1

Penerima Bansos di Tangsel Akan Diumumkan di Website Lawan Covid19

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan berjanji akan menerbitkan daftar penerima bantuan sosial di website lawan Covid19.

Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan hal tersebut harus dilakukan demi menjaga transparansi penyaluran bansos di Kota Tangsel. “Daftar penerima segera akan diumumkan di website lawan Covid19 Tangerang Selatan,” kata Wahyu. Kamis (30/4/2020).

Menurutnya, semua usulan penerima bansos yang sudah masuk sampai dengan hari senin total 70ribu KK. Sudah disampaikan ke Kemensos 60ribu KK dan ke Provinsi Banten 10ribu KK.

“Karena kita penuhi kuota sesuai diminta mereka yang melewati batas waktu sesuai ketentuan mereka, untuk usulan data penerima selanjutnya kalau masih ada dari kelurahan atau kecamatan,” terangnya.

**Baca juga: Bansos Pemprov Banten ke Masyarakat Tangsel Baru Tersalurkan 270 KK.

Wahyu menjelaskan, kuota yang akan dipenuhi pertama dari Kememsos maupun Provinsi Banten, jika itu semua terpenuhi maka akan dibakcup dengan APBD Tangsel.

“Prinsip yang sudah diintervensi dengan bansos Kemensos maupun Provinsi Banten tidak boleh double (ganda, red) dengan intervensi Tangsel,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany menerangkan, bantuan akan turun pada tanggal 4 Mei 2020.(eka)




Bansos Pemprov Banten ke Masyarakat Tangsel Baru Tersalurkan 270 KK

Kabar6-Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman menyebut, bantuan sosial yang diterima masyarakat Kota Tangsel dari Provinsi Banten baru 270 Kartu Keluarga (KK) dari 10.924 KK yang diajukan.

Menurut Wahyu, permasalahan tersebut karena penyaluran bansos Provinsi Banten menggunakan rekening Bank Jawa Barat Syariah (BJBS) yang tidak bisa sekaligus.
“Kita sudah setor 10.924 KK dari kuota yang disediakan sekitar 22 ribuan KK,” ujarnya melalui aplikasi pesan singkat. Kamis (30/4/2020).

Untuk masalah pencairan bansos, Wahyu menyerahkan sepenuhnya kepada Provinsi Banten.”Ya karena itu yang cover Provinsi,” tutupnya. **Baca juga: Gandeng Alibaba Cloud, Eka Hospital Siapkan Teknologi AI Deteksi Covid-19.

Diketahui, Kuota bansos yang disediakan Provinsi Banten untuk Pemkot Tangsel sebanyak 22.258 KK dengan nilai Rp600 ribu per KK.(eka)




Honorer Kota Tangerang Rela Gaji Dipotong Asal Tidak Putus Kontrak

Kabar6.com

Kabar6-Tenaga Harian Lepas Kota Tangerang yang tergabung dalam Forum K2 THL menyatakan siap jika pendapatan mereka dipotong karena wabah Covid-19.

Ketua Forum K2 THL Kota Tangerang San Rodi mengatakan mendukung kebijakan pemerintah Kota Tangerang yang telah melakukan rasionalisasi. “Tentunya ini adalah salah satu upaya kami untuk ikut membantu pemerintah memutus mata rantai Covid19,” ujarnya Kamis 30/4/2020.

Menurut Rodi, sebagian besar pegawai THL yang masuk rasionalisasi, 50 persen menerima keadaan ini dan berharap tidak ada pemutusan kontrak atau dirumahkan secara permanen. “Dan semoga wabah Covid-19 ini cepat berlalu dan kami dapat bekerja dengan baik dan normal,” katanya.

Kerja THL, kata Rodi, tidak akan merasa terganggu dengan pemotongan. Karena, kata dia,rasionalisasi dilakukan sesuai dengan hari kerja, artinya bukan pemotongan gaji akan tetapi pengurangan jam kerja.

**Baca juga: Puspaga Kota Tangerang Buka Konseling Online Covid-19 Gratis.

“Misalkan yang tadinya temen-teman THL bekerja selama 24 hari dalam sebulan saat kondisi seperti ini maka mereka di rasionalisasikan menjadi 11 hari kerja,” katanya.

San Rodi mengatakan, tidak ada rencana apa pun terkait pemotongan gaji THL tersebut. Pihaknya pun akan terus mendukung langkah kebijakan dari pemerintah kota Tangerang.”Tidak ada.. Kami tetap akan mendukung kebijakan Pemerintah Kota Tangerang dalam upaya memutus mata rantai Covid 19,” tandasnya. (Oke)




Tiga Jenis Bansos Pemerintah Pusat untuk Warga Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Pusat memberikan bantuan sosial kepada ratusan ribu kepala keluarga di Kabupaten Tangerang yang terdampak Corona.

Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Ajat Sudrajat tiga jenis bantuan pusat itu meliputi, Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Sosial Pangan (BSP) dan Bantuan paket sembako untuk disabilitas.

Untuk BST akan diberikan kepada 102.727 Kepala Keluarga. “Kuotanya 102.727 KK,” kata Ajat, Kamis 30/4/2020.

Dari jumlah itu, kata Ajat, dalam proses on progres dimana calon penerima BST diambil dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dan non DTKS. “Sudah dapat 28.572 KK,” kata Ajat.

Sisanya masih proses verifikasi data by name by adress. Besaran yang akan diterima setiap KK Rp 600 ribu selama tiga bulan. “BST distribusikan via kantor pos,” kata Ajat.

**Baca juga: Lagi, Warga Binong Tangkap Ular Sanca di Lingkungan Perumahan.

Jenis bantuan kedua yaitu bantuan sosial pangan (perluasan BNT) diberikan kepada 44.721 KK. Setiap KK menerima Rp 200 ribu x 9 bulan yang disalurkan melalui buku tabungan

Bantuan ketiga adalah aket sembako untuk disabilitas. Sebanyak 360 paket sudah dibagikan dua pekan lalu melalui yayasan disabilitas. Sebagian bantuan itu, kata Ajat, untuk tahap pertama sudah didistribusikan. (GFM)




Bansos Banten untuk Serang dan Cilegon Terganjal Kepgub

Kabar6.com

Kabar6-DPRD Banten mendesak Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) untuk segera merubah Keputusan Gubernur (Kepgub) mengenai alokasi bantuan kepada masyarakat terdampak covid-19 agar bisa diubah secepatnya agar bisa segara cair dan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Hal itu menyusul perubahan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi Banten dan mengenai penyalurannya sebelumnya dari sebelumnya menggunakan jasa Bank Banten, kemudian diubah menggunakan jasa Bank BJB, dan saat ini tengah proses proses meger.

Untuk diketahui, pada 17 April 2020 kemarin, Bank Banten telah mendapatkan mandat untuk menyalurkan JPS untuk di wilayah Kabupaten/kota Serang dan Kota Cilegon. Namun, pada perjalannya Gubernur Banten pada 21 April 2020 mengeluarkan Kepgub Nomor 580/Kep.144-Huk/2020 tentang pemindahan rekening kas umum daerah (RKUD) dari Bank Banten ke PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB).

Ujungnya, kedua bank tersebut itupun saat ini tengah menjalani proses merger dan diperkirakan akan memakan waktu dan dikhawatirkan akan berdampak pada penyaluran JPS untuk diwilayah Kabupaten/kota Serang dan Kota Cilegon menjadi terhambat, sebagai akibat dari perubahan atau pergeseran Kasda Provinsi Banten dari sebelumnya ada di Bank Banten diubah menjadi Bank BJB.

Pergantian RKUD tersebut, muncul karena disebabkan oleh anggapan bahwa Bank Banten tidak lahi likuid dan telah mengalami stop kliring, sebagaimana termuat dalam Kepgub Nomor 580/Kep.144-Huk/2020 tentang pemindahan rekening kas umum daerah (RKUD) dari Bank Banten ke PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB).

Atas kondisi itu, Wakil Ketua DPRD Banten, M Nawa Said Dimiyati meminta kepada Gubernur Banten, Wahidin Halim agar bisa segera merevisi Kepgub sebelumnya tentang penyaluran JPS untuk warga Kabupaten/kota Serang dan Kota Cilegon agar bisa segera dicairkan.

“Kepgub-nya harus dirubah dulu,” kata Nawa kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).

**Baca juga: Dana Bansos Covid-19 untuk 8 Wilayah di Banten Cair Pekan Depan.

Sebelumnya, Walikota Serang, Safrudin mengeluhkan atas lambannya penyaluran bantuan JPS dari Pemprov Banten kepada masyaraka Kota Serang, termasuk alokasi Banprov Banten (Banprov) tahun 2020 yang sampai saat ini belum kunjung cair dan diberikan kepada warga karena terdampak covid-19.

“Belum ada (JPS dan Banprov). Udah jangan ngomong aja, pusing. Masyarakat udah teriak karena buruh,” katanya.

Sementara itu, Kabiro Hukum Setda Banten, Agus Mintono belum bisa dimintai keterangannya, dihubungi melalui HP nya tidaj aktif.(Den)




Akal Bulus Pemudik Kelabui Petugas Di Merak

Kabar6.com

Kabar6-Ada saja akal yang digunakan oleh masyarakat agar bisa mengelabui personil Dinas Perhubungan (Dishub) dan Polisi di check point Gerem, Kota Cilegon, Banten. Seperti yang terjadi Rabu siang, 29 April 2020. Pick up bernopol AE 9736 NF merubah bak mobilnya untuk mengangkut penumpang. Bahkan sang supir mengaku ke petugas membawa kerupuk.

“Kami mencurigai kendaraan yang mengaku membawa kerupuk, tetapi terlihat mobil bak belakang seperti membawa beban berat. Ketika dicek, dengan cara dibuka terpalnya, ternyata isinya orang,” kata Kapolsek Pulomerak, AKP Rifki Seftirian, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Rabu (29/04/2020).

Pick up itu terkena pemeriksaan di check point Gerem Bawah, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, Banten siang tadi, Rabu 29 April 2020. Berusaha mengelabui petugas gabungan, mereka berharap bisa lolos pemeriksaan check point kemudian membeli tiket penyebrangan Merak menuju Bakauheni.

“Mereka terkena penyekatan di check point Gerem Bawah,” terangnya.

Posisi duduk pun di atur sedemikian rupa, dua orang duduk di bagian depan, supir dan kernet. Kemudian dua orang lagi berada di bak mobil pick up. Bagian kanan kiri mobil sudah di modifikasi dengan dipasangi besi sebagai penahan. Bagian atas bak mobil di pasangi penahan.

**Baca juga: IRT Positif Corona, Tenaga Medis Di Karantina.

Di atas penahan itu kemudian ditaruh kerupuk dan berbagai makanan ringan jenis oleh-oleh. Agar penumpangnya tetap nyaman, lantai dasar back mobil di pasangi kasur dan tas pakaian. Sehingga terlihat penuh seperti mengangkut kebutuhan logistik.

“Ada empat orang, dua di depan dan dua di belakang. Tetap kami imbau agar putar balik ke daerah asal keberangkatan,” jelasnya.(Dhi)




IRT Positif Corona, Tenaga Medis Di Karantina

Kabar6.com

Kabar6-Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kota Cilegon, Banten, dinyatakan positif covid-19 dan tenaga medis dirumah sakit dia memeriksakan diri harus melakukan karantina mandiri. Pasien berinisial ND berusia 31 tahun.

“Benar ada pasien ODP yang terkonfirmasi positif Covid-19, yang bersangkutan adalah warga Kota Cilegon berusia 31 tahun dengan jenis kelamin perempuan,” kata Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19, Ahmad Aziz Setia, dalam keterangan persnya, Rabu (29/4/2020).

Menurut keterangan Aziz, IRT itu tinggal bersama suaminya di wilayah Tangerang yang memang bekerja di zona merah. ND juga menderita autoimun. Sadar akan kesehatannya, dia selalu memeriksakan kesehatannya disebuah rumah sakit di Tangerang.

Karena khawatir tertular covid-19, ND memilih pulang ke rumah orangtuanya di Panggung Rawi, Kota Cilegon, Banten. Kemudian ND memeriksakan dirinya ke Bapelkes Krakatau Steel pada 10 April 2020 dengan keluhan demam. Karena belum sembuh, dua kemudian memeriksakan diri ke Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) di Kota Cilegon pada 23 April 2020, namun rapid test nya non reaktif.

“Kemudian dilakukan pengambilan SWAB di Laboratorium Kimia Farma di Jakarta dan pada tanggal 28 April keluarl hasil PCR dan dinyatakan Positif Covid-19,” terangnya.

Selanjutnya, seluruh tenaga medis dan non media yang pernah bersentuhan dengan ND di Bapelkes maupun RSKM telah disarankan untuk karantina mandiri, guna mencegah penularan covid-19.

Tracking pun akan segera dilakukan, untuk mengetahui dengan siapa saja ND bersentuhan dan berkomunikasi. Sehingga penularan covid-19 dapat dicegah.

“Tracking akan dilakukan untuk mengetahui kemana saja dia pergi, dan kontak dengan siapa saja. Perawat di RSKM juga diminta untuk melakukan isolasi mandiri yang pernah kontak dengan pasien, juga akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di sekitar rumah pasien,” jelasnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon menghimbau agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan pencegahan covid-19 dengan mengurangi aktifitas diluar rumah, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, melakukan pola hidup bersih dan sehat.

Kasus positif covid-19 di Kota Baja menjadi yang pertama kali. Terlebih, saat ini, telah diberlakukan larangan mudik oleh pemerintah pusat dan Pelabuhan Merak sudah tidak lagi melayani penyebrangan umum untuk memutus mata rantai penularan Corona.

**Baca juga: Polres Cilegon Kawal Pemudik Putar Balik.

Masyarakat pun diminta tidak panik dan tetap tenang, selama mengikuti protokol kesehatan dan pencegahan penularan covid-19. Sehingga memutus mata rantai penularan Corona di Kota Baja.

“Ini harus menjadi langkah awal masyarakat untuk ebih disiplin dalam kewaspadaan penularan Covid-19 dan bisa membantu pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19. Saat ini Kota Cilegon sudah berada di zona kuning, untuk itu masyarakat diminta kerjasamanya agar Kota Cilegon tidak berada pada zona merah,” kata Kepala Dinkes Kota Cilegon, Arriadna, melalui pesan singkatnya, Rabu (29/04/2020).(Dhi)




Pandemi Corona, UMKM di Lebak Didorong Alihkan Jenis Usaha

Kabar6.com

Kabar6-Ekonomi menjadi sektor yang terkena hantaman pandemi Covid-19. Khususnya ekonomi usaha mikro dalam hal ini para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah merasakan dampaknya.

Tidak sedikit, di Kabupaten Lebak, pelaku UMKM yang dengan berat hati menyetop produksinya lantaran lesunya pembeli sejak virus Corona menjangkit tanah air.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Paradigma Baru (Kadin PB) Lebak Hera Komaratullah Karis, mendorong agar pelaku UMKM mengalihkan jenis usaha. Langkah tersebut tidak lain agar bertahan di tengah ‘badai’ Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan akhirnya.

“Mengalihkan jenis usaha dan produk yang dihasilkan salah satu yang saya dorong ke teman-teman UMKM agar bisa tetap survive di tengah kondisi seperti ini,” kata Hera saat dihubungi Kabar6.com, Rabu (29/4/2020).

Dari produk pelengkap, pelaku UMKM diharapkan mulai beralih memproduksi produk-produk yang memang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Masker salah satunya yang memang mulai menjadi kebutuhan masyarakat.

“Masker ini kan menjadi salah satu kebutuhan kita di tengah wabah Corona, ini bisa jadi jenis usaha baru teman-teman. Atau teman-teman di usaha kuliner, jika sebelumnya memproduksi makanan cemilan bisa beralih ke makanan siap saji dan kebutuhan sehari-hari, seperti di bulan puasa ini bisa beralih ke takjil,” tutur Hera.

**Baca juga: Terdampak Covid-19 di Lebak, Warga: Jangan Tunggu Perut Keroncongan.

Anggaran yang dialokasikan hasil refocusing untuk percepatan penganan Covid-19 Pemkab Lebak untuk penanganan dampak ekonomi diharapkan Hera bisa segera terealisasi.

“Semoga bisa cepat terealisasi. Saya tidak bosan-bosan memberi semangat kepada teman-teman UMKM untuk terus berinovasi menghasilkan produk sesuai dengan tuntutan pasar agar tetap bertahan di tengah situasi ini,” katanya.(Nda)




LSM Seroja Indonesia Soroti Data PKH Di Desa Cangkudu Balaraja

Kabar6.com

Kabar6 – Ketua Umum LSM Seroenting Jaya Indonesia (Seroja Indonesia) Taslim wirawan menyoroti data yang digunakan oleh pendamping program PKH di Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang dengan data lama.

Pasalnya, data warga calon penerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) itu masih menggunakan data tahun 2018 lalu.

“Sangat disayangkan, mengenai data yang dipakai masih menggunakan data lama yaitu data tahun 2018, yang mana data tersebut sudah tidak singkron dan tumpang tindih,” ungkap Taslim di kantor Desa Cangkudu, Rabu (29/4/2020).

Menurut Taslim, semestinya data yang dipakai sekarang ini adalah data tahun 2020 karna dimana semua sistim sudah banyak yang berubah, dan calon penerima pun mungkin sudah ada yang meninggal dan berubah status sosial, atau pun pindah.

**Baca juga: Baharkam Polri Distribusikan Bantuan Beras ke-80 KK di Panongan.

“Keterangan yang kami dapat dari bapak Jani selaku Kasie Kesra Desa Cangkudu, data yang sekarang dipakai masih data lama, kami menyoroti hal ini ada oknum pendamping program PKH tersebut yang bermain, karna banyak data yang tumpang tindih dan ada pula yang tidak sampai,” kata Ketum LSM Seroja Indonesia Taslim.

Taslim menambahkan, program yang tujuanya untuk mensejahterakan rakyat itu banyak yang di korupsi dan salah sasaran, program yang dijadwalkan pada jam 09.00 WIB tadi dibagikan namun molor, sampai berita ini di turunkan belum ada tanda tanda pembagian PKH. (Vee)




Berlayar Lintasi Samudra Atlantik, Pasangan Asal Inggris Ini Tidak Tahu Dunia Dilanda Pandemi COVID-19

Kabar6-Apa yang dialami Elena Manighetti dan Ryan Osborne sungguh lucu. Pasangan asal Manchester, Inggris, yang sedang berlayar melintasi Samudra Atlantik dari Kepulauan Kanari menuju Karibia ini, tidak mengetahui kalau dunia tengah dilanda pandemi Covid-19.

Berawal ketika pada 2017 lalu, Elena dan Ryan melakukan hal yang lama mereka impikan yaitu berhenti bekerja, membeli kapal dan keliling dunia dengan kapal itu. Mereka tetap kontak dengan keluarga, tapi punya satu syarat, tidak boleh mengabarkan berita buruk.

Sesudah 25 hari di laut dan sangat sedikit berhubungan dengan dunia luar, melansir Independent, pasangan ini berencana untuk berlabuh di pulau kecil di Karibia pertengahan Maret. Ketika mendapat sinyal telepon sembari berlayar, mereka baru tahu bahwa perbatasan pulau itu sudah ditutup dan dunia sedang dilanda oleh pandemi COVID-19.

“Pada Februari kami mendengar adanya virus di Tiongkok. Tapi sedikit sekali informasi yang kami punya, dan kami bayangkan saat tiba di Karibia, segalanya sudah normal,” kata Elena.

Ditambahkan Ryan, “Ternyata yang terjadi sebaliknya. Kami baru tahu infeksi menyebar ke seluruh dunia.”

Sepanjang waktu, pasangan ini nyaris tak punya akses ke internet. Mereka juga tak berhubungan dengan keluarga dan teman-teman sehingga tak mengerti seberapa serius masalah sesungguhnya.

“Kami bilang ke kontak kami di darat, bahwa kami tak mau mendengar berita buruk,” kata Ellena, yang keluarganya tinggal di Lombardy, daerah paling terdampak COVID-19 di Italia.

“Kami mencoba berlabuh di wilayah Prancis di Karibia, tapi ketika tiba kami baru tahu perbatasan ditutup dan pulau itu tak mengizinkan orang masuk,” ujar Ryan.

Awalnya, mereka menyangka langkah itu hanya pencegahan sementara karena sedang musim ramai. Mereka kemudian kembali ke kapal dan mengarahkannya ke Granada, akhirnya tiba di wilayah laut di mana sinyal telepon 4G cukup baik. Mulailah mereka mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mereka mulai paham besarnya pandemi ini.

“Seorang teman kami sudah tiba di San Vincente, yang seharusnya jadi tempat tujuan kami. Kami berhasil menghubunginya 10 jam sebelum tiba di pelabuhan. Ia bilang kami akan ditolak masuk karena kami warga negara Italia, sekali pun faktanya sudah berbulan-bulan saya tak ke Italia,” jelas Elena.

Untungnya, pasangan ini merekam rute perjalanan mereka melalui sinyal GPS. Mereka kemudian bisa memaparkan kepada pihak berwenang di San Vincente dan memperlihatkan bahwa mereka tidak berada di Italia berbulan-bulan, dan berada di lautan selama itu. Hanya dengan itu mereka bisa menapakkan kaki di tanah lagi.

Elena dan Ryan kini aman di Bequia, San Vicente, Karibia, tetapi mereka tak tahu berapa lama mereka bisa tinggal di sana. ** Baca juga: Seorang Wanita di Inggris Semprot Makanan Pakai Sabun Antiseptik Atas Saran Trump

“Kami tak ingin meninggalkan San Vicente saat ini, karena tak ada tempat yang buka. Kami tinggal dulu di sini dan berencana akan berangkat lagi berlayar lagi sebelum musim badai awal Juni nanti,” ungkap Elena.

Ia berharap, bisa berlayar ke utara dan terus menjelajah Karibia. Namun saat ini segalanya tampak tak pasti dan pasangan ini sadar akan risiko kenyataan yang mereka hadapi, yaitu terperangkap di antara badai dan pandemi COVID-19.

Pengalaman yang tak terlupakan.(ilj/bbs)