1

Dinas Pendidikan Kota Tangerang Gelar Lomba Cerdas Cermat Kebudayaan

Kabar6-Dinas Pendidikan Kota Tangerang menggelar Lomba Cerdas Cermat Kebudayaan (LCCK) Tingkat SMP se-Kota Tangerang, yang berlangsung di Aula Wisma PGRI Kota Tangerang, Rabu (8/2/2023).

Kepala Dinas Pendidikan Jamaluddin mengatakan, kegiatan ini juga sebagai rangkaian HUT ke-30 Kota Tangerang, serta meningkatkan wawasan tentang sejarah dan budaya yang ada di Kota Tangerang.

“Lomba Cerdas Cermat Kebudayaan tingkat SMP ini merupakan rangkaian dari HUT ke-30 Kota Tangerang. Tentunya materi yang diberikan tentang budaya serta sejarah yang ada di Kota Tangerang,” ujar Jamaluddin.

**Baca Juga: Jokowi Tegaskan Lagi Komitmen Berantas Korupsi

Sebanyak 16 sekolah dari empat korwil yang masuk pada babak penyisihan ini. Setelah sebelumnya mereka di sharing dari masing-masing korwil.

“Sebelumnya ada seleksi terlebih dahulu dari empat korwil, sekitar 120 sekolah yang turut serta. Lalu hari ini pada babak penyisihan ada 16 sekolah untuk memperebutkan ke babak final,” katanya.

Salah satu perwakilan dari SMP Mutiara Bangsa, Friska, yang menang pada sesi pertama mengaku bersyukur dapat melaju ke babak final. Dengan waktu yang sedikit, timnya dapat meraih skor 750 mengalahkan tiga tim lainnya.

“Tentunya kita senang dan bersyukur bisa masuk ke babak final, dengan waktu yang terbatas kita dapat menjawab pertanyaan yang diberikan juri mengenai budaya di Kota Tangerang,” tutur Friska.

Selanjutnya para pemenang dari masing-masing sesi akan beradu di babak final keesokan harinya untuk memperebutkan Juara Satu, Dua dan Tiga Tingkat Kota Tangerang. (Oke)




KKM Untirta Eksplorasi Wisata Religi Keramat Kapunduhan Batu Kopeah di Lebak

Kabar6-Kelompok 33 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Desa Kapunduhan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melakukan eksplorasi Wisata Religi yang Fenomenal bernama Keramat Kapunduhan Batu Kopeah, Minggu, (5/2/2023) di desa Kapunduhan, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak.

Salah satu Wisata Religi yang cukup unik dan mengundang perhatian Khalayak ramai yang bernama Keramat Kapunduhan Batu Kopeah.

Kepala Desa Kapunduhan, Ade Dimiyati, mengungkapkan terdapat dua hal unik dari wisata Religi Keramat Kapunduhan Batu Kopeah ini. Menurutnya pertama, nama dari desa kapunduhan sendiri diambil dari nama Wisata Religi yaitu Keramat Kapunduhan.

**Baca Juga: Kisah Salwa Nabila, Santri Tunanetra yang Ingin Banggakan Orang Tua dengan Menghafal Al-Qur’an

“Karena memang desa kapunduhan ini merupakan desa yang mengalami pemekaran dari desa tetangga yaitu desa Mekarjaya. Selain itu Keramat Kapunduhan juga merupakan tempat sakral sehingga pada akhirnya nama objek wisata religi tersebut dijadikan nama untuk desa yang baru di mekar kan,” ujar Ade dalam siaran pers melalui Kelompok 33 KKM Untirta, Selasa (7/2/2023).

“Untuk hal menarik kedua adalah, keramat kapunduhan ini memiliki ciri khas yaitu media Batu Kopeah Berkain Putih. Media ini biasa di gunakan seseorang untuk mengetahui ciri dalam suatu permintaan. Adapun memang hal tersebut tidak dianjurkan karena berpotensi menyimpang dari akidah keagamaan yang sudah di tetapkan,” sambungnya.

Oleh karena itu, perlu adanya himbauan untuk para peziarah agar tidak melakukan hal yang dapat melencengkan keilmuan beragama.

“Maka dari itu, saya selaku kepala desa membuat tanda tulisan besar yang bisa dibaca oleh semua orang bertuliskan “Dilarang Musyrik” agar para Peziarah dapat memahami, bahwa di tempat ini merupakan tempat untuk beribadah bukan melakukan hal-hal yang dianggap menyimpang dari kaidah keagamaan,” lanjutnya.

Ketua KKM 33, Rahmat Atoullah berharap keramat kapunduhan bisa menjadi tempat wisata yang lebih di kenal lagi oleh masyarakat luas.

“Jika dilihat dari sejarahnya Wisata Religi ini memiliki sejarah yang cukup panjang, tapi walaupun seperti itu saya sangat berharap bahwa beberapa tahun kedepan semoga tempat ini bisa semakin dikenal oleh masyarakat luas bahkan bisa menjadi tempat utama para peziarah dalam berkunjung ke keramat kapunduhan ini,” ungkapnya.

Sementara Anggota KKM 33, Muhammad Aqim Nur Hubi, menambahkan ihwal harapannya.
“Dengan potensi yang dimiliki oleh Keramat Kapunduhan, tentu harapannya dapat dikembangkan menjadi tempat favorit para peziarah yang memberikan manfaat untuk kemaslahatan umat di desa ini. Karena selain Kita bisa melakukan ziarah kita juga dapat melakukan kegiatan keagamaan lainnya seperti Istigazah, Rajaban dan lain-lain,” ujar Aqim. (Oke)

 




Kisah Salwa Nabila, Santri Tunanetra yang Ingin Banggakan Orang Tua dengan Menghafal Al-Qur’an

Kabar6-Salwa Nabila (13), seorang santri tunanetra yang mukim di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Ar Rafi, Tegal. Salwa, sapa orang-orang terdekatnya, ialah seorang santri yang telah menghafal Al-Qur’an sebanyak 15 juz.

Pada sore cerah pada akhir Januari 2023) lalu, tim PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta yang bersinergi dengan Beramaljariah.org dan Evermos memberikan hadiah mukena untuk Salwa karena partisipasinya di Wisuda Akbar 10 Indonesia Menghafal Al-Qur’an di Brebes.

Sore itu dipenuhi riuh santri di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Ar Rafi. Mereka sedang mengajar ngaji santri non mukim. Namun, tidak dengan Salwa. Ia duduk di sudut kamarnya dengan membawa speaker Al-Qur’an miliknya.

**Baca Juga: Sebelum Mudik Idul Fitri 2023, Pelebaran Tol Tangerang-Merak Ditargetkan Rampung

Santri asal Tegal ini tidak bisa mengaji seperti santri lain karena keterbatasannya. Tetapi semangat Salwa untuk menghafal tidak pernah patah. Sejak usia 8 tahun ia telah mulai menghafal dengan speaker Al-Qur’an.

“Dulu sempat mondok di Bojong, kurang lebih 4 tahun lalu memutuskan pindah disini yang lebih dekat dengan keluarga,” kata Salwa.

Ketika ditanya mengenai cita-citanya, Salwa tak sanggup mengatakannya. “Pengen bisa banggain orang tua aja, kalau anak lain kan bisa banggain dari sekolah kalau aku kan nggak bisa sekolah. Di pesantren ini jadi cara saya buat banggain orang tua dengan jadi hafizh Qur’an,” tutur Salwa dengan nada sendu.

Sebagai seorang kakak, ia ingin menjadi contoh baik pula untuk kedua adiknya. Ayah Salwa berprofesi sebagai sopir dan ibunya menjadi asisten rumah tangga di desa seberang rumah Salwa. Rumah sederhana milik Salwa tidak hanya dihuni keluarga inti saja, simbah dan dua saudara ibu Salwa turut tinggal di sana.

Salwa terus menjaga dan menambah hafalannya satu lembar setiap harinya. Kadang ia juga mendapati perkataan orang luar yang tidak enak tentangnya tetapi perasaan itu ia singkap dengan selalu mengingat Allah.

“Saya mikir juga, lha kok kenapa malu. Kan saya juga ciptaan Allah,” tuturnya.

Dalam kesehariannya menghafal Al-Qur’an, Salwa juga kadang merasa kalut karena tak kunjung bisa menghafal. “Pernah bingung banget pas di surat An-Nahl sama Yunus, kok nggak hafal-hafal gitu,” jelas Salwa dengan malu-malu.

Ketika dirinya sedang kalut, ia selalu ingat perjuangan orang tuanya yang bekerja keras. Salwa ingin mendengar haru bangga orang tuanya. “Kemarin mama nangis katanya pas lihat Salwa diwisuda. Terus mamanya bilang mau lihat kesenangan selanjutnya gitu,” tutur Salwa dengan senyumannya yang tersipu. Semoga Salwa bisa memakaikan mahkota untuk kedua orangtuanya kelak dengan penuh kebanggaan.(red)




Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Esa Unggul Tangerang

Parade Budaya Nusantara di Universitas Esa Unggul Kampus Tangerang. (ist)

Kabar6-Universitas Esa Unggul Kampus Tangerang menggelar Pelepasan Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 2 – MBKM dengan tema “Parade Budaya Nusantara,” pada Sabtu (28/01/2023). Mereka berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

Hadir dalam kegiatan ini, Endah Murtiana Sari, ST., MM. selaku Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kerjasama, serta Dr. Drs. Dihin Septyanto, ME, selaku Direktur UEU Kampus Tangerang.

Endah dalam sambutannya berharap ada suatu kolaborasi-kolaborasi Tri Darma perguruan tinggi lainnya misalnya Program Pengabdian Masyarakat.

“Kembangkan pengalaman dan perbanyak networking. Kegiatan ini tentu memiliki manfaat. Dalam hal ini, para mahasiswa selain menambah pengetahuan juga mendapat teman baru. Semoga peserta MBKM ke depannya menjadi calon-calon pemimpin bangsa,” kata Endah.

Setelah menyampaikan sambutannya, perwakilan mahasiawa MBKM memberikan pelekat sebagai kenang-kenangan.

Dalam acara ini ditampilkan pertunjukan adat dan budaya serta tarian dari 8 suku nusantara, di antaranya Melayu, Riau, Aceh, Lampung, Nias, Batak, Gorontalo, dan Bali.

**Baca Juga: Ini Aksi MOQU Banten di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Maemunah

Selanjutnya ada juga Fashion Show Nusantara dan tarian Lamria.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Duta MBKM/Koordinator PT Mukhamad Abduh, ST., MT., PIC PMM UEU/Dosen Modul Nusantara Nina Nurhasanah ST.,MM. dan Segenap Civitas Akademika serta mahasiswa UEU.

“Semoga ini jadi suatu pengalaman yang baru bagi para mahasiswa untuk melihat keanekaragaman Indonesia, selain menimba ilmu di luar universitas asalnya,” tutup Endah. (Red)
.




Kisah Mahasiswa Idaqu, Pernah Jualan Bakso Bakar

Kabar6

Kabar6-Taufik sudah terbiasa disiplin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Seperti pada kesempatan perbincangan di Institut Daarul Qur’an, awal pekan lalu. Pemuda itu tampak terburu-buru setelah selesai wawancara, sebab dia harus segera kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.

Pemilik nama lengkap Taufik Abdullah itu adalah mahasiswa Institut Daarul Qur’an penerima program beasiswa. Taufik, panggilan akrabnya, juga menjadi pengajar di salah satu Rumah Tahfizh di Karawaci, di bawah Koordonator Daerah RTC wilayah Banten.

Mahasiswa jurusan Al-Qur’an dan Hadits tersebut terlihat rapih dengan kemeja hitam dan celana abu-abu. Tidak lupa topi newsbooy berwarna abu-abu yang membuatnya tampak semakin elegan.

Namun, siapa sangka bahwa anak muda keren tersebut adalah seorang hafidz Qur’an 30 juz. Penampilannya yang menarik meski bergaya klasik membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz-ustadz pada umumnya. Memang selain mengajar, ia juga menjadi mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.

Pada kesempatan tersebut Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia merupakan perantau asal Medan yang berkelana ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.

Semua itu berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh tersebut berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk Rumah Tahfizh karena ingin menjadi penghafal Al-Qur’an.

“Waktu itu, cari-cari program tahfizh di internet terus dapet informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Habis itu langsung daftar dan Alhamdulillah lolos, masuk di situ,” kata Taufik.

Ia begitu bersungguh-sungguh ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan itu juga sudah mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang sampai sekarang masih ia ingat.

“Belajarlah sampai kamu nggak punya teman, niscaya kamu nanti akan didatangi banyak teman,” ungkap Taufik mengingat pesan sang ayah.

Taufik benar-benar menerapkan pesan tersebut. Ia belajar dengan giat sehingga tak memiliki banyak waktu dan teman untuk bermain. Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hafal 30 juz maka banyak teman-teman yang datang kepadanya.

Ya, Taufik berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Ia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Dirinya tak menyangka banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah hafal Al-Qur’an.

Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan untuk kuliah gratis di Institut Daarul Qur’an. Namun, merantau jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Ia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota seorang diri.

Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik sampai rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal perkuliahan. Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua. Mengingat, sebelumnya ia mendapatkan kiriman uang dari orang tuanya.

“Saya nggak mau jadi beban buat orang tua, jadi saya harus cari uang sendiri di sini. Dulu ikut kuliah umum KH. Yusuf Mansur dan beliau bilang ke jamaah supaya telpon orang tua sambil bilang biar nggak lagi kirimin uang, nah itu saya lakukan,” jelasnya.

**Baca Juga: UPTD PJJ Pandeglang Lakukan Perbaikan Rutin Jalan Ahmad Yani

Sejak saat itu, ia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya.

“Jadi, seberapa pun uang yang saya pegang, saya harus bisa memakainya buat kebutuhan pribadi,” imbuhnya.

Kebesaran Allah kembali dibuktikannya. Tak lama setelah itu, ia mendapatkan tawaran mengajar di Rumah Tahfizh. Kesempatan itu tidak ia sia-siakannya. Ia menjalankan tugas sebagai pengajar dengan baik sebagai bentuk syukur kepada Allah. Hingga kini dirinya masih bertahan menjadi pengajar Rumah Tahfizh tersebut.

Taufik selalu dapat membagi waktu antara mengajar dan kuliah. Cita-citanya sendiri adalah menjadi pengusaha dan mendirikan pesantren penghafal Qur’an. Ia ingin ilmunya bermanfaat untuk anak-anak yang sama sepertinya beberapa tahun silam.

Mari dukung mereka jadi sarjana pengahfal Qur’an dengan sedekah terbaikmu. Klik di sini untuk berikan donasi. (Red)




UPH Buka Program Pendidikan Dokter Spesialis KKLP

Universitas Pelita Harapan

Kabar6-Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH) saat ini telah resmi membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (PPDS KKLP). Pendaftaran bagi angkatan pertama akan dimulai pada 2 Maret 2023.

Adapun syarat pendaftaran antara lain para dokter umum yang telah bekerja minimal 1 tahun, memiliki SIP aktif, dan melaksanakan praktik kedokteran.

Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng. Sc., selaku Rektor UPH menyatakan bahwa pembukaan PPDS KKLP ini merupakan salah satu wujud dukungan UPH terhadap upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dokter nasional.

“Kami sangat bersyukur dengan diterbitkannya ijin untuk membuka PPDS KKLP di UPH melalui SK Mendikbudristek No. 10/E/O/2023,” ungkap Rektor UPH, Jumat (20/01/2023).

Menurut Rektor UPH, konsep kedokteran keluarga telah lama hadir di luar negeri dan terbukti membawa manfaat yang sangat besar bagi pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Di masa depan, dokter keluarga akan memegang peranan kunci di garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.

“Melalui program ini, kami berharap dapat turut berkontribusi dalam mencetak dokter-dokter spesialis yang unggul dan kompeten bagi kemajuan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia,” katanya.

Dokter keluarga merupakan bagian dari pelayanan kesehatan primer bagi pasien yang bertanggungjawab dalam memberikan pembinaan berkelanjutan (continuing care), memberikan diagnosis medis dan penanganannya, memberi dukungan, serta mengomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnostik, pengobatan, serta pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku kepada pasien.

**Baca Juga: Cuti Bersama Imlek 2023, Antrean Penumpang di Bandara Soetta Mengular

Prof. DR. dr. Eka Julianta Wahjoepramono Sp. Bs. selaku Dekan FK UPH menjelaskan bahwa lulusan PPDS KKLP akan mendapatkan gelar Dokter Sp KKLP dan akan berpraktik di fasilitas kesehatan primer sebagai dokter keluarga. Perkuliahan akan berlangsung selama 7 semester dan akan dilaksanakan di kampus FK UPH Lippo Village.

“Sebagai institusi pendidikan yang juga terafiliasi dengan fasilitas kesehatan, kami menyadari penuh tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan Dokter Spesialis KKLP. Kehadiran Dokter Spesialis KKLP kelak akan mentransformasi sistem dan kualitas layanan pendidikan serta memperkuat pelayanan pada fasilitas kesehatan primer,” kata Eka.

FK UPH senantiasa berinovasi dan menghadirkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. PPDS KKLP merupakan program pendidikan dokter spesialis kedua UPH selain PPDS Radiologi yang dibuka tahun lalu. (Red)




UIN Banten Bakal Bangun Gedung Praktikum Fakultas Sains di Cibaliung Pandeglang

Kabar6-Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten bakal bangun gedung Praktikum Fakultas Sains di kampung Cente, Desa Mendung, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang.

Gedung tersebut akan dibangun diatas tanah seluas 10.000 meter persegi hibah dari Pemkab Pandeglang.

Hal itu terungkap saat penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang ditandatangani oleh Bupati Pandeglang Bersama Rektor UIN SMH Banten bertempat di Ruang Garuda, Kamis (19/1/2023).

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten Prof Wawan Wahyudin mengatakan hari ini merupakan sejarah baru dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan di Banten khususnya Kabupaten Pandeglang.

**Baca Juga: Maraknya Baliho Politik di Banten, Kang Tamil : Capres Harus Berani Lawan Mafia Tanah

“Kami telah menerima bantuan hibah tanah dari Pemkab Pandeglang kurang lebih satu hektare, hibah tanah ini akan kita bangun untuk Gedung praktikum Fakultas Sains, “katanya.

Menurutnya, Gedung Praktikum Fakultas Sains UIN ini sangat penting, karena bagaimanapun juga diera sekarang ini semuanya serba menggunakan teknologi.

“Dimana rencana pembangunanya sudah kami minta dekan Fakultas Sains untuk segera merealisasikan terkait rencana pembangunan gedung Fakultas Sains tahun ini juga dengan berbasis terukur, terstruktur dan terencana dengan baik, “terangnya.

Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengapresiasi dan menyambut baik rencana UIN SMH Banten yang akan mengembangkan kegiatan perkuliahan dengan berencana membangun Gedung Fakultas Sains di Kabupaten Pandeglang.

“Hibah tanah ini merupakan salah satu bentuk komitmen tinggi dan dukungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam meningkatkan kaulitas mutu Pendidikan, “kata Irna.

Ia menerangkan pemberian tanah hibah ini menjadi goresan sejarah bagi masyarakat Banten khususnya Kabupaten Pandeglang.

“Dengan adanya kegiatan perkuliahan dan pengembangan UIN SMH di Pandeglang akan meningkatkan kualitas pendidikan dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat, “pungkasnya.(Aep)




Penilik Dinas Pendidikan Kemang Kunjungi PKBM Ekselensia Indonesia

Kabar6

Kabar6-Penilik UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kemang mengunjungi PKBM Ekselensia Indonesia. Kunjungan ini dalam rangka proses pengumpulan serta pengolahan informasi guna mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil kunjungan ini kemudian digunakan sebagai bahan refleksi serta landasan oleh Dinas Pendidikan, terkait pengurusan perizinan operasional PKBM Ekselensia Indonesia.

Demikian rilis Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa yang diterima Kabar6, Kamis, (19/01/2023)

A. Firdaus, S.Pd., salah satu Penilik yang hadir menyampaikan bahwa kunjungan menjadi bagian penting dalam persiapan perizinan PKBM.

“Kami harus berkunjung langsung karena kami memiliki kewajiban untuk mengetahui PKBM yang berada di Kecamatan Kemang,” kata Firdaus.

Hal senada juga disampaikan penilik lainnya, Nuraini, S.Pd. MM. Dia menyebutkan pihaknya berkepentingan menjaga prosedur yang ada sehingga kunjungan seperti ini memberikan Penilik kesempatan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada pengelola PKBM di wilayah kerjanya.

Penilik berdiskusi dan memberikan arahan-arahan kepada Pengelola PKBM, terkait kelengkapan administrasi, alur komunikasi dengan Dinas Pendidikan, serta pengelolan pembelajaran di PKBM.

Selanjutnya, Penilik berkeliling memeriksa langsung fasilitas belajar yang ada didampingi Pengelola PKBM.

Memasuki tahun kelima pada 2022, Ekselensia Tahfizh School (eTahfizh) menegaskan eksistensinya untuk mengelola program pendidikan nonformal berkualitas dengan menggagas pendirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“PKBM ini kami beri nama PKBM Ekselensia Indonesia. Dalam nama tersebut terkandung cita-cita lembaga ini untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan melahirkan generasi Indonesia yang ekselen,” jelas Ketua PKBM Ekselensia Indonesia Juli Siswanto.

**Baca Juga: Lahan Sitaan di Ciputat Timur gegara Kasus Hunian DP 0 Rupiah

Ia juga menyampaikan bahwa pendirian PKBM dimaksudkan sebagai upaya membangun kemandirian pengelolaan program.

“Inisiasi PKBM ini merupakan upaya membangun kemandirian dalam pengelolaan program. Selama ini, program tetap berjalan. Namun untuk keperluan
legalitas formal kami masih menginduk kepada PKBM yang sudah mendapatkan izin operasional,” ujarnya.

Dengan didapatkannya izin operasional, penyelenggaraan program diharapkan bisa lebih mandiri dan mampu menyasar penerima manfaat yang lebih luas lewat program-program yang lebih beragam. (Red)




Universitas Tangerang Raya Bantah Sepihak Potong Dana KIP 

Kabar6-Humas Universitas Tangerang Raya (Untara), Aries Sundoro menegaskan, dugaan pemotongan dana Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah tidak dibenerkan. Mahasiswa setempat menuding kampus melakukan pemotongan dana sebesar Rp1,5 juta.

“Untara tidak melakukan pemotongan KIP muliah sebanyak 60 mahasiswa, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi langsung mentransfer uang saku mahasiswa di rekening masing-masingnya sebesar Rp5,7 juta per semester,” kata Aries kepada kabar6.com di Tigaraksa, Selasa (18/1/2023).

**Berita Terkait: Universitas Tangerang Raya Diduga Potong Dana KIP

Ia menerangkan, biaya pendukung pelaksanaan kuliah seperti kerja nyata magang praktik kerja lapangan. Ada pula biaya asrama, biaya kegiatan pembelajaran, dan penelitian yang dilaksanakan secara mandiri, biaya wisuda, biaya jas almamater baju praktikum, serta biaya personal yang tidak terkait langsung dengan proses pembelajaran.

Hal itu berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 10 Tahun 2023. Pada peraturan sebelumnya yakni Persesjen Nomor 3 Tahun 2021 disebutkan ada sejumlah biaya yang tidak dicover oleh dana KIP kuliah.

“Biaya-biaya kuliah tersebut ini bisa dibebankan kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah. Pihak Untara membebankan Rp1,5 juta untuk biaya jaket almamater serta kegiatan ordik (orientasi dan pendidikan),” ujar Aries.

Pihaknya telah mensosialisasikan sebanyak dua kali pertemuan bagi mahasiswa penerima KIP terkait biaya sebesar Rp1,5 juta. Sosialisasi dilakukan pada 16 Agustus 2021 secara online dan pada 28 Desember 2021 secara offline.

“Namun mahasiswa atas nama Zei yang memprotes kebijakan itu tidak hadir dan tidak mengikuti sosialisasi,” katanya.

Sementara terkait pemblokiran sistem e-campus merupakan kebijakan kamus yang tertuang dalam surat keputusan rektor.

“Sudah dijelaskan mahasiswa yang tidak membayar kuliah otomotis akan terblokir dalam sistem e-campus,” tegas Aries.

Seperti diberitakan sebelumnya, Zei, mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora Untara menuding pihak kampus atas dugaan pemotongan dana penerima KIP Kuliah secara sepihak.

Menurut pengakuannya, sebanyak 60 mahasiswa penerima bantuan dikenakan potongan sebesar Rp1,5 juta, sehingga hanya menerima sebesar Rp5,7 juta.

Ia juga mengaku sudah meminta penjelasan kepada pihak kampus namun. Dari informasi yang ia dapat, dana Rp1,5 juta itu untuk memenuhi cakupan peserta yang tidak lolos program KIP Kampus. (Rez)




DJP Banten Sosialiasi UU PPN dan PPNBm Terbaru di UMT

Kabar6-Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Banten bekerjasama dengan KPP Pratama Kosambi dan Universitas Muhammadiyah Tangerang mengadakan kegiatan sosialisasi Undang-Undang PPN dan PPNBm terbaru.

Kegiatan sosialisasi dihadiri 100 mahasiswa di aula Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) dan lebih dari 200 mahasiswa melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting di Kota Tangerang baru-baru ini, Kamis ( 12/01/2023).

Acara tersebut sebagai rangkaian awal kerjasama Kanwil DJP Banten, KPP Pratama Kosambi, dan Universitas Muhammadiyah Tangerang, terkait kegiatan Tax Center Universitas Muhammadiyah Tangerang yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2023 ini.

Adapun narasumber sosialisasi yang dihadirkan antara lain kepala KPP Pratama Kosambi Yudi Asmara Jaka Lelana, dan Fungsional Penyuluh Pajak Ahli Muda Kanwil DJP Banten Agus Puji Priyono.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang Hamdani mengapresiasi kolaborasi bersama antara DJP dan perguruan tinggi. InI sebagai bukti bahwa Universitas Muhammadiyah Tangerang juga berperan aktif dalam melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang kini tengah digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

**Baca Juga: Jaksa Masuk Sekolah di Kabupaten Tangerang gegara Marak Tawuran 

Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan berdiskusi dengan narasumber mengenai undang-undang PPN dan PPNBm terbaru serta ketentuan-ketentuan pendukungnya.

“Mahasiswa sejatinya memahami betul perubahan-perubahan peraturan perundang-undangan perpajakan agar dapat menyesuaikan tarif serta materi di bangku perkuliahan, selalu up to date dan mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah,” ujar Yudi.

Lanjut Yudi, kolaborasi antara Direktorat Jenderal Pajak dengan civitas akademika sangat diperlukan karena mahasiswa adalah masa depan bangsa Indonesia yang akan menjadi Generasi Emas Sadar Pajak di tahun 2045, ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya.

“Masih akan banyak lagi kegiatan-kegiatan kolaborasi antara DJP dan Universitas Muhammadiyah Tangerang sepanjang tahun 2023,” kata Yudi. (Red)