oleh

Ternyata, Ini Lima Negara Paling Gencar Kerahkan Buzzer

image_pdfimage_print

Kabar6-Oxford Internet Institute di bawah University of Oxford, merilis laporan The Global Disinformation Order berjudul ‘2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation’. Laporan yang dirilis pada 26 September 2019 lalu, mengungkap manipulasi media sosial yang terorganisir di 70 negara.

Dalam laporan itu, 70 negara yang diteliti digolongkan dalam empat kategori sesuai tinggi rendahnya peran buzzer yang diandalkan pemerintah. Kategori tersebut meliputi kapasitas tinggi, sedang, rendah, minimal. ** Baca juga: Tertangkap Kamera, Seekor Ikan yang Memiliki Kepala Transparan di Monterey Bay

Itu artinya, negara-negara yang masuk kategori kapasitas tinggi sangat mengandalkan buzzer dalam menyebarkan propagandanya. Ya, negara rela merekrut tim berjumlah banyak, memberi pelatihan formal pada buzzernya, dan menggelontorkan dana yang jumlahnya tidak sedikit.

Berdasarkan laporan ‘2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation’, melansir Okezone, ini lima negara yang paling gencar mengerahkan buzzer:

1. Arab Saudi
Arab Saudi termasuk negara paling mengandalkan Facebook dan Twitter untuk menyebarkan propagandanya ke luar negeri. Diperkirakan, mereka merogoh sekira Rp2,6 juta demi menciptakan satu tagar Twitter yang masuk daftar ‘trending’.

2. Israel
Tim buzzer di Israel beranggotakan 400 orang dan mendapat pelatihan formal dan berstatus sebagai staf permanen. Nilai kontraknya bervariasi, mulai dari Rp11 miliar hingga Rp1,4 triliun.

3. Tiongkok
Tim buzzer Tiongkok diperkirakan berjumlah 300 ribu hingga dua juta orang. Mereka berstatus staf permanen serta bekerja di kantor lokal dan regional.

Pemerintah Tiongkok menyebarkan propaganda melalui medsos domestik, seperti Weibo, WeChat, dan QQ untuk memblokir media sosial global seperti Facebook, Twitter, dan YouTube.

Pada 2019, mereka mulai membidik medsos global untuk mencitrakan aktivis demokrasi Hongkong sebagai gerakan radikal kekerasan, untuk membendung penyebarannya. Selain itu, Tiongkok giat mengembangkan kecanggihan teknologinya sebagai geopolitik.

4. Venezuela
Negara yang dipimpin Nicolas Maduro ini mengandalkan buzzer untuk menyebarkan propaganda. Tim buzzer Venezuela diperkirakan berjumlah 500 orang dan mendapat pelatihan formal, dengan status staf permanen. Namun tak disebutkan berapa dana yang digelontorkan untuk membiayai para buzzer ini.

5. Iran
Tak disebutkan berapa jumlah buzzer yang dimiliki Iran. Namun Iran terhitung telah merogoh Rp84,9 juta untuk mengiklankan propagandanya di Facebook.

Bagaimana dengan di negara kita? (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email