1

Merasa Tubuh Lebih Bugar, Lansia 85 Tahun di India Ketagihan Disuntik Vaksin COVID-19

Kabar6-Sebagian orang mungkin memiliki semacam kecanduan terhadap sesuatu, misalnya kecanduan bermain game, mengonsumsi makanan manis, dan lain sebagainya. Namun kecanduan yang dialami lansia yang satu ini sungguh aneh.

Seorang kakek di India bernama Brahmdeo Mandal (85), melansir Newsbeezer, mengaku ketagihan divaksinasi COVID-19. Tidak tanggung-tanggung, Mandal bahkan sejauh ini sudah mendapatkan suntikan vaksin sebanyak 12 kali.

Bukan tanpa alasan, Mandal punya alasan sendiri kenapa dirinya ketagihan divaksinasi COVID-19. Rupanya, Mandal merasakan tubuhnya lebih bugar usai menerima suntikan vaksin. “Sakit dan nyeri punggung dan kaki saya sudah tidak terasa lagi,” kata Mandal.

Menurut laporan, Mandal mendapatkan sembilan kali suntikan setelah mendaftar dengan kartu identitasnya di beberapa tempat. Kemudian tiga suntikan lainnya didapatkan dengan mendaftar menggunakan nomor ponsel sang istri. ** Baca juga: Geger! Pengunjung Panik Saat Seekor Kuda yang Melarikan Diri Mendadak Masuk Sebuah Bar di Prancis

Mandal mengaku masih ingin divaksin jika ada kesempatan. “Saya selalu ingin mendapatkan vaksin lainnya. Suntikan itu memperbaiki nafsu makan saya,” ungkapnya.(ilj/bbs)




Pencairan BPNT Ditunda untuk Warga Lebak Belum Vaksin Dosis 2, Dinkes: Masih 44 Persen

Kabar6.com

Kabar6-Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) periode Januari-Maret akan mulai disalurkan. Untuk mempercepat, penyalurannya akan dilakukan lewat PT Pos dalam bentuk tunai.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menginstruksikan kepada seluruh camat untuk menunda pencairan bantuan sosial (Bansos) untuk penerima yang belum melakukan vaksinasi COVID-19 dosis kedua.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, cakupan vaksinasi dosis kedua masyarakat usia 18-60 tahun masih rendah yakni 44 persen.

“Cakupannya 44,71 persen. Sedangkan untuk cakupan kelompok lansia juga masih 35,02 persen,” kata Kasi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Dinkes Lebak, Tb Mulyawan kepada Kabar6.com, Senin (21/2/2022).

Sebenarnya kata Mulyawan, dosis kedua sudah bisa diberikan ke beberapa anak-anak usia 6-11 tahun. Namun saat ini, Dinkes masih fokus untuk cakupan dosis satu.

“Sudah sebenarnya sudah ada anak-anak yang bisa vaksin dosis dua, tapi kami masih fokus memenuhi cakupan dosis pertamanya,” ujar Mulyawan.

Ada beberapa faktor yang jadi penyebab vaksinasi dosis kedua masih rendah. Salah satunya karena tenaga kesehatan yang saat ini harus berbagai, tidak hanya melakukan vaksinasi tetapi juga melakukan tracing kontak erat seiring dengan peningkatan kasus COVID-19.

“Belum lagi banyak tenaga medis di puskesmas-puskesmas yang terpapar sehingga mereka harus beristirahat beberapa hari,” sebut Mulyawan.

**Baca juga: BPNT Januari-Maret Cair lewat PT Pos, Dinsos Lebak: Tahap Pertama 59 Ribu KPM

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Persoalan lain masih rendahnya dosis kedua karena masyarakat yang sudah merasa bahwa vaksin dosis pertama sudah cukup, jadi dosis kedua tak perlu lagi diikuti.

“Justru vaksin yang kita terima harus lengkap agar sistem ketahanan tubuh terhadap virus semakin kuat. Kita berharap nih dengan kebijakan vaksin kedua dalam pencairan bansos bisa meningkatkan cakupan kita,” katanya.(Nda)




Kejar Target Vaksinasi, Pemkot Tangsel Lakukan Sistem Jemput Bola

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) melakukan sistem ‘jemput bola’ untuk mengejar target vaksinasi di wilayahnya.

Sistem tersebut dinamakan program ‘Ngider Sehat’, dimana para petugas akan melakukan vaksinasi dari pintu ke pintu, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan imunitas.

“Kegiatan Ngider Sehat tetap berjalan dan dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat berdasarkan kaidah PPI (Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi),” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar melalui siaran pers yang diterima Kabar6.com, Sabtu (12/2/2022)

Allin menuturkan, kegiatan tersebut dilakukan secara rutin setiap harinya. Kegiatan dipimpin oleh satu orang per kelurahan di setiap puskesmas.

Selain itu, program juga diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya melakukan kunjungan rumah guna mendeteksi dini masalah kesehatan masyarakat.

Kemudian melakukan pelayanan dan penyuluhan medis serta melakukan perencanaan, pelayanan dan penyuluhan obat terkait kasus penyakit yang ditemukan saat ngider sehat.

**Baca juga: Kunjungi Sentra Vaksin di Tangsel, Kapolda Metro Beri Pesan ke Wakil Walikota

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Lalu, pendataan masalah kesehatan seluruh anggota keluarga dan masyarakat, menganalisa, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana tindak lanjut puskesmas.

“Serta membuat dan mengelola data kesehatan di wilayah kerja puskesmas,” tutupnya.(eka)




Kunjungi Sentra Vaksin di Tangsel, Kapolda Metro Beri Pesan ke Wakil Walikota

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengunjungi sentra vaksinasi lanjut usia (lansia) di Flavor Bliss Alam Sutera, Pakulonan, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Sabtu 12 Februari 2022.

Dalam kesempatan itu, dirinya memberi pesan kepada Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan untuk menggalakkan vaksinasi lansia dosis lengkap di Tangsel.

“Alhamdulillah Tangerang Selatan ini vaksinasi lansia dosis satu sudah sampai ke 70,4 persen kemudian dosis 2 sekitar 59 persen ada sekitar tersisa 10.000 yang harus mendapatkan dosis lengkap ini yang kita kejar lansia,” ujarnya kepada wartawan dilokasi.

Menurutnya, target vaksinasi lansia dikarenakan sesuai dengan data yang diterima Polda Metro Jaya dari rumah sakit, kelompok-kelompok lansia merupakan kelompok rentan, yang perlu dilindungi lebih maksimal.

“Mudah-mudahan pak Kapolres dengan pak Wakil Wali Kota Tangsel dan pak Dandim menargetkan 10 hari ke depan, target 10.000 lansia itu bisa tercapai dengan target sehari 1.000 yang dilaksanakan di beberapa titik,” terangnya.

**Baca juga: Tanpa Gelar Perkara, Polres Tangsel Setop Kasus Bekas Kadispora

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Dijelaskannya, antusias warga pada vaksinasi lansia di Alam Sutera cukup besar, hal itu tidak terlewat dari kerjasama tiga pilar, yaitu Danramil, Kapolsek serta Pemerintah Kota Tangsel yang melakukan pencarian berdasarkan data.

“Melakukan hunting berdasarkan data yang dimiliki kemudian dibawa ke sentra-sentra vaksinasi. Dokternya juga di sini gabungan dari Polri, dari TNI dari Puskesmas. Mudah-mudahan ini pak wakil ini terus digalakkan sehingga target waktu 10 hari bisa terlaksana,” tutupnya.(eka)




Lebak Tak Lagi Pakai Sinovac untuk Dosis Pertama, Hanya untuk Anak dan Dosis Kedua

Kabar6.com

Kabar6-Vaksin jenis Sinovac tidak lagi digunakan untuk pemberian vaksinasi Covid-19 khusus dosis pertama di Kabupaten Lebak.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak Triyatno Supiono menjelaskan, bukan dikarenakan ketersediaannya habis, namun vaksin Sinovac saat ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak dan dosis kedua.

“Iya, Sinovac hanya untuk anak-anak dan dosis kedua. Dosis pertama bisa pakai AstraZeneca atau Pfizer,” kata Triyatno saat dihubungi Kabar6.com, Jumat (11/2/2022).

Triyatno menuturkan, meski masyarakat Lebak sudah lebih familiar dengan Sinovac, namun tidak perlu khawatir dengan penggunaan jenis vaksin AstraZeneca atau Pfizer.

“Sama-sama menciptakan sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Respon setelah disuntik juga hampir sama dengan Sinovac, jadi tidak perlu khawatir,” tutur Triyatno.

**Baca juga: Belum Pernah Tersentuh Pembangunan, Akses Jalan Utama di Bayah Timur Segera Dibangun

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Dia menyampaikan, cakupan vaksinasi dosis pertama berdasarkan layanan kesehatan sudah 71 persen dan berdasarkan KTP di angka 80 persen. Ia berharap, masyarakat yang belum sama sekali divaksin bisa segera mendatangi lokasi vaksinasi.

“Begitu juga yang baru dosis pertama dan kedua kami harap bisa segera mendapatkan vaksinasi lengkap,” katanya.(Nda)




Anak SD di Pandeglang Disuntik Vaksin, Puskesmas Patia Genjot Capaian Target

Kabar6.com

Kabar6 – Para siswa Sekolah Dasar (SD) usia 6-12 tahun di Kabupaten Pandeglang, serempak dilakukan vaksinisasi COVID-19, untuk mencapai target vaksinisasi tersebut, pihak Puskesmas Patia dan jajaran Muspika lainnya terus memberikan pemahaman kepada wali murid.

Pasalnya, dari jumlah siswa secara kesleuruhan di SDN Surianen 2 sebanyak 197 orang yang ikut divaksin hanya sebanyak 68 orang atau sekitar 35 sampai 40 persen.

Kepala Puskesmas Kecamatan Patia, Sri Rizki mengungkapkan, pad alounching vaksinisasi bagi anak SD usia 6 sampai 12 tahun ini dilakukan di lima sekolah. Mulai di SDN Surianen 2, SD Ciaei dan sejumlah sekolah lainnya.

“Ini vaksin dosis pertama bagi siswa SD dengan jenis vaksin sinovac. Dengan tujuan untuk membentuk kekebalan tubuh pada anak dimas apandemi COVID-19, dengan harapan agar para siswa tidak terpapar virus corona,” ungkapnya.

Diakuinya, memang pada hari pertama vaksin ada satu orang dari wali murid yang menolak anaknya untuk divaksin, meskipun sebetulnya si anaknya tersebut mau.

Namun karena orang tuanya tidak setuju, pihaknya pun tidak memaksakan si anak.itu disuntik vaksin, lantran harus ada persetujuan dari orang tua.

“Ada saja yang menolak, karena mungkin mendengar informasi – informasi yang kurang baik. Tapi kami yakin kedepan orang tua siswa yang menolak anaknya divaksin akan mau divaksin,” tuturnya.

Sambil menjalankan program vaksinisasi bagi siswa SD tersebut, pihaknya pun terus melakukan sosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa menegnai pentingnya di suntil vaksin dan manfaatnya dari vaksinisasi tersebut.

“Vaksinisasi bagi siswa ini dilakukan selama satu bulan kedepan. Kami pun bersama jajaran Muspika Patia, tidak henti – henti melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan siswa agar mau divaksin, karena baik untuk menjaga kesehatan dimasa pandemi COVID-19 ini,” ujarnya.

Di tempat yang sama, pejabatan Binaan Wilayah (Binwil) Kecamatan Patia, dr Kodiat mengaku, untuk hari pertama vaksinisasi bagi siswa SD di wilayah Patia ini terbilang baik, meskipun dikatakan masih ada orang tua siswa yang takut anaknya divaksin. Akan teyapi, pihaknya meyakini dengan kerja keras dan kekompakan jajaran Muspika, vakisinasi ini akan maksimal.

**Baca juga: Pemkab Pandeglang Belum Punya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

“Sudah lumayan bagus di hari pertama ini, karena waktunya masih panjang sebulan kedepan, kami yakin vaksinisasi bagi siswa SD ini akan tercapai target,” katanya.

Salah seorang siswa SDN Surianen 2 yang sudah disuntik vaksin, Muhaman Taufik Hidayat mengaku, ia tidak merasakan sakit sedikitpun saat disuntik vaksin. “Tidak sakit tidak apa kok, malahan sehat ke kitanya kalau sudah divaksin,”tandasnya.(aep)




Vaksinasi Anak di Pandeglang Diklaim Lebihi Target

Kabar6.com

Kabar6- Pj Sekda Pandeglang Taufik Hidayat melakukan monitoring pelaksanaan vaksinasi anak untuk usia anak 6-11 tahun di empat Sekolah Dasar di Kabupaten Pandeglang, Rabu, 2 Februari 2022.

Empat Sekolah Dasar tersebut diantaranya SDN Saketi 1, SDN Ciandur, SDN Sindanghayu, dan SDN Kadudampit.

Pj Sekda Pandeglang Taufik Hidayat mengungkapkan, berdasarkan hasil monitoring, bahwa pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan oleh sekolah melebihi target yang ditentukan.

“Alhamdulillah perjalanan vaksinasi di Kecamatan Saketi tadi dilakukan di empat sekolah, dimana Alhamdulillah semuanya melebihi target yang harus divaksin,” tuturnya.

Taufik menuturkan, pelaksanaan vaksinasi juga telah dilaksanakan oleh pihak sesuai dengan prosedur diantaranya, siswa harus melampirkan surat pernyataan bersedia divaksin dari orang tua murid.

“Dari target vaksin 15 orang, tapi ternyata yang ingin di vaksin hari ini ada 40 orang, namun kita juga punya keterbatasan tenaga kesehatan sehingga maksimal hanya dapat melayani vaksinasi 50 orang,” ujarnya.

Ia mengaku, berkat dukungan pihak sekolah dan masyarakat vaksinasi ini dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Menurutnya, para siswa dan orang tua dengan sukarela mau mengikuti vaksinasi.

“Alhamdulillah berkat dukungan semuanya, Vaksinasi berjalan lancar, siswa juga enjoy dilakukan vaksin dan tentu ini demi menjaga tubuh kita dari virus covid -19,” tutupnya.

Ditempat yang sama, Camat Saketi Bun Bun Buntara mengatakan, bahwa hari ini di kecamatan Saketi seharusnya ada 5 sekolah yang melakukan vaksinasi. Namun karena satu sekolah belum melakukan persiapan maka hanya 4 sekolah yang baru melaksanakannya.

Ia juga mengklaim, bahwa capaian vaksinasi yang dilakukan hari ini di Sekolah Dasar di Kecamatan Saketi melampaui target yang telah ditentukan.

“Alhamdulillah dari target kita sudah melebihi, seperti ada target 15 orang dan 20 orang itu ada yang sampe 40 dan 50 orang,” ujarnya.

**Baca juga: PUB dan Lantip Berikan Bantuan Untuk Korban Gempa Pandeglang

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Ia jugamengaku pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan lancar bahkan ia menilai antusian masyarakat terhadap vaksinasi anak sangat tinggi.

“Terimakasih kepada Ibu Bupati Pandeglang, dengan vaksinasi ini semoga pencegahan virus cobid-19 di Kecamatan Saketi dapat dicegah sedini mungkin,” tandasnya




Usai Suntik Vaksin COVID-19, Pria di India yang Lumpuh Sejak 4 Tahun Lalu Dapat Berjalan Kembali

Kabar6-Dularchand Munda (55) tidak pernah menyangka dapat berjalan kembali setelah hanya bisa terbaring di tempat tidur akibat lumpuh dan tak dapat berbicara usai kecelakaan empat tahun silam.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Menurut klaim Munda, melansir republicworld, dirinya pulih secara ajaib dengan bisa berjalan kembali setelah disuntik vaksin COVID-19. Keruan saja, petugas medis di India terkejut mendapat laporan dari pria yang tinggal di Salgadih, Jharkhand, India. Munda sendiri diketahui menderita cedera tulang belakang dalam musibah kecelakaan mobil.

“Saya senang bahwa saya telah mendapatkan vaksin,” kata Munda. “Saya bisa menggerakkan kaki saya setelah mendapatkan vaksin pada 4 Januari.”

Sebuah rekaman video menunjukkan saat Munda dibantu berdiri memakai tongkat, sebelum mulai melangkah. Dr Albela Kerketta, dari Peterwar Community Health Centre, mengatakan keluarga Munda memperhatikan pria itu bisa bergerak 24 jam setelah disuntik vaksin COVID-19.

“Munda diberikan vaksin Covishield oleh seorang pekerja Anganwadi pada 4 Januari di rumahnya,” terang Dr Kerketta. “Keesokan harinya, anggota keluarga terkejut ketika mereka melihat tubuh Munda yang seperti tak bernyawa, tidak hanya mulai bergerak tetapi dia juga bisa berbicara kembali.”

Dr Kerketta dilaporkan mengonfirmasi bahwa Munda benar-benar terbaring di tempat tidur karena cedera tulang belakang. Petugas medis sekarang sedang menyelidiki dugaan pemulihan mendadak Munda. ** Baca juga: Apes, Wanita Tiongkok Ini Terjebak dalam Rumah Pasangan ‘Kencan Buta’ Setelah Pemerintah Mendadak Berlakukan Lockdown

“Ini adalah masalah penyelidikan karena kami telah melihat laporannya,” tambah Dr Kerketta. “Informasi dan jawaban yang akurat akan tersedia dalam beberapa hari mendatang ketika dunia medis akan melakukan penelitian tentang penyakit Dularchand Munda dan pemulihannya.” (ilj/bbs)




Warga Kanada yang Tidak Suntik Vaksin COVID-19 Dilarang Beli Ganja dan Miras

Kabar6-Pemerintah Quebec, Kanada, akan mencoba persyaratan baru untuk mendorong warganya agar bersedia mengikuti vaksinasi COVID-19, dengan memberlakukan larangan membeli ganja dan minuman keras (miras) bagi mereka yang tidak divaksin COVID-19.

Pemerintahan Perdana Menteri Quebec Francois Legault, melansir Foxbusiness, diperkirakan akan mengumumkan persyaratan baru untuk menunjukkan bukti vaksinasi di toko minuman keras dan gerai ganja akhir pekan ini. “Rincian kecil dari aturan terbaru, seperti apakah akan memerlukan paspor di pintu masuk atau mesin kasir, masih dibahas,” demikian kata sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya.

Bukti vaksinasi sudah diperlukan di Quebec, di tempat-tempat yang tidak penting seperti restoran, teater, bar, dan kasino. Di bawah aturan baru, penduduk yang tidak divaksinasi masih dapat mengakses toko serba ada, yang menjual bir dan anggur, tetapi mereka pada dasarnya dilarang membeli minuman keras secara legal.

Langkah ini diduga dilakukan di tengah tekanan publik untuk memperketat pembatasan pada warga Quebec yang telah menolak untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Legault dilaporkan telah menanyakan pejabat kesehatan masyarakat tentang jenis bisnis lain apa yang dapat dipaksa untuk memerlukan paspor vaksin.

“Saya mengerti bahwa ada kemarahan tertentu terhadap warga negara yang tidak divaksin,” kata Legault. ** Baca juga: Miris! Sejumlah Oknum Tentara dan Polisi di Zimbabwe Terlibat Serangkaian Aksi Perampokan Bersenjata

Ironisnya, persyaratan baru terkait vaksinasi di toko minuman keras dan ganja hanya akan berlaku untuk pembeli. “Karyawan tidak akan dipaksa untuk divaksinasi,” kata Journal de Montreal.

Diketahui, hampir 85 persen dari semua penduduk Quebec telah menerima setidaknya satu dosis vaksinasi, salah satu tingkat tertinggi di dunia, tetapi itu tidak menghentikan penyebaran COVID-19 yang merajalela.

Provinsi ini telah melihat rata-rata sekira 15 ribu kasus infeksi baru setiap hari selama seminggu terakhir. Kasus baru rata-rata kurang dari 700 setiap hari sebelum varian Omicron dari COVID-19 muncul pada akhir November.(ilj/bbs)




Salah Suntik, 42 Anak di Jerman Diberi Dosis Vaksin COVID-19 untuk Orang Dewasa

Kabar6-Juru bicara pemerintah daerah Hanover, Jerman, mengumumkan bahwa 42 anak-anak berusia 5-11 tahun telah diberikan suntikan vaksin COVID-19 di pusat vaksinasi kebun binatang kota, dengan konsentrasi lebih tinggi, yang sebenarnya ditujukan untuk orang dewasa.

Otoritas kesehatan di Hanover mengklaim seharusnya hal ini tidak meningkatkan risiko efek samping. Melansir rt, kepala spesialis di departemen kesehatan bernama Marlene Graf, mengatakan bahwa peningkatan dosis tidak berbahaya, dan diharapkan tidak ada konsekuensi serius. “Sepengetahuan kami, kemungkinan efek samping harus dibatasi pada reaksi lokal dan demam,” terang Graf.

Dijelaskan Graf, dari sisi medis, pemberian vaksin tidak perlu ditingkatkan jumlahnya kepada anak-anak, tetapi hal ini tidak akan berdampak negatif pada kekebalan mereka terhadap COVID-19.

Graf mengatakan, semua orangtua dari anak-anak yang bersangkutan telah diberitahu langsung oleh pemerintah daerah. Mereka juga diberi saran medis. Presiden regional Steffen Krach menerangkan, kesalahan itu tidak boleh terulang.

“Bahkan jika tidak ada konsekuensi kesehatan yang serius yang diharapkan, hal seperti ini seharusnya tidak terjadi,” ujar Krach. ** Baca juga: Gawat! Stasiun Penelitian Ilmiah Belgia di Antartika Diserang Wabah COVID-9

Menurut media Jerman, anak laki-laki dan perempuan menerima tiga kali dosis vaksin Pfizer/BioNtech yang ditujukan untuk kelompok usia mereka, yakni 30 mikrogram, bukan 10 mikrogram.(ilj/bbs)