oleh

Indonesia Tak Terhindari Dimasuki Varian Baru COVID-19 ‘Eris’

image_pdfimage_print

Oleh: Achmad Nur Hidayat, CEO NARASI INSTITUTE

Kabar6-Ketegangan sedang melanda Inggris akibat merebaknya varian baru COVID-19 yang disebut ‘Eris’ atau subvarian Omicron EG.5.1. Selain meningkatkan jumlah kasus harian secara signifikan, varian ini juga telah menyebabkan peningkatan pasien yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah mengkonfirmasi adanya lonjakan drastis kasus COVID-19. Dalam minggu ini, dari 4.396 sampel pernapasan yang dianalisis melalui Sistem Data Mart Pernapasan, 5,4 persen di antaranya teridentifikasi sebagai kasus COVID-19. Perbandingan ini menunjukkan peningkatan signifikan dari laporan sebelumnya yang mencatat 3,7 persen dari 4.403 sampel.

Varian ‘Eris’ telah ditetapkan oleh WHO sebagai varian under monitoring (VUM) sejak Juli, setelah penyebarannya meningkat di Inggris dan dampaknya mulai terasa di beberapa negara di Asia.

Indonesia bersama dengan negara-negara Asia lainnya sedang meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghadapi potensi gelombang baru pandemi yang bisa disebabkan oleh varian ini.

Para ahli berpendapat bahwa munculnya varian ‘Eris’ mungkin terkait dengan apa yang mereka sebut sebagai fenomena ‘Barbenheimer’. Popularitas film Barbie dan Oppenheimer diduga telah mendorong interaksi sosial yang lebih intens dan mobilitas masyarakat. Faktor cuaca buruk juga dianggap mempengaruhi daya tahan tubuh manusia, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.

Namun, meskipun masih banyak yang belum diketahui tentang varian ‘Eris’, para ahli sepakat bahwa virus COVID-19 akan terus berubah dan beradaptasi. Kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyatakan bahwa varian ini memiliki tingkat pertumbuhan 20,5 persen lebih tinggi dibandingkan dengan varian lainnya.

Sementara Inggris bekerja keras untuk mengendalikan situasi ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memantau perkembangan varian ini di Asia, termasuk Indonesia.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan pentingnya tindakan pencegahan, terutama di negara-negara dengan risiko tinggi seperti Indonesia. Ia mengingatkan individu berisiko tinggi untuk terus menggunakan masker di tempat umum, mengambil dosis vaksin tambahan jika dianjurkan, dan memastikan sirkulasi udara yang baik di ruangan tertutup.

**Baca Juga: Ujian Praktik SIM C di Lebak Sudah Sesuai Ketentuan Korlantas Polri, Begini Harapan Satlantas

Rekomendasi

Untuk menjaga situasi kesehatan tetap terkendali dan mencegah potensi gelombang baru pandemi, berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan bagi negara-negara Asia, termasuk Indonesia:

1. Meningkatkan pengawasan di pintu masuk internasional seperti bandara dan pelabuhan untuk mengidentifikasi serta mengisolasi kasus yang terdeteksi. Perkuat kerja sama internasional dalam pertukaran data mengenai varian dan pola penyebaran.

2. Memperluas cakupan tes COVID-19 untuk mendeteksi kasus positif, termasuk varian ‘Eris’. Lakukan pelacakan kontak dengan ketat untuk membatasi penyebaran lebih lanjut.

3. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sediakan informasi akurat dan terpercaya mengenai varian ‘Eris’ untuk menghindari spekulasi yang merugikan.

4. Memperkuat fasilitas kesehatan dan rumah sakit untuk menghadapi lonjakan kasus. Pastikan ketersediaan peralatan medis dan ventilator yang cukup untuk pasien yang membutuhkan perawatan intensif.

5. Terus mendorong program vaksinasi massal, termasuk memberikan dosis vaksin tambahan bagi individu yang memenuhi kriteria. Lacak efektivitas vaksin terhadap varian ‘Eris’ dan berkoordinasi dengan produsen vaksin untuk pengembangan formulasi yang sesuai.

6. Memastikan penerapan dan pemeliharaan langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan masker, menjaga jarak sosial, dan menjaga kebersihan tangan. Hindari langkah-langkah yang dapat merusak fondasi sistem pencegahan yang telah dibangun.

7. Mengikuti panduan dari WHO dan lembaga kesehatan internasional lainnya dalam merespons dan mengatasi varian ‘Eris’. Fokus pada dialog dan kerja sama global dalam pertukaran data dan penanganan varian ini.

Dengan tetap waspada terhadap varian ‘Eris’ yang muncul sebagai ancaman global, negara-negara Asia, termasuk Indonesia, diingatkan untuk mengambil tindakan proaktif dalam menjaga situasi COVID-19 tetap terkendali. Kolaborasi dengan WHO dan negara-negara lain akan menjadi kunci dalam menghadapi potensi gelombang baru dari pandemi ini.(*/Red)

Print Friendly, PDF & Email