1

5 Kriteria Olahraga yang Baik untuk Tingkatkan Sistem Imunitas Tubuh

Kabar6-Olahraga, menurut sejumlah hasil studi, dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Nah, ada sejumlah kriteria olahraga yang baik dilakukan untuk menjaga atau bahkan meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Frekuensi, durasi, konsistensi, dan jenis olahraga memainkan peranan penting untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang kuat akan membantu melindungi tubuh dari serangan virus dan penyakit. Melansir CNN Indonesia, ini kriteria olahraga yang baik untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh:

1. Durasi atau lama waktu olahraga
Berolahraga terlalu lama justru tidak baik untuk kekebalan tubuh. Sebaliknya, berolahraga terlalu sedikit tidak dapat memacu sistem imun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, olahraga optimal hingga 300 menit per minggu atau sekira 45-60 menit setiap hari.

2. Frekuensi berolahraga
Frekuensi adalah seberapa sering melakukan olahraga setiap minggu. WHO menyarankan, olahraga setiap hari sekira 30-45 menit dengan intensitas sedang. Dapat pula berolahraga lima kali seminggu dengan durasi 30-60 menit dengan intensitas sedang hingga berat.

3. Intensitas olahraga
Intensitas adalah kekuatan olahraga dalam memacu jantung. Intensitas olahraga yang disarankan adalah sedang ke berat. Semakin jantung berdetak dengan cepat atau semakin terengah-engah, semakin tinggi intensitas olahraga yang dilakukan. Sesuaikan pula intensitas dengan kesanggupan diri.

4. Jenis olahraga
WHO menyarankan untuk melakukan olahraga jenis aerobik atau olahraga yang memacu detak jantung. Banyak penelitian membuktikan, olahraga aerobik baik untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Beberapa contoh olahraga aerobik adalah berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang.

Latihan interval intensitas tinggi atau dikenal dengan HIIT (High-Intensity Interval Training), dalam sebuah penelitian juga disebut meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Studi lain mendapati latihan kekuatan juga kemungkinan dapat membantu sistem kekebalan tubuh.

5. Konsistensi
Konsistensi memainkan peran penting untuk menjaga sistem imunitas tubuh. Olahraga yang dilakukan secara rutin lebih ampuh meningkatkan sistem imun tubuh ketimbang olahraga yang hanya dilakukan sesekali saja. ** Baca juga: Fakta Unik Seputar Tidur

Selamat berolahraga.(ilj/bbs)




Pakar Bedakan Antara Tubuh Sehat dan Bugar

Kabar6-Mengatur pola makan hingga berolahraga menjadi kegiatan yang banyak dipilih orang untuk menjaga tubuh tetap sehat. Meski demikian, sehat tidak menjamin tubuh yang bugar, lho.

Hal ini karena sehat dan bugar itu jelas berbeda. Melansir tempo.co, manusia harus memiliki kondisi yang tidak hanya sehat namun juga bugar. Sehat berarti secara fisik, mental, dan sosial tidak memiliki keluhan penyakit atau gangguan. Sementara bugar berarti mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan lebih daripada itu tanpa kelelahan berlebihan.

Olahraga menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Untuk kesehatan Anda disarankan latihan aerobik. Namun latihan aerobik yang dimaksud adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang dengan gerakan yang berulang-ulang dalam waktu yang panjang. Orang sering menyebutnya sebagai latihan kardio.

Disebut juga latihan kardio karena ditujukan untuk melatih jantung dan paru-paru, sehingga tujuan akhir latihan kardio untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh. ** Baca juga: Konsumsi Buah Saat Sahur Berikan Sejumlah Manfaat Menyehatkan

Contoh latihan aerobik atau kardio adalah jalan cepat, lari-lari ringan atau jogging, bersepeda, berenang, lompat tali, hingga dayung. Bila latihan aerobik untuk meningkatkan kesehatan, maka latihan non-aerobik bertujuan untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

Non-aerobik adalah latihan yang intensitasnya berat, gerakan yang sedikit pengulangan, dan waktu melakukannya pendek. Sebagai contoh adalah semua olahraga yang menggunakan otot karena bertujuan untuk melatih massa otot sehingga tubuh bugar.

Contoh olahraga non-aerobik adalah angkat besi, push up, sit up, lunges, squat, hingga plank.(ilj/bbs)




Pandemi COVID-19, Ini Olahraga yang Bisa Dilakukan di Rumah

Kabar6-Meskipun sangat disarankan, di satu sisi social distancing dan work from home cenderung membuat Anda jadi kurang gerak, terlebih jika tempat tinggal memang tidak luas atau berukuran sempit.

Padahal, berolahraga dapat menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh yang penting untuk melawan COVID-19. Studi menunjukkan, kurang gaya hidup kurang gerak dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus.

Karena itu, melansir Femina, Anda disarankan untuk tetap hidup aktif selama pandemi COVID-19, dengan melakukan olahraga. Apa saja olahraga yang disarankan?

1. Latihan aerobik
Jalan cepat sekeliling rumah atau naik turun tangga di dalam rumah selama 10-15 menit, 2-3 kali per hari. Alternatif lain, lompat tali atau senam aerobik atau dance mengikuti intruksi dari video di YouTube.

Latihan yang sifatnya aerobik dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan, dengan tetap mengutamakan jarak dengan orang lain (social distancing) dan tidak menyentuh benda dan wajah (free touch activity).

2. Latihan kekuatan otot
Lakukan gerakan seperti squat (jongkok-berdiri), lunges, atau push-up. Anda bisa memakai aplikasi yang tersedia pada ponsel. ** Baca juga: Rutin Angkat Kaki Selama 20 Menit Miliki 4 Manfaat Kesehatan

3. Stretching break
Terkadang karena di rumah, Anda lupa jam istirahat bahkan kerja over time. Apa pun itu, dokter menyarankan untuk menghindari duduk sepanjang hari. Lakukan peregangan statis untuk leher, bahu, lengan, punggung, dan kaki, dengan menahannya selama 10-15 detik.

Hal yang perlu diingat, jangan sampai overtraining atau olahraga secara berlebihan. Studi menunjukkan, latihan fisik berintensitas sedang paling baik untuk meningkatkan imunitas, tapi latihan fisik dengan intensitas tinggi justru bisa menurunkan imunitas sehingga meningkatkan risiko infeksi.(ilj/bbs)




Berapa Banyak Olahraga yang Sebaiknya Dilakukan untuk Kurangi Gejala Depresi?

Kabar6-Sebuah penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa mengatasi depresi dengan berolahraga adalah sama efektifnya dengan mengonsumsi obat-obatan.

Meskipun begitu, bukan berarti Anda dapat langsung berhenti mengonsumsi obat-obat anti depresi dan hanya berolahraga saja, lho.

Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter, apakah memungkinkan untuk berhenti mengonsumsi obat dan berolahraga sebagai gantinya. Selain itu, menambahkan olahraga sebagai salah satu terapi Anda selain obat-obatan juga dapat membantu.

Berdasarkan sebuah penelitian pada 2013, melansir Menshealth, untuk membantu mengurangi berbagai gejala depresi yang dialami, Anda dapat memulainya dengan melakukan olahraga aerobik 3-5 kali setiap minggunya, dan pastikan Anda berolahraga selama 45-60 menit setiap kalinya.

Apakah Anda tidak suka olahraga aerobik dan ingin melakukan olahraga angkat beban? Karena penelitian mengenai efek olahraga angkat beban terhadap depresi masih sangat terbatas, maka para ahli pun tidak dapat menentukan suatu batasan khusus.

Pastikan Anda tetap melakukan olahraga aerobik saat melakukan olahraga angkat beban. ** Baca juga: Minimalisir Depresi dengan Camilan Sehat

Anda mungkin mengalami perbaikan gejala depresi sementara segera setelah selesai berolahraga, akan tetapi dibutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk memperoleh efek menetap.(ilj/bbs)




Hindari Pikun di Usia 40-an

Kabar6-Faktor usia seringkali menjadi penyebab utama menurunnya daya ingat seseorang, terutama pada wanita yang mulai mengalami memory decline saat menginjak usia 50 tahun. Tetapi ada kalanya penurunan kualitas daya ingat tersebut menurun saat Anda berusia 45 tahun.

Bagaimana menghindari pikun saat usia 40-an? Dikutip dari berbagai sumber, ini cara sederhana yang dapat Anda lakukan sedini mungkin:

1. Jaga berat badan ideal
Menurut sebuah penelitian, seorang wanita yang kelebihan berat badan di usia 65 hingga 79 menunjukkan skor rendah dalam kemampuan kognitif otak. Sedangkan pada wanita yang memelihara berat badan yang ideal, otak mereka mengalami peningkatan kognitif yang cukup pesat.

2. Tidur tepat waktu
Pola tidur ‘berantakan’ yang terjadi terus menerus tak hanya dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius seperti serangan jantung hingga depresi, tapi juga dapat menurunkan kemampuan otak dalam menyimpan informasi. Ironisnya, faktor satu ini banyak dialami oleh para wanita muda yang memang memiliki tuntutan kerja yang sangat tinggi.

3. Rutin olahraga
Menurut hasil penelitian, kunci untuk memiliki hidup yang sehat sekaligus ingatan kuat adalah dengan berolahraga. Sebuah penelitian terkini mengungkapka, seseorang yang rutin berolahraga selama kurang lebih lima menit memiliki kemampuan menyerap informasi apa pun yang masuk ke dalam otak, sehingga proses belajar pun menjadi semakin cepat. ** Baca juga: Bekerja dengan Pencahayaan Minim dalam Ruangan Tidak Disarankan

Studi lain mengungkapkan, olahraga aerobik ternyata bisa memperbesar ukuran hippocampus, bagian otak yang berfungsi untuk menyerap informasi dan memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Durasi 30 menit berolahraga setiap hari saja bisa membawa manfaat yang besar terhadap kemampuan berpikir Anda.(ilj/bbs)




Begini Alasan Mengapa Olahraga Bikin Pintar

Kabar6-Ada banyak cara untuk melatih ketajaman berpikir. Salah satunya mungkin dengan cara mengerjakan teka-teki silang. Sementara sebagian orang bergantung pada vitamin dan suplemen. Tahukah Anda bahwa olahraga dapat meningkatkan kemampuan kognisi dan bahkan meningkatkan pertumbuhan sel otak baru? Dilansir Healthline, ini alasan mengapa olahraga bikin pintar:

1. Tingkatkan kemampuan kognitif
Menurut penelitian terbaru, olahraga dapat meningkatkan performa otak lebih baik lagi. Charles Hillman, seorang profesor di University of Illinois telah mempelajari mengenai hal ini selama beberapa tahun dan menemukan bahwa dengan melakukan aerobik ternyata dapat meningkatkan beberapa aspek kognitif dan juga kinerja otak. Studi terbaru juga membuktikan dengan melakukan olahraga sedang, 30 menit untuk orang dewasa dan 20 menit untuk anak-anak, menghasilkan perbaikan kognitif otak sebanyak 10 persen.

2. Olahraga dapat meningkatkan pertumbuhan sel baru
Manfaat olahraga lebih dari sekadar meningkatkan energi tetapi juga membantu Anda lebih waspada. Olahraga membantu perumbuhan sel baru di otak. Penelitian di Swedia menemukan bahwa dengan berlari dapat meningkatkan aktivitas dari sel syaraf yang terlibat dalam proses belajar dan daya ingat, juga menurunkan kejadian depresi.

Pertumbuhan sel otak yang baru didemonstrasikan oleh para peneliti dari Amerika melalui tikus percobaan dan menganalisis sampel dari jaringan otak tikus. Tikus tersebut diberi stimulus olahraga untuk membuat sel otak tumbuh di bagian hipokampus, dan terbukti rata-rata 6.000 mm per kubik sel baru. Proses ini disebut ‘neurogenesis’.

3. Latihan aerobik
Sejauh ini, penelitian membuktikan bahwa latihan aerobik merupakan olahraga yang dapat menstimulasi sel otak paling baik. Mengapa aerobik menjadi yang terbaik? Peneliti menggunakan teori bahwa peningkatan aliran darah dapat memperbaiki kognisi otak karena peningkatan suplai oksigen ke sel otak. Untuk sel otak sendiri, supaya lebih aktif mereka memerlukan dukungan dari nutrisi dan oksigen yang disuplai oleh darah. Peneliti juga melihat saat kita berolahraga, enzim dan faktor hormonal mengalir deras ke otak untuk meningkatkan kognisi dan juga imunitas tubuh secara keseluruhan. ** Baca juga: Konsumsi 6 Vitamin yang Bantu Kulit Sehat Bercahaya

Yuk, dicoba.(ilj/bbs)