1

Warga Binaan Rutan Jambe Produksi Sepatu Rutira

Kabar6-Sepatu merek Rutira buatan warga binaan rumah tahanan negara (Rutan) Kelas I Tangerang, Jambe, dibanjiri banyak pesanan.

Hal itu diungkapakan Kepala Rutan Kelas I Tangerang Akhmad Zaenal Fikri saat dirinya menerima kunjungan dari Ketua Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tangerang, Sri Mulyo.

Zaenal mengatakan sepatu Rutira berbahan mesh buatan warga binaannya itu diminati hingga ke luar daerah. Bahkan, ia mengaku kerap kewalahan menangani banyaknya pesanan.

“Mungkin karena kami tenaganya terbatas, jadi belum bisa produksi banyak dengan cepat,” kata Zaenal kepada wartawan, Kamis, (2/3/2023).

Zaenal menyebut sepatu Rutira tidak hanya bersaing secara kualitas dengan produk buatan pabrikan, tapi harganya juga ramah kantong alias terjangkau.

Lanjutnya, uniknya model sepatu ini diberi nama sesuai pasal-pasal pidana, diantaranya, Casual Mode Pasal 378, Sporty Mode Pasal 281 atau Sporty Pasal 114.

“Jika dilihat dari dekat bahan ini berbentuk jaring-jaring kecil, tapi jika sudah jadi sepatu dipakai di kaki lembut dan warnanya cerah,” terang dia.

Salah satu warga binaan mengatakan, dirinya melakukan kegiatan kerja pembuatan sepatu itu dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB.

Dimana, kata dia para napi diberi upah dengan pembagian hasil 30 persen. Sedangkan 70 persen nya dipakai untuk pembelian bahan kain mesh dan material lainnya.

“Saya senang ada kegiatan, daripada di kamar duduk-duduk saja mendingan di sini bisa kerja menghasilkan uang,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua PWI Kabupaten Tangerang, Sri Mulyo menyatakan, harus ada perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat kepada rutan Jambe. Terlebih, didalam sana banyak terdapat warga Kabupaten Tangerang.

**Baca Juga: Dirjen Pajak Bersilaturahmi ke Ketum PBNU

Sebab, kata dia dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, program-program positif yang ada di rutan jambe akan terus berjalan.

“Sehingga, usai bebas nanti dari tahanan para narapidana akan memiliki pengalaman baik di rutan yang membuat mereka tidak kembali menjadi penyakit masyarakat,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Sepatu Rutira bisa dibeli di pasar daring atau aplikasi belanja online seperti Tokopedia, Shopee, dan OLX dengan nama toko Rutira Bimgiat Jambe dengan kisaran harga Rp 100 ribu hingga 150 ribu. (Rez)




Setelah Mogok Produksi, Perajin Tempe di Tangsel Kembali Berjualan

Kabar6.com

Kabar6-Para perajin tempe di Kampung Tempe Kedaung, Pamulang sudah mulai memproduksi serta berjualan kembali, usai mogok selama 3 hari karena adanya kenaikan harga bahan baku.

Salah seorang perajin tempe di Kampung Tempe Kedaung, Tawasul mengatakan, seluruh pabrik tempe yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah mulai memproduksi barangnya hari ini.

Untuk di Kampung Tempe Kedaung sendiri, dijelaskannya, 14 perajin juga sudah mulai memproduksi tempe per hari ini.

“Dari 14 perajin yang ada di sini, hari ini sudah mulai produksi tempe lagi semua,” ujarnya kepada Kabar6.com dilokasi, Kamis (24/2/2022).

Menurutnya, sejak mogok produksi selama 3 hari itu, para perajin di Kampung Tempe Kedaung sempat kehilangan penghasilan.

**Baca juga:Tempe Mulai Diproduksi Kembali, Disperindag Tangsel Waspadai Hal Ini

**Cek Youtube:Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Lanjutnya, meski kehilangan penghasilan, tetapi para perajin disini melakukan aksi tersebut dengan senang hati, dan sebagai bentuk solidaritas agar pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib para perajin tempe.

“Kalau masalah enggak ada penghasilan emang bener, tapi daripada ngerasain jualan nombok mending berhenti,” tutupnya.(eka)




Mogok Produksi Karena Kedelai Naik, Perajin Tempe: Percuma Lapor Presiden

Kabar6.com

Kabar6-Para perajin tempe se-Indonesia akan melakukan mogok memproduksi tempe, hal itu dikarenakan bahan utama tempe yaitu kedelai naik cukup signifikan.

Para perajin tempe mengakui sudah lelah meminta kepada pemerintah, hingga Presiden Republik Indonesia untuk menstabilkan harga kedelai.

Salah seorang perajin tempe di Kampung Tempe Kedaung, Mugiyono menjelaskan, aksi mogok memproduksi tempe ini dikarenakan harga kedelai yang naik cukup signifikan.

“Hampir sebulanan (harga kedelai naik, red). Dari 850 ribu per kuintal menjadi Rp1.150.000 perkuintal, naiknya 300 ribu, bayangin mas,” ujarnya kepada Kabar6.com di Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (20/2/2022).

Menurutnya, para perajin tempe sudah beberapa kali mengadu kepada Presiden terkait harga kedelai yang melejit. Namun, Presiden meminta untuk masalah tersebut ditanyakan kepada Menteri Perdagangan.

“Menteri Perdagangan mau ngomong apalagi, percuma kita lapor gini-gini, yang untung itu yang punya kacang sama yang punya duit. Percuma lapor ke Presiden, ke pemerintah,” tuturnya.

Dijelaskannya, mogok memproduksi tempe ini akan dilakukan selama 3 hari, dimulai dari Senin 21 Februari 2022 hingga Rabu 23 Februari 2022.

“Gak mungkin mogok lama, kan kita kerja juga, paling mogok 3 hari, mulai besok sampai Rabu, itu 3 hari gak ada tempe gak ada tahu,” tegasnya.

Menurutnya, dengan naiknya bahan pokok dari tempe dan mogok produksi ini sebenarnya membuat para perajin sangat terdampak dan merugi.

Lanjutnya, dengan perajin tidak memproduksi tempe ini, akan membuat penjual kacang kedelai sangat untung. Karena kedepan, harga kedelai bisa melebihi Rp1.150.000 per kuintal per hari ini.

**Baca juga: Pembelajaran Jarak Jauh di Tangsel Diperpanjang Sepekan

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

“Yang rugi yang produksi, yang untung yang jual kedelai, kita mogok modal juga kemakan, entar beli bahan pokoknya harganya ditinggiin lagi, nanti dibeli-beli juga,” tutupnya.

Dalam pantauan Kabar6.com dilokasi, perajin tempe sudah mulai memberhentikan produksinya hari ini, hal itu terlihat dari kosongnya produksi. Sekarang hanya perajin oncom dan gambus saja yang masih produksi, karena bahan dari ampas tahu masih tersedia.(eka)




Konveksi di Tangerang, Produksi Brand Dalam dan Luar Negeri

Kabar6.com

Kabar6-Production Plus yang berlokasi di Jalan Flamboyan, Blok D1004 No L9, Kel. Pinang, Kec. Pinang, Kota Tangerang, Prov Banten, sebuah konveksi yang sukses memproduksi brand pakaian lokal mau pun luar negeri.

Pemilik konveksi, Fitri Apriliani menceritakan awalnya usaha konveksi yang ia urusi hanya membuat cover binder dan tas laptop. Produksi tersebut menggunakan bahan bulu-bulu yang diberi tempelan gambar dari kain flanel sehingga lebih menarik.

Pada saat itu, ia belum memiliki tukang jahit sendiri. Terpaksa ia harus mencari tukang jahit yang bisa dan mau bekerja membuat tas dan cover binder tersebut.

Kabar6.com
Konveksi di Tangerang, Produksi Brand Dalam dan Luar Negeri.(ist)

Usaha konveksi yang membuat tas dan cover binder sulit dicari. Melihat hal itu, ia memutuskan untuk membuat konveksi sendiri dan fokus ke dunia fashion karena dinilai lebih menguntungkan.

Perjalanan dalam membangun bisnis ini tidaklah berjalan lancar. Ia mengaku pernah menjadi korban penipuan oleh tukang jahit.

“Saat itu saya baru tiga minggu buka konveksi dan sewa ruko. Tukang jahit itu tiba-tiba hilang dan pas saya dateng ke ruko, ternyata mesin jahit hilang satu dengan uang kurang lebih Rp10 juta,” ujar Fitri seperti dilansir TangerangNews.com Jumat (17/12/2021).

Meskipun pernah mengalami hal sulit, konveksi tersebut kembali bangkit. Setelah kejadian itu, konveksi semakin banyak permintaan terkait pembuatan baju.

Bahkan, sampai menghandle project dengan beberapa brand ternama seperti Sorabel, Cotton Ink, dan beberapa brand Matahari serta Ramayana.

Fitri mengatakan usaha konveksi ini terletak di dua tempat. Selain di Tangerang, ada juga di Sukabumi. Konveksi di Tangerang fokus untuk membuat sampel baju. Sedangkan yang di Sukabumi fokus ke produksinya.

Produk yang dibuat oleh konveksi ini ada dua jenis, yakni produk mereka sendiri dan juga produk untuk brand-brand luar.

Nama brand internal mereka yakni Prodo dan Para. Brand Prodo sudah lebih dulu diperkenalkan. Sedangkan untuk brand Para, masih dalam proses pembuatan.

Konveksi ini juga menerima pesanan pembuatan baju, baik untuk brand luar atau untuk keperluan lain.

**Baca juga: BSD City Jadi Tuan Rumah Kejurnas Gateball 2021

“Kami menerima pesanan apabila ada orang yang ingin membuat baju dan kami menyediakan dua pilihan untuk penggunaan bahan, yakni bisa bahan yang dibawa sendiri atau bahan yang dari kita. Mereka tinggal bilang saja ingin bahan seperti apa. Selanjutnya nanti akan kami carikan bahan itu,” ujarnya.

Usaha konveksi ini sudah meraup keuntungan yang besar. Mereka bisa membuat 3000 pcs baju dalam satu minggu dengan invoice kurang lebih Rp30 jt. Namun, adanya pandemi Covid 19, membuat produksi baju menurun menjadi 1000 pcs dalam seminggu.(Oke)




Produksi Pisang Geprek Mahasiswa Tangerang sudah Masuk Pasar Luar Kota

Kabar6.com

Kabar6-Di tengah pandemi Covid-19, mayoritas masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka keluar rumah hanya untuk hal-hal yang penting saja, termasuk dalam hal pemenuhan makanan atau camilan di rumah.

Salah satu camilan itu, Pisang Geprek Nyam-Nyam. Usaha yang dikelola Cindy Febria Ghozaliani ini menyediakan pelayanan pesanan antar untuk memenuhi camilan saat di rumah. Usaha di Jalan KH Hasyim Ashari ini sudah bekerja sama dengan GrabFood, GoFood, Link dan berbagai fasilitas layanan online lainnya.

Cindy mengatakan, usaha Pisang Geprek Nyam-Nyam dimulainya sejak 1 Februari 2020. Awalnya, dirinya kepikiran menjual Pisang Geprek seperti di Makasar, Lampung dan Jogja menggunakan sambel. “Tapi saya sesuaikan dengan lidah warga Tangerang, pisang geprek menggunakan selai,” kata Cindy kepada wartawan, Selasa (9/11/2020).

Meski demikian, Pisang Geprek disajikan menggunakan varian rasa seperti coklat, vanila, stroberi, blueberry, taro, greentea, lemon dengan toping almond, milo, choco yang siap memanjakan lidah pembeli.

“Kami juga inovasi menu kebab pisang coklat, banana strudel dan ada juga Pisang Geprek bulat dalam kemasan untuk dikirim ke pelanggan di luar kota. Karena sambil kuliah, saya mempercayakan usaha kepada pegawai,” kata mahasiswi semester 5 UIN Raden Intan Lampung ini.

Sejauh ini, lanjut Cindy, pesanan pisang Geprek dalam kemasan sudah sampai ke kota serta kabupaten di wilayah Jawa Timur dan Palembang. Sementara untuk pembelian di food trucknya, Cindy memastikan sudah sesuai protokol kesehatan.

“Sekarang maupun sebelum pandemi, kami memang sudah memberlakukan pembelian take away. Jadi, tidak terlalu banyak orang di tempat,” jelas Duta Pemuda Kota Tangerang itu.

Cindy mengaku menerima pesanan pisang Geprek Nyam-Nyam untuk acara-acara pernikahan, arisan, acara kantor dan berbagai acara lainnya. “Biasanya lebih banyak yang pesan banana strudel kalau buat acara-acara,” ungkapnya.

**Baca juga: Angkringan Markonah di Catalina, Nongkrong Asyik Harga Murmer

Sejauh ini, kata dia, keuntungan atas penjualan pisang geprek nya berkisar Rp5 juta perbulan. Saat pandemi ini memang sedikit berkurang penghasilannya, tapi saya yakin tetap bisa bertahan. “Saya harap pandemi cepat berlalu agar penjualan pisang Geprek kembali meningkat,” tandasnya. (oke)




Berkedok Home Industri, Polres Tangsel Tangkap Dua Tersangka Produksi 50 Butir Ekstasi per Hari

Kabar6.com

Kabar6- Polres Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut kedok usaha home industri di Cipindoh mampu memproduksi 50 butir narkotika jenis pil ekstasi per hari. Dua tersangka berinisial JC (26) dan DI (28) berhasil diringkus Polsek Kelapa Dua Polres Kota Tangsel dalam kasus ini.

Kapolres Tangsel Ajun Komisaris Besar Polisi Iman Setiawan mengatakan, target penjualannya adalah semua kalangan di Wilayah Tangerang Raya dan sudah memproduksinya selama satu tahun.

“Keterangan kedua tersangka, berkedok home industri ini bisa menghasilkan 50 butir setiap hari dan itu tergantung pesanan. Jadi frekuensi jumlah hasil produksi disesuaikan pesanan. Adapun harga jualnya, satu butir Rp200 ribu,” ujar Iman di Mapolres Tangsel, Serpong, , Rabu (30/9/2020).

Penjualan, Iman menjelaskan, dilakukan melalui jaringan, baik melakukan chattingan maupun pesanan. “Setiap dia memproduksi, dan disaat itu selalu ludes. Yang tersisa adalah 13 butir,” tutupnya.

Jika per hari bisa memproduksi 50 butir, maka dalam satu bulan mereka bisa memproduksi sekitar 1.500 butir pil narkotika jenis ekstasi. Lalu jika harga satu pil Rp200 ribu, dalam sebulan tersangka JC dan Di bisa mengumpulkan sekitar Rp300 juta dari hasil perbuatan jahatnya.

**Baca juga: Pilkada Tangsel 2020, Maksimal Dana Kampanye Rp 32 Miliar Dibatalkan.

Atas perbuatannya, kedua pelaku dikenakan pasal 196, dan pasal 197 Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, dan pasal 113 dan 112 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, kedua tersangka diancam dengan hukuman 15 tahun penjara.(eka)




Produksi Bilik Disinfektan di Kota Tangerang Terkendala Sulitnya Sprayer

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang tengah menyiapkan sebanyak 50 bilik disinfektan yang diberi nama SiCorona (Usir Corona). Namun, hingga kini SiCorona masih belum dapat didistribusikan secara menyeluruh.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Tangerang Herman Suwarman mengakui terdapat kendala dalam proses produksi. Pemkot Tangerang kesulitan mendapatkan alat penyemprot cairan disinfektan atau sprayer mist.

“Memang ada kesulitan di alat sprayernya,” ungkapnya saat dihubungi, Sabtu (28/3/2020).

Herman mengatakan, barang tersebut saat ini begitu langka. Sebab berbagai pihak juga banyak membuat bilik disinfektan serupa. Selain itu, toko-toko peralatan tersebut juga banyak yang tutup akibat terus meluasnya penyebaran corona. “Jadi rebutan kan,” katanya.

Kendati demikian, Herman terangkan, pihaknya akan mendahulukan objek-objek vital untuk mendistribusikan SiCorona. Salah satunya adalah RSUD Kota Tangerang.

“Yang sudah dipasang itu RSUD (Kota Tangerang) yang tempat-tempat vital dulu deh,” terangnya.

Terpisah, Kabag Umum Pemkot Tangerang yang juga merupakan pimpinan produksi SiCorona Ahmad Ricky Fauzan mengklaim saat ini alat penyemprot disinfektan itu telah tersedia. Pihaknya kini masih terus melakukan produksi.

**Baca juga: Pelayanan Uji KIR Kota Tangerang Ditutup Sementara Karena Corona.

“Sudah aman tinggal dikerjain aja,” katanya. Ricky mengatakan pendistribusian bilik disinfektan SiCorona tersebut baru sejumlah 2 buah yang telah ditempatkan di RSUD Kota Tangerang.

Namun dia tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah SiCorona itu telah selesai diproduksi. Dia hanya memastikan proses produksi saat ini tengah dikebut. “Secepatnya ini lagi dikebut terus pengerjaannya,” tandasnya (oke)




Produksi Peti Jenazah Khusus Korban Corona Ada di Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Suara amplasan dempul kayu terus terdengar dari lapak bangunan semi permanen di RT 001/001, Sukaasih, Kecamatan/Kota Tangerang. Bahkan suara amplas semakin nyaring selama wabah corona virus disease 2019 atau Covid-19 melanda Indonesia.

Tampak beberapa pekerja sibuk mengamplas kerjakan peti jenazah. Peti mati khusus jenazah virus Corona COVID-19 tersebut dilapisi alumunium foil di semua sisi untuk mencegah penyebarannya dan dikirim ke rumah sakit yang menangani pasien virus Corona COVID-19 di Provinsi Banten.

“Kita enggak ngirim. Jadi yang butuh aja,” kata Saring siswanto, 51 tahun, pengrajin peti jenazah ditemui di Jalan TMP Pahlawan, Kamis (26/3/2020).

Proses pertama, pengukuran tinggi peti jenazah 40 centimeter, panjang 190 centimeter, dan lebar 50-60 centimeter.
Kemudian dilanjut pendempulan agar rapih.

Peti jenazah yang sudah didempul selanjutnya dijemur sekitar satu hingga tiga jam. Peti lalu diamplas biar halus. Tahap penyelesaian atau finishing, peti di cat warna coklat. Setelah itu baru dipasang dan kain katun dan almunium foil pada bagian seluruh sisi agar kedap udara.

Menurut pria yang merangkap sebagai supir mobil ambulan itu, peti jenazah yang diproduknya biasa melayani untuk warga di sekitar Tangerang. Setiap ada waktu senggang pasti kegiatan produksi berjalan.

**Baca juga: Update Corona di Kota Tangerang, 9 Orang Positif, 209 0DP, 26 PDP.

Siswanto pun tak membedakan harga. Peti jenazah model standar dengan yang khusus untuk korban corona tak beda. Meski ia harus menambah ongkos produksi membeli bahan aluminium foil khusus untuk peti jenazah korban corona.

“Harga sama aja. Ya karena kemanusiaan kan sekarang lagi musim,” jelasnya. Siswanto membanderol harga untuk satu peti jenazah senilai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.

“Asal nongkrong pasti bikin. Kalo mobil ambulan lagi ada di sini kita pasti lagi ngerjain,” terang Siswanto.(yud)




Produksi Emas Hanya 600 Kilogram, PT CSD Merugi 70 Miliar

Kabar6.com

Kabar6-Produksi emas dianak perusahaan Aneka Tambang, Cibaliung Sumber Daya (CSD) di Desa Mangku Alam, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, tahun 2019 meleset dari target.

Pasalnya, dari proyeksi total produksi sebanyak 750 kilogram, tahun ini PT. CSD hanya mampu memproduksi 600 kilogram. Akibat melesetnya capaian produksi itu, PT. CSD mengalami kerugian hingga Rp70 miliar.

Human Capital, Coorporat Sosial Responsibility, Generan Affair dan Security Manager PT. CSD, Gemi Sesariana menuturkan, penyebab tidak tercapai produksi tahun 2019, salah satunya karena faktor alam.

“Capaian CSD proyeksi tahun 2019 sebanyak 600 kilogram. Itu masih jauh di bawah target. Kalau target sekitar 750 kilogram pada tahun 2019, berarti masih ada selisih capaian target. Kami itungannya merugi sekitar kurang lebih Rp70 miliar,” sebutnya, Rabu (11/12/2019).

Akan tetapi Gemi memastikan, dari segi kerugian operasional, perusahaan yang mulai beroperasi sejak tahun 2009 lalu ini menunjukkan angka positif.

“Soal kerugian, kalau dari kerugian operasional cukup menunjukkan angka positif. Tapi kalau soal laba rugi memang saat ini memang dalam kondisi cobaan. Kalau dibilang rugi ya rugi,” ujarnya.

Gemi mengungkapkan, dalam memaksimalkan produksi emas, PT. CSD terus berupaya menambah eksplorasinya. Salah satunya dengan eksplorasi Geologi Mineral (Geomin), satu diantara unit di PT. Antam.

“Soal potensi kita masih eksplorasi dengan unit eksplorasi Geomin. Kami terus menambah cadangan semoga kami menemukan cadangan baru. Kalau kondisi sekarang yang existing yang kami tambang itu baru satu portal, di dua Vein Cikoneng dan Cibitung. Tahun 2020 kami buka portal baru di Rorah Kadal,” bebernya.

**Baca juga: Ombudsman Banten: Waspadai Pengembang Perumahan Bodong.

Lagi pula lanjut Gemi, PT. CSD sejauh ini baru mengelola sekitar 200 hektar lahan dari total 1,500 hektar izin usaha produksi. Artinya, cadangan emas di PT. CSD dikategorikan masih melimpah.

“Sebetulnya potensi masih melimpah, karena 1,500 hektar izin usaha produksi, baru dikelola hanya 200 hektaran. Atinya potensi masih besar,” tandasnya.(Aep)




Produksi Sampah Malam Tahun Baru di Kota Tangerang Turun 12 Ton

Kabar6.com

Kabar6-Hari pertama di tahun 2019, Kota Tangerang memperoleh tiga ton sampah sisa perayaan malam pergantian tahun. Volume sampah tersebut menurun 12 ton dari tahun sebelumnya.

Secara rinci, lokasi penyumbang sampah di titik keramaian yang berhasil dikumpulkan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang diantaranya berada di Puspem, Alun-alun, Jembatan Berendeng, taman-taman tematik, Jalan Kisamaun dan Jalan Kiasnawi.

“Jumlah sampah di Kota Tangerang cenderung normal, tidak sampai 3 ton dari lokasi-lokasi keramaian. Tentu jumlah ini turun dibanding tahun lalu,” kata Kabid Kebersihan dan Pengolahan Sampah DLH Kota Tangerang Buceu Gartina, Selasa (1/1/2019).

Menurut Buceu, menurunnya volume sampah jika dibandingkan tahun lalu karena momentum pergantian tahun ini diguyur hujan.

Selain itu, kata Buceu, sebagian warga mendengarkan imbauan Pemerintah Kota Tangerang untuk menghindari kegiatan yang bersifat hura-hura atau hiburan yang tidak bermanfaat.

Sementara jika dikalkulasi atau jumlahnya digabung dengan sampah perumahan yang diangkut pada malam hari di Kota Tangerang mencapai 70 ton, sedangkan tahun lalu capai 104 ton.

“Jumlah ini semuanya normal. Point pentingnya adalah menurun dibanding tahun lalu,” ungkap Buceu.

Buceu menambahkan, dalam menangani sampah pada malam pergantian tahun, para pasukan oranye yang dikerahkan mulai pukul 16.00 – 22.00 WIB dengan 8 unit bison atau 40 pekerja.

Dilanjut pukul 22.00 – 04.30 WIB dengan 4 unit bison dan 10 bentor atau 30 pekerja yang menunaikan tugasnya di momentum pergantian tahun.

**Baca juga: 2019, AP II Aplikasikan 3 Strategi Bisnis.

Proses pembersihan juga dapat dilaksanakan dengan cepat karena kantong-kantong sampah telah diletakan di setiap titik Kota Tangerang baik keramaian maupun pemukiman warga.

“Sementara pengangkutan malam seperti biasa jam 16.00 sebanyak 8 unit dump truk dan jam 02.00 sebanyak 12 armada dump truck. Sweeper 2 unit. Ini memang rutinitas,” pungkasnya. (Vee)