Kabar6-Sebanyak 31 desa di 15 kecamatan berdasarkan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak masuk dalam daerah rawan terjadi kekeringan dan krisis air bersih tahun 2022.
Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan di saat musim kemarau, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak pada tahun ini akan membangun embung atau cekungan untuk menampung air hujan.
Kepala Dinas PUPR Lebak Irvan Suyatuvika mengatakan, tujuh embung akan dibangun di Kecamatan Rangkasbitung, Maja, Muncang, dan Lebakgedong.
“Embung ini untuk penyediaan air baku guna pemenuhan kebutuhan air bagi warga masyarakat,” kata Irvan, Jumat (18/2/2022).
Air hujan yang ditampung kemudian bisa dimanfaatkan untuk memenuhi air baku masyarakat dan kepentingan irigasi.
“Di musim hujan, embung berfungsi menampung air hujan, dan kemudian di saat musim kemarau, air tampungannya dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk. Yakni untuk pemenuhan air baku demi kepentingan hidup sehari-hari, atau dimanfaatkan untuk irigasi tanaman,” papar Irvan.
Irvan mengatakan, penanganan kekeringan dan krisis air bersih yang dihadapi masyarakat saat musim kemarau tidak bisa jika hanya dilakukan secara parsial.
“Ibu Bupati menginginkan penanganan kekeringan yang selalu terjadi di saat musim kemarau harus ditangani melalui langkah permanen, bukan hanya mengandalkan droping air dari mobil tangki saja,” tutur Irvan.
**Baca juga: Sungai Meluap, Pintu Masuk Baduy Terendam Banjir
**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara
Kabid SDA Dinas PUPR Lebak Dade Yan Apriandi menambahkan, Pemkab Lebak berupaya untuk mengeksplorasi potensi sumber air serta membangun embung-embung di wilayah yang tidak memiliki potensi sumber air.
“Keberadaan embung sebagai upaya memenuhi tujuan Kabupaten Lebak sebagai lumbung pangan negeri. Sehingga embung harus mempunyai kriteria, antara lain lokasi secara elevasi berada di daerah cekungan yang cukup untuk menampung air dengan efek manfaat mampu mengairi sawah,” kata Dade.(Nda)
