oleh

Wanita yang Telah Menikah Kurang Bahagia Dibanding Lajang?

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang profesor di Accidental College sekaligus penulis buku ‘American Hookup’ bernama Lisa Wade, menjabarkan apa yang disebut ‘paradoks dari penurunan kebahagiaan wanita’.

Disebutkan, kaum hawa memiliki lebih banyak hak dan kesempatan dalam pernikahan di beberapa dekade terakhir. Namun mereka ternyata kurang gembira dari sebelumnya. Hal ini diukur dari relasi mereka baik secara absolut maupun relatif dengan pria.

Perkawinan heteroseksual adalah lembaga yang tidak setara. Wanita, melansir popworld, rata-rata melakukan lebih banyak pekerjaan sosial dan bernilai rendah dalam rumah tangga, dibandingkan suaminya. Mereka bekerja lebih banyak setiap hari, dan menyadari sepenuhnya ketimpangan ini.

Ada kecenderungan pemikiran bahwa wanita lebih cenderung untuk mengorbankan kesenangan dan tujuan karier demi menikah.

Pernikahan menyebabkan wanita tersubordinasi, dan mereka cenderung mengorbankan diri dan karier mereka demi hubungannya dengan anak-anak dan suami. Jadi dikatakan bahwa tidak heran apabila wanita yang telah menikah kurang bahagia dibandingkan wanita lajang. Mereka juga kurang bahagia dibandingkan suami mereka.

Dibandingkan pria, wanita juga kurang bersemangat untuk menikah. Dan yang lebih cenderung untuk mengajukan cerai pun kebanyakan kaum wanita.

Ketika bercerai, mereka bahagia karena tak menyatu dengan pasangannya lagi. Mereka pun lebih suka untuk tidak menikah lagi dibandingkan kaum pria.

Hal ini tentu bertentangan dengan beragam propaganda yang menggambarkan kegembiraan kaum wanita. Berbagai buku, komedi situasi, reality show, dan komedi romantis menggambarkan upaya dramatis wanita lajang untuk mendapatkan pasangan hidup. Belum lagi mainan bertema pernikahan, tatkala majalah pernikahan di mana-mana hanya ditujukan untuk wanita.

Meskipun demikian, tentu saja hal ini jangan dijadikan sebagai patokan bagi setiap pernikahan. Kehidupan pernikahan yang bahagia bukan cuma mimpi. Wanita juga bisa mendapatkan kehidupan yang bahagia dalam pernikahannya. ** Baca juga: Hii…1 dari 6 Pria Tidak Cuci Tangan Pakai Sabun Usai BAB di Kantor

Sudah ada banyak contoh yang membuktikan bahwa kehidupan pernikahan yang bahagia adalah nyata. Semuanya hanya butuh pengertian, kesabaran, dan kepercayaan antara Anda dan pasangan.

Jadi, jangan takut untuk menikah. (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email