1

Punya Nama Sama dengan Virus Corona, Produk Minuman Ini Merugi Rp1,9 Triliun

Kabar6-Hanya karena memiliki nama yang sama dengan wabah virus corona (COVID-19), produsen bir asal Belgia merugi triliunan rupiah. Perusahaan bir bernama Anheuser-Busch In Bev ini memiliki pabrik di banyak negara dan memasarkan produknya hampir ke seluruh dunia.

Produk perusahaan bir yang berdiri pada 2008 tersebut mempunyai merek-merek ternama seperti Budweiser, Stella Artois, Beck’s, dan yang tak kalah populer adalah Corona.

Tapi sejak virus corona merebak, melansir MSN, perusahaan mencatatkan kinerja yang buruk. Akibat wabah yang pertama muncul dari Kota Wuhan di Tiongkok ini, laba Anheuser-Busch In Bev tergerus sangat dalam. “Tapi dalam dua bulan terakhir sejak virus corona telah menyebar di seluruh Tiongkok, perusahaan telah menderita kerugian US$170 juta (Rp1,9 triliun),” ungkap Carlos Brito, CEO perusahaan itu.

Kerugian sebesar itu, membuat perusahaan mencatatkan kinerja terburuk dalam 10 tahun terakhir. Padahal di awal tahun, angka penjualan minuman yang diraih biasanya melonjak, sejalan dengan peringatan tahun baru.

Alhasi, manajemen Anheuser-Busch In Bev terpaksa memotong bonus para chief executive. Kinerja buruk ini juga diperkirakan akan menjadi salah satu penurunan paling tajam dalam laba kuartalannya.

Perusahaan percaya, penurunan laba ini lebih dipengaruhi oleh orang-orang yang lebih banyak menghindar bepergian dan braktivitas di luar rumah, untuk menghindari penularan virus corona. ** Baca juga: Curhat Terjebak Macet, Pria Ini Malah Diminta Oleh Polisi untuk Atur Lalu Lintas Selama 2 Jam

“Ini berdampak buruk pada kehidupan malam, dengan banyak bar dan restoran terpaksa tutup. Padahal bisnis kami adalah tentang pergi ke restoran, ke kehidupan malam, pergi bersama teman-teman. Ini benar-benar akan kembali normal, kami sedang mempersiapkan antisipasi ketika hal-hal kembali normal,” jelasnya.

Ditambahkan, “Saat kami melihat ke masa depan, kami bertekad untuk memimpin pertumbuhan melalui fokus pada konsumen, keunggulan operasional, dan inovasi.” (ilj/bbs)




Rekor Dunia, Wanita Australia Ini Hula-hooping Selama 100 Jam

Kabar6-Apa yang dilakukan Jenny Doan (29) berawal dari tekadnya untuk memecahkan rekor maraton hula-hooping yang diakui oleh Guinness World Records.

Doan yang berasal dari Australia barat, pindah ke Chicago. Wanita itu, melansir fox5, memulai tekadnya di District Brew Yards, sebuah bar dan tempat pembuatan bir di lingkungan Kota Barat Chicago. Doan menyiarkan setiap putaran pinggulnya ke dunia, hingga mencapai 100 jam pada 23 November lalu.

Tidak sekadar memecahkan rekor, Doan menggunakan tujuannya mengumpulkan uang untuk Mental Health America, sebuah organisasi nirlaba. Dia mengumpulkan lebih dari sekira Rp56 juta untuk tujuan itu.

Doan melakukan hula-hooping di sela istirahat. Sesuai aturan Guinness World Records, Doan mendapat istirahat lima menit untuk setiap jam dia pindah.

“Dia dapat mengumpulkan waktu istirahat dan mengambilnya secara berurutan, yang dia lakukan untuk tidur siang tiga jam,” demikian menurut afiliasi WNTW CNN. ** Baca juga: Seorang Petani Prancis Harus Bayar Denda Ratusan Juta Karena Bau Kotoran Sapi

Untuk menghabiskan waktu, Doan menonton film dan acara TV, makan, mengobrol dengan teman-teman, melihat Reddit dan ketika dia menulis di situs webnya, ‘tweet my thumbs’.

Memecahkan rekor dunia sekaligus beramal.(ilj/bbs)




Bikin Shock, Seorang Pria Harus Keluarkan Uang Nyaris Satu Miliar Hanya untuk Segelas Bir

Kabar6-Saat hendak makan atau minum di sebuah restoran atau hotel, kita tentu sudah menyiapkan bujet khusus, karena makan di kedua tempat itu tentu saja harganya lebih mahal dibanding di warung atau kantin.

Namun apa yang dialami Peter Lalor sungguh di luar dugaan. Bayangkan, pria yang juga seorang reporter kriket dari Australia ini, harus membayar nyaris satu miliar hanya untuk segelas bir yang diminumnya. Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi?

Berawal ketika Lalor, melansir Independent, memesan setengah liter bir Deuchars IPA dari The Malmaison, sebuah hotel di Manchester Inggris yang sering dikunjungi oleh para pemain sepak bola. Lalor disebutkan, ingin mencicipi ‘sesuatu yang sedikit Inggris’ sehingga memilih untuk memesan bir ringan khas di Edinburgh, bukan Heineken yang disarankan oleh seorang pekerja bar hotel.

Usai menghabiskan bir yang sebenarnya jika dijual di supermarket seharga Rp34 ribu, ia menggunakan kartu kredit visa untuk membayar, tanpa memakai kacamata baca.

Namun alangkah terkejutnya Lalor setelah bertanya kepada pekerja bar di situ, berapa harga bir tadi. Rupanya, wartawan senior itu harus membayar sebesar Rp935 juta alias nyaris satu miliar.

Usut punya usut, ternyata telah terjadi kesalahan, dan manajer hotel menganggap serius hal tersebut. Uang milik Lalor disebut akan dikembalikan lewat transfer bank.

“Kami saat ini sedang melakukan penyelidikan atas apa yang terjadi. Kami telah melakukan kontak dengan Peter Lalor untuk meminta maaf dan memastikan ini telah diselesaikan secepat mungkin,” ungkap seorang juru bicara Hotel Malmaison. ** Baca juga: Tradisi Piknik Unik Musim Dingin di India Timur, Menari Hingga Lelah

Bir itu sendiri mendapat ulasan beragam dari Lalor. Ditambahkan Lalor, “Ini adalah bir yang baik. Versi aslinya memenangkan banyak penghargaan, termasuk Supreme Champion Beer of Britain, tetapi jika Anda berpikir bahwa tidak ada bir yang bernilai bagian terbaik dari £ 55.300, maka saya cenderung setuju dengan Anda.”

Lain kali ada baiknya bertanya dulu harga makanan atau minuman sebelum dibeli.(ilj/bbs)




Hii…2 Wanita Asal Kamboja Olah Tarantula Hitam Langka Jadi Camilan

Kabar6-Dua wanita cantik asal Kamboja ini mendapat kecaman setelah menggoreng tarantula hitam langka sebagai camilan sore, yang videonya dibagikan melalui akun media sosial.

Dalam video tersebut, melansir nextshark, mereka terlihat sedang menenggelamkan tarantula yang baru dipanen ke air, dan selanjutnya menambahkan garam. Tarantula tadi dibilas sebanyak dua kali, terakhir dicelupkan ke air biasa, sebelum memotong bawang putih dan cabai. Setelah diberi bumbu, kedua wanita tadi menggoreng tarantula hingga renyah selama beberapa menit. Setelah matang, mereka mulai mengonsumsi makanan ekstrem tersebut sambil ditemani dengan bir khas Kamboja.

Video yang berasal dari channel Youtube bernama survivalist, menampilkan cara memasak primitif dan gaya hidup di hutan. Meskipun demikian, Ah Lin Tuch, salah satu wanita dalam video tersebut ditangkap dan dipaksa meminta maaf di muka umum setelah menguliti dan memakan sejumlah hewan yang telah terancam punah.

Diketahui, video yang diposting pada 8 Februari 2019 lalu, telah ditonton lebih dari 65 ribu kali. Para netizen yang menyaksikan video tersebut juga memiliki reaksi beragam. “Saya mau muntah, sorry,” tulis salah satu netizen.

Komentar lain, “Anda memiliki peternakan yang dekat, mengapa harus memakan laba-laba?” . Sementara netizen lain menulis, “Ya Tuhan, ini sangat buruk.” ** Baca juga: Wanita Ini Jual Gaun Pengantin Miliknya untuk Biaya Cerai

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)




Jepang Produksi Bir dari Kotoran Gajah

Kabar6-Bir adalah segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Merupakan minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dan kemungkinan yang tertua. Selain itu, bir juga adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.

Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan lainnya, maka karakteristik bir (seperti rasa dan warna) juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir biasanya berkisar antara 4-6 persen abv (alcohol by volume, alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang dari satu persen abv maupun yang mencapai 20 persen abv.

Nah, Sankt Gallen yang merupakan perusahaan bir ternama dari Kanagawa, Jepang, melansir soranews24, membuat bir dari kotoran gajah. Proses pembuatannya mirip seperti pada kopi luwak, di mana gajah tadi disuruh untuk memakan biji kopi. Setelah melewati proses pencernaan, biji kopi yang hancur tadi dikeluarkan oleh gajah dan kemudian diolah untuk menjadi bir.

Kabarnya, saat bir ini pertama kali dijual, sudah habis terpesan hanya dalam beberapa menit. Menurut para pecinta dan kritikus, bir ini sangat nikmat dan aromanya terasa sangat kuat. Mereka menilai, bir ini berbeda pada umumnya dan rasanya yang keras membuat orang ketagihan untuk meminumnya. ** Baca juga: Ini 2 Kesamaan Negara-negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia

Penasaran mencoba? (ilj/bbs)




DogHouse BrewDog, Hotel Bir Pertama di Dunia

Kabar6-BrewDog, pabrik bir multinasional Skotlandia, membuka hotel bir pertama di dunia. Hotel yang berlokasi di Columbus, Ohio, Amerika Serikat, ini dijuluki sebagai ‘tempat paling heboh di Bumi’, menyediakan 32 kamar dan delapan suite.

Setiap kamar, melansir Fortune, dilengkapi dengan minibar yang diisi dengan berbagai minuman kaleng BrewDog, selain beberapa pilihan bir yang Anda sukai. Setiap kamar mandi terdapat lemari pendingin untuk menjaga bir tetap dingin saat Anda berendam di bathup. Untuk menginap di hotel ini, Anda harus merogoh kocek mulai dari sekira Rp2,4 juta per malam dan Rp4,2 juta untuk suite BrewMaster.

Hotel bir ini juga menawarkan fasilitas spa DogHouse yang menggunakan busa bir untuk melakukan perawatan. Selain itu ada juga museum pembuatan bir yang memungkinkan Anda dapat menyaksikan proses pembuatan bir berlangsung di beberapa lokasi di seluruh hotel. ** Baca juga: Presiden Tanzania Larang Rakyatnya Pakai Alat Kontrasepsi

Kabarnya, BrewDog akan membuka hotel bir kedua, kemungkinan di Aberdeenshire, Skotlandia, pada akhir 2019 mendatang.(ilj/bbs)




Penelitian: Limbah Bir Bantu Kehidupan di Mars

Kabar6-Dalam penelitian terbaru yang dikeluarkan University of Colorado di Boulder terungkap, para ilmuwan telah mengembangkan super-insulating gel baru dari limbah bir, yang terbukti bermanfaat untuk membangun greenhouse bagi koloni di Mars.

Ivan Smalyukh, seorang profesor di Departemen Fisika, menjelaskan bahwa, kelompok penelitian Smalyukh di University of Colorado Boulder telah mengembangkan film a super-insulating, ultra-light, and ultra-transparent aerogel film.
Ditambahkan Smalyukh, melansir melansir Sooperboy, aerogel adalah benda padat berpori yang sebagian besar terdiri dari udara dan sekira 100 kali lebih padat daripada panel kaca. “Aerogel kami terbuat dari nanocellulose, yang ditanam oleh bakteri yang memakan limbah bir wort, limbah produk sampingan dari industri bir,” jelasnya.

Selulosa memungkinkan aerogel menjadi sangat fleksibel dan tahan lama. Ini berarti dapat diproduksi dengan sangat murah dan para peneliti dapat secara tepat mengontrol ukuran partikel yang membentuk struktur padatnya, sehingga memungkinkan cahaya untuk melewatinya tanpa terbias secara signifikan.

“Kasus penggunaan langsung dunia nyata adalah menggunakan produk Aerogel kami untuk meningkatkan efisiensi jendela di rumah dan bangunan komersial,” kata Andrew Hess, peneliti lain pada proyek tersebut. Mengganti jendela yang tidak efisien adalah upaya yang mahal dan sulit, terutama untuk bangunan dengan kendala struktural atau historis.

“Kami bertujuan untuk mengkomersialkan aerogel film untuk jendela yang akan secara efektif mengubah panel tunggal menjadi jendela-jendela ganda dan semua itu dengan biaya yang lebih terjangkau,” urai Hess. Namun tim penelitian ini juga memiliki ambisi yang lebih jauh untuk penelitian mereka.

Proyek ini baru-baru ini dinobatkan sebagai salah satu pemenang kompetisi ITech 2018 di NASA, yang bertujuan untuk menghargai teknologi yang suatu hari nanti dapat digunakan untuk membantu orang melakukan perjalanan ke luar angkasa.

“Lingkungan luar angkasa akan menghadapi fluktuasi suhu ekstrim yang harus dihilangkan di dalam habitat,” kata Smalyukh.

Smalyukh mengatakan, produk Aerogelnya sebagai cara utama untuk mencapai hal tersebut, karena selain hemat, penyimpanan energi matahari di dalam habitat karena aerogel ini transparan terhadap sinar matahari.

“Karena aerogel kami dapat dibuat dari limbah, penjajah ruang tidak perlu membawa aerogel dari Bumi, yang tentunya mahal. Sebaliknya, mereka bisa tumbuh dari limbah, dan dengan bantuan bakteri, aerogel dapat digunakan di habitat,” jelas Smalyukh.

Saat ini, para peneliti telah menunjukkan aerogel mereka di tingkat proof-of-concept, menciptakan aerogel 6,5 inci dengan transparansi yang telah terbukti, daya tahan, dan karakteristik isolasi. ** Baca juga: Ini Mafia Pembunuh Bayaran Terorganisir dengan Omzet Ratusan Miliar

Selanjutnya, mereka berencana untuk datang dengan sarana dalam skala manufaktur dengan cara yang akan membuat teknologi terjangkau untuk semua.(ilj/bbs)




Bunuh Diri Gagal Gara-gara Sekardus Bir

Kabar6-Dua pengantar minuman asal Amerika Serikat, Jason Gaebel dan Kwame Anderson, memang layak disebut pahlawan penyelamat. Keduanya diketahui berhasil menggagalkan upaya bunuh diri seorang pria di sebuah jembatan.

Kisah bunuh diri tersebut beredar dalam sebuah video yang beredar di media sosial. Melansir Dailymail, dalam video itu terlihat Jason dan Anderson sedang mengendarai sebuah truk untuk mengirimkan ratusan botol bir kepada distributor. Nah, saat melintas di kawasan Earl Street Bridge, Minessota, mereka melihat seorang pria sedang berdiri di pinggir jembatan.

Karena merasa ada kejanggalan, Jason memutuskan untuk menyapa pria tersebut dan memastikan bahwa dia dalam keadaan baik-baik saja. “Yo, kawan, kamu baik-baik saja? Ayo kembali ke jalan, kawan,” teriak Jason. Sementara Anderson menelepon polisi untuk meminta bantuan.

Tak lama berselang, mereka menyadari bahwa pria itu hendak melakukan upaya bunuh diri dengan cara melompat dari atas jembatan. Jason dan Anderson pun meminggirkan truk mereka. Tak membuang waktu, Jason mulai mencari taktik bernegosiasi untuk meyakinkan agar pria itu mengurungkan niatnya. Nah, ide yang terlintas dibenak Jason dan Anderson adalah melakukan taktik negosiasi ala Denzel Washington seperti di film ‘The Insider’.

“Aku ingin membangun hubungan dengan dia. Jadi aku menanyakan namanya, di mana dia dibesarkan. Dia bilang dia punya rumah sekitar empat blok dari lokasi,” ungkap Jason.

Setelah berbicara panjang lebar, Jason memutuskan untuk mengambil sekotak bir dari dalam truk. Dia pun menawarkan minuman tersebut kepada pria tadi. Aku membujuknya, jika kamu mau turun dari sana, bir ini menjadi milikmu,” kata Jason.

Upaya Jason berhasil, sebelum polisi tiba, pria itu akhirnya menerima tawaran Jason dan segera menjauh dari tepi jembatan. Sersan Mike Ernster dari St. Paul Police pun memberikan pujian dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Jason dan Anderson.

“Hal terbaik adalah ketika mereka mengemudi, mereka masih bisa mengenali seseorang yang sedang dalam keadaan krisis. Mereka bahkan memutuskan untuk berhenti dan berbicara kepadanya,” kata Mike. ** Baca juga: Moses ‘Manusia Plastik’ yang Bisa Putar Kakinya Hingga 180 Derajat

Trik yang cerdas.(ilj/bbs)




Ternyata, Ini 3 Cara Tak Biasa Tes Kehamilan Zaman Dulu

Kabar6-Zaman sekarang sebelum memeriksakan diri ke dokter, cara termudah untuk mengetahui apakah seorang wanita berbadan dua atau tidak adalah dengan menggunakan test pack atau alat untuk mengetes kehamilan, yang banyak dijual di pasaran. Lantas, bagaimana cara wanita zaman dulu mengetes kehamilan mereka? Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah tiga cara tak biasa yang digunakan:

1. Gunakan biji gandum & barley
Sekira 4.000 tahun yang lalu, tabib di Mesir menggunakan biji gandum dan barley untuk mengetahui apakah seorang wanita hamil atau tidak, termasuk memprediksi jenis kelamin calon bayi.

Caranya, wanita tadi harus mengencingi dua biji tersebut. Jika wanita tersebut hamil, maka salah satu dari biji itu akan tumbuh. Apabila biji gandum yang tumbuh maka anak yang dikandung adalah perempuan, begitu pula sebaliknya.

2. Minum bir
Wanita zaman dulu menggunakan bir untuk mengetes kehamilan. Carany, apabila wanita itu merasa bir yang diminumnya pahit, maka dipastikan bahwa ia hamil. Namun jika rasanya sama seperti bir pada umumnya, berarti ia tidak hamil.

3. Memasukkan bawang putih ke organ intim
Cara ini digunakan masyarakat Prancis di abad 18. Caranya dengan memasukkan bawang putih ke organnintim wanita sebelum tidur. Jika napas wanita tadi beraroma bawang putih, wanita tersebut tidak hamil.

Sebaliknya, apabila napasnya tidak beraroma bawang putih, berarti wanita tersebut sedang hamil. Menurut kepercayaan, janin yang ada dalam perut dapat menghalangi aroma bawang putih. ** Baca juga: Di Vietnam Ada ‘Pasar Patah Hati’ yang Jual Barang Pemberian Mantan

Benarkah demikian? (ilj/bbs)




Tidak Hanya Manusia, Sapi di Belgia pun Minum Bir

Kabar6-Hugues Derzelle tampaknya memiliki kebiasaan berbeda saat memperlakukan sapi peliharaannya. Bukannya memberi rumput dan air putih seperti standar di seluruh dunia, pria yang berprofesi sebagai peternak ini justru memberikan bir kepada sapi-sapinya setiap hari.

Tidak hanya satu botol, dilansir Odditycentral, setiap hari Derzelle memberikan hampir empat liter bir pada sapi-sapi miliknya. Bukan tanpa alasan, rupanya pria asal Chimay, Belgia, ini yakin bahwa bir dapat membuat daging sapi menjadi lembut dengan aroma khas.

Dikatakan, Derzelle mendapat ide tersebut setelah membaca kisah peternak daging di Kobe, Jepang, di mana mereka bernyanyi dan memberikan hewan ternaknya dengan bir. Meskipun cerita di Jepang itu hanya mitos, Derzelle yakin jika sapinya tidak akan mabuk, dan dapat menghasilkan daging yang lembut. ** Baca juga: Wow, Ditemukan ‘Monster Danau’ Bergigi Tajam

Diet khas yang diberikan kepada sapinya, diakui Derzelle, dapat meningkatkan harga daging sapi, karena daging menjadi lebih berkualitas dibandingkan daging sapi biasa.(ilj/bbs)