1

Jumlah Pelajar Indonesia yang Sekolah Ke Luar Negeri Meningkat

kabar6.com

Kabar6-Minat pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan studi organisasi Ikatan Konsultan Pendidikan Internasional Indonesia, terdapat lebih dari 50 ribu siswa Indonesia yang belajar ke luar negeri setiap tahunnya.

Ini menjadikan Indonesia kandidat terkuat yang akan memimpin pertumbuhan industri pendidikan secara global. Dibuktikan dengan pencapaian rasio pendaftaran pendidikan tinggi di Indonesia yang pada 2016 lalu sebesar 32 persen. Angka ini nyaris mendekati pencapaian rasio di China sebesar 44 persen dan Malaysia sebesar 40 persen.

Sementara itu, hasil Quick Count Achievement SUN Education 2018 menyimpulkan, terjadi peningkatan jumlah pelajar Indonesia yang kuliah ke luar negeri dalam setahun terakhir.
Adapun negara tujuan yang banyak diminati kalangan pelajar Indonesia yaitu Australia, New Zealand, UK, USA, dan China.

Adapun Eropa, jumlah peminat naik sebesar 51 persen. Di Kanada, peminatnya meningkat sebesar 15 persen. Begitu pula di negara-negara Asia yang semakin laris peminat. Di Malaysia, jumlah siswa meningkat 30 persen. Diikuti pula di Singapura yang peminatnya naik 11 persen.

Di Indonesia sendiri, program pathway 2 semakin diminati. Dalam setahun, jumlah siswa yang mendaftar program ini meningkat sebesar 40 persen.

Ini membuktikan, sekalipun kegiatan kuliah berlangsung di Indonesia, para pelajar tetap menginginkan ijazah berstandar internasional.

“Saat ini, tantangan global di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah semakin dekat. Ini berdampak pada para orangtua yang ingin memastikan anak-anak mereka mendapat pendidikan terbaik dan berkualitas. Kuliah ke luar negeri sudah tentu menjadi alternatif yang menjawab tantangan global tersebut,” ujar Fredy Subrata, CEO SUN Education Group.

Fredy menekankan pentingnya pendidikan bagi anak Indonesia. Menurutnya, setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan terbaik.

“Pendidikan adalah hal mendasar. Sebuah negara akan maju bila memiliki Sumber Daya Manusia yang berpendidikan. Tanpa Pendidikan yang berkualitas, tidak akan ada generasi penerus bangsa yang unggul dan mampu bersaing di era globalisasi yang semakin kompetitif,” ujarnya.

Diakui Fredy, kuliah di luar negeri memberikan banyak manfaat bagi pelajar, terutama dalam menghadapi tantangan masa depan yang penuh persaingan.

“Selama menjalani masa studi di luar negeri, siswa berkesempatan untuk memperluas relasi, pengalaman internasional, dan menjalani magang di perusahaan papan atas. Itu menjadi faktor penting untuk meraih kesuksesan di masa depan,” tegasnya.

Sebagai langkah menjawab tantangan di era global dan upaya mencerdaskan bangsa, SUN Education kembali menggelar pameran pendidikan terbesar di Indonesia: ‘International Education Expo 2018’.

Melalui acara ini, SUN Education berupaya menjembatani pihak universitas dengan calon mahasiswa yang ingin meneruskan studi ke luar negeri.

Ada lebih dari 100 perwakilan universitas dari 15 negara yaknni Australia, Amerika Serikat, Kanada, United Kingdom (UK), Irlandia, Swiss, Belanda, New Zealand, Indonesia, Singapura, Malaysia, China, Italia, Perancis, dan Spanyol.

Di sini, pengunjung bisa dengan leluasa berkonsultasi langsung dengan para perwakilan sekolah, terkait dengan rencana studi, pemilihan jurusan, negara tujuan, biaya kuliah, hingga universitas yang tepat.

Kesempatan kuliah di luar negeri bisa pula diwujudkan melalui jalur beasiswa. Memilih jalur beasiswa, pelajar tentunya harus memiliki kemampuan akademik, pengalaman organisasi, dan skill Bahasa inggris di atas rata-rata.

Di expo ini, pelajar yang tengah berburu beasiswa bisa mengukur kemampuan Bahasa inggris di simulasi IELTS dan bisa pula mengikuti seminar pendidikan yang membahas tips dan trik agar diterima di universitas incaran.

International Education Expo merupakan acara rutin yang diselenggarakan SUN Education setiap tahun, masing-masing di awal, pertengahan, dan penghujung tahun.

Semua rangkaian acara tidak dipungut biaya dan terbuka untuk umum. Selain di Jakarta, pameran juga diselenggarakan di kota besar lainnya seperti Surabaya, Denpasar, Medan, dan Bandung.

SUN Education melayani segala hal yang berhubungan dengan keperluan belajar ke luar negeri. Mulai dari konsultasi pendidikan, pendaftaran sekolah, penerjemahan dokumen, kursus persiapan IELTS/TOEFL/SAT, pengurusan visa pelajar dan visa kunjungan bagi keluarga pelajar.

Juga melayani pencarian tempat tinggal, perwalian, penjemputan di airport negara tujuan, pengaturan tiket pesawat terbang, hingga pengarahan sebelum keberangkatan dan itu semua tidak di pungut biaya atau gratis.

Secara umum, mendaftar langsung ke perguruan tinggi di luar negeri tanpa disertai pengetahuan dan persiapan matang terbilang kompleks dan berisiko. Itu terjadi karena perbedaan system pendidikan, kendala bahasa, jarak, dan waktu.

Untuk itu, SUN Education hadir memberi solusi terbaik. Tugas utama SUN Education yaitu sebagai perantara, penyedia informasi, dan pemberi petunjuk bagi siswa dalam mewujudkan impian kuliah ke luar negeri.**Baca juga: Juarai Sains di Hawai, Gubernur Banten Biayai Anak Sopir Taksi ke Amerika.

Bagi kalian yang tertarik untuk melanjutkan study ke luar negeri, yuk kunjungi kantor SUN Education yang berada di Jalan Ruko Jalur Sutera 29D No 28, Alam Sutera, Serpong.(res)




Kapolresta Tangerang Sambangi Kampus STTM Muhammadiyah di Tigaraksa

kabar6.com

Kabar6-Kapolres Kota (Polresta) Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif bersilaturahmi dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Muhammadiyah Kabupaten Tangerang, di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Mutu (STTM) Muhammadiyah, Tigaraksa, Rabu (1/8/2018).

Dalam silaturahmi tersebut, Kapolres diterima langsung oleh Ketua Pondok Muhammadiyah Kabupaten Tangerang, Haji Ansor.

Turut hadir dalam kegiatan itu, unsur organisasi otonom Muhammadiyah seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, Kokam, anggota legislatif provinsi, warga Muhammadiyah, dan sivitas akademika Kampus STTM Muhammadiyah.

Silaturhami diisi dengan sambutan yang dilanjutkan dengan dialog interaktif. Dalam sambutannya, Kapolres menyebut, Muhammadiyah sebagai organisasi yang matang. Organisasi yang berkontribusi besar dalam perjalanan bangsa Indonesia.

“Kerja tulus Muhammadiyah dapat kita lihat dari amal usaha Muhammadiyah terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan,” kata Sabilul.

Kapolres melanjutkan, pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 pada 3-7 Agustus 2015 di Makassar, diputuskan Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah.

Darul ahdi, kata Kapolres, adalah negara tempat kita melakukan konsensus nasional. Negara dengan seperangkat kemajemukan, keberagaman, atau perbedaan.

“Darul syahadah adalah negara tempat kita, Indonesia. Maka secara sederhana, dengan Darul Ahdi Wa Syahadah kita harus menjadi bangsa yang harmonis untuk menjadi Negara yang maju, makmur, adil, dan bermartabat,” ujarnya.

Sabilul menambahkan, atas kesadaran itulah sangat layak untuk mengais pelajaran, wejangan, asiprasi, informasi, dan masukan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah. Dengan demikian, kata Kapolres, diharapkan akan turut menghalau berkembangnya paham radikal.

Di lain sisi, lanjut Kapolres, peran Muhammadiyah dalam tata kelola kehidupan bermasyarakat juga dibutuhkan. Agar usaha kepolisian menciptakan situasi yang aman dan nyaman dan terlaksana dengan baik.

Ditambahkannya, Muhammadiyah adalah bagian dari bangsa ini, maka perannya sangat dibutuhkan.

”Semoga, silaturahmi ini merupakan jalan kita untuk berlomba dalam kebaikan. Harmonis dalam bingkai keberagaman. Untuk Islam yang berkemajuan dan Indonesia yang penuh kedamaian,” pungkasnya.

Ketua Pondok Muhammadiyah Kabupaten Tangerang Haji Ansor menyambut baik ajakan Kapolres untuk bersama menciptakan ketenteraman.**Baca juga: Pelajar Tangsel Raih Medali Perak Olimpiade Kimia di Eropa.

Menurutnya, salah satu karakter Muhammadiyah adalah membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain untuk memelihara masyarakat yang adil dan makmur.**Baca juga: Dewan Pendidikan Banten Dukung Gubernur Terapkan Pendidikan Gratis.

“Kami siap membantu pemerintah dalam hal ini kepolisian untuk bersama menciptakan kedamaian, keadilan, untuk Indonesia sejahtera,” terangnya.(ver)




Dewan Pendidikan Banten Dukung Gubernur Terapkan Pendidikan Gratis

kabar6.com

Kabar6-Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Banten, Dadang Setiawan menyatakan pihaknya mendukung penuh program Gubernur Banten, Wahidin Halim terkait pendidikan gratis.

Menurutnya, pernyataan Ketua Komisi V DPRD Banten, Fitron kepada media, sangat pesimis dan dapat menghambat progran pendidikan gratis.

“Pak Wahidin Halim sudah pernah melaksanakan program ini di Kota Tangerang dan itu berhasil. Seharusnya kita dukung ketika beliau memindahkan program pendidikan gratis ini ke provinsi,” ujar Dadang kepada kabar6.com, Rabu (1/8/2018).

Dadang meyakini, bahwa APBD Provinsi Banten cukup untuk mengcover dana pendidikan untuk SMAN dan SMKN se Provinsi Banten.

“APBD cukup pasti. Kita ini hanya perlu menganalisis kebutuhan sekolah saja, dari yang telah diberikan Pak Gubernur apa yang kurang? Dan, itu akan kami terus lakukan,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa yang menjadi kekurangan saat ini justru terletak pada pihak SMKN.

“SMKN kebutuhannya lebih banyak dari SMAN, karena ada keperluan praktikum untuk kejuruan. Kami masih terus menganalisis dan bekerjasama untuk mengkalkulasi dengan Dinas Pandidikan dan Kebudayaan serta Bappeda Provinsi Banten,” katanya.

Terkait ekstra kulikuler yang tidak berjalan, Dadang justru balik bertanya. “Ekstra kulikuler yang tidak berjalan itu yang mana? Menurut saya tidak benar itu,” imbuhnya.**Baca juga: Dalil Sekolah Gratis di Banten Rusak Pendidikan?

Untuk itu, Dewan Pendidikan mengajak semua pihak bersama-sama optimis untuk mendukung program Gubernur Banten mengenai pendidikan gratis.**Baca juga: Diskusi Forum Komite Sekolah di Tangerang, Lawan Keputusan Gubernur Banten.

“Kami juga terus mendorong Pak Gubernur untuk segera menetapkan Peraturan Gubernur (Pergub) ini,” ujar Dadang lagi.(Res/Tim K6)




Pelajar Tangsel Raih Medali Perak Olimpiade Kimia di Eropa

kabar6.com

Kabar6-Pelajar asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meraih medali perak pada even International Chemistry Olympiad (IChO) 2018 yang digelar pada 19-29 Juli 2018 di Comenius University Bratislava, Slovakia dan University of Chemistry and Technology Prague, Czech Republic.

Prestasi yang membanggakan ini diraih Abdullah Mukoddam pelajar asal Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia, Serpong.

Diketahui, International Chemistry Olympiad (IChO) adalah kompetisi internasional bidang ilmu kimia untuk siswa SMA, tahun ini merupakan even yang ke-50, dan diikuti oleh 76 negara termasuk Indonesia.

Abdullah Mukoddam atau biasa dipanggil Abid merupakan salah satu dari empat siswa dari Indonesia yang mengikuti even ini.

Kedatangan pelajar berprestasi di tingkat internasional ini disambut meriah. MAN Insan Cendikia Serpong menggelar upacara penyambutan di halaman sekolah pada Selasa, (31/1/2018).

Kepala MAN Insan Cendikia Serpong Penny Persahini Sidik mengatakan, MAN Insan Cendikia telah meraih berbagai prestasi. baik berskala nasional maupun internasional.

Oleh karena itu, seluruh keluarga besar MAN IC Serpong harus mempertahankan prestasi ini bahkan harus meningkatkannya di masa-masa yang akan datang.

“Kita patut bangga terhadap prestasi anak-anak yang berhasil meraih juara pada perlombaan ditingkat nasional maupun internasional. Ini bukan pertama meraih juara ditingkat internasional,” katanya.

Sementara, Kepala Kantor Kemenag Kota Tangsel, Abdul Rojak, mengatakan, keberhasilan Abdullah Mukoddan meraih medali perak pada olimpiade internasional ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi Kota Tangsel.

“Prestasi ini menjadi bukti bahwa siswa siswiadrasah semakin berkualitas dan mampu bersaing di even Internasional. Sekarang Madrasah bukan lagi sekolah pinggiran, tapi menjadi pilihan favorite, semakin berkualitas, hebat dan bermartabat,” ucapnya.

Diketahui, Abdullah Mukoddam menjadi siswa ke-10 MAN IC Serpong yang berhasil berlaga di kompetisi sains internasional. Saat ini Abid telah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjadi dokter merupakan cita-citanya sejak kecil.**Baca juga: Pemberlakuan Tiket Gratis Asian Games di Kabupaten Tangerang Batal.

Pada even IChO 2018 tim Indonesia berhasil meraih satu emas, satu perak dan dua perunggu.(BL/Hms)




Diskusi Forum Komite Sekolah di Tangerang, Lawan Keputusan Gubernur Banten

kabar6.com

Kabar6-Diskusi Forum Komite Sekolah yang di gelar hari ini (31/7/2028) di RM Kawali, Modernland, Kota Tangerang, bertujuan untuk mengkomunikasikan ketidak sepihakan para Komite Sekolah dengan rancangan Peraturan Gubernur (Pergub) mengenai sekolah gratis dan larangan menggalang dana dari wali murid lewat Komite Sekolah.

“Keputusan lisan dari Gubernur Banten yang harus kita lawan, karena membuat kita sangat luar biasa kesusahan. Seharusnya, Gubernur hadir agar bisa mengadu argumen dengan kita,” ujar Komite SMK Negeri 2 Tangerang, Ahmad Fathoni.

Ia mengatakan, bahwa kebutuhan sekolah saat ini bahkan belum memenuhi pelayanan minimal.

Sementara, Ahmad Fathoni menyebut, ucapan Gubernur Banten, Wahidin Halim kepada media beberapa waktu lalu mengenai sekolah gratis, tidak memikirkan kebutuhan sekolah seperti pembayaran guru honorer, biaya ekstra kulikuler, keamanan dan lain sebagainya.

“Intinya, jangan membohongi masyarakat dengan sekolah gratis, bagaimana bisa pendidikan lebih baik jika infrastruktur sekolah tidak berkembang,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa saat ini Kepala Sekolah (Kepsek) sedang kebingungan dalam mengelola dana.

“Mereka mau galang dana takut di pecat karena ancaman Pak Wahidin, tapi kalau tidak melakukan pungutan, dana mereka juga butuh, makanya kemudian mereka meminta bantuan ke komite. Kami bisa apa?,” ujarnya.**Baca juga: Wajah Tertancap Pedang, Pelajar di Tangsel Kritis.

Menurutnya, dalil sekolah gratis ini sangat menyesatkan, karena masyarakat mikirnya benar-benar gratis tanpa bayar sepeser pun.**Baca juga: Dalil Sekolah Gratis di Banten Rusak Pendidikan?

Padahal seharusnya seluruh komponen masyarakat harus saling bahu membahu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.(Res)




Usai MOS, Fadil “Dipecat” oleh SMA Negeri 6 Tangsel

kabar6.com

Kabar6-Muhammad Faddilah Husen (16), sejak sepekan terakhir memilih mengurung di dalam kamarnya. Perasaan sedih, takut dan kecewa terus berkecamuk menjadi satu.

Sebab remaja yang sempat senang diterima masuk ke SMA Negeri 6 Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diberhentikan secara sepihak.

Yasin (46) dan Leonita Sugiarti (40) pun sebagai orangtua tak bisa menyembunyikan perasaan yang sama dengan anaknya. Kegembiraan membuncah lantaran sempat melihat anak ketiga dari empat bersaudara bisa mengikuti Masa Orientasi Sekolah mendadak sirna. Apalagi nama Fadil sempat ada dideretan absensi.

“Pas upacara hari pertama nama anak saya dibilang enggak ada,” kata Leonita ditemui di kediamannya, Jalan Waru I RT 001 RW 03, Kelurahan Pamulang Barat, Senin (30/7/2018).

Kepastian menghilangnya nama Fadil disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 6 Tangsel. Remaja yang gemar berolahraga futsal itu diperintahkan agar agar pulang ke rumah. Pihak sekolah berdalih akan menginformasikan lagi terkait nasib dan status Fadil.

Waktu terus bergulir. Nasib Fadil bisa melanjutkan sekolah di SMA Negeri 6 Tangsel semakin buram. Leonita pun sudah mondar-mandir menyambangi sekolah tapi selalu mendapat jawaban mengecewakan. Selain merasa dipimpong, kepastian kabar nasib Fadil pun semakin sulit diperoleh.

“Terakhir disuruh ketemu sama Pak Agus kepala sekolah. Tapi setiap mau ditemuin bilangnya enggak ada terus,” ketus Leonita.

Ia menceritakan, sebelumnya Fadil juga telah mengikuti serangkaian kegiatan tes penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Pun seragam sekolah sudah dibeli. Leonita bahkan mesti merogoh kocek sebesar Rp570 ribu untuk membeli seragam olahraga serta putih abu-abu.

Kini seragam sekolah baru milik Fadil masih tersimpan rapi di lemari rumah sederhananya. Wanita paruh baya itupun sempat dicurhati oleh Fadil soal nasibnya bila diperbolehkan kembali ke sekolah. Ia merasa tak tega melihat buah hatinya mesti menanggung beban psikologis yang cukup berat.**Baca juga: DPRD dan Pemkot Tangsel Sahkan Tiga Raperda.

“Anak saya kemarin pernah nanya, nanti kalau memang dipanggil lagi sama guru-guru sana dimusuhi apa tidak. Masalahnya sekarang aja udah kayak gini,” ujar Leonita menirukan ucapan Fadil dengan nada lirih.(yud)




Program Laseda, Upaya Dindikbud Tangsel Bentuk Generasi Pelajar Berkualitas

kabar6.com

Kabar6-Ratusan peserta didik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti rangkaian kegiatan lawatan ke monumen bersejarah dan seminar pendidikan karakter. Kegiatan tersebut menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel, Taryono mengatakan, kegiatan itu bertujuan membentuk pondasi dalam kehidupan peserta didik agar terbentuknya generasi yang berkualitas. Mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Ada program-program Dindikbud ke arah sana, penguatan pendidikan karakter dan lawatan sejarah daerah atau Laseda,” katanya saat dikonfirmasi kabar6.com, Senin (30/7/2018).

Menurutnya, kedua rangkaian kegiatan yang diikuti peserta didik sudah terintegrasi. Laseda diikuti oleh 300 siswa-siswi SMP Negeri di Kota Tangsel. Ratusan peserta didik bertandang menuju Taman Makam Pahlawan Seribu di Kecamatan Setu, menumpang tujuh unit armada bus.

Di lokasi itu, terang Taryono, para siswa-siswi diberikan pengetahuan tentang sekilas sejarah para pahlawan dalam memperebutkan serta mempertahankan kemerdekaan melalui Peristiwa Lengkong.

kabar6.com
Kepala Dindikbud Tangsel, Taryono bersama Dandim 0506/Tangerang (Tgr) Letkol Inf M.I. Gogor AA.(yud)

“Laseda bermaksud menggali, menjaga, melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan yang ada di Kota Tangerang Selatan,” terangnya.

Pada hari yang sama, di depan pelajar SMA se-Kota Tangsel, Kepala Staf Kodam Jaya, Brigjen Suharyanto bicara tentang kemajemukan Indonesia

Hal itu disampaikannya dalam acara Gelar Wicara Harmoni Dalam Kebhinekaan di Auditorium Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangsel, Kamis (26/7/2018).

Di acara tersebut penjabaran soal Pancasila dan kemajemukan disajikan berbeda dengan menampilkan orang-orang berprestasi dari berbagai bidang.

kabar6.com
Program Laseda yang diikuti pelajar Tangsel.(yud)

Seperti Davyn Sudirdjo (pembuat aplikasi pertanian), Tiara Savitri (pendiri yayasan lupus Indonesia) dan Sertu Woli Hamsan (juara menembak beberapa kali).

“Digagas oleh Kodim 0506 Tangerang kemudian di bawah koordinator Bapak Danrem 052 Wijayakarta, bekerjasama dengan BPIP, saya kebetulan mewakili Bapak Pangdam, diundang ke sini. Dan saya lihat acara ini sangat bagus. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap Pancasila,” ujar Brigjen Suharyanto.

Ia mengatakan, ekspos terhadap orang-orang berprestasi dari berbagai bidang itu dimaksudkan agar para siswa SMA yang menjadi audiens acara itu bisa terpicu untuk berprestaai juga.

Perbedaan dan kemajemukan Indonesia diharapkan bukan menjadi hal pemecah belah melainkan jadi pemersatu bangsa.

“Kita tahu bersama, setelah reformasi ini kan seolah-olah masyarakat itu berpikir pragmatis, bahkan terkesan terbelah untuk kepentingan sesaat,” papar lulusan Akademi Militer tahun 1989 itu.

Ia berharap ratusan pelajar yang menghadiri acara tersebut akan tumbuh pemahaman akan Pancasila dan kebhinekaan yang membuatnya jadi berprestasi kelak.(ADV)




Dindik Kabupaten Tangerang Bakal Kroscek Aset SDN 1 Pakuhaji

kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan Kabupaten Tangerang, Tini Wartini mengaku masih belum mengetahui informasi terkait dugaan penjualan aset berupa sejumlah barang di SDN 1 Pakuhaji.

“Kita akan mengintruksikan Kepala Bidang SD untuk melakukan kroscek untuk memastikan kebenaran informasi tersebut,” tegasnya.

Bila itu benar, kata Tini, genteng dan kayu bekas sarana Gedung SDN 1 Pakuhaji dijual, maka bisa terkena jeratan hukum.

Tini mengaku, pihaknya juga sudah memberikan surat edaran ke pihak sekolah yang sedang melakukan rehab bangunan.

“Bahwa, aturan tentang bagimana memanfaatkan sisa sarana yang sudah menjadi aset, sedianya agar pihak sekolah tidak asal menjual barang bekas yang sudah menjadi aset Sekolah (Negara).

Untuk diketahui, Aturannya, bila sekolah akan memanfaatkan aset harus membuat surat pengajuan terlebih dahulu ke Dindik.

Nantinya, Dindik akan meneruskan ke Badan Kepawaian Daerah (BKD) dan Bupati Tangerang.**Baca juga: Warga Pantura Keluhkan Penjualan Barang Aset SDN 1 Pakuhaji.

“Dan masalah di setujui atau tidaknya tentang pemanfaatan aset itu tergantung Bupati yang akan menentukan,” pungkasnya.(Bam)




Warga Pantura Keluhkan Penjualan Barang Aset SDN 1 Pakuhaji

kabar6.com

Kabar6-Masyarakat Pantai Utara (Pantura) Tangerang mengeluhkan adanya dugaan penjualan sarana pendidikan berupa genteng dan kayu di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pakuhaji, di Jalan KH Sa’adullah KM 16, Kelurahan Pakuhaji, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

Lantaran itu, sejumlah aktivis di Tangerang Utara mempertanyakan bukti surat pemanfaat aset dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang dan hasil penjualan asetnya.

Burhandi, salah seorang aktivis Tangerang Utara mengatakan, seharusnya setelah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab), pihak SDN 1 Pakuhaji harus secepatnya melakukan pengurusan surat pemanfaatan aset.

“Karena barang yang sudah di peruntukan Sekolah, itu sudah pasti masuk aset Negara, maka harus ada bukti surat pemanfaat aset dari Pemkab Tangerang melalui Dinas Pendidikan (Dindik) jika ada barang yang dijual,” ungkap Burhandi kepada media, Kamis (25/7/2018).

Diketahui, SDN 1 Pakuhaji Kabupaten Tangerang mendapatkan bantuan rehab dari Pemkab Tangerang sebesar Rp980 Juta yang bersumber dari APBD 2018.**Baca juga: Rossi Ajak PKK di Kabupaten Tangerang Tingkatkan Pencapaian Pelaksanaan Program.

“Seharusnya genteng dan kayu bekas gedung SDN 1 Pakuhaji bila dijual, harus ada bukti surat pemanfaat aset dari Pemkab yang melalui Dindik,” terangnya.(Bam)




Temuan PPDB, Kuota SMA Negeri di Tangsel Kelebihan

kabar6.com

Kabar6-Penerapan sistem Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) online tingkat SMA di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyisakan masalah. Sekolah-sekolah diduga banyak kelebihan kuota jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar mengajar atau KBM di kelas.

Seperti temuan di SMA Negeri 6 Tangsel di Kecamatan Pamulang. Di sekolah itu terlihat kejanggalan. Pada bagian pengumuman terpampang jumlah peserta didik ada 33 pelajar. Namun nyatanya mencapai 36 hingga 40 orang per kelas.

“Standarisasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk satu ruang kelas memang maksimal 36 orang,” ungkap anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten, Qori Priyadi di SMA Negeri 6 Tangsel, Kamis (26/7/2018).

Ia menyebutkan temuan serupa juga terjadi pada SMA Negeri Tangsel lainnya. Qori sebutkan, pada pengumuman PPDB online tercantum jumlah pelajar yang diterima sebanyak 327 orang. Tetapi fakta di lapangan lebih hingga mencapai 400 orang.

Qori khawatir bila kuota pelajar yang ikut KBM di kelas kelebihan kapasitas dapat berpengaruh buruk. Sebab hasil pantauan pihaknya ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah masih sangat terbatas.

“Tadi ada anak murid yang bilang meja belajarnya sudah banyak yang reyot,” ujarnya. Qori bilang, sarana dan prasarana sekolah mesti ada perbaikan.**Baca juga: Jasad Wanita Ditemukan Membusuk di Ciledug.

“Sekarang memang baru masa transisi sistem pengelolaannya, dari kota ke provinsi untuk tingkatan SMA negeri,” tambahnya.(yud)