Kabar6-Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah pengingkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke).
“Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat,” kata dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD, saat menggelar seminar kesehatan Cegah dan Kontrol Hipertensi di auditorium lantai 9 Bethsaida Hospitals Gading Serpong Tangerang, Minggu (3/3/2019).
Berdasarkan data Riskesdas 2013 angka prevalensi hipertensi sebesar 25,8 persen. Harapannya adalah dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi, penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi gaya hidup ataupun obat-obatan.
**Baca juga: Gunakan Tepung Terigu Ninja, Sriboga gelar Baking Demo Ramadhan Vaganza di Bintaro.
“Sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan karena tujuan utama pengobatan hipertensi bukan semata–mata menurunkan tekanan darah, namun mencegah kerusakan organ yang utama (otak,jantung, ginjal),” terang dr Dasaad Mulijono. (fit)