1

Terancam Tidak Lulus SD, 6 Siswa SD Negeri Akan Tempuh Kelas Intensif

kabar6.com

Kabar6-Sebagaimana syarat masuk sekolah formal yang di rujuk seiring dengan keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 14 Tahun 2018 tentang Aturan untuk Masuk Sekolah Dasar.

Dimana di sebutkan pada pasal 12 point 4, tentang persyaratan masuk sekolah SD menyebutkan bahwa seleksi calon peserta didik baru siswa kelas 1 SD atau bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud tidak di lakukan tes membaca, menulis dan berhitung.

Terkait ditemukannya 6 siswa kelas 5 SD di Pondok Aren masih kesulitan dalam membaca, Ketua lembaga pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A), Herlina Mustikasari, S.Pd. MA berpendapat, semestinya seleksi membaca itu bisa di lakukan pada waktu tingkat kelas 2 sekolah dasar.

“Menurut saya, terlambat kalau sekolah baru mengevaluasi setelah klas 5 SD. ini harusnya dilakukan lebih dini. naik kelas 2 SD tidak bisa baca, mestinya langsung dimasukan di kelas intensif untuk baca. Jika tidak ada hasil, maka segera rujuk ke ahlinya. apakah anak tersebut ada learning disabilities, disleksia, autism dan lainnya,” ungkap Herlina.

Sementara itu Budayawan Tangsel, Uten Sutendi mengatakan siswa tersebut layak tidak diluluskan dari level tingkatan sekolah dasar.

**Baca juga: Siswa Kelas 5 SD Tak Bisa Baca, Taryono: Akan Masuk Kelas Khusus.

“Ya, harus nya secara normatif jangan lulus. Inti penyelenggaraan pendidikan itu bukan soal lulus secara administratif -formal (punya ijazah), tapi bisa melahirkan produk manusia yang terdidik. Minimal bisa baca, nulis dan berhitung untuk tingkat sekolah dasar,” ujar Uten. (adt)




Siswa Kelas 5 SD Tak Bisa Baca, Taryono: Akan Masuk Kelas Khusus

kabar6.com

Kabar6-Berdasarkan info yang di himpun kabar6.com, sebanyak 6 murid tingkat sekolah dasar negeri di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) masih belum bisa membaca dengan baik.

Bersebrangan dengan motto yang di usung oleh pasangan walikota Airin-Ben yang memiliki jargon cimore yakni, cerdas, modern dan religius.

Menurut orang tua siswa, Jelita, yang kebetulan memiliki buah hati pada kelas yang sama dengan 6 murid ini, mengaku prihatin dengan metode belajar mengajar yang di terapkan oleh Dinas Pendidikan Tangsel.

“Saya turut prihatin mas, dalam 1 kelas dimana di huni lebih dari 30 siswa termasuk anak saya, ada 6 murid yang belum lancar membaca, bahkan tidak pandai mengenali huruf ataupun angka, padahal sudah kelas 5 loh, apakah dapat menghambat siswa yang lainnya,” tanya Jelita.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Taryono pada sambungan WhatsAppnya mengatakan, jika benar demikian anak tersebut akan ikut program ABK, Minggu (21/10/2018).

**Baca juga: Nanggok Empang, Tradisi Unik dari Kampung Maruga.

“Karena di Tangsel, SD Negeri juga menerima pendidikan inklusif, yaitu sekolah wajib bisa terima anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Bagi anak ABK yang terpenting adalah bekal hidup mandiri, bisa ngurus dirinya sendiri. Tapi tentu lihat kasusnya dulu,” tegas Taryono. (adt)




Di Pondok Aren, Siswa Kelas 5 SD Belum Lancar Membaca

kabar6.com

Kabar6-Slogan cerdas, modern dan religius kembali tercoreng oleh tenaga pengajar yang diduga membiarkan muridnya untuk tidak berkembang.

Sebanyak 5 siswa kelas 5 di salah satu SD negeri di Kecamatan Pondok Aren, masih belum bisa membaca dengan lancar.

Menurut informasi yang di himpun kabar6.com, siswa malang tersebut berinisial, Akm, Kz, Gd, FRz, Nbl dan AW, tetap naik kelas dari tahun ketahun.

Ketua Laskar Anggrek, H. Wahyu Wibisana, yang merupakan pendukung fanatik Airin-Ben, melalui sambungan WhatsAppnya mengaku shok, era milenial, kelas 5 SD masih ada yang belum bisa membaca.

**Baca juga: Nikmati Dessert Poached Pear di Santika Premiere ICE BSD.

“Saya kaget, di era milineal seperti ini, masih kita temukan siswa kelas 5 SD masih belum mampu membaca, ini sangat keterlaluan, apalagi itu terjadi di Tangsel,” kata Wahyu kaget, Minggu (21/10/2018). (adt)




Belasan Siswi SD di Lecehkan, Kak Seto Akan Kawal Hingga Tuntas

kabar6.com

Kabar6-Tangerang Selatan yang menyandang kota layak anak, di kejutkan dengan peristiwa dugaan praktek asusila yang di lakukan oleh oknum guru olahraga terhadap belasan murid kelas 5, SD Al-Amanah, Jalan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Setu, Tangsel.

Perkembangan kasus tersebut perlu menjadi perhatian, pasalnya, sanksi pelecehan terhadap belasan murid kelas 5 sekolah dasar hanya di berikan sanksi pemberhentian secara tidak hormat.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. dalam percakapan selulernya kepada kabar6.com mengatakan, bahwa kasus tersebut tidak bisa di diamkan. **Baca juga: Diduga Lakukan Pelecehan, Pihak Sekolah Pecat Oknum Guru.

“Tangsel itu sudah di nobatkan kota layak anak, tidak benar jika kasus ini di mediasikan secara musyawarah. Bahkan satgasnya sudah terbentuk hingga Rt sampai Rt, kok malah di diamkan, saya akan kawal kasus ini hingga tuntas, dengan berkoordinasi dengan pihak Polres Tangsel,” tegasnya, Jumat (7/9/2018).

Sementara itu Darmo Bandoro, Plt Lurah Bakti Jaya, Kecamatan Setu,Tangsel yang di tunjuk oleh para wali murid saat di konfirmasi oleh media mengatakan, pihaknya hanya membantu proses mediasi terkait laporan tersebut.

“Iya, terkait masalah tersebut silahkan ke pihak sekolah langsung, karena saya hanya mewakili pihak orang tua bersama pak rw. Menurut info yang saya terima ada 15 siswi yang sudah menjadi korban pelecehan oleh guru olahraga,” tandasnya. (Adt)




Oknum Guru di Kelurahan Bakti Jaya Diduga Lecehkan Belasan Siswi

kabar6.com

Kabar6-Adanya laporan warga terkait dugaan asusila yang di lakukan oknum guru SD Al-Amanah, Jalan Bakti Jaya, Pocis, kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), masuk dalam tahap mediasi, antara perwakilan wali murid dengan pihak sekolah.

Dugaan tersebut di sinyalir melibatkan belasan murid siswi SD Al-Amanah, dan di lakukan saat dalam jam pelajaran berlangsung. Menurut informasi yang di himpun kabar6.com, penjabat Lurah Bakti Jaya juga turut serta dalam proses penyelesaian.

Wali murid SD Al-Amanah yang enggan menyebutkan namanya kepada media melalui telepon selulernya mengatakan, terkait kasus tersebut sudah di serahkan sepenuhnya kepada Lurah Bakti Jaya.

“Iya, itukan sudah rapat. Itu sajalah, silahkan tanya dengan pak lurah, mohon jangan menambah beban saya, dan juga orang tua lainnya. Karena saya sudah percayakan dengan pak lurah dan juga pak rw,” tegasnya, Kamis (6/9/2018).

Saat ditanyakan bagaimana kronologis kejadian tersebut bisa berlangsung, wali murid tersebut memilih bungkam.

Plt Lurah Bakti Jaya, Darmo Bandoro saat di konfirmasi media mengatakan, pihaknya hanya membantu proses mediasi terkait laporan tersebut. **Baca juga: Implementasi Digital Tingkatkan Kualitas Layanan Rumah Sakit Premiere Bintaro.

“Iya, terkait masalah tersebut silahkan ke pihak sekolah langsung, karena saya hanya mewakili pihak orang tua bersama pak RW Jabek. Menurut info yang saya terima, ada 15 siswi yang sudah menjadi korban pelecehan oleh guru olahraga,” tandasnya.

Saat di mintai keterangan, kepala sekolah sekolah dasar Al-Amanah, H. Ogi Suprayogi S.Pd mengatakan, pihaknya sudah memutuskan hubungan kerja terhadap oknum yang berinisial S.

“Terhitung sejak kemarin, kami sudah memutuskan hubungan kerja dengan oknum tersebut, kami pecat secara tidak hormat. Saya dan wali murid sudah bersepakat, tidak memperpanjang kasus tersebut,” tegasnya. (jicris)




Plafon Kelas Rusak, Walikota Arief Sidak SD di Karawaci

kabar6.com

Kabar6-Plafon rusak, Walikota Tangerang sidak SD Karawaci Baru 4 dan 6. Arief terlihat serius dan dengan seksama memperhatikan detail ruang kelas yang sebagian plafonnya rusak, Senin (3/9/2018).

“Ini sudah berapa lama kondisinya begini. Coba panggil Kepala UPTD-nya, kasihan ini anak-anak ingin belajar, jangan dibirain lah laporin segera,” tegasnya.

Kepala UPTD Pendidikan Dasar Kecamatan Karawaci Agus Sutisna yang datang belakangan, menjelaskan bahwa pihaknya sudah melaporkan kondisi bangunan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar.

“Emang beliau mungkin sibuk pak, jadi jarang lihat ke lapangan langsung,” tutur Agus menceritakan soal Kabid Pendidikan Dasar Pemkot Tangerang yang sudah menerima laporan mengenai kondisi gedung SD tersebut.

Mendengar penjelasan Kepala UPTD, Arief langsung memerintahkan inspektorat untuk menegur pejabat dimaksud.

“Kondisi seperti ini jangan dibiarinlah, kasihan anak-anak mau belajar, ngadep saya langsung kan bisa,” tandas Arief. **Baca juga: Proses Kepulangan Kontingan Asian Games 2018, Bandara Soetta Siapkan Dua Terminal.

Arief juga memerintahkan kepada dinas terkait untuk segera mendata dan memperbaiki gedung sekolah mana yang mengalami kerusakan. “Coba segera didata mana yang rusak biar segera diperbaiki,” tandasnya. (fit/hms)




Oknum Guru Diduga Jewer Siswa SDN 8 Sampai Berdarah

Kabar6-Tindak kekerasan masih mewarnai dunia pendidikan di Kota Tangerang. Kali ini, yang menjadi korban adalah Lutfi, siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 Nerogtog, Kecamatan Cipondoh.

 

 

Tak tanggung-tanggung, kekerasan oknum guru itu dilakukan dengan cara menjewer daun telinga siswa kelas IV itu sampai berdarah.

 

“Saya diceritain sama anak. Katanya, temen sekelasnya ada yang dipelintir kupingnya sampai berdarah,” ungkap salah seorang wali murid SDN 8, yang minta agar namanya tidak dipublish, Selasa (10/3/2015).

 

Wali murid itu menyebut, dari cerita anaknya diketahui bila tindakan kasar sang guru terjadi pada Senin (2/3/2015) pekan lalu.

 

Dan, diduga oknum guru dimaksud memang kerap mengajar dengan cara yang galak alias sering marah-marah. ** Baca juga: BNN Bakar Kapal Pembawa Sabu di Perairan Dadap

 

“Saya khawatir, ini terulang lagi terhadap anak murid lainnya. Karena, sejak kejadian itu, Lutfi (korban), sampai tiga hari tidak masuk sekolah. Tapi kemarin kata anak saya, dia sudah mulai masuk lagi. Anak saya juga cerita, kalau anak itu sampai dapat lima jahitan,” keluhnya.

 

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Abdurachman membenarkan adanya insiden tersebut. Namun, pihaknya mengklaim bahwa kasus tersebut sudah diselesaikan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

 

“Ya, tadi saya sudah cek, memang ada. Tapi sudah diselesaikan,” ungkapnya, kepada kabar6.com, melalui telepon selulernya.

 

Sayangnya, ketika ditanyakan terkait kronologis ihwal serta penyebab insiden tersebut terjadi, Abdurachman tak dapat menjelaskan. Dirinya hanya mengaku akan memberikan sanksi terhadap oknum guru tersebut.

 

“Pasti ada sanksi nanti,” ujarnya singkat.(ges)