oleh

Cetak Sejarah, Pria di Kanada Jadi Kandidat Pertama yang Dapat Nol Suara dalam Pemilu

image_pdfimage_print

Kabar6-Felix-Antoine Hamel (45), pria di Kanada, mencetak sejarah dengan menjadi kandidat pertama yang mendapatkan nol suara dalam pemilu federal yang diperebutkan secara ketat.

Ya, melansir theguardian, Hamel mendapat 0 suara setelah mencantumkan namanya di surat suara dalam pemilihan sela di Toronto-St Paul, dan dalam sejarah Kanada, ia adalah satu-satunya kandidat federal yang tidak mendapatkan suara.

“Ketika saya melihat hasilnya, saya merasa, ‘Baiklah, saya adalah kandidat persatuan yang sesungguhnya. Semua orang setuju untuk tidak memilih saya,'” kata Hamel.

Menurut database Library of Parliament, ratusan kandidat sebelumnya tidak mendapatkan suara, namun dalam kasus-kasus tersebut, para kandidat masih memenangkan kursi karena mereka maju tanpa lawan. Kursi terakhir yang berhasil dimenangkan adalah pada pemilihan sela pada 1957 di Lanark, Ontario.

Hamel mengajukan namanya sebagai kandidat setelah seorang teman yang bekerja dengan kelompok advokasi reformasi pemilu bernama Longest Ballot Committee, mendekati pria itu. Hamel mengatakan bahwa ia tidak berharap untuk membuat catatan dalam buku-buku sejarah, dan tertawa kecil saat mendengar bahwa namanya bisa menjadi jawaban yang tidak jelas untuk pertanyaan trivia di sebuah pub.

“Saya adalah salah satu orang terakhir yang diharapkan untuk membuat sejarah Kanada dengan cara apa pun,” ujar Hamel.

Pria itu bahkan tidak dapat memberikan suara di Toronto-St Paul’s karena tidak tinggal di sana. Hamel juga mengakui bahwa ia hampir tidak melakukan upaya untuk berkampanye.

“Apa pun bisa saja terjadi. Inilah demokrasi kita; begitulah cara kerjanya, dan terkadang bisa sangat tidak masuk akal,” kata Hamel yang menyatakan kepuasannya karena telah memberikan perhatian pada reformasi pemilu.

Hamel juga mengapresiasi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi yang adil, dan menyoroti keprihatinannya terhadap kemerosotan demokrasi di seluruh dunia.

“Selama saya memiliki hak dan keistimewaan untuk mendapatkan nol suara dalam pemilu, maka kita benar-benar berada di negara demokrasi,” tambahnya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email