oleh

Disangka Ritual Pembunuhan Massal, Polisi di Inggris Gerebek Kelas Yoga

image_pdfimage_print

Kabar6-Pihak berwajib menggerebek sebuah kelas yoga di wilayah Lincolnshire, Inggris, yang dianggap sebagai tempat ‘ritual pembunuhan massal’.

Usut punya usut, melansir Globalnews, penggerebekan itu dilakukan berdasarkan laporan seorang anggota komunitas yang telah salah mengira sekelompok yogi (orang yang mempraktikkan yoga dalam kehidupan sehari-hari) yang bermeditasi sebagai korban pembunuhan. Lima mobil polisi tiba di Observatorium Laut Utara di Skegness pada malam hari, setelah sepasang pembawa anjing melaporkan mengenai tujuh orang tergeletak di tanah di ruangan yang remang-remang, dengan orang kedelapan berjalan mengelilingi tubuh mereka yang tampaknya tak bernyawa.

Padahal, kelompok tersebut sedang berlatih shavasana, kadang-kadang dikenal sebagai pose mayat, yaitu sebuah posisi yang sering digunakan di akhir sesi yoga, di mana orang-orang berbaring telentang dan memasuki kondisi meditasi mendalam.

“Mereka melaporkan kepada polisi bahwa mereka melihat seseorang berjalan-jalan di dalam ruangan yang diterangi lilin dan sesuatu yang tampak seperti orang mati tergeletak di lantai,” kata Millie Laws (22), guru yoga. “Pasangan itu mengira itu semacam ritual pembunuhan massal.”

Polisi Lincolnshire kemudian mengonfirmasi bahwa panggilan darurat telah dilakukan pada pukul 20.56 waktu setempat ‘dengan niat baik’ “Petugas hadir, dengan senang hati kami melaporkan bahwa semua orang aman dan baik-baik saja,” ungkap pihak berwajib.

The Seascape Cafe, yang menjadi tuan rumah kelas yoga di Observatorium Laut Utara, mengunggah ke media sosial untuk berterima kasih kepada polisi atas tanggapan cepat mereka terhadap kejadian tersebut.

“Masyarakat Umum yang terhormat, harap diingat bahwa Observatorium memiliki banyak kelas yoga yang diadakan di malam hari. Kami bukan bagian dari aliran sesat atau klub gila mana pun.”,” demikian keterangan The Seascape Cafe.

Laws mengatakan bahwa dia tidak bisa menahan tawa atas gagasan bahwa dia sempat dicurigai bertanggung jawab atas salah satu pembantaian terburuk dalam sejarah Inggris baru-baru ini.

“Lucu sekali. Di sisi lain, orang-orang ini berhasil memasuki kondisi rileksasi yang mendalam sehingga, meskipun sangat buruk jika dibandingkan dengan kematian, mereka terlihat begitu santai dan nyaman,” ujar Laws yang baru pindah ke kota itu tiga bulan lalu.

“Maksud saya, bisa dibilang obatnya manjur, meski ironisnya mereka berpose seperti mayat,” katanya lagi.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email