oleh

Dulunya Kota Berkembang, Arkeolog Temukan Teater Beratap Zaman Romawi di Italia

image_pdfimage_print

Kabar6-Tim arkeolog yang dipimpin oleh Universitas Cambridge, Inggris, menemukan sisa-sisa teater beratap, pasar, dan pelabuhan sungai di lokasi yang merupakan sebuah kota Romawi. Penelitian itu menunjukkan bahwa Interamna Lirenas, di Italia tengah, dulunya adalah kota yang berkembang.

Temuan tersebut, melansir theguardian, menunjukkan bahwa penurunannya dimulai sekira 300 tahun lebih lambat dari perkiraan para ahli sebelumnya. Analisis terhadap tembikar yang digali menunjukkan bahwa kota di selatan Lazio itu bertahan dari kemunduran hingga akhir abad ke-3 Masehi. Pada puncaknya, pemukiman tersebut, yang sekarang sebagian besar merupakan ladang tanaman, bisa menampung sekira 2.000 orang.

“Kami memulai dengan sebuah situs yang sangat tidak menjanjikan sehingga belum pernah ada orang yang mencoba menggalinya, hal ini sangat jarang terjadi di Italia,” terang Dr Alessandro Launaro, penulis studi tersebut.

Ditambahkan, “Tidak ada apa pun di permukaan, tidak ada bukti nyata adanya bangunan, hanya pecahan tembikar. Namun yang kami temukan bukanlah daerah terpencil, jauh dari itu. Kami menemukan kota berkembang yang beradaptasi dengan setiap tantangan yang dihadapi selama 900 tahun. Kami tidak mengatakan bahwa kota ini istimewa, namun jauh lebih menarik dari itu.”

Dr Launaro, yang merupakan pimpinan proyek Interamna Lirenas di fakultas Klasik Cambridge, mengatakan tim arkeolog sebelumnya berasumsi bahwa kota itu adalah daerah terpencil. Mereka melakukan serangkaian penggalian dan melakukan survei magnetik dan radar penembus tanah (GPR) di sekira 24 hektare. Survei yang dilakukan di dekat Sungai Liri itu mengungkap adanya gudang besar, kuil, dan kompleks pemandian.

Para peneliti pun yakin, bangunan-bangunan ini berfungsi sebagai pelabuhan sungai antara akhir abad ke-1 SM dan abad ke-4 Masehi. Tim juga menemukan sisa-sisa teater beratap yang mampu menampung 1.500 orang.

Hal ini, kata Dr Launaro, menunjukkan kekayaan, kekuasaan dan ambisi kota tersebut. Para arkeolog juga menemukan 19 halaman bangunan dan tanah yang mereka yakini berfungsi sebagai pasar sapi dan domba. Mereka tidak menemukan lapisan abu atau bukti lain yang menunjukkan bahwa kota tersebut dihancurkan dengan kejam.

Dr Launaro berpendapat, penduduk meninggalkan kota di tengah meningkatnya ketidakamanan sebelum invasi Lombardia pada akhir abad ke-6 M, karena mereka tahu berada di jalur langsung yang akan digunakan oleh para tentara perampok.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email