1

Terobos Medan yang Sulit, di India Ada Ambulans Sepeda Motor untuk COVID-19

Kabar6-Sebuah produsen motor lokal di India bernama Hero MotoCorp, membuat ambulans sepeda motor sebagai solusi keterbatasan alat pengangkutan pasien ke rumah sakit. Selain itu juga untuk menjemput warga di daerah yang sulit dijangkau.

Ambulans motor ini, melansir MSN, dibuat khusus oleh Hero dengan menggunakan basis motor Hero Xtreem. Sespan ambulans yang berfungsi sebagai tempat tidur untuk pasien, disambungkan dengan motor. Pada bagian sespan ada jok panjang yang lumayan empuk untuk berbaring. Terdapat peralatan medis penting seperti kotak P3K dan tabung oksigen.

Hero MotoCorp juga menambahkan keranjang beban, pemadam api, sirene dan lampu peringatan LED. Dijelaskan Hero MotoCorp, Hero Xtreme telah dikonversi menjadi ambulans mobile menggunakan kit aksesori yang dibuat khusus yang dapat dipasang pada sepeda motor Hero MotoCorp lainnya yang memiliki kapasitas mesin 150 cc ke atas.

Mesin motor tersebut masih standar dengan warna khas ambulans putih merah. Hero Grup diketahui telah mengucurkan INR 100 crore sebagai bantuan untuk upaya bantuan COVID-19 yang sedang berlangsung di India.

BML Munjal University, dijalankan oleh Hero Grup di Dharuhera di Haryana, telah menawarkan asrama dengan 2.000 tempat tidur untuk digunakan sebagai ruang isolasi dan perawatan oleh departemen kesehatan setempat. ** Baca juga: Singa-singa Rebahan di Jalan Saat Afrika Selatan Lockdown

Termasuk mendistribusikan lebih dari 15 ribu makanan tiap hari kepada pekerja berupah harian, pekerja telantar, dan keluarga tunawisma di beberapa daerah Delhi-NCR, Rajasthan, Haryana, Uttarakhand, Andhra Pradesh dan Gujarat.(ilj/bbs)




Jangan Salah Pilih, 4 Jenis Makanan Ini Bikin Penampilan Anda Terlihat Lebih Tua

Kabar6-Apa yang Anda konsumsi akan mempengaruhi penampilan, baik itu kulit, rambut, maupun bentuk tubuh. Asupan makanan yang Anda pilih dapat membuat kulit terlihat segar dan cerah atau kering dan kusam.

Bahkan, melansir Aura, dapat membuat Anda terlihat lebih tua dari usia sesungguhnya. “Apa pun yang Anda makan, memengaruhi kulit Anda. Apakah kulit Anda terlihat indah, buruk, kering, keriput, tergantung pada pilihan makanan,” jelas dr. Ariel Ostad, M.D, dermatolog asal Amerika Serikat. Lantas, jenis makanan apa saja yang sebaiknya dikurangi agar tidak terlihat lebih tua dari usia sebenarnya?

1. Makanan manis
Makanan manis adalah semua jenis makanan yang mengandung gula, termasuk snack, atau dessert (hidangan pencuci mulut). Bisa itu permen, jenis kue tar, kue kering, kue jajanan pasar, atau puding.

Semua makanan yang mengandung gula harus dibatasi konsumsinya atau bahkan mulai ditinggalkan sejak dini. Terlebih makanan manis yang dibeli di luar, di mana kita tidak mengetahui berapa banyak kandungan gula di dalamnya.

Gula akan mengikat protein dan lemak dalam tubuh, kemudian membentuk molekul-molekul baru yang disebut glikasi tingkat lanjut (advanced glycation end products, atau AGEs).

Molekul-molekul inilah yang merusak kolagen dan elastin, sehingga kulit kehilangan kelembapan dan elastisitasnya. AGEs dalam jangka waktu tertentu juga dapat menonaktifkan enzim antioksidan alami dalam tubuh Anda, sehingga mempercepat proses penuaan.

2. Daging merah dan olahan
Daging merah seperti daging sapi, daging domba, daging kambing, daging bebek, umumnya banyak mengandung lemak. Daging yang berlemak dapat memicu terbentuknya radikal bebas.

Menurut dr. Ostad, radikal bebas akan merusak elektron pada sel-sel kulit yang sehat. Rusaknya sel-sel kulit sehat akan membuat kulit lekas keriput, kering, dan iritasi. Sebaiknya mengalihkan konsumsi daging ke jenis daging putih seperti daging ayam atau ikan.

Selain daging merah, daging olahan seperti sosis, ham kemasan, daging babi asap, kornet, dendeng, juga kurang baik untuk kulit dan sebaiknya dikurangi. Daging olahan mengandung pengawet dan zat aditif, yang tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, tapi juga kecantikan kulit Anda.

Menurut dr. Ostad, campuran bahan pengawet dalam daging olahan dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan peradangan di kulit dan mempercepat proses penuaan. Daging olahan tidak segar, banyak mengandung lemak, yang juga membuat kulit kering, kotor, dan kusam.

3. Makanan asin
Anda mungkin sudah mengurangi penggunaan garam dalam makanan yang Anda masak sendiri. Tapi apakah Anda sudah mengurangi makanan kaleng, makanan cepat saji, makanan berpengawet, yang tidak bisa Anda kontrol atau ketahui kadar garamnya?

Kandungan garam atau sodium mengikat kandungan air dalam tubuh. Asupan makanan asin dalam jumlah banyak dan rutin, tanpa Anda sadari akan membuat kulit dehidrasi dan membuatnya keriput.

4. Makanan yang dibakar
Makanan yang diolah dengan cara dibakar mungkin lebih baik dari makanan yang diolah dengan cara digoreng. Tetapi Anda harus hati-hati dengan bagian gosong atau hitam pada daging yang Anda bakar.

Bagian gosong ini yang menjadi musuh kulit dan harus dihindari. Bagian gosong tersebut mengandung hidrokarbon pro-inflamasi yang bisa menyebabkan peradangan pada kulit dan merusak kolagen.

Padahal, kolagen adalah protein yang dibutuhkan untuk kekuatan dan struktur kulit. Memberikan kelembapan dan elastisitas. Saat produksi kolagen terganggu, maka regenerasi sel kulit pun ikut terganggu. ** Baca juga: Studi Sebut, Sarapan dengan Porsi Besar Bantu Isi Kalori

Mengonsumsi makanan yang dipanggang atau dibakar boleh-boleh saja, tapi mungkin lebih teliti dan berhati-hati dengan bagian yang gosong.(ilj/bbs)




Singa-singa Rebahan di Jalan Saat Afrika Selatan Lockdown

Kabar6-Ada pemandangan tidak biasa di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, selama masa lockdown. Singa-singa terlihat santai merebahkan diri di jalan yang sepi.

Seorang penjaga taman bernama Richard Sowry sedang berpatroli, melansir Kompas, tengah melintasi jalanan yang biasanya ramai dengan turis. Diketahui, Taman Nasional Kruger telah ditutup sejak 25 Maret sebagai bagian dari lockdown di Afrika Selatan, sama seperti taman-taman margasatwa lainnya. Dan singa-singa itu biasanya hanya terlihat aktif di malam hari.

Saat mengemudi di dekat Camp Orpen Rest pada sore hari, ia melihat singa di depan jalan dan berhenti dengan jarak sekira 5,5 meter, untuk melihat fenomena yang tidak biasa ini.

Hewan-hewan tadi pun tak merasa terganggu ketika Sowry mengabadikan momen tadi dengan telepon genggam. Kebanyakan dari mereka terlihat tidur nyenyak.

“Singa-singa itu sudah terbiasa dengan orang-orang di kendaraan,” kata Sowry. “Semua hewan punya lebih banyak rasa takut naluriah dari orang-orang yang berjalan kaki, jadi jika saya berjalan, mereka tidak akan pernah membiarkan saya begitu dekat.”

Biasanya, Sowry hanya melihat singa-singa tidur di jalan taman pada malam di musim dingin, untuk menghangatkan diri di aspal jalanan yang menyimpan panas cukup banyak dari terik sinar matahari.

Namun yang dikhawatirkan Sowry adalah jika singa-singa itu berpikir jalanan adalah tempat yang aman, karena mereka terlihat sangat menikmati berdiam diri di sana.

Selama lockdown, singa-singa serta anjing liar juga terlihat bertualang ke lapangan golf di taman. Namun Sowry tidak berpikir lockdown telah membawa pengaruh besar ke perilaku hewan. “Kruger tempat yang sangat liar. Sudah liar dan masih liar,” ujarnya.

Lockdown Afrika Selatan telah diperpanjang selama dua minggu sejak Rabu (15/4/2020). “Semua orang menyadari pentingnya lockdown dan penjaga tetap bertugas,” kata Isaav Phaala, petugas media.

Terkait singa-singa yang bersantai di jalan Phaala menambahkan, “Biasanya mereka di semak-semak karena lalu lintas, tetapi mereka sangat cerdas, dan sekarang mereka menikmati kebebasan taman tanpa kita.”

Lalu ketika ditanya mengapa singa lebih menyukai aspal daripada kelembutan rumput, Phaala berpikir mungkin karena faktor hujan. “Aspal itu lebih kering daripada rumput pada saat itu. Kucing enggan berbaur dengan air,” katanya lagi. ** Baca juga: Seorang Seniman Ciptakan Sarung Tangan Mirip Kulit Manusia untuk Cegah COVID-19

Entah apa yang ada dalam benak singa-singa tadi saat menikmati sepinya Taman Nasional Kruger dari pengunjung.(ilj/bbs)




Studi Sebut, Sarapan dengan Porsi Besar Bantu Isi Kalori

Kabar6-Rutin sarapan dinilai sebagai kegiatan terpenting untuk mengawali hari. Makan dan minum yang kita konsumsi setelah bangun tidur, terbukti memiliki dampak pada kinerja kognitif, suasana hati, dan tingkat energi sepanjang hari.

Sebuah penelitian baru, melansir Sindonews, menunjukkan bahwa sarapan berperan lebih besar dalam kesehatan secara keseluruhan daripada yang diperkirakan orang-orang sebelumnya. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolismmenunjukkan, orang yang makan besar saat sarapan dapat membakar kalori dua kali lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang makan makan malam dengan porsi yang besar.

Orang yang makan banyak saat sarapan juga sangat rendah mengonsumsi camilan yang kurang sehat seperti makanan penuh gula dan permen, sehingga memiliki kadar gula darah (glukosa) dan insulin yang lebih sehat sepanjang hari. Metabolisme juga akan lebih aktif setelah sarapan.

Selama tiga hari, para peneliti mengevaluasi 16 pria yang berganti-ganti menu sarapan rendah kalori dan makan malam berkalori tinggi, lalu sebaliknya. Kemudian, thermogenesis yang disebabkan oleh diet (DIT) dilacak pada peserta, seperti rasa lapar secara keseluruhan, kadar glukosa darah, dan mengidam makanan manis.

Para peneliti menemukan, rata-rata DIT peserta 2,5 kali lebih tinggi setelah sarapan dibandingkan setelah makan malam, yang pada akhirnya menunjukkan bahwa metabolisme orang akan lebih aktif setelah makan pagi. Selain itu, jika Anda sarapan dengan tinggi kalori dikaitkan dengan rasa lapar yang lebih rendah ke depannya dan tidak akan mengidam makanan manis sepanjang hari.

Sedangkan jika Anda sarapan rendah kalori lebih cenderung mengonsumsi camilan sepanjang hari dan akan makan lebih banyak saat makan malam. ** Baca juga: Riset Ungkap Lama Masa Inkubasi COVID-19

Insulin orang, hormon yang membantu mengubah makanan menjadi energi, dan glukosa darah, yang digunakan untuk energi, juga lebih rendah setelah sarapan dibandingkan dengan setelah makan malam.

“Hasil kami mengonfirmasi bahwa makan malam dengan porsi besar memiliki efek negatif pada toleransi glukosa, yang harus dipertimbangkan oleh pasien diabetes yang ingin menghindari puncak glukosa darah,” kata para peneliti.

Ditambahkan, “Karena itu sarapan dengan porsi besar harus lebih disukai daripada makan malam dengan porsi besar untuk mengurangi risiko penyakit metabolisme.”(ilj/bbs)




Seorang Seniman Ciptakan Sarung Tangan Mirip Kulit Manusia untuk Cegah COVID-19

Kabar6-Selain melakukan physical distancing, menjaga kebersihan, hingga mengonsumsi makanan sehat, sejumlah cara dilakukan untuk melindungi diri dari penularan COVID-19, misalnya memakai hand sanitizer hingga sarung tangan.

Seorang seniman yang dikenal dengan hasil karya eksentriknya, Fecal Matter, menciptakan sarung tangan unik untuk mencegah penularan COVID-19.

Melalui instagramnya @matierefecales, melansir Vogue, Fecal mengunggah hasil karyanya berupa sarung tangan mirip kulit manusia lengkap dengan kuku. Fecal mengaku karya ini terinspirasi dari tren masa 50-an yang elegan. Ia juga menambahkan sisi ‘futuristik’ dalam karyanya.

Namun sarung tangan ini disebut justru terlihat mirip tangan manusia atau trans manusia, seperti Alien. Meskipun begitu, sarung tangan ini cocok dipakai oleh masyarakat yang ingin terlihat nyentrik saat menghindari COVID-19.

Sementara bagi sebagai orang, sarung tangan ini terkesan sangat aneh sehingga jika dipakai saat berada di tempat umum atau berbelanja di supermarket, akan menarik perhatian banyak orang.

Sarung tangan unik ini dapat dicuci dan dipakai berkali-kali sehingga bisa untuk pemakaian jangka panjang. Sepasang sarung tangan karya Fecal ini dibanderol seharga sekira Rp23 juta. ** Baca juga: Marak Penipuan Lewat Online di India Selama Lockdown

Berminat membeli? (ilj/bbs)




PSBB Covid-19, MUI Tangsel: Pelaksanaan Adzan Seperti Biasa

kabar6.com

Kabar6-Selama pandemi Covid-19 segala kegiatan ibadah bulan suci Ramadhan sebaiknya dilakukan di rumah saja. Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang kondisinya semakin mengkhawatirkan.

“Kecuali adzan. Enggak apa-apa karena untuk menandakan waktu shalat,” ungkap Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Kota Tangsel, KH Abdul Rojak kepada kabar6.com, Senin (20/4/2020).

Menurutnya, segala kegiatan ritual ibadah Ramadhan seperti taraweh, tadarus ataupun i’tikaf mesti tetap dilakukan di dalam rumah. Segala kegiatan yang melibatkan banyak orang atau jamaah tetap dilarang.

**Baca juga: PSBB Covid-19, MUI Tangsel: Ibadah Ramadhan di Rumah Saja.

Rojak jelaskan, ketentuan di atas telah diatur dalam Peraturan Walikota Tangsel Nomor 13 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Rangka Penanganan Covid-19.

“Kalau shalat berjamaah satu keluarga silahkan di rumah,” jelasnya. Pasal 11 Ayat 3 menyebut, adzan atau lonceng petanda waktu ibadah dilaksanakan seperti biasa.

Adapun dalam Pasal 12 Ayat 1 masih diaturan yang sama MUI digandeng untuk memberikan edukasi, menanggulangi serta pencegahan Covid-19.(yud)




Dinsos Tangsel Sebut Kesalahan Data JPS Covid-19, Ini Pemicunya

Kabar6.com

Kabar6-Data keluarga rentan miskin di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akibat terdampak Covid-19 dari kelurahan hingga kecamatan masih belum selesai dihimpun. Penyaluran dana non tunai untuk jaring pengaman sosial atau JPS diklaim lewat nomor rekening masing-masing penerima.

“Mngingat data masuk masih banyak yang error (kesalahan),” ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman saat dihubungi kabar6.com, Minggu kemarin.

Ia menyebutkan kesalahan data berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) kurang lebih 7 digit, NIK diberi * atau ‘, NIK salah atau tidak sesuai dg nama atau sebaliknya, NIK kosong, tidak ada nama tidak ada alamat, double input data yang sama.

“Untuk meminimalisir kesalahan akan dipandu petugas operator dinsos,” jelas Wahyunoto. Apakah kemampuan APBD maksimal 13.500 KK serta tiga kali penyaluran?.

**Baca juga: PSBB Covid-19, Ini Kuota dan Nilai Dana Bansos di Tangsel.

Ia bilang bukan kemampuan APBD 2020 Kota Tangsel lagi. Sekarang sudah pada kemampuan kas daerah karena terjadinya stagnan keuangan. Pendapatan Asli Daerah terjun bebas.

“Kalo geser-geser anggaran udah kesana kemari, tidak ada pemasukan. Dana transfer pusat DAK DAU ditunda,” tegas Wahyunoto.(yud)




PSBB Covid-19, MUI Tangsel: Ibadah Ramadhan di Rumah Saja

Kabar6.com

Kabar6-Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tetap berlaku selama bulan suci Ramadhan 1441 Hijriah. Alasannya karena daerah termuda di Provinsi Banten itu termasuk zona merah penyebaran corona virus disease 2019 (Covid-19).

“Jadi puasa Ramadhan tidak ada yang dihalang-halangi,” ungkap Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Kota Tangsel, KH Abdul Rojak, Senin (20/4/2020).

Ia berpesan kepada seluruh umat muslim di Kota Tangsel dapat mematuhi Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun 2020 tentang Pelaksanan PSBB Dalam rangka Penanganan Covid-19.

“Taraweh, tadarus, i’tikaf dan ibadah Ramadhan lainnya dilakukan di rumah. Tidak boleh di masjid atau musholla,” tegasnya.

**Baca juga: PSBB Covid-19, Ini Kuota dan Nilai Dana Bansos di Tangsel.

Berdasarkan update data Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel per Minggu, 19 April 2020 pukul 15.00 WIB, orang dalam pemantauan (ODP) yang masih dipantau sebanyak 654 jiwa.

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat 256 orang. Adapun total jumlah warga Tangsel yang PDP meninggal 38 orang dan positif 18 orang.

“Covid-19 di Tangsel kondisinya semakin mengkhawatirkan,” ujar KH Abdul Rojak.(yud)




Pakai Hazmart, Tim Medis Periksa Wanita yang Pingsan di Jalan

Kabar6.com

Kabar6-Warga Tanggul, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, digegerkan dengan seorang wanita yang jatuh pingsan di pinggir jalan. Wanita berinisial R (23) merupakan asal Sumatera Barat (Sumbar) yang tinggal di lokasi setempat.

“Tadi dia jalan keluar, terus tau-tau pingsan. Warga enggak ada yang berani ngedeket. Terus ada dua orang abis mancing ngangkat, dibawa ke kontrakannya. Abis itu orang yang ngangkat langsung pergi,” kata Dinar, tetangga kontrakannya, ditemui dilokasi, Minggu (19/04/2020).

Menurut keterangan pihak keluarga, wanita berinisial R, 23 tahun, memang kerap kali pingsan jika memiliki masalah. Terlebih, R pun belum makan sejak pagi tadi sehingga badannya lemas.

**Baca juga: Gerbang Tol Serang Timur dan Barat Jadi Check Point Masuk Kota Banten.

Meski begitu, tim medis dari Pemkot Serang tetap mentracking dan memeriksa R untuk memastikan kondisi kesehatannya. Setelah dipastikan tidak terpapar covid-19, tim medis mengatakan bahwa R negatif Corona.

“Dia emang gitu, dari dulu selalu pingsan kalau ada masalah. Dia sama suaminya jualan di Pasar Induk Rau (PIR),” kata mertua dari R yang bernama Azamudin, 47 tahun, ditempat yang sama.(Dhi)




Riset Ungkap Lama Masa Inkubasi COVID-19

Kabar6-COVID-19 menyebar melalui cairan pernapasan yang dikeluarkan oleh pasien terinfeksi saat batuk atau bersin. Cairan tersebut yang kemudian dapat menginfeksi orang lain ketika orang tersebut tidak sengaja menyentuh permukaan yang sudah terkontaminasi.

Selain itu, virus dan bakteri juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, dan mulut. Gejala umum yang biasanya dialami penderita COVID-19 memang menyerupai flu, seperti demam dan batuk kering.

Berdasarkan data dari 55 ribu kasus di Tiongkok, sebanyak 88 persen pasien terinfeksi mengalami demam, dan 68 persen mengalami batuk kering. Selain itu, gejala lain seperti kelelahan, memproduksi dahak, nafas pendek, sakit tenggorokan dan sakit kepala juga dilaporkan dalam kasus tersebut.

Lantas, berapa lama masa inkubasi COVID-19 sampai akhirnya seseorang merasakan gejala-gejala tersebut? Menurut WHO (World Health Organization), melansir Wolipop, masa inkubasi COVID-19 atau selang waktu antara orang yang sudah terinfeksi COVID-19 sampai mulai memperlihatkan gejala-gejala, umumnya sekira satu hingga 14 hari. Dan masa inkubasi COVID-19 paling umum sekira lima hari.

Sedangkan berdasarkan penelitian baru yang diterbitkan pada 17 Maret 2020 oleh University of Massachusetts Amherst, masa inkubasi virus COVID-19 lebih dari lima hari. Dan 97,5 persen orang yang terinfeksi akan memperlihatkan gejala COVID-19 dalam 11,5 hari.

Dalam riset tersebut, peneliti Nicholas Reich, associate professor di School of Public Health Sciences, yang memimpin penelitian, bersama dengan rekannya Thomas McAndrew, melakukan survei mingguan terhadap 20 model penyakit menular untuk menilai pendapat ahli kolektif mereka mengenai lintasan wabah COVID-19 di Amerika Serikat.

Para peneliti dan ahli permodelan kemudian merancang, membangun dan menafsirkan model untuk menjelaskan serta memahami dinamika penyakit menular dan dampaknya pada populasi manusia.

Para peneliti memeriksa 181 kasus yang dikonfirmasi dengan paparan yang dapat diidentifikasi dan gejala yang ditimbulkan untuk memperkirakan masa inkubasi virus Corona.

Dari penelitian tersebut para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa ‘periode pemantauan aktif saat ini yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. (14 hari) didukung dengan baik oleh bukti yang ditemukan’.

Namun Anda tidak perlu terlalu khawatir, karena sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19, yaitu sekira 80 persen, memiliki penyakit yang tergolong ringan sehingga tidak perlu pergi ke rumah sakit dan akan pulih dengan sendirinya setelah sekira dua minggu. Sisanya, sekira 20 persen mungkin akan mengalami kesulitan bernapas yang parah sehingga dibutuhkan perawatan di rumah sakit.

Dari 20 persen pasien COVID-19 yang perlu dirawat di rumah sakit, hanya sekira enam persen akan menjadi kritis karena kegagalan bernapas. Orang-orang itu yang cenderung memerlukan perawatan intensif. Setidaknya dibutuhkan waktu sekira satu minggu hingga seseorang menjadi sakit parah setelah memperlihatkan gejala.

Biasanya, orang-orang yang berisiko menjadi sakit parah hingga meninggal dunia adalah orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dengan masalah kesehatan yang sudah dimilikinya.

Untuk orang berusia 60-69 tahun, 3,6 persen dari mereka yang terinfeksi COVID-19 akan meninggal dunia, dan semakin meningkat untuk yang berusia 70-79 tahun, yaitu sekira delapan persen serta di atas 80 tahun sebesar 14,8 persen.

Sayangnya, belum dapat dipastikan apakah seseorang yang telah terinfeksi COVID-19 lalu sembuh tidak akan terserang virus tersebut kembali. ** Baca juga: Sejumlah Hal yang Dinilai ‘Buruk’ Ini Ternyata Punya Manfaat Bagi Kesehatan

Kemungkinan hal itu bisa memberikan kekebalan jangka panjang. Tetapi tidak jelas berapa lama kekebalan tersebut akan melindungi tubuh dari COVID-19.(ilj/bbs)