oleh

Gaza Mutakhir dan Propaganda WTC 11 September

image_pdfimage_print

Oleh: M. Ishom El saha (Pengasuh Ponpes Qod Atta Kota Serang)

Kabar6-Serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 500 jiwa dan melukai lebih dari 1.200 korban dari pihak Israel memancing perhatian banyak pihak. Ada yang berpendapat serangan Hamas yang diviralkan sebagai serangan badai al-quds (thofan al-Quds) itu adalah sebagai akibat kelengahan Israil. Bahkan ada pejabat tinggi Israil yang berpendapat bahwa serangan Hamas kali ini mirip serangan teroris pada WTC 11 September.

Sontak banyak petinggi mitra Israel yang terprovokasi dengan propaganda ini. Amerika sebagai sekutu utama Palestina langsung mengirimkan kapal induk dengan persenjataan lengkap. Para petinggi Uni Eropa juga sempat menyerukan agar Israel melakukan serangan balasan kepada Hamas sebagai bentuk membasmi terorisme di dunia.

Propaganda WTC 11 September jilid dua tentu saja akan semakin memperkeruh situasi peperangan Hamas dengan Israel. Jika tidak ada yang menengahi, dikhawatirkan perang Hamas-Israel ini dapat memperlebar peta konflik dan peperangan secara global. Hal ini karena hingga sekarang perang Rusia-Ukraina belum juga ada tanda-tanda berakhir. Selain itu, baik dalam konflik Hamas-Israel maupun konflik Rusia-Ukraina, disebut-disebut ada keterlibatan dan ikut campur Iran.

Negeri Mullah selama ini mendukung penuh kelompok Hizbullah Libanon yang pada satu dan dua tahun terkahir ini juga intensif melakukan serangan ke Israel. Tak ayal hal ini melahirkan spekulasi bahwa serangan Hamas di wilayah Gaza Israel juga ada keterlibatan Iran dan Hizbullah Libanon.

Menurut informasi dalam perang yang baru beberapa Minggu terjadi, korban meninggal dari kedua belah pihak lebih dari 1000 jiwa. Bahkan secara sengaja pemerintah Israel memampang poto-poto pejuang mereka yang menjadi korban serangan Hamas dalam media cetak maupun elektronik.

Kita berharap dunia tidak terpancing dengan propaganda konflik Gaza sebagai serangan teroris WTC jilid dua. Dengan dalih apapun, kita juga tak perlu melakukan dukung-mendukung konflik yang mengakibat tajuhnya korban jiwa warga sipil, baik di pihak rakyat Palestina maupun pihak Israel.

**Baca Juga: Ricky Tommy Hasiholan Jadi Kajari Kabupaten Tangerang

Sebaliknya kita perlu menyuarakan perdamaian dan genjatan senjata antara Hamas dan Israel sebab dampak perang Rusia-Ukraina nyata-nyata menyengsarakan masyarakat dunia. Apalagi kalau ditambah perang Arab-israel maka kemiskinan dan kesengsaraan penduduk di dunia menjadi meningkat. Masyarakat dunia kini kekurangan pakan dan sumber energi serta pendapatan ekonomi mereka juga anjlok akibat perang. Oleh sebab itu kita harus serukan perdamaian.

Walaupun rakyat Iran mendukung dan merayakan perjuangan Hamas maka kita tak perlu ikut-ikutan, selagi masih menerapkan cara cara kekerasan. Kita memilih menggunakan pengaruh China yang menyerukan gencatan dan perdamaian di tengah konflik Gaza. China diharapkan dapat meredam pihak-pihak yang berkepentingan kepada Israel maupun Palestina. Kita tahu selama ini China menjadi mitra strategis Iran, sehingga ajakan berdamai negeri tirai nambu ini diharapkan mampu meredam keterlibatan pemerintah Iran di balik perlawanan Hamas dan Hasbullah Libanon.

Begitu pula kita berharap kepada negara-negara Arab lainnya yang kini sedang berproses menormalisasi hubungan mereka dengan Iran melalui penghubung negeri tirai bambu. Pemimpin Arab diharapkan sejalan dengan politik luar negeri China, dalam rangka mengupayakan perdamaian di kawasan Arab.(*/Red)

Print Friendly, PDF & Email