oleh

Waspadai Diabetes pada Anak, Dinkes Lebak Ingatkan Orangtua Batasi Konsumsi Soft Drink dan Junk Food

image_pdfimage_print

Kabar6-Kasus diabetes pada anak di Indonesia pada tahun ini dilaporkan mengalami peningkatan yang drastis. Disebut-sebut, jumlah kasusnya melonjak hingga 70 kali lipat dibandingkan 2010.

Melonjaknya kasus diabetes pada anak diharapkan menjadi perhatian orangtua agar mengetahui penyebab dan mengenali gejala penyakit yang mengakibatkan terlalu banyak kadar gula dalam darah tersebut.

“Kalau masih anak-anak salah satu faktornya bisa jadi karena genetik atau keturunan keluarga. Jadi kalau orangtuanya punya riwayat, ini bisa jadi salah satunya,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Lebak dr Nurul Isneini kepada Kabar6.com, Kamis (9/2/2023).

**Baca Juga: Tahun Ini, 266 Rumah Tak Layak Huni di Lebak Dapat BSRS Rp20 Juta

Di samping umumnya karena keturunan keluarga, anak bisa rentan terkena diabetes karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.

Nurul mengingatkan agar orangtua membatasi anak mengkonsumsi soft drink dan junk food atau makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak.

“Minuman dan makanan yang tinggi gula itu harus dibatasi agar anak bisa terhidar dari risiko terkena diabetes. Sekarang ini banyak jajanan anak yang kadar gulanya tinggi, ini bisa jadi pemicu kalau konsumsi tidak dibatasi,” ungkap Nurul.

Gizi seimbang sambung Nurul, sangat diperlukan bagi anak-anak dalam menjaga tumbuh kembang dan risiko terkena penyakit. Makanan-makanan yang tinggi protein hewani diimbau bisa sering diberikan kepada anak.

“Banyak ya pilihannya, ada daging, ikan hingga telur yang harganya juga terjangkau. Termasuk sayur dan buah juga harus rajin diberikan,” ucap dia.

Nurul membeberkan, diabetes bisa menimbulkan beberapa gejala pada anak, seperti sering haus, sering buang air kecil dan meningkatnya nafsu makan.

“Sering buang air kecil karena kadar gulanya berlebih, maka banyak cairan tubuh yang keluar jadi anak akan merasa cepat haus. Kalau beberapa gejala ini terlihat harus dicek ya kadar gula darahnya. Kalau gula darah puasa maksimal 100 lah, tapi kalau enggak (puasa) sampai 140 masih toleransi,” papar Nurul.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email