Puluhan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Taman Kirana Bersatu (Forkib) ini, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang agar membatalkan rencana tersebut.
Pasalnya, lapangan bola seluas 1,5 hektar itu adalah satu-satunya fasos/fasum yang kerap digunakan warga untuk kegiatan olahraga, keagamaan dan lainnya.
“Jangan bangun sekolah diatas lahan ini. Silahkan, cari lokasi lain saja,” ungkap Ketua Umum Forkib, Sunaji, kepada Kabar6.com, Senin (23/9/2013).
Menurutnya, pada dasarnya warga setempat sangat mendukung niat baik pemerintah membangun Unit Sekolah Baru (USB) SMP Negeri 4 dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) diwilayah Solear.
Tapi, warga sendiri merasa keberatan jika lapangan bola tersebut di alih fungsikan untuk bangunan sekolah.
“Selain kami gunakan untuk olahraga, sholat Ied, tabliq akbar dan lainnya, lapangan bola ini juga merupakan lahan resapan air,” katanya.
Hal serupa dikemukakan Pembina Forkib, Fransyah AS, rencana pembangunan gedung sekolah satu atap ini hanya dilakukan sepihak oleh Kepala Desa (Kades) Pasanggrahan, Agus Setiyantoro.
Hingga kini, warga setempat tidak pernah di libatkan secara langsung dalam membahas pengalihfungsian lahan itu.
“Kami kaget, kok tiba-tiba material bangunan sudah di drop di lokasi. Sementara, kami sendiri belum memberi izin atas rencana itu,” ujarnya.
Disamping itu kata Fransyah, dirinya sangat menyayangkan sikap ngotot sang Kades untuk membangun gedung sekolah diatas lahan tersebut. Sebab, pembangunan gedung sekolah ini berdampak pada rawannya terjadi banjir.
“Kalau lahan ini di rusak, maka warga sekitar jelas dirugikan. Soalnya, di sekitar lokasi ini sering terjadi banjir,” tandasnya.
Aksi penolakan warga juga ditandai dengan upaya pemindahan bahan material seperti, batu dan pasir yang sudah di drop di lokasi.
Tak hanya itu, warga juga memampang sejumlah poster bertuliskan penolakan atas pembangunan sekolah diatas lahan itu.(din)