1

Warga Desa Bojong Kesal Ada Pemblokiran Akses Jalan

kabar6.com

Kabar6-Warga Desa Bojong, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang mengeluhkan aksi pemblokiran akses jalan masuk ke lingkungan.

Pemblokiran jalan yang terjadi sejak Selasa kemarin diduga dilakukan oleh PT Sinar Masanda Industri (SMI).

PT SMI dikabarkan tengah bersengketa dengan PT Samcro Hyosung Adilestari (SHA) terkait persoalan lahan.

“Warga di sini jelas sangat terganggu dengan kondisi seperti ini. Karena aktivitas keluar-masuk kami agak sulit akibat pemblokiran akses jalan ini,” ujar Caswati, warga setempat, Jumat (17/4/2020).

Wanita yang tinggal di RT 02 RW 01 Desa Bojong itu menyebutkan, pemblokiran akses jalan merupakan buntut dari persoalan sengketa lahan yang melibatkan PT SMI dan PT SHA.

Dimana, kata Wati, kedua perusahaan yang lokasi pabriknya berdekatan tersebut sama-sama mengklaim bahwa lahan berupa akses jalan tersebut milik mereka.

“Sudah dua hari ini akses jalan diportal. Kabarnya ada sengketa lahan. Tapi kenapa kami, warga di sini yang menjadi korban? Ini kan tidak adil. Apa tidak bisa diselesaikan secara baik-baik oleh kedua belah pihak,” katanya

Sementara Nining, warga lainnya mengaku khawatir jika pemblokiran jalan tersebut akan berdampak buruk bagi masa depan mereka. Terlebih, sebagian besar warga yang tinggal di sana, bekerja di salah satu perusahaan yang bersengketa.

“Kalau perusahan tempat kami bekerja bangkrut akibat tidak bisa lagi beroperasi karena adanya pemblokiran akses jalan ini, ya tentu kami khawatir akan ada PHK nantinya. Lalu bagaimana dengan nasib kami, siapa yang mau tanggung jawab kalau sampai ada PHK,” tutur Nining.

Ia pun berharap pihak yang berwenang seperti Pemerintah Kabupaten Tangerang maupun aparat kepolisian setempat bisa melakukan mediasi guna menyelesaikan persoalan tersebut.**Baca juga: Bocah SD di Curug Tergantung di Kabel Sutet.

Apalagi peristiwa ini terjadi di tengah pandemi corona virus disease (Covid-19) yang melanda bangsa ini. “Semua serba susah karena Corona, ya tolong juga jangan buat kami tambah susah,” imbuhnya.(Vee)




Bocah SD di Curug Tergantung di Kabel Sutet

kabar6.com

Kabar6-Warga Kampung Cisereh, Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang dihebohkan dengan kejadian seorang anak bernama Nadin Deasy (9) yang bergelantungan di atas kabel sutet, Kamis (16/4/2020).

Dugaan sementara, anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) tersebut terseret kabel saat sedang asik bermain dengan tiga temannya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, awalnya korban sedang bermain kabel di lokasi pemasangan kabel sutet yang dilakukan oleh petugas PLN.

“Kronologi korban atas nama Nadin usia 9 tahun. Dia sama temannya main kabel ketika ada PLN sedang memasang kebel sutet, sedang kan posisi kabel masih di bawah disitulah si korban bermain dengan kabel,” kata Kosrudin kepada Kabar6.com, Jumat (17/4/2020).

Lanjut Kosrudin, disisi lain, salah satu petugas sedang menarik kabel, sehingga akhirnya korban ikut terseret kabel yang ditarik oleh salah satu petugas PLN.**Baca juga: Polisi di Lebak Sumbang 100 APD untuk Bantu Tangani Covid-19.

Beruntung nyawa korban masih bisa diselamatkan dan kini sedang mendapatkan perawatan di RS Hermina Tangerang.(vee)




Polisi di Lebak Sumbang 100 APD untuk Bantu Tangani Covid-19

kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 100 pcs alat pelindung diri (APD) disumbang kepolisian resort (Polres) Lebak kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk para tenaga medis dalam bertugas melayani kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Wakapolres Lebak Kompol Wendy Andrianto, mengatakan, APD yang disumbang berupa pakaian hazmat berstandar organisasi kesehatan dunia (WHO).

“Polres Lebak memberikan bantuan kepada Gugus Tugas Covid-19 berupa 100 APD untuk tenaga medis dalam menangani Covid-19,” kata Wendy saat dihubungi Kabar6.com, Jum’at (17/4/2020).

Bantuan APD dari Korps Bhayangkara sebagai bentuk kepedulian terhadap tenaga medis yang memang sangat membutuhkan saat berhadapan dengan para pasien baik di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan puskesmas.

“Saat ini di saat pandemi Covid-29 tenaga medis sangat membutuhkan APD mengingat kondisinya yang memang sedang terbatas. Kami harap, tidak ada lagi tenaga medis yang tidak memakai APD saat menangani pasien,” tutur mantan Kapolsek Balaraja ini.

Terpisah, Kepala Puskesmas Parungsari Kecamatan Wanasalam, Halimatu Saadiah, mengaku, kebutuhan APD untuk 1 bulan sudah tercukupi.

“Alhamdulillah untuk 1 bulan cukup seperti masker, sarung tangan. Lalu sudah didrop juga oleh provinsi 7 set dan dari kabupaten pakaian hazmat. Termasuk dari relawan kami juga dapat tetapi kami salurkan untuk teman-teman di posko pemeriksaan Binuangeun,” katanya.

Hanya Thermogun, kata dia, yang masih kekurangan. Pasalnya, secara inisiatif Puskesmas Parungsari mendirikan posko pemeriksaan lintas batas.**Baca juga: Kuota Gas Melon di Lebak Diusulkan Tambah Jadi 7 Juta.

“Karena ada Bus Damri jadi kami berinisiatif membuka posko pemeriksaan suhu tubuh penumpang. Hanya Thermogun saja, untuk APD yang lainnya cukup,” ucapnya.(Nda)




Istri Trauma, Pria Tiongkok Ini Berniat Lepas Transplantasi Mr.P Miliknya

Kabar6-Seorang pria asal Tiongkok yang tidak diungkap identitasnya, meminta tim medis untuk mencopot kembali transplantasi Mr.P yang dijalaninya. Bukan karena masalah kesehatan, melainkan sang istri ternyata mengalami trauma.

Kejadian transplantasi Mr. P di Tiongkok ini, melansir Grid, pertama kali dilakukan pada September 2006 di sebuah rumah sakit militer di Guangzhou, Tiongkok. Pasien berusia 44 tahun tadi mengalami kehilangan sebagian besar Mr.P miliknya karena kecelakaan. Mr P yang ditransplantasikan berasal dari seorang pria berusia 22 tahun yang mati otak.

Meskipun operasi berhasil, pasien dan istrinya menderita trauma psikologis. Mengenai cangkok organ tubuh ini, walau sukses secara medis, sebenarnya penerima donor tetap akan dihadapkan sekian banyak risiko kesehatan.

Penolakan akut tubuh kita biasanya dapat dikontrol dengan obat-obatan. Sementara penolakan kronis terjadi dalam periode waktu yang lebih lama. Organ tubuh baru kita mungkin menjadi sakit dan kehilangan fungsi. ** Baca juga: Ilmuwan Tiongkok Lakukan Eksperimen dengan Suntikkan Virus Corona ke Anak Babi

Mungkin juga rambut rontok atau perubahan pada kuku. Obat yang dikonsumsi untuk mengontrol penolakan tubuh adalah imunosupresan. Diketahui, imunosupresan adalah obat keras, perlu diminum sepanjang hidup.(ilj/bbs)




PSBB Covid-19, Hotel di Tangerang Raya Wajib Layani Karantina Mandiri

Kabar6.com
Kabar6-Selama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di wilayah Tangerang Raya wajib melayani karantina mandiri. Hal itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Banten Nomor 16 tahun 2020, tentang Pedoman Pelaksanaan PSBB.
“Terhadap kegiatan perhotelan, penanggungjawab hotel wajib menyediakan layanan khusus bagi tamu yang ingin melakukan isolasi mandiri,” tulis Pergub Banten yang ditandatangani Wahidin Halim, Kamis kemarin.
Kemudian pada bagian ketiga mengenai Pembatasan Aktifitas Bekerja di Tempat Kerja di Pasal 11. Poin keempat tercantum tamu hotel dilarang beraktifitas diluar kamar dan harus menggunakan jasa layanan kamar.
Fasilitas penunjang hotel yang membuat kerumunan massa pun harus ditutup. Selanjutnya, karyawan hotel wajib menggunakan masker, sarung tangan dan pakaian kerja sesuai pedoman keselamatan dan kesehatan kerja.**Baca juga:Pandemi Corona, Aparat Gabungan “Gerebek” Pasar Induk Rau.
“Melarang tamu yang sakit atau menunjukan suhu tubuh di atas normal, batuk, pilek, diare dan sesak nafas untuk masuk hotel,” dalam kutipan lainnya.(dhi)



Penerima Bantuan Terdampak Covid-19 di Lebak Dipastikan Berkurang

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten Lebak kini tengah melakukan validasi terhadap data warga di 28 kecamatan dampak Covid-19 sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Hasil pendataan yang diajukan terdapat 55.653 kepala keluarga.

Sekretaris Dinas Sosial Lebak, Kusbandriyo, meyakini, setelah divalidasi, jumlah tersebut bakal berkurang

“Ini sedang divalidasi, tetapi jumlah 55 ribu KK ini pasti turun karena ternyata banyak yang sudah masuk dalam DTKS (Data terpadu kesejahteraan sosial). Ada data orangnya yang ganda lalu dan ada juga satu keluarga mengajukan 4 orang padahal 1 keluarga itu dihitungnya 1,” ungkap Kusbandriyo kepada Kabar6.com, Kamis (16/4/2020).

Kusbandriyo mengatakan, direncanakan, masyarakat yang terdampak akan menerima bantuan Rp500 ribu per bulan dengan durasi selama empat bulan.

“Kalau yang dari APBD II (Kabupaten) kemarin rencananya 4 bulan. Hitung-hitungannya, tetapi nanti kita lihat dalam perjalanannya aja ini datanya bagaimana,” terang dia.**Baca juga: Kuota Gas Melon di Lebak Diusulkan Tambah Jadi 7 Juta.

Berdasarkan surat Bupati Lebak bernomor 469/359-Dinsos/IV/2020. Terdapat 21 kriteria warga terdampak Covid-19 yang harus didata, yakni:

1. ODP, PDP dan warga dengan status positif Covid-19

2. Keluarga yang anggotanya meninggal akibat positif Covid-19 (Jika ada)

3. Asisten rumah tangga dan pekerja/karyawan yang di PHK/Dirumahkan

4. Tukang ojek, sopir angkot dan tukang beca yang tidak beroperasi

5. Pedagang kecil, pedagang keliling dan balukan yang tidak berjualan lagi

6. Tukang bangunan, tukang sol sepatu dan tukang cukur yang tidak bekerja lagi

7. Nelayan/Pencari ikan yang berhenti melaut

8. Buruh tukang jahit, tukang parkir dan buruh cuci yang tidak bekerja lagi

9. Buruh tani dan buruh harian lepas yang tidak bekerja lagi.(Nda)




Ini Cara Pedagang Pasar Induk Layani Pembeli Batuk dan Bersin

Kabar6.com

Kabar6-Pedagang di Pasar Induk Rau, Kota Serang punya cara khusus saat melayani pembeli yang batuk maupun bersin dan terlihat kurang sehat. Meski belum tentu positif, tapi sering batuk dan bersin merupakan gejala suspect corona virus disease 2019 (Covid-19).

“Saya gak langsung ambil duitnya,” kata Refly, 26 tahun, pedagang ikan di Pasar Induk Rau kepada kabar6.com, Jum’at (17/4/2020).

Ia menceritakan, saat transaksi pembeli yang batuk ataupun bersin menyodorkan uang dirinya meminta agar uang kertas diletakan di tempat tertentu.

“Pastinya secara halus lah, biar pelanggan juga enggak tersinggung,” ujar Refly. Refli dan istrinya yang berdagang ikan di malam hari juga selalu memakai masker dan membekali dirinya dengan hand sanitizer.**Baca juga: Bupati Tatu Pasok Beras ‘Jaseng’ ke Warga Terdampak Covid-19.

“Kita juga nerapin jaga jarak sama pembeli. Ya namanya lagi begini, pasti jaga-jaga,” kata Refli, pedagang ikan di PIR yang juga warga Kasemen, Kota Serang, Banten.(Dhi)




Kuota Gas Melon di Lebak Diusulkan Tambah Jadi 7 Juta

kabar6.com
Kabar6-Bupati Lebak Iti Oktaviani Jayabaya telah mengajukan penambahan kuota tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram atau gas melon setiap tahunnya. Usulan tersebut untuk mengatasi kelangkaan gas bersubsidi bagi masyarakat menengah ke bawah.
“Sudah diusulkan oleh ibu bupati kuota tambahan yang tadinya per tahun sekitar 6,5 juta tabung menjadi sekitar 7 juta tabung per tahun. Sehingga masalah kelangkaan dan kenaikan harga bisa selesai,” kata Sekretaris Disperindag Lebak, Orok Sukmana, Kamis (16/4/2020).
Orok mengakui, dalam beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan dan kenaikan harga elpiji 3 kilogram. Dia mengklaim, pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi persoalan tersebut.
“Ya, kami akui kenaikan harga itu terjadi. Tapi sebenarnya kami sudah melakukan berbagai langkah-langkah agar minimal harganya bisa terjangkau masyarakat,” ujarnya.**Baca juga: Pandemi Corona, Aparat Gabungan “Gerebek” Pasar Induk Rau.
“Kami sudah meminta agar Pertamina melakukan ekstra dopping atau penambahan tabung gas per bulan agar ini bisa segera teratasi,” kata Orok.(Nda)



Pandemi Corona, Aparat Gabungan “Gerebek” Pasar Induk Rau

Kabar6.com

Kabar-Aparat gabungan di Kota Serang sudah tiga pekan terakhir keluar masuk Pasar Induk Rau. Mereka terus mengingatkan kepada penjual serta pembeli agar terus mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Seperti menjaga jarak saat bertransaksi, mengurangi transaksi tunai hingga mencuci tangan baik sebelum masuk maupun keluar pasar.

Petugas gabungan pun memberikan tips jika akan berbelanja ke pasar, yakni membuat daftar barang belanjaan sehingga tidak berlama-lama berada ditempat keramaian.

“Kami tidak melarang pasar untuk buka, ada baiknya pembeli atau konsumen membuat daftar belanjaan, sehingga mempermudah saat belanja di pasar,” kata Kapolres Serang Kota, AKBP Edhi Cahyono, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat (17/04/2020).

Penjual dan pembeli diingatkan memakai masker, mengurangi transaksi secara tunai, menjaga jarak, hingga rajin mencuci tangan atau menggunakan sanitizer.

“Kita akan terus keluar masuk pasar setiap hari untuk mengingatkan pedagang dan pembeli untuk physical distancing dan protokol kesehatan.**Baca juga: Bupati Tatu Pasok Beras ‘Jaseng’ ke Warga Terdampak Covid-19.

Karena pasar adalah titik perputaran perekonomian masyarakat yang harus tetap beraktivitas, namun harus di jaga dengan melakukan pshysical distancing, pakai masker, cuci tanngan,” terangnya.(Dhi)




Bupati Tatu Pasok Beras ‘Jaseng’ ke Warga Terdampak Covid-19

kabar6.com

Kabar6-Beras petani lokal akan diberdayakan untuk membantu masyarakat yang ekonominya terdampak karena pandemi covid-19 di Kabupaten Serang, Banten. Beras itu diberi nama Jawa Serang atau Jaseng berasal dari daerah penghasil padi di Kabupaten Serang, seperti Pontang, Ciruas ataupun Kramatwatu.

“Berasal dari lima sumber produksi beras Jaseng. Saya sudah cek langsung kesiapan suplai dari petani, Insya Allah aman. Sebagian akan dibagikan untuk bantuan sosial korban terdampak terdampak Covid-19,” kata Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, dalam siaran pers resminya, Kamis (16/04/2020).

Setelah dilakukan pengecekan, beras Jaseng kelas premium memiliki stok sebanyak 88 ribu ton. Stok beras bisa digunakan selama enam bulan kedepan.

Sedangkan masyarakat yang akan menerima bantuan dari Pemkab Serang masih dalam tahap pendataan dan verifikasi, sehingga diharapkan bisa tepat sasaran dalam pemberian bantuan pangan non tunai tersebut.

“Saat ini Dinsos Kabupaten Serang, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa tengah mendata masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Pendataan dilakukan agar tidak ada tumpah tindih penerima bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemkab Serang. Kami ingin bantuan tepat sasaran,” terangnya.

Ratu Tatu menyebutkan, data yang sedang diverifikasi sebanyak 78 ribu Kepala Keluarga diduga terdampak ekonomi karena pengaruh Covid-19. Jumlah tersebut belum tersentuh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah pusat.

Akibat Corona, akan muncul pengangguran baru, yang tadinya mereka memiliki pekerjaan sebelum covid-19, namun saat pandemi, akan ada warga yang kehilangan pekerjaan maupun penghasilan.**Baca juga: 2 Hari Jelang PSBB, Bantuan Masyarakat Dari Pemprov Banten Balum Jelas.

“Mereka yang tadinya punya penghasilan, sekarang tidak. Itu yang harus kita siapkan, dan kita bantu. Minimal mereka punya beras,” jelas Ratu Tatu.(Dhi)