Kabar6-Bayi monyet hasil rekayasa lab di Tiongkok memiliki ciri fisik yang berbeda dari kebanyakan hewan primata lain, yaitu warna mata hijau dan ujung jari kuning bersinar.
Hal ini karena protein hijau fluoresen yang dimasukkan untuk menyorot jaringan, tumbuh dari sel induk. Monyet yang digunakan dalam penelitian ini, melansir ndtv, adalah monyet cynomolgus, juga dikenal sebagai kera ekor panjang, merupakan primata yang umum dalam penelitian biomedis. Monyet ini memiliki sel-sel yang berasal dari dua embrio, berbeda secara genetik dari spesies monyet yang sama.
Ini bukan monyet hidup pertama di dunia yang terbentuk secara artifisial dari peleburan beberapa telur yang telah dibuahi. Dalam sains, ‘chimera’ hewan sudah sangat dikenal. Chimera adalah organisme yang terdiri dari dua jenis sel yang berbeda genetik dari spesies yang sama atau berbeda.
Pada 2012, monyet chimeric hidup pertama dilaporkan, namun sel donor pada makhluk ini berkontribusi pada jaringan mereka dengan persentase yang sangat rendah, hanya sekira empat persen. “Ini adalah tujuan yang telah lama dinantikan di lapangan,” kata Zhen Liu, penulis senior dari Chinese Academy of Sciences (CAS).
Ditambahkan, “Penelitian ini tidak hanya memiliki implikasi untuk memahami kemajemukan naif pada primata lain, termasuk manusia, namun juga memiliki implikasi praktis yang relevan untuk rekayasa genetika dan konservasi spesies. Secara khusus, penelitian ini dapat membantu kita menghasilkan model monyet yang lebih tepat untuk mempelajari penyakit neurologis serta untuk penelitian biomedis lainnya.”
Tetapi bayi monyet itu hanya dapat bertahan hidup selama 10 hari. Itu karena monyet tersebut diputuskan harus dieutanasia (suntik mati) karena ia mengalami gagal napas dan hipotermia.(ilj/bbs)
