oleh

Sup Kelelawar dan Ular Miliki Arti dalam Tradisi Masyarakat Tiongkok

image_pdfimage_print

Kabar6-Memakan kelelawar ternyata sudah jadi budaya masyarakat Tiongkok sejak lama. Ternyata tak hanya kelelawar, mereka pun gemar makan hewan liar lainnya seperti ular serta luwak. Dan, hewan-hewan liar ini bisa didapatkan di pasar.

Di Wuhan contohnya, hewan-hewan tersebut bisa diperoleh di Huanan Wholesale Seafood Market. Di pasar ini terdapat lebih dari 100 varietas hewan dan unggas hidup mulai dari rubah, serigala, hingga musang.

Seorang ahli ekonomi dan politik Tiongkok bernama Hu Xingdou, melansir CNN Indonesia, menjelaskan bahwa kecintaan orang Tiongkok pada satwa liar sudah mengakar secara budaya, ekonomi, dan politik. “Sementara negeri Barat menghargai kebebasan dan hak asasi manusia lainnya, orang-orang Tiongkok memandang makanan sebagai kebutuhan utama mereka karena kelaparan adalah ancaman besar dan bagian yang tak terlupakan dari ingatan nasional,” ungkap Hu.

Mengonsumsi makanan yang langka dan tak biasa sudah dianggap sebagai identitas tersendiri bagi kalangan masyarakat Tiongkok. Orang yang makan hewan liar dianggap memiliki status sosial yang tinggi.

“Makan makanan daging baru, organ atau bagian dari hewan atau tumbuhan langka telah menjadi ukuran identitas bagi sebagian orang,” jelas Hu.

Masyarakat Tiongkok juga percaya bahwa hewan liar merupakan makanan yang lebih bergizi dibandingkan hewan ternak. Filosofi di balik hewan liar itu juga jadi alasan mereka gemar makan hewan liar.

Semangkuk sup kelelawar misalnya, dianggap sebagai pembawa keberuntungan karena terdengar seperti kata Fu yang berarti keberuntungan. Hewan lain adalah ular. Sejak 2.000 tahun lalu, sup ular sudah dianggap sebagai kelezatan tersendiri dalam budaya Tiongkok.

Sup ular dianggap sebagai hidangan berstatus tinggi karena bahannya beragam dengan persiapan yang rumit. Sup ular ini menjadi simbol kekayaan, keberanian, dan kehormatan. Biasanya, makanan ini hanya disajikan untuk pejabat atau selebriti tertentu.

Selain di Wuhan, pasar hewan hidup juga terdapat di beberapa area lain seperti Guangzhou dan Shandong. Meskipun wabah penyakit karena hewan liar kerap jadi ancaman, kebiasaan ini tak bisa dilepaskan dari masyarakat Tiongkok. ** Baca juga: Lewat Google Maps, Seorang Pria Lihat ‘Piring Terbang’

Survei pada 2006 menunjukkan, 30 persen orang masih memakan hewan liar di tahun sebelumnya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email