Kabar6-Tiap orang memiliki sistem pencernaan dan frekuensi buang air besar (BAB) yang berbeda-beda. Menurut Scandinavian Journal of Gastroenterology, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 2010 terungkap bahwa 98 persen responden memiliki frekuensi BAB secara rutin mulai dari tida kali seminggu hingga yang paling sering yaitu tiga kali sehari.
Apabila frekuensi BAB Anda masih dalam rentang di atas, itu tandanya masih normal. Namun, Anda harus khawatir bila terjadi perubahan kebiasaan menjadi lebih sering atau lebih jarang dengan konsistensi dan bentuk tinja yang berbeda dari biasanya. Melansir medicalnewstoday, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi BAB:
1. Jumlah konsumsi air
Usus besar Anda menyerap air, maka diperlukan konsumsi cukup cairan (air putih) yang cukup atau dua liter sehari. Asupan air diperlukan untuk membuat konsistensi feses lebih lembut.
2. Usia
Seiring bertambahnya umur, terjadi perlambatan kerja usus menyebabkan ada perubahan terhadap frekuensi BAB. Orang-orang yang lebih berumur juga biasanya mengonsumsi lebih banyak obat yang bisa mempengaruhi BAB.
3. Aktivitas tubuh
Melakukan aktivitas tubuh membantu mendorong kotoran di dalam usus. Ketika mengalami konstipasi, Anda dianjurkan melakukan olahraga jalan atau lari untuk membantu proses dan pergerakan di dalam usus.
4. Diet atau pola makan
Apa yang Anda makan tentu memengaruhi kebiasaan BAB. Anda perlu asupan serat yang cukup. Serat adalah jenis bahan makanan yang tidak bisa dihancurkan oleh usus kecil sehingga bongkahan besar serat akan bergerak melewati kolon dan keluar sebagai feses.
5. Sejarah kesehatan
Kondisi dan sejarah kesehatan seseorang serta pengobatan yang dilakukan bisa memengaruhi seberapa sering seseorang BAB, menjadi lebih sering atau lebih jarang. Penyakit seperti peradangan saluran cerna kronik atau flu perut bisa juga memengaruhi frekuensi Anda BAB. ** Baca juga: Ciri-ciri Makanan yang Sebaiknya Jangan Dikonsumsi Lagi
Bagaimana dengan frekuensi BAB Anda? (ilj/bbs)
