang mendasari demensia, saat dilakukan uji coba terhadap hewan.

Para peneliti mengaku kesulitan dalam menyelidiki hal ini, karena tiap orang pasti mengalami stres dengan cara yang berbeda, dan kemampuan mereka untuk mengatasinya pun tak sama. Jadi tidak mudah untuk mengukur secara tepat seberapa parah stres yang dirasakan oleh seseorang.

Hal ini karena ada juga faktor lain memainkan perannya dan sulit untuk dipisahkan seperti perasaan cemas, depresi, dan kurang tidur, di mana semuanya dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Komplikasi ini berarti bahwa sulit untuk melakukan penelitian dengan kualitas tinggi, tentang benar atau tidaknya stres dapat memicu demensia.

Stres memang memiliki peran sebagai pemicu demensia, tapi sebenarnya bukan menjadi faktor utama. Karena masih banyak yang harus dipahami tentang hubungan antara stres dan risiko demensia.

Sebuah penelitian yang didanai oleh Alzheimer’s Society, menguji kebenaran tentang hal ini. Clive Holmes, ketua penelitian tersebut, mengungkapkan bahwa memahami peran sistem kekebalan tubuh dalam risiko penyakit Alzheimer adalah penting.

Karena stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh. Ia juga mengungkapkan dalam penelitiannya, hal-hal seperti duka cita atau pengalaman traumatis, juga menjadi faktor yang dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh.

Dalam penelitian tersebut, mereka memonitor 140 orang berusia di atas 50 tahun dengan masalah memori ringan, selama lebih dari 18 bulan. Penelitian dilakukan untuk tingkat stres dan setiap gerakan dari gangguan kognitif ringan, hingga demensia.

Dan sekira 60 persen dari mereka yang hidup dengan gangguan ini, terus mengembangkan Alzheimer. Hasil penelitian bahkan menunjukkan, stres yang dialami wanita paruh baya, 65 persen lebih mungkin berkembang menjadi demensia.

Ilmuwan dari Universitas Gothenburg di Swedia juga menemukan, mereka yang mengeluh stres secara berulang, termasuk masalah iritasi, kecemasan, atau gangguan tidur juga dapat mengembangkan demensia di usia tua, dibandingkan dengan mereka yang terbebas dari kekhawatiran tersebut. Stres juga dapat memicu kondisi berbahaya lain seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan multiple sclerosis. ** Baca juga: Begini Cara Artis Korea Jaga Berat Badan Tetap Stabil

Lantas, mengapa stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang meningkatkan risiko serangan jantung? Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh. Selain itu, kolesterol tinggi juga merupakan kondisi yang terjadi karena stres, sebab kolesterol merupakan hasil sampingan dari kortisol.(ilj/bbs)




Peneliti Ungkapkan, Tidur Berkualitas Sama Seperti Menang Lotre

Kabar6-Peneliti dari University of Warwick di Inggris mengungkapkan, kebahagiaan yang didapat ketika Anda rutin mendapatkan tidur yang berkualitas, memiliki rasa seperti menang lotre. Karena itulah, kebiasaan tidur ini bisa menjadi investasi terbaik bagi kesehatan.

Para peneliti, melansir Kompas, mempelajari kebiasaan tidur 30.500 penduduk Inggris selama empat tahun. Hasilnya, pola tidur yang sehat termasuk penurunan konsumsi obat tidur, menyebabkan responden memiliki kesejahteraan mental dan fisik layaknya memenangkan lotre sebesar Rp3,3 miliar. “Kebiasaan tidur yang sehat secara langsung terhubung ke peningkatan kesehatan dan kebahagiaan. Namun, kebahagiaan optimal sangat dipengaruhi oleh kualitas tidur ketimbang dari jumlah jam tidur yang Anda dapatkan,” kata Nicole Tang, penulis utama studi dan seorang profesor di Warwick’s Department of Psychology. “Sehingga, komitmen untuk melakukan kebiasaan sehat yang meningkatkan kualitas tidur juga penting.”

Jadi tidak heran bila kesehatan tidur dan kebiasaan tidur yang buruk seperti waktu tidur terlambat dan penggunaan alat bantu tidur, memiliki efek berlawanan pada peningkatan kebahagiaan. Hal ini justru menyebabkan keadaan emosional dan mental memburuk.

Tang menganjurkan untuk menghindari obat tidur sama sekali, dan tentu saja melatih kebiasaan tidur yang baik setiap malam, untuk mendapatkan tidur malam yang sehat. Bahkan, Tang mengatakan bahwa masalah tidur adalah masalah kesehatan yang harus ditangani secara serius.

Menurut National Sleep Foundation, kebiasaan tidur yang sehat termasuk mendapatkan waktu tidur yang teratur, termasuk jadwal bangun yang teratur, berlatih ritual tidur yang santai mencakup meredupkan lampu terang dan apa pun yang menyebabkan kecemasan. ** Baca juga: Wah, Kerap Cemburu Buta Bisa Jadi Tanda Gangguan Jiwa

Selain itu, menghindari tidur siang, tidur di kamar dan kasur yang nyaman, dan menurunkan suhu di kamar tidur Anda antara 24-25 derajat Celcius di malam hari.(ilj/bbs)