oleh

Kritik Terhadap Solusi Polusi Udara Jakarta

image_pdfimage_print

Oleh : Achmad Nur Hidayat MPP Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPNVJ dan CEO NARASI INSTITUTE

Kabar6-Jakarta, jantung ekonomi dan politik Indonesia, kini tercemar oleh polusi udara yang meresahkan. Apakah solusi yang disodorkan pemerintah seperti Work From Home, proyek IKN, dan subsidi kendaraan listrik dapat memenuhi harapan untuk udara yang lebih bersih?

Kendaraan Listrik dan Mitos Bebas Polusi
Peralihan ke kendaraan listrik sering disebut sebagai jalan keluar. Namun, adakah garansi bahwa peralihan ini akan menghapus polusi? Tidak. Kendaraan bukan satu-satunya penyebab polusi. Asap industri, terutama dari PLTU berbahan bakar batu bara, kontribusi besar pada kualitas udara yang buruk. Polusi dari PLTU berlipat-lipat lebih berbahaya daripada polusi kendaraan bermotor.

Sumber Polusi Jakarta: Lebih dari Sekedar Kendaraan
Meskipun transportasi khususnya kendaraan pribadi adalah kontributor besar, sumber polusi lain seperti industri, pembangunan, pembakaran sampah, dan PLTU juga memberikan kontribusi signifikan. Sebuah pendekatan holistik diperlukan, bukan hanya fokus pada salah satu penyebab.

Pemindahan Ibu Kota: Bukan Solusi Ajaib
Pemindahan ibu kota ke IKN di Penajam mungkin terdengar sebagai langkah progresif, tetapi ini bukanlah solusi cepat. Memindahkan ibu kota tidak akan menyelesaikan masalah polusi di Jakarta. Polusi akan tetap ada dan membutuhkan penanganan serius.

**Baca Juga: Denda Rp 1 Miliar Diterima Kejaksaan dari Terpidana Narkoba

Kendaraan Listrik: Bukan Tanpa Dosa
Sementara kendaraan listrik tampak menjanjikan, kita harus mempertimbangkan dampak produksi baterai. Pertambangan mineral untuk baterai memerlukan litium, kobalt, dan nikel yang berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Jika seluruh armada kendaraan digantikan dengan kendaraan listrik, dampak ekologis dari pertambangan dapat meningkat.

Subsidi EV: Sebuah Kebijakan Tidak Adil?
Subsidi untuk EV mungkin tampak menarik, tetapi manfaat ini mungkin hanya dinikmati oleh segelintir orang. Banyak masyarakat miskin mungkin tidak mendapat manfaat dari kebijakan ini. Sebuah pendekatan yang lebih inklusif seperti memperbaiki transportasi publik bisa menjadi jalan keluar.

Pembangkit Listrik: Sumber Polusi yang Terabaikan
PLTU berperan penting dalam memenuhi kebutuhan listrik Jakarta, namun kontribusi mereka terhadap polusi sering diabaikan. Konsumsi batu bara oleh PLTU menghasilkan polutan berbahaya. Dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik, permintaan untuk listrik akan meningkat, meningkatkan konsumsi batu bara dan polusi yang dihasilkannya.

Kesimpulan
Solusi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan semua sektor. Sebagai warga Jakarta, kita perlu terlibat aktif dalam diskusi ini dan mendorong pemerintah untuk mencari solusi yang benar-benar efektif dan berkelanjutan.(*/Red)

Print Friendly, PDF & Email