1

Mengapa Orang Jepang Punya Waktu Tidur Tersingkat di Dunia?

Kabar6-Umumnya orang dewasa butuh waktu tidur 7-9 jam. Namun di beberapa negara, memiliki rata-rata jam tidur yang berbeda, dengan alasan tersendiri.

Salah satunya adalah Jepang. Dalam studi pada 2014 dan 2018, peneliti menggunakan data di seluruh dunia melalui alat pengukur kebugaran Polar A370 dan Polar M430.

Hasilnya, melansir Dreamers, masyarakat Jepang memiliki waktu tidur yang lebih singkat dibanding negara lain. Data dari alat tersebut membandingkan kebugaran pria dan wanita dari 28 negara di seluruh dunia, dan mengungkapkan bahwa pria dan wanita di Jepang tidur rata-rata enam jam 35 menit per malam.

Waktu tidur mereka ternyata kurang 45 menit dari rata-rata waktu tidur internasional. Dan berbeda hampir satu jam dari orang Finlandia yang memiliki waktu tidur paling lama yaitu pria tujuh jam 24 menit, dan wanita tujuh jam 45 menit.

Penyebab orang Jepang tidur lebih singkat adalah karena mereka bekerja sangat lama sehingga menimbulkan stres, yang berdampak kurang tidur.

Selain itu, budaya Jepang seperti pesta minum perusahaan, membuat tidur sangat larut sehingga kekurangan waktu tidur. ** Baca juga: Ternyata, Sarapan 30 Menit Setelah Bangun Pagi Bantu Turunkan Berat Badan

Karena itulah, orang Jepang biasanya akan mengambil waktu siang untuk tidur sebentar seperti di kereta, kafe, atau bahkan di meja kerja. Hal ini juga yang membuat para pekerja Jepang hanya tidur sebentar di malam hari.(ilj/bbs)




Apa Penyebab Perut Buncit yang Tidak Bisa Hilang Hanya dengan Diet?

Kabar6-Banyak orang yang mengeluh susah memangkas perut buncit, meskipun sudah menjalankan program diet dengan mengurangi porsi makan. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Perut buncit terjadi karena adanya penumpukan lemak di area perut atau disebut kondisi obesitas sentral. Lantas, apa sih penyebab perut buncit? Melansir Beautynesia, berikut sejumlah penyebab perut tetap buncit walaupun telah melakukan diet:

1. Kurang olahraga
Perut buncit bisa disebabkan karena kurangnya aktivitas olahraga. Rutin olahraga membantu tubuh untuk mempercepat metabolisme dan membakar kalori secara maksimal. Kurang berolahraga menyebabkan lemak akan dengan mudah tertimbun di beberapa bagian tubuh, salah satunya perut.

2. Stres
Stres yang dialami bisa membuat tubuh memproduksi hormon kortisol, sehingga berdampak pada metabolisme. Jumlah kartisol yang terlalu banyak berkaitan dengan menimbun lemak di perut.

Selain itu, stres juga memicu naiknya nafsu makan, terutama untuk makanan tinggi kalori dan manis. Nafsu makan yang tidak terkendali dapat menyebabkan penimbunan lemak di area perut.

3. Kurang tidur
Kurang tidur dipercaya bisa memiliki risiko mengalami penimbunan lemak di perut. Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan ada kaitan antara penambahan berat badan dengan durasi tidur.

Ya, kurang tidur akan membuat perilaku makan yang tidak sehat. Cobalah untuk tidur dengan cukup seperti yang dianjurkan 7-8 jam per hari. ** Baca juga: Kurangi Konsumsi 3 Makanan Ini Agar Kulit Selalu Sehat dan Tampak Muda

4. Postur tubuh
Perut buncit juga dapat dipengaruhi oleh postur tubuh buruk. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan peregangan tulang sesering mungkin.

5. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa perokok memiliki lebih banyak lemak di perut dibandingkan mereka yang tidak merokok. Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan menyebabkan perut jadi buncit.

Alkohol bisa mempengaruhi aktivitas neuron otak yang dapat menimbulkan rasa lapar. Selain membuat perut buncit, mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti liver dan peradangan.

Yuk, hilangkan lima kebiasaan buruk tadi agar perut kencang sekaligus ramping.(ilj/bbs)




Pelihara Hewan di Rumah Bantu Anda Bahagia

Kabar6-Banyak orang yang memelihara hewan di rumah mereka, mulai dari kucing, anjing, kelinci, hewan melata, bahkan sejumlah hewan yang harganya mahal.

Tidak sekadar sebagai hiburan, melansir WebMd, memelihara hewan ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan Anda, lho. Apa saja manfaat yang didapat?

1. Pereda stres
Bermain bersama hewan peliharaan atau sekadar mengelus-elus dapat membuat Anda merasa lebih baik. Dengan melakukan ini, tekanan darah dapat menurun, membuat tubuh mengeluarkan hormon rileksasi, dan juga menurunkan kadar hormon stres.

2. Perbaiki mood
Orang yang memiliki hewan peliharaan biasanya merasa lebih bahagia, lebih mudah mempercayai orang lain, dan tidak merasa terlalu kesepian, serta lebih jarang sakit.

Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perasaan bahwa Anda diperlukan dan selalu ada yang menunggu serta menyambut dengan senang saat Anda pulang ke rumah. ** Baca juga: 5 Penyakit yang Bisa Saja Muncul Saat Anda Bekerja Secara Berlebihan

3. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh
Beberapa penelitian mengungkapkan, bayi yang terlahir dalam keluarga yang memelihara hewan peliharaan memiliki risiko lebih rendah terhadap asma dan berbagai jenis alergi. Efek ini hanya terjadi bila paparan terjadi saat bayi berusia di bawah enam bulan.

Sebuah penelitian lainnya menunjukkan, bayi yang terlahir dalam keluarga yang memiliki anjing atau kucing lebih jarang mengalami demam dan infeksi telinga selama satu tahun pertama kehidupannya ketimbang bayi yang terlahir dalam keluarga yang tidak memiliki hewan peliharaan.

Menyenangkan, bukan? (ilj/bbs)




Penelitian Ungkap 5 Tipe Kepribadian dan Kecenderungan Penyakit yang Bakal Diderita

Kabar6-Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Nah, sebuah penelitian yang dilakukan University of Nottingham dan University of California melihat tipe kepribadian yang berbeda kaitannya dengan penyakit.

Hasil penelitian, melansir tabloidbintang, menemukan beberapa orang yang lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti penyakit jantung, kanker, artritis dan diabetes. “Sebagian alasannya mungkin karena kepribadian kita memengaruhi strategi penanggulangan masalah, atau bagaimana kita menghadapi situasi sulit dalam hidup kita,” ungkap Dr Meg Arroll, seorang psikolog dan juru bicara perawat untuk perusahaan vitamin Healthspan.

Kepribadian berkembang melalui masa kanak-kanak dan remaja, dan stabil pada pertengahan dewasa. Namun kepribadian cenderung bergeser seiring bertambahnya usia. Berikut tipe kepribadian yang menentukan kesehatan Anda:

1. Kepribadian terbuka (ekstrovert)
Orang ekstrovert bersifat positif, asertif, banyak bicara dan bersosial. Sayangnya kepribadian ini cenderung akrab dengan penggunaan alkohol berlebihan yang mengakibatkan obesitas dan kondisi kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

2. Kepribadian mudah setuju (agreebleness)
Kepribadian orang yang cenderung mudah percaya, suka altruistik, penuh kasih sayang, berkompromi dan menghargai orang lain cenderung berisiko mengalami penyakit seperti obesitas, stres dan diabetes. Tipe kepribadian ini selalu berusaha menyenangkan orang lain yang berujung mengganggu kesehatan.

3. Kepribadian imajinatif (openness)
Sifat ini memiliki ciri khas sering berimajinasi, memiliki keingintahuan yang tinggi dan wawasan yang luas. Menurut jurnal Social Psychological and Personality Science, sifat ini berkaitan dengan masalah kesehatan yang lebih baik.

Karakteristik ini memiliki penurunan tingkat kemungkinan mengalami masalah stroke sebesar 31 persen, sakit jantung 17 persen dan tekanan darah tinggi 29 persen.

4. Kepribadian tekun (conscientiousness)
Mereka dengan kepribadian ini cenderung merupakan pekerja keras, teratur dan detail. Karakteristik ini dapat diandalkan, patuh, disiplin dan fokus dengan tujuan.

Studi Kesehatan dan Pensiun Universitas Michigan menemukan, tipe ini berkaitan dengan umur yang panjang dan memiliki kemungkinan penurunan stroke hingga 37 persen, darah tinggi sebesar 27 persen, arthritis sebesar 23 persen dan diabetes sebesar 20 persen.

5. Kepribadian tidak stabil (neuroticism)
Orang dengan karakteristik neurotik cenderung mengalami ketidakstabilan emosional, kecemasan, depresi, kemurungan, mudah tersinggung, dan sedih.

Sebuah studi yang ditemukan di Michigan mnegungkapkan, pribadi neurotik cenderung meninggal lebih awal daripada mereka yang memiliki ciri kepribadian lainnya.

Kepribadaian ini meningkatkan kemungkinan penyakit jantung sebesar 24 persen, penyakit paru-paru sebesar 29 persen, tekanan darah tinggi sebesar 37 persen dan artritis sebesar 25 persen. ** Baca juga: Agar Kandungan Nutrisinya Maksimal, 3 Jenis Sayuran Ini Harus Dimasak

Mana yang mewakili kepribadian Anda?(ilj/bbs)




Wanita Lebih Mampu Hadapi Stres Ketimbang Pria?

Kabar6-Setiap orang tentu saja pernah mengalami kondisi stres, yang disebabkan oleh berbagai hal. Sebuah penelitian mengungkapkan, stres ternyata memiliki efek sosial yang berbeda di antara pria dan wanita.

Para peneliti di Austria, melansir sheknows, mengungkapkan bahw saat dihadapkan dengan situasi yang penuh dengan tekanan, para pria akan berubah menjadi lebih egois, sedangkan wanita justru menjadi lebih dapat berempati dan memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

Para peneliti menemukan kemampuan interaksi sosial seorang wanita justru akan meningkat saat sedang berada di bawah tekanan, sedangkan pria justru akan berubah menjadi defensif dengan melakukan respon ‘lawan atau kabur’ saat berada di bawah tekanan, yang bertujuan menyimpan tenaga mereka untuk menghadapi konfrontasi yang mereka takutkan akan terjadi.

Pada penelitian ini, para peneliti mengamati sekira 64 peserta, dan mengamati bagaimana reaksi mereka terhadap stres dengan cara membuat para peserta penelitian melakukan sebuah tugas yang membuat mereka merasa tertekan atau stres seperti berpidato.

Kemudian, peneliti meminta para peserta untuk melakukan tugas lainnya yang mengharuskan mereka berempati terhadap orang lain, seperti menghibur orang lain atau mengikuti suatu instruksi atau mengikuti gerakan orang lain.

Hasilnya, para pria yang stres menunjukkan penurunan kemampuan untuk mengerti pikiran dan perasaan orang lain, sedangkan para wanita justru dapat lebih mengerti perasaan dan pikiran orang lain. Baik pria maupun wanita memperlihatkan reaksi psikologis yang sama saat stres, hanya saja metode mereka untuk bertahan dari stres tersebut berbeda.

Lantas, mengapa wanita dan pria memiliki metode yang berbeda saat menghadapi stres? Salah satu teorinya adalah karena seorang wanita memiliki kadar oksitosin (hormon yang berhubungan dengan perilaku sosial) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

Hal ini berarti, secara kimiawi, seorang wanita cenderung akan mencari dukungan dari orang lain saat stres, sedangkan seorang pria justru akan menarik diri dari lingkungan sekitarnya. ** Baca juga: Jangan Abaikan 3 Tanda Tubuh Butuh Istirahat

Apa pun penyebabnya, perbedaan metode pertahanan diri terhadap stres di antara pria dan wanita ini justru dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dan justru membuat mereka menjadi lebih stres.(ilj/bbs)




Efek Buruk Kurang Gerak yang Pengaruhi Kesehatan

Kabar6-Banyak orang yang tanpa sadar menjalankan gaya hidup yang tidak aktif atau tidak banyak bergerak. Di sisi lain, tidak semua orang memiliki motivasi untuk melakukan latihan atau olahraga di rumah sebagai salah satu cara menjaga kesehatan

Padahal, ada sejumlah efek buruk bagi kesehatan fisik maupun mental, apabila Anda kurang bergerak. Melansir beberapa sumber, salah satu efek paling jelas dan umum dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah penambahan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, dan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2 dan kanker.

Lebih dari sekadar mencari cara tertentu, seseorang harus lebih sadar akan dietnya, dan memasukkan aktivitas fisik secara teratur dalam rutinitas mereka agar tetap sehat secara keseluruhan.

Kemudian, Anda akan kehilangan fleksibilitas. Semakin sering Anda duduk dan tidak aktif, semakin besar kemungkinan Anda kehilangan fleksibilitas. Masalah hilangnya fleksibilitas adalah meningkatkan kemungkinan cedera otot, dan juga membuat otot Anda lebih lemah, yang dapat berbahaya dalam jangka panjang.

Risiko lain adalah osteoporosis, yaitu kondisi di mana tulang menjadi lemah, dan lebih rentan terhadap patah tulang. Ini umum terjadi pada orangtua, terutama wanita setelah menopause. Tidak banyak bergerak dapat meningkatkan risiko osteoporosis karena olahraga dan aktivitas fisik membantu memperkuatnya.

Efek buruk lain adalah meningkatnya kemungkinan kesehatan mental yang buruk. Ketidakpastian pandemi telah berdampak buruk pada kesehatan mental. Namun, gaya hidup yang tidak banyak bergerak bisa memperburuk keadaan. Orang yang keluar untuk berjalan-jalan dapat beristirahat dari faktor penyebab stres dalam hidup mereka, meningkatkan kesadaran.

Olahraga juga diketahui dapat melepaskan beberapa hormon bahagia dalam tubuh yang dapat membantu mengurangi kemungkinan masalah kesehatan mental tersebut.

Selanjutnya, efek pada melambatnya metabolisme dan masalah pencernaan. Metabolisme adalah laju tubuh Anda membakar makanan yang dikonsumsi untuk energi. Saat Anda tidak bergerak, tubuh mendapat indikasi bahwa Anda tidak membutuhkan energi, dan metabolisme melambat.

Metabolisme yang lambat dapat menyebabkan hasil seperti penambahan berat badan. Aktivitas fisik juga dapat memengaruhi pencernaan dengan memperlambatnya, menyebabkan penambahan berat badan dan masalah perut.

Menurut penelitian, dengan jumlah aktivitas fisik yang tepat dan dilakukan selama periode waktu tertentu, seseorang dapat terhindar dari risiko gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Meskipun berolahraga di gym atau pusat kebugaran mungkin belum menjadi pilihan, gaya hidup aktif tidak harus berupa latihan fisik yang berat. ** Baca juga: Jadi Lebih Sehat dengan Lakukan 4 Perubahan Kecil dalam Keseharian

Ada banyak cara untuk melakukan aktivitas fisik dalam rutinitas harian Anda, misalnya mengunakan tangga ketimbang naik lift, berjalan ke pasar untuk membeli bahan makanan sehari-hari, atau berjalan-jalan di taman sekitar rumah.

Jangan lupa mengonsumsi makanan sehat dengan kandungan sejumlah nutrisi yang dibutuhkan tubuh.(ilj/bbs)




Kenali 5 Tanda Hormon Anda Sedang Tidak Seimbang

Kabar6-Ada banyak komponen yang membuat tubuh Anda tetap bekerja dan berfungsi dengan baik, salah satunya adalah hormon. Ya, hormon menjadi zat penting dalam tubuh yang berperan dalam berbagai hal.

Hormon adalah zat kimia pada tubuh, bagian dari sistem endokrin yang memengaruhi kebanyakan sistem utama dan proses dalam tubuh, meliputi antara lain pencernaan makanan, penyerapan zat gizi, fungsi seksual, reproduksi, pertumbuhan serta perkembangan, detak jantung, suhu tubuh, siklus tidur, mood, rasa haus, kendali nafsu makan, fungsi kognitif dan lainnya.

Selain itu, hormon adalah zat yang bergerak dalam aliran darah ke jaringan dan organ. Zat ini sangat berpengaruh bagi fungsi tubuh. Sedikit saja jumlah hormon berubah, maka akan memengaruhi suatu fungsi tubuh tertentu bahkan kesehatan Anda secara umum. Maka itu, penting untuk menjaga keseimbangan jumlah hormon dalam tubuh.

Kaum hawa cukup sensitif dan rentan mengalami ketidakseimbangan hormon. Melansir beberapa sumber, berikut adalah lima tanda bahwa hormon Anda mengalami masalah:

1. Siklus haid yang tidak teratur
Jika siklus haid Anda tidak teratur atau mungkin yang lebih buruk lagi, jarang muncul, ini menjadi indikator kuat bahwa hormon Anda mengalami masalah. Jangan biarkan terlalu lama karena kesuburan, kesehatan tulang, dan kesehatan jantung Anda bisa terganggu.

Ada beberapa penyebab hal ini seperti stres, olahraga berlebihan, pola makan yang buruk, lemak tubuh rendah, pil kontrasepsi, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasinya. Kurangi olahraga yang terlalu berat, hindari stres, serta jaga pola makan sehat.

2. Jerawat di sepanjang garis rahang atau di punggung
Jika memiliki masalah jerawat di punggung atau di area rahang, kadar testosteron Anda mungkin terlalu tinggi. Untuk mengatasinya, cobalah konsumsi lebih banyak makanan kaya protein.

Selain itu, hindari gula yang meningkatkan insulin dan testosteron, menambah asupan asam lemak omega-3 anti-inflamasi, serta rajin berolahraga untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menjaga berat badan.

3. Banyak lemak di perut, kekebalan tubuh rendah, dan memiliki masalah tidur
Tanda-tanda ini bukan sekadar akibat berat badan naik, tetapi juga berkaitan dengan perubahan hormon dalam tubuh. Ubah pola hidup Anda dengan menghindari stres, rajin berolahraga, mengurangi konsumsi kafein, mengurangi konsumsi gula, dan tidur di ruangan gelap.

4. Sembelit, energi rendah, berat badan bertambah, serta tangan dan kaki yang kaku
Semua hal ini mengindikasikan kelenjar tiroid yang lelah. Kelenjar tiroid bekerja mengontrol metabolisme dan merupakan termostat tubuh Anda.

Berikan nutrisi pada tiroid Anda dengan menghindari stres, mengonsumsi makanan yang kaya yodium (seperti rumput laut) dan selenium, dan makan karbohidrat berkualitas baik ke dalam makanan Anda, misalnya dari beras merah, buah, dan sayur.

5. Rendahnya atau tidak ada dorongan seksual
Jika lebih memilih menonton televisi ketimbang bercinta, maka Anda harus waspada. Kadar testosteron dalam tubuh mungkin rendah, sedangkan hormon kortisol tinggi.

Lakukan teknik pernapasan dalam, yoga, meditasi, dan akupunktur, untuk membantu mengembalikan gairah Anda. ** Baca juga: Kurang Minum, Buah dan Sayur yang Bisa Bantu Penuhi Cairan Tubuh

Jangan abaikan sejumlah tanda yang menunjukkan ketidakseimbangan kadar hormon dalan tubuh Anda.(ilj/bbs)




Sering Sakit Kepala, Mungkin Ini Penyebabnya

Kabar6-Meskipun terlihat sepele dan sering terjadi dalam keseharian, mengalami sakit kepala sangat mengganggu keseharian, sehingga membuat Anda harus menunda sejumlah pekerjaan.

Sakit kepala sendiri bisa disebabkan karena beberapa hal. Apabila Anda cenderung sering mengalami sakit kepala, melansir femalesia, berikut lima kemungkinan penyebab sakit kepala Anda tadi:

1. Kurang tidur atau terlalu banyak tidur
Kurang tidur atau justru terlalu banyak tidur adalah pemicu sakit kepala yang umum. Studi menunjukkan, kurang tidur meningkatkan produksi protein dalam tubuh yang menyebabkan nyeri kronis, yang mengurangi kemampuan tubuh untuk meredakan nyeri (menurunkan ambang nyeri tubuh) dan dapat memicu migrain hebat serta sakit kepala karena tegang.

Tidur terlalu lama dari biasanya pun dapat menyebabkan sakit kepala karena efek tidur berlebihan pada neurotransmiter tertentu di otak, seperti serotonin. Variasi dalam siklus REM (tidur gerakan mata cepat) dapat menyebabkan sakit kepala cluster atau migrain.

Gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, dan menggertakkan gigi dapat mengganggu siklus tidur seseorang dan memicu sakit kepala saat bangun dan sakit kepala hipnik.

2. Kebiasaan makan
Makanan yang Anda konsumsi secara tidak langsung terkait dengan kemungkinan munculnya sakit kepala. Artinya, puasa konsumsi makanan tinggi gula, diet ketat dan melewatkan makan bisa menyebabkan sakit kepala.

Selain itu, makan yang tertunda atau tidak teratur juga dapat memicu sakit kepala, karena lapar menyebabkan kadar glukosa darah turun terlalu rendah. Rasa lapar menyebabkan otot Anda menegang, memicu sakit kepala karena tegang.

Beberapa makanan dan minuman tertentu menyebabkan sakit kepala. Pisang dapat menyebabkan sakit kepala pada orang yang sensitif terhadap tyramine, sedangkan alkohol menyebabkan dehidrasi yang pada akhirnya membuat kepala Anda semakin sakit.

3. Kehujanan
Jika kebetulan basah kuyup karena hujan, maka sakit kepala cenderung menyerang. Sakit kepala juga terjadi ketika infeksi virus menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat atau sakit kepala.

4. Stres
Stres dan sakit kepala saling terkait. Stres bisa menyebabkan sakit kepala, dan sakit kepala bisa membuat Anda stres. Tingkat stres yang tinggi dapat membuat pembuluh darah di otak Anda berdenyut, menyebabkan rasa sakit dan iritasi yang tajam. Stres adalah salah satu pemicu utama sakit kepala tipe tegang.

5. Mengonsumsi kafein
Mengonsumsi kafein bisa memicu sakit kepala pada beberapa orang, dan sebaliknya bisa meredakan sakit kepala pada beberapa orang. Sakit kepala bisa disebabkan oleh overdosis kafein.

Orang yang rentan terhadap migrain mungkin mengalami lebih banyak sakit kepala setelah mengonsumsi kopi. Hal ini diyakini karena efek kafein terhadap serotonin atau aktivitas listrik otak. ** Baca juga: 4 Makanan Sehat Bantu Atasi Pencernaan yang Sering Terganggu

Apa yang sering menjadi penyebab sakit kepala Anda?(ilj/bbs)




Tanpa Disadari Kebiasaan Bekerja Seperti Ini Bikin Stres

Kabar6-Lingkungan kerja menjadi salah satu penyebab yang bisa membuat Anda stres. Terlebih apabila pekerjaan yang Anda tangani harus mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan tiap bulan.

Namun di luar hal tadi, melansir womantalk, sebenarnya masih ada beberapa hal yang tanpa disadari juga dapat membuat Anda stres. Apa sajakah itu?

1. Tidak yakin dengan performa kerja
Anda memang sudah berusaha menyelesaikan deadline tepat waktu. Namun, Anda merasa tidak yakin apakah selama ini sudah bekerja dengan baik. Perasaan seperti ini dapat mengganggu pikiran.

2. Meja kerja berantakan
Kesulitan mencari berkas tertentu karena semua kertas dibiarkan menumpuk di meja kerja dapat membuat Anda tertekan. Ada baiknya rapikan meja usai bekerja. Ini penting agar keesokan harinya Anda dapat dengan mudah menemukan benda-benda yang dibutuhkan. Meja yang rapi juga memberikan visualisasi ‘indah’, sehingga dapat menambah mood bekerja.

3. Terlalu sering lembur
Idealnya, jam kerja karyawan kantor adalah delapan jam sehari atau 40 jam per minggu. Namun jika Anda lebih sering pulang pukul 19.00, padahal masuk pukul 08.00, mungkin Anda perlu evaluasi diri. Apakah Anda lembur karena memang pekerjaan menumpuk, atau Anda yang tidak bisa mengatur waktu alias terlalu banyak selingan di sela pekerjaan.

4. Selalu komplain
Saat ada masalah, memang ada baiknya Anda menceritakan kepada orang lain. Namun jika hampir tiap hari Anda selalu mengeluhkan hal yang sama, ada baiknya Anda mengambil keputusan. Apakah mau tetap di kantor yang sama dan mencari kantor lain yang tidak menimbulkan masalah, atau berusaha ‘berdamai’ agar tidak selalu mengeluh. ** Baca juga: Hindari Makan Siang Setelah Pukul Tiga Sore Permudah Berat Badan Turun

Bekerja dengan baik memang merupakan tuntutan bagi seorang karyawan. Meskipun begitu, keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi tetap diperlukan. Jika keduanya bisa seimbang, maka Anda akan memiliki kehidupan yang minim stres.(ilj/bbs)




Dekorasi Rumah Ternyata Bisa Jadi Pemicu Stres

Kabar6-Ada banyak hal yang bisa menyebabkan stres, antara lain seperti pekerjaan, faktor ekonomi, atau cinta yang kandas. Namun, ada satu pemicu stres yang mungkin tidak disadari, yaitu dekorasi di rumah Anda.

“Rumah yang berantakan memberi tekanan yang tidak perlu pada pikiran kita,” kata Amber Dunford, seorang pakar psikologi desain. Lantas, dekorasi seperti apa saja yang bisa jadi pemicu stres? Melansir womantalk, berikut penjelasannya:

1. Tidak cukup cahaya
Cahaya tidak hanya dapat mengubah suasana ruangan, tetapi juga dapat memengaruhi suasana hati Anda. Menurut Amber, penting untuk memilih jenis lampu yang tepat.
“Cahaya alami membantu Anda mengatur dan mengangkat suasana hati. Jadi, tidak cukup cahaya dapat berdampak negatif pada seseorang,” katanya.

2. Terlalu banyak warna
Faktanya, warna-warna cerah yang melimpah dapat mengubah Anda menjadi stres. Beberapa warna yang kontras memang sangat bagus untuk menciptakan efek semangat pada manusia, tetapi kombinasi yang terlalu banyak dalam satu rumah akan menyebabkan kecemasan dan stres.

Namun bukan berarti Anda harus benar-benar menghilangkannya dari ruangan. Sebagai gantinya, gunakan warna cerah hanya dalam jumlah sedang.

3. Tidak cukup variasi
Jika warna-warna ‘berani’ terlalu membuat stres, lebih baik memilih warna putih bersih. Percaya atau tidak, terlalu banyak warna putih dapat mengubah rumah Anda menjadi tempat yang penuh tekanan.

Amber menyarankan untuk memilih warna krem sebagai alternatif warna yang tidak terlalu menimbulkan stres dan tidak menuntut perawatan obsesif sebagai cat putih.

4. Cetakan dan pola yang bertabrakan
“Terlalu banyak cetakan dan pola, terutama dengan ukuran yang sangat bervariasi dan bertabrakan atau menampilkan terlalu banyak warna kontras, nyatanya juga dapat mengacaukan mental Anda dan bisa menjadi pemicu stres,” terang Amber.

5. Terlalu berantakan
Rumah yang terlalu berantakan membuat Anda merasa tegang dan membutuhkan lebih banyak perhatian mental. Dijelaskan Amber, manusia cenderung lebih fokus pada tumpukan dokumen atau mainan, karena otak tidak dapat secara mental mengatur kekacauan tersebut.

Cara mengatasinya adalah dengan menyimpan barang-barang Anda dalam wadah dan keranjang. Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu memikirkan tentang kekacauan yang bisa menjadi pemicu stres, dan lebih banyak memikirkan hal-hal penting dalam hidup. ** Baca juga: Jaga Kesehatan Mata dengan 10 Makanan Bergizi

Yuk, tata ulang kembali dekorasi dalam rumah Anda agar terasa lebih nyaman dan jauh dari stres.(ilj/bbs)