Demikian pandangan pengamat psikologi forensik asal Universitas Indonesia, Reza Indragiri Amriel kepada kabar6.com, Selasa (15/4/2014). “Kondisi tipikal yang disebut sebagai anger aggression (agresi amarah),” katanya.
Menurutnya, sikap agresi dipengaruhi oleh faktor dalam kecenderungan internal dan faktor luar. Baik di lingkungan atau situasi saat keduanya secara keji menghilangkan nyawa korban.
Reza menerangkan, bahwa setiap orang punya dinamika berbeda satu sama lain. Tentunya terkait bagaimana kedua faktor tersebut berinteraksi.
“Si pembunuh (Rudi), walau tidak memiliki ikatan darah, bisa jadi lebih mudah teragitasi. Itu sebabnya dia lebih mudah menjalani peran sebagai eksekutor,” terangnya.
Secara psikologi, perasaan apa yang ketika itu lebih dominan menggelayuti Rudi sampai berbuat demikian?. Reza bilang bisa banyak kemungkinan jadi penyebab. **Baca juga: Begini Kronologis Pembunuhan Juragan Bakso Versi Ricky.
“Mulai dari takut, tenang, gembira. Dari titik negatif ke titik positif,” bilangnya.(yud)