1

4 Makanan Sehat Bantu Atasi Pencernaan yang Sering Terganggu

Kabar6-Sistem pencernaan yang terganggu bisa memicu kondisi perut tidak nyaman. Hal ini juga membuat perut susah mengeluarkan kotoran, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan, mengingat sisa makanan masih menumpuk di dalam tubuh.

Lantas, apa yang harus dilakukan? Empat jenis makanan ini, melansir tabloidbintang, dapat membantu pencernaan menjadi lebih lancar. Ini makanan yang dimaksud:

1. Alpukat
Kandungan serat yang terdapat pada alpukat disebut bisa membantu pencernaan menjadi lebih lancar. Jika merasa susah buang air besar (BAB), cobalah konsumsi alpukat secara rutin.

2. Pisang
Pisang memiliki kandungan serat yang cukup tinggi. Ketika Anda mengonsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi, maka usus akan mulai bereaksi dan merangsang bakteri untuk mengolah sisa-sisa makanan di dalam perut.

3. Air kelapa
Air kelapa juga bisa diandalkan untuk melancarkan pencernaan, karena mengandung elektrolit yang disebut sebagai zat untuk melancarkan sembelit dan sulit BAB.

4. Bayam
Anda bisa mengonsumsi sayuran seperti bayam karena kandungan seratnya yang tinggi. Selain itu, bayam juga mengandung magnesium dan mineral yang baik untuk menggerakkan usus besar, sehingga pencernaan menjadi lebih lancar. ** Baca juga: Kurang Tidur Bisa Rusak Kulit Wajah dan Bikin Anda Tampak Beberapa Tahun Lebih Tua

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Ada Efek Buruk Kesehatan di Balik Pemakaian Kuku Palsu

Kabar6-Bagi sebagian wanita, tampil istimewa dengan kuku cantik akan menyempurnakan penampilan. Karena itulah, tidak sedikit wanita yang memakai kuku palsu dengan aneka bentuk dan warna.

Namun tahukah Anda, melansir alodokter, di balik cantiknya kuku palsu ternyata ada risiko kesehatan yang mengintai? Menggunakan kuku palsu memang membuat penampilan Anda semakin menarik. Namun kandungan bahan seperti etil metakrilat pada kuku palsu dapat memicu kulit menjadi kemerahan, bengkak, dan rasa nyeri pada kuku.

Selain itu, ada pula bahan-bahan lain yang perlu diwaspadai, seperti benzofenon, etil sianokrilat, butil fenol formaldehida, dan trikresil etil ftalat.

Salah satu bahan yang sudah banyak dilarang yaitu metil metrakrilat, karena meningkatkan risiko infeksi jamur dan kemungkinan kelainan kuku. Zat ini dapat dikenali dari bau kuku palsu yang aneh, serta kuku yang sulit dibentuk dan sulit dilepaskan.

Risiko dari kuku palsu juga kerap memicu infeksi bakteri, karena terdapat celah antara kuku dengan kuku palsu, sehingga timbul ruang untuk bakteri dan jamur berkembang. ** Baca juga: Hitung Berapa Banyak Protein dalam Telur Rebus

Risiko infeksi juga meningkat jika pemasangan kuku palsu dilakukan di tempat yang sanitasi dan kebersihannya tidak terjaga. Penggunaan kuku palsu dapat membuat kuku Anda menjadi tipis, rapuh, dan kering.

Menggunakan kuku palsu memang dapat menjadi solusi mudah untuk tampil cantik. Tapi segera konsultasikan dengan dokter, jika timbul gejala pada kuku, seperti gatal, nyeri, atau bengkak dan bernanah di sekitar kuku, setelah penggunaan kuku palsu.(ilj/bbs)




Tidak Sembarangan, Begini Cara Cuci Masker Kain yang Tepat

Kabar6-Masker kain menjadi pilihan banyak orang selama pandemi COVID-19, salah satunya karena hemat atau dapat dicuci kembali. Karena itulah, menjaga kebersihan masker kain menjadi hal yang harus diperhatikan.

Apabila tidak dicuci dengan baik dan benar, masker kain bisa menjadi sarang kuman, bakteri, dan virus penyebab penyakit. Bagaimana cara mencuci masker kain yang tepat?

Meskipun cara mencuci masker sama seperti cara mencuci pakaian pada umumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar masker kain benar-benar bersih dan aman untuk digunakan kembali. Melansir alodokter, ini adalah cara mencuci masker kain sesuai rekomendasikan:

1. Rendam masker kain dengan air panas
Siapkan wadah berisi air panas dengan suhu kira-kira 50–60°C. Air panas ini berfungsi untuk membunuh kuman penyakit yang menempel pada kain. Tambahkan deterjen pada wadah, dan rendam masker kain selama kurang lebih lima menit.

Setelah itu, kucek masker kain secara perlahan hingga kotorannya hilang. Disarankan untuk tidak mengucek terlalu keras sebab bisa membuat kain rusak.

2. Bilas masker kain dengan air mengalir
Setelah direndam dan dikucek bersih, bilaslah masker kain di bawah air mengalir. Pastikan sudah tidak ada busa atau sisa-sisa detergen di masker. Sisa sabun pada kain bisa menimbulkan bau menyengat, sehingga tidak nyaman untuk dipakai.

3. Keringkan masker kain
Jika masker kain sudah bersih dari busa deterjen, Anda bisa menjemurnya di bawah sinar matahari langsung hingga kering. Sinar matahari dapat membunuh sisa-sisa mikroorganisme jahat yang mungkin masih menempel pada masker kain.

Sebelum menjemurnya, Anda juga bisa mengeringkannya terlebih dahulu dalam mesin pengering. Hindari menjemur masker kain dalam ruangan, karena dapat membuat masker lembap dan menjadi tempat pertumbuhan bakteri.

4. Setrika masker kain
Jangan langsung mengenakan masker kain setelah selesai dijemur. Masker perlu disetrika dengan suhu panas terlebih dahulu agar tidak ada lagi kuman, bakteri, atau virus yang menempel pada permukaan kain. Setelah disetrika, barulah masker kain yang sudah bersih dan rapi ini siap dipakai.

Setelah mencuci masker kain, pastikan Anda mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sampai benar-benar bersih. Jika menggunakan mesin cuci, pastikan juga kebersihan mesin cuci terjaga dengan baik.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah hindari menggunakan masker kain lebih dari satu kali. Jadi, lepas masker kain tanpa menyentuh permukaan luar masker dan langsung cuci masker tersebut setelah selesai digunakan. Sebaiknya, sediakanlah setidaknya dua masker agar bisa digunakan secara bergantian.

Masker kain yang kotor dan tidak dirawat dengan baik justru bisa menjadi tempat pertumbuhan kuman. Jika terus menggunakan masker yang penuh kuman, Anda akan lebih rentan terkena penyakit infeksi.

Selain itu, kulit wajah akan lebih mudah mengalami gangguan kulit. ** Baca juga: Apakah Porsi Makan Anda Sudah Tepat?

Hal yang paling sering dikeluhkan akhir-akhir ini adalah tumbuh jerawat di area yang tertutup masker. Jadi, terapkan tips mencuci masker kain yang tepat agar terhindar dari hal-hal yang mengganggu kesehatan.(ilj/bbs)




Bermutasi Secara Genetik Sebabkan Orang Korea Tidak Punya Bau Badan?

Kabar6-Banyak orang mempunyai masalah bau badan, yang disebabkan karena cuaca panas atau tidak membersihkan tubuh dengan baik. Ya, bau badan menjadi hal paling mengganggu, terutama untuk Anda yang aktif sepanjang hari.

Namun hal itu kabarnya tidak terjadi pada orang Korea? Penelitian di Universitas Bristol, melansir CNN Indonesia, mengungkapkan bahwa orang Korea bermutasi secara genetik dalam hal bau badan. Penelitian menyebut, mereka memiliki masalah keringat yang lebih sedikit dibanding orang lainnya, sehingga orang Korea disebut-sebut tidak perlu khawatir bau badan, bahkan pada cuaca yang sangat panas ketika musim panas tiba.

Dijelaskan dalam penelitian Universitas Bristol, hanya 0,006 persen dari populasi Korea memiliki gen ABCC11, penyebab utama di balik masalah bau. Penelitian ini didasarkan pada Allel Frequency Database (ALFRED), database gen yang dirancang oleh Universitas Yale. Para peneliti mengatakan rasio Korea adalah yang terendah di dunia.

“Gen ABCC11 pada dasarnya adalah penentu tunggal apakah Anda menghasilkan bau ketiak atau tidak,” kata Ian Day, seorang ahli epidemiologi genetika di University of Bristol, yang menerbitkan sebuah makalah tentang gen ABCC11 pada Livescience, sebuah situs web berita ilmiah.

Ditambahkan, “Penelitian menunjukkan bahwa sementara hanya dua persen orang Eropa tidak memiliki gen bau, sebagian besar orang Asia Timur dan hampir semua orang Korea hanya sedikit yang punya gen ini.” ** Baca juga: 5 Makanan yang Sebaiknya Tidak Diblender Agar Nutrisinya Tetap Terjaga

Direktur penelitian kosmetik dan klinis di Departemen Dermatologi, Rumah Sakit Mount Sinai, bernama Dr. Joshua Zeichner mendukung pernyataan tersebut, “Sebagian besar pasien Korea mengalami mutasi yang disebut ABCC11 yang mengubah komposisi keringat sehingga mereka tidak menghasilkan bau badan,” ungkap Dr. Zeichner.

“Bau badan dihasilkan ketika keringat dipecah oleh bakteri yang hidup secara alami di kulit. Tergantung pada komposisi keringat, bau mungkin berbeda atau tidak berbau sama sekali ketika dipecah oleh bakteri. Mutasi sama sekali tidak mengubah produksi keringat, jadi basah itu sendiri tidak terpengaruh,” jelasnya.

Bagaimana dengan Anda?(ilj/bbs)




Lepas Sepatu Saat Masuk Rumah Hindari Anda dari Bakteri Ini

Kabar6-Para peneliti dari the University of Houston menemukan, sekira 40 contoh pijakan kaki mengandung bakteri Clostridium difficile, begitu juga dengan 39 persen sol sepatu.

Clostridium difficile merupakan sejenis bakteri yang resisten (tidak mempan) terhadap antibiotika. Terinfeksi oleh bakteri ini akan membuat seseorang mengalami diare cair, dan bahkan pada sejumlah kasus dapat berujung pada peradangan usus besar yang berbahaya.

Sebuah penelitian, melansir womenshealthmag, menemukan bahwa hampir setengah juta orang di dunia terinfeksi oleh bakteri ini setiap tahunnya. Bakteri ini merupakan jenis kuman yang paling sering menyerang para pasien di rumah sakit, walaupun sekira 35 persen kasus di antaranya terjadi di luar rumah sakit.

Bagaimana cara bakteri ini bisa berada di dalam rumah Anda? Penyebabnya, karena sepatu yang Anda gunakan dapat terkontaminasi oleh bakteri tersebut di mana saja. Jadi, saat Anda masuk ke rumah dengan sepatu yang telah terkontaminasi tersebut, maka bakteri ini pun berhasil masuk ke ruangan. Selain sepatu, bakteri ini juga dapat ditemukan pada kotoran berbagai jenis hewan, termasuk burung.

Setelah spora bakteri ini menempel pada suatu permukaan, maka mereka dapat hidup hingga berbulan-bulan. Saat seseorang secara tidak sengaja menghirup spora bakteri Clostridium difficile, maka orang tersebut dapat terinfeksi.

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mencegah masuknya kuman ini ke rumah Anda? Solusinya sangatlah sederhana, yaitu selalu lepas sepatu Anda setiap kali akan masuk ke rumah. ** Baca juga: Peneliti AS Temukan Urutan Gejala Virus Corona

Sehat itu tidak ribet, bukan?(ilj/bbs)




Mengapa Anda Sering Mengalami Bau Badan?

Kabar6-Satu hal yang sering membuat orang menjadi kurang percaya diri adalah masalah bau badan. Terlebih apabila Anda sering bertemu banyak orang karena tuntutan pekerjaan.

Sebuah penelitian yang dilakukan University of York, melansir dreamers, menemukan bahwa BO enzyme atau enzim bau badan yang dihasilkan bakteri Staphylococcus hominis dapat menimbulkan bau tidak sedap. Michele Rudden dari Department of Biology, University of York mengatakan, dengan memecahkan struktur enzim, peneliti bisa menentukan langkah molekuler terkait bakteri penghasil molekul bau.

“Ini adalah kunci kemajuan dalam memahami bagaimana bau tubuh bekerja, dan akan memungkinkan pengembangan inhibitor yang ditargetkan untuk menghentikan produksi bau badan pada sumbernya tanpa mengganggu mikrobioma ketiak, jelas Rudden.

Penyebab bau badan disebabkan karena bakteri menghasilkan enzim yang kemudian menempel pada senyawa tidak berbau yang berasal dari kelenjar apokrin. Kelenjar tersebut berada di kulit, dan menghasilkan keringat serta membuka ke folikel rambut.

Kelenjar apokrin hanya ditemukan di ketiak, sekitar puting susu dan area genitalia luar. Jadi, tidak heran jika bau badan kerap muncul di daerah-daerah tersebut. ** Baca juga: Berapa Lama Nikotin Bertahan dalam Tubuh?

Menurut para ilmuwan, bakteri hidup di sana dan mikrobiota ini penting untuk menjalankan fungsinya.(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Dianjurkan, Keringkan Tangan dengan Tisu Toilet atau Hand Dryer?

Kabar6-Biasanya setelah menggunakan toilet, Anda langsung mencuci tangan sekaligus mengeringkannya menggunakan tisu, atau saat sedang berada di mal memakai pengering tangan (hand dryer).

Namun dengan alasan praktis dan cepat kering, kebanyakan orang lebih memilih menggunakan hand dryer. Di lingkungan yang rentan terhadap infeksi seperti di rumah sakit, mencuci tangan dan mengeringkan tangan merupakan hal yang wajib dilakukan. Mengeringkan tangan merupakan salah satu langkah paling penting dalam proses mencuci tangan.

Sayang, beberapa orang mungkin memilih untuk tidak mengeringkan tangannya setelah mencuci dengan sabun. Padahal, kulit yang basah ternyata bisa menyebarkan bakteri. Lantas, manakah yang lebih dianjurkan, pengering tangan atau tisu toilet?

Mesin pengering tangan seringkali dipilih banyak orang karena lebih praktis dan lebih cepat kering dibandingkan harus menggunakan berlembar-lembar tisu toilet. Namun bukannya membersihkan tangan, penggunaan mesin pengering tangan nyatanya justru dapat meningkatkan penyebaran bakteri ketimbang penggunaan tisu toilet.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mark Wilcox dan para ahli dari University of Leeds, dan telah diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection, melansir sehatq, meminta para partisipan untuk mengeringkan tangannya setelah mencuci tangan menggunakan pengering tangan dan tisu toilet. Hasilnya, mesin pengering tangan lebih tinggi menyebarkan bakteri dari tangan ke udara daripada tisu toilet. Mesin pengering tangan menyimpan bakteri 27 kali lebih banyak dibandingkan tisu toilet.

Para peneliti juga menemukan, bakteri masih dapat terdeteksi pada udara di sekitar mesin pengering tangan hingga 15 menit setelah digunakan. Kemudian, dilihat dari cara kerjanya, mesin pengering tangan ternyata tidak hanya meniup dan menekan udara ke luar, melainkan juga mengisap udara. Ketika pengering tangan mengeluarkan udara, maka secara bersamaan udara-udara di sekitarnya akan terisap.

Artinya, alat tersebut akan menyedot bakteri yang bertebaran di dalam toilet, baik yang menempel di kulit tangan, dari tempat sampah, hingga bakteri yang terlempar jauh saat menyiram (flush) toilet.

Jadi apabila orang-orang seringkali menggunakan pengering tangan untuk mengeringkan tangannya, maka dapat berisiko terkontaminasi silang virus dan bakteri.

Namun, benarkah mengeringkan tangan dengan tisu toilet dijamin lebih baik dan aman? Sebuah hasil studi melaporkan, pengering tangan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan tisu toilet atau handuk untuk mengeringkan tangan, walaupun sebagian orang mungkin justru berpikir sebaliknya. Faktanya, tisu toilet lebih baik dalam mengeringkan tangan.

Menurut Mark Wilcox, tisu toilet dianggap lebih mudah menyerap air, menghilangkan bakteri yang mungkin menempel di tangan, dan justru dapat mengeringkan tangan lebih cepat. Selain itu, apabila dibuang dengan benar, risiko terkontaminasi silang virus dan bakteri dapat diminimalisir.

Jika ingin menggunakan pengering tangan setelah mencuci tangan, gunakan jenis mesin pengering tangan yang memiliki filter HEPA. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology, filter HEPA bisa membantu mengurangi jumlah bakteri yang disebarkan oleh pengering tangan.

Meskipun demikian, filtrasi pada jenis pengering tangan tersebut tidak dapat menghilangkan bakteri sepenuhnya. Para peneliti menyimpulkan bahwa pengering tangan filter HEPA hanya dapat mengurangi risiko paparan bakteri patogen. ** Baca juga: Sering Makan Telur Bikin Bisul, Mitos atau Fakta?

Jika Anda tidak punya pilihan lain karena hanya ada pengering tangan di dalam toilet, maka tidak masalah bila Anda menggunakan hand dryer tersebut. Pastikan ,eluangkan waktu lebih ekstra untuk mengeringkan tangan Anda secara menyeluruh.(ilj/bbs)




Ini Eksperimen Medis Paling Sadis Sepanjang Sejarah

Kabar6-Karena keterbatasan teknologi, banyak eksperimen medis pada zaman dulu yang dilakukan dengan cara-cara tidak masuk akal.

Sebenarnya, berbagai eksperimen dan percobaan ini dilakukan untuk memperluas bidang ilmu kesehatan serta menyelamatkan banyak nyawa. Dalam catatan sejarah, melansir hitekno, ada sejumah eksperimen medis yang disebut paling sadis. Apa sajakah itu?

1. Eksperimen medis oleh Nazi
Seorang dokter schutzstaffel (SS) bernama Josef Mengele yang bekerja di perkemahan tahanan perang Auschwitz, membuat sebuah teori mengenai supremasi ras bangsa Arya.

Menurut US Holocaust Memorial Museum, Josef selalu mengambil mata dari pasien-pasien yang tewas di bawah eksperimennya, dan menyimpan mata tersebut sebagai koleksi.

Selain Josef, deretan dokter Nazi juga melakukan hal yang sama, yaitu menggunakan pasien-pasien sebagai eksperimen uji coba pengobatan penyakit infeksi dan senjata kimia.

Pasien-pasien ini dipaksa untuk masuk ke ruangan dengan temperatur beku dan bertekanan udara rendah, untuk melakukan eksperimen aviasi atau penerbangan.

2. Pembunuhan yang dilakukan oleh Burke dan Hare
Di Eropa hingga 1830-an, cara legal untuk mendapatkan jasad manusia demi keperluan pembedahan adalah dengan mengambil jasad para kriminal yang telah dieksekusi.

Pada saat itu, kriminal yang mati dengan dieksekusi cukup jarang ada, sehingga banyak dokter yang membeli jasad dari para pencuri kuburan, atau melakukan pencurian jasad sendiri.

William Hare, seorang pemilik kost, bersama dengan temannya William Burker melakukan cara yang keji untuk mendapat banyak uang. Setidaknya antara 1827-1828, keduanya membunuh puluhan penghuni kost lalu menjual jasad-jasad mereka ke ahli anatomi bernama Robert Knox.

3. Unit 731 di Jepang
Sekira 1930-1940, tentara Kekaisaran Jepang, banyak melakukan eksperimen senjata biologis dan eksperimen kedokteran kepada warga-warga sipil di negara jajahannya yang mayoritas di Tiongkok.

Menurut catatan New York Times, sekira 200 ribu orang Tiongkok tewas karena kekejian eksperimen tersebut. Kejahatan yang dilakukan seperti meracuni sumur-sumur di seluruh kota di Tiongkok dengan bakteri-bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan kolera, tipes, serta penyakit menular lainnya.

Para tahanan perang dipaksa untuk berdiri dalam cuaca yang dingin dan membeku, lalu tentara Jepang melakukan eksperimen untuk mengetahui penanganan apa yang tepat untuk menangani radang dingin (frostbite).

Mantan anggota unit 731 pernah mengungkapkan kepada media, para tahanan dicekoki dengan gas beracun, lalu ditempatkan dalam ruang bertekanan hingga merusak mata mereka. Ada juga yang menjadi objek bedah dalam kondisi sadar dan hidup.

4. Kasus sipilis di Guatemala
Antara 1946-1948, pemerintah Amerika Serikat dan Guatemala diam-diam bekerja dan mensponsori sebuah studi medis yang kejam, yaitu dengan memberikan infeksi sipilis secara sengaja kepada para tahanan Guatemala dan pasien rumah sakit jiwa.

Para peneliti mencoba menularkan sipilis kepada subjek dengan membayar untuk melakukan hubungan intim dengan pelaku prostitusi yang sudah terinfeksi, dan mengikis kulit dari alat kelamin subjek, lalu menuangkan bakteri sipilis pada luka tersebut.

Mereka yang terjangkit sipilis, langsung diberikan penisilin. Namun semua itu ternyata ada persetujuan tertulis dari para partisipan. ** Baca juga: Australia Kerahkan Personel Militer dan Terapkan Denda Setelah Angka COVID-19 Melonjak

Benar-benar sadis.(ilj/bbs)




Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dengan 6 Menu Sarapan Kaya Vitamin E

Kabar6-Salah satu cara untuk menjaga daya tahan tubuh adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi saat sarapan. Anda juga bisa menyelipkan makanan sumber vitamin E dalam menu sarapan.

Spesialis Obat Penyakit Dalam National Heart Institute bernama Dr. Adarsh ​​Kumar, mengatakan bahwa selain menjaga daya tahan tubuh, makanan sumber vitamin E dapat membantu melindungi terhadap penyakit jantung, kanker, kerusakan hati, kerusakan ginjal, dan bahkan degenerasi makula yaitu kerusakan mata yang berkaitan dengan usia.

Apa saja menu sarapan kaya vitamin E yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh? Melansir MSN, ada enam menu sarapan yang disarankan:

1. Susu almond
Kandungan antioksidan yang tinggi pada kacang almond berfungsi sebagai penghalang masuknya radikal bebas. Vitamin E, potasium, magnesium, dan serat di dalamnya akan memecah radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel serta turunnya daya tahan tubuh.

2. Sup brokoli
Superfood satu ini juga menjadi bahan makanan kaya vitamin E yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh di pagi hari. Selain kaya akan vitamin E, sup ini juga memiliki sifat antikanker, menurunkan kolesterol jahat (LDL), dan merupakan salah satu makanan detoksifikasi terbaik.

3. Omelet bayam
Kandungan vitamin E dalam bayam sangat baik untuk mengatasi inflamasi. Zat anti-inflamasi dalam bayam juga sangat bermanfaat, terutama untuk mengobati peradangan akibat kuman dan bakteri.

Mengonsumsinya secara rutin juga dapat mencegah munculnya atheroklerosis, penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak pada dinding arteri.

4. Roti dengan topping alpukat
Setengah potongan alpukat setara dengan 2 mg vitamin E. Selain itu, alpukat juga mengandung lemak tak jenuh tunggal yang sering dikaitkan dengan penurunan peradangan dalam tubuh.

Menurut studi yang dilakukan Journal Nutrition, mengonsumsi alpukat bisa mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, sindrom metabolik, dan jenis kanker tertentu.

5. Potongan mangga
Selain vitamin E, mangga juga mengandung vitamin K dan B kompleks yang bisa menjaga menguatkan daya tahan tubuh di tengah cuaca tak menentu.

Mangga juga mengandung vitamin C yang sangat memperkuat fungsinya sebagai makanan peningkat daya tahan tubuh. Satu mangkuk mangga bisa menambah asupan vitamin C kaya antioksidan sebesar 67 persen.

Mangga kaya antioksidan yang berfungsi untuk detoks racun yang masuk ke tubuh akibat radikal bebas seperti polusi, makanan tak sehat, hingga sinar matahari.

6. Sandwich tomat dan keju
Mengonsumsi secangkir tomat setara dengan satu mg vitamin E. Selain itu, tomat juga mengandung vitamin C. Satu buah tomat segar dapat menyediakan sekira 40 persen kebutuhan vitamin C harian.

Vitamin C merupakan antioksidan alami yang ampuh untuk memelihara sistem metabolisme dan mencegah peradangan dalam tubuh. ** Baca juga: Begini Cara Jaga Keseimbangan Kadar Estrogen pada Wanita

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Kulit Sehat, Berapa Lama Sebenarnya Waktu yang Dibutuhkan untuk Mandi?

Kabar6-Mandi teratur memang sangat disarankan, untuk menghilangkan kuman atau bakteri yang melekat pada tubuh. Namun tahukah Anda, terlalu lama menghabiskan waktu dalam kamar mandi dapat berdampak buruk pada kesehatan kulit?

Mandi lebih dari 5-10 menit memakai air panas dapat membuat kulit menjadi kering, terutama saat musim hujan. Seorang dokter spesialis kulit di Amerika, melansir Menshealth, menyarankan agar jangan terlalu lama mandi dan gunakanlah air dengan suhu yang lebih dingin (tidak terlalu panas) untuk mengurangi risiko kerusakan kulit (kulit menjadi kering).

Cuaca panas juga bukan menjadi alasan bagi Anda untuk menghabiskan lebih banyak waktu di dalam kamar mandi. Hal ini karena kulit telah cukup banyak menderita dengan udara kering dan panas di lingkungan sekitar, dan suhu dingin dalam ruangan kantor atau kamar tidur Anda.

Apabila Anda kembali menambahkannya dengan penggunaan sabun dan air panas secara berlebihan, maka hal ini tidak hanya dapat membantu mengangkat debu dan kotoran dari permukaan kulit Anda, tetapi juga dapat menyingkirkan lapisan minyak alami pelindung kulit.

Kehilangan lapisan kulit yang satu ini di saat cuaca panas, akan membuat kulit Anda menjadi kering, teriritasi, dan pecah-pecah saat musim hujan dimulai.

Anggota tubuh seperti tangan dan kaki memang lebih mudah mengalami gangguan yang satu ini (kulit kering) karena kurangnya sirkulasi darah di daerah tersebut.

Jadi, bila Anda menambahkannya dengan paparan berlebihan terhadap sabun dan air panas, maka kelembapan kulit di daerah kaki dan tangan yang memang sudah sangat sedikit ini juga akan menghilang.

Selain itu, mandi dengan waktu lebih singkat dan menggunakan air hangat serta menggunakan pelembap segera setelah mandi dapat membantu mengunci kelembapan kulit yang Anda peroleh selama mandi dan membuatnya lebih tahan lama. ** Baca juga: Tanggapi Komentar Negatif di Media Sosial dengan Cara Elegan

Pilihlah sabun yang mengandung banyak pelembap dan sedikit bahan iritatif di saat musim penghujan telah dimulai, untuk mencegah kulit menjadi kering.(ilj/bs)