1

Jangan Remehkan Kebiasaan Buruk Pagi Hari yang Bisa Picu Obesitas

Kabar6-Tanpa disadari, obesitas dapat dipicu oleh beberapa kebiasaan tidak sehat di pagi hari yang bisa membuat badan menjadi naik. Memulai hari dengan tidak tepat, dikatakan Presiden Institute for Sustainable Weight Loss bernama Susan Peirce Thompson, merupakan kesalahan terbesar yang kerap dilakukan saat tengah menjalankan program penurunan berat badan.

Apa saja sih beberapa kebiasaan buruk yang bisa memicu obesitas? Dilansir Women’s Health, berikut uraiannya:

1. Tidur berlebihan
Tidur 10 jam atau lebih berisiko memiliki indeks masa tubuh lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur 7-9 jam.

2. Tidak membuka jendela sesaat setelah bangun tidur
Jurnal PLOS One menyebutkan bahwa orang yang beraktivitas 20—30 menit di bawah matahari pagi umumnya memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah. Sedangkan orang yang bangun tidur tidak terpapar cahaya matahari akan memiliki berat badan lebih besar.

3. Tidak merapikan tempat tidur
Umumnya orang yang merapikan tempat tidur memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak merapikan tempat tidurnya. Hal ini diungkapkan oleh Charles Duhigg penulis The Power of Habit.

4. Tidak sarapan
Sarapan dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan energi sepanjang hari. Sedangkan melewatkan sarapan membuat energi berkurang dan menurunkan aktivitas fisik hingga memicu kebiasaan ngidam. ** Baca juga: 4 Perbedaan Sakit Kepala & Migrain

Yuk, hindari empat kebiasaan buruk tadi agar tubuh tidak mengalami obesitas.(ilj/bbs)




Trauma Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas Pada Wanita?

Kabar6-Trauma sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang besar, biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan atau pengalaman berkaitan dengan kekerasan.

Para peneliti dari University of California, dilansir Dailymail, menemukan fakta bahwa wanita yang mengalami kejadian traumatis dalam lima tahun terakhir, memiliki risiko obesitas tinggi.

Berdasarkan statistik dari PTSD United, sekira 70 persen orang dewasa di Amerika pernah mengalami trauma dalam hidupnya. Jumlah ini sama dengan warga Amerika yang mengalami obesitas. Stres yang berasal dari penindasan dan masalah ekonomi berkaitan dengan gangguan makan pada wanita, termasuk tidak bisa mengontrol nafsu makan dan obesitas.

Dr. Michelle A. Albert, Direktur UCSF Center for the Study of Adversity and Cardiovascular Disease, bersama dengan timnya melakukan survei pada 22 ribu wanita dewasa dan lanjut usia. Kelompok ini dipilih karena memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi, serta sudah pernah mengalami trauma dalam hidupnya.

Para peneliti menganalisis data indeks massa tubuh serta laporan stres partisipan. Mereka lalu membagi penyebab stres dalam dua kategori. Pertama, kejadian traumatis seperti kematian anggota keluarga dan kekerasan fisik yang masih menghantui hingga sekarang. Kedua, kejadian tak menyenangkan yang berlangsung dalam lima tahun terakhir.

Hasilnya, satu kejadian traumatis bisa meningkatkan risiko obesitas pada wanita sebanyak 11 persen. Sementara mereka yang mengalami empat atau lebih kejadian yang tak menyenangkan, risiko obesitasnya mencapai 36 persen. ** Baca juga: Pemilik Golongan Darah AB, Hindari 3 Jenis Makanan Ini

“Adanya penelitian ini menunjukkan bahwa kita harus menangani stres psikososial sebagai pendekatan untuk menurunkan berat badan. Ini merupakan hal penting karena perempuan cenderung hidup lebih lama dan mereka rentan terkena penyakit kronis seperti serangan jantung,” kata dr. Albert.(ilj/bbs)




Makan Terburu-buru Sebabkan Beberapa Penyakit

Kabar6-Sebuah penelitian yang dilakukan tim ilmuwan dari Universitas Hiroshima, Jepang, menunjukkan apa saja risiko jika makan tergesa-gesa. Riset tersebut memaparkan makan dengan cepat dapat meningkatkan risiko obesitas atau mengembangkan sindrom metabolik.

Semakin cepat seseorang makan, makin besar kemungkinan dia makan berlebihan. Makan dengan cepat juga dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah secara tiba-tiba dan menimbulkan resistensi insulin.

Dalam riset ini, dilansir tempo.co, para peneliti melibatkan 642 pria dan 441 wanita dengan usia rata-rata berusia 51,2 tahun. Tak satu pun dari mereka memiliki sindrom metabolik pada awal penelitian tahun 2008. Peserta dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kecepatan makan yang biasa mereka lakukan yaitu lambat, normal, atau cepat.

Hasilnya, selama lima tahun riset para peneliti menemukan mereka yang makan cepat lebih mungkin (11,6 persen) mengalami sindrom metabolik daripada mereka yang makan dengan kecepatan normal (6,5 persen) dan yang makan lambat (2,3 persen).

Sindrom metabolik mengacu pada sekelompok masalah kesehatan atau kondisi yang dapat memicu diabetes, obesitas, atau penyakit jantung.

Kesimpulan tim peneliti, makan cepat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, dan kadar glukosa darah yang tidak stabil. ** Baca juga: Kebiasaan Sering Gunakan Hand Sanitizer Berakibat Buruk pada Kondisi Kulit Tangan

Ketika seseorang mengunyah lebih lama dan menelan makanan dengan benar, ada waktu untuk memproses perasaan kenyang yang memberi sinyal berhenti makan lebih awal dan mencegah makan berlebihan.(ilj/bbs)




Makanan & Minuman yang Tidak Disarankan Sebagai Menu Makan Siang

Kabar6-Makan siang diperlukan untuk mendapatkan energi agar bisa beraktifitas dengan maksimal. Meskipun demikian, sebaiknya Anda pun wajib memperhatikan menu makan siang yang dikonsumsi agar tidak mudah membuat tubuh mengantuk. Dikutip doktersehat, berikut adalah beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari sebagai menu makan siang:

1. Roti
Roti memiliki indeks glikemik yang tinggi sehingga membuat kadar gula cepat naik setelah mengkonsumsinya. Namun saat sore hari, kadar gula darah akan merosot dengan tajam dan akhirnya membuat kita mudah lapar. Hal ini akan membuat kita terpancing untuk makan camilan yang akhirnya memicu kenaikan berat badan.

2. Mayonaise
Salah satu isian dalam roti atau makanan lainnya ini kaya akan kalori dan lemak. Jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, hal ini tentu kurang baik bagi kesehatan tubuh.

3. Minuman manis
Es teh atau minuman bersoda memang sangat menyegarkan untuk dikonsumsi di siang hari yang panas dan terik. Sayangnya, minuman ini cenderung kaya gula yang jika dikonsumsi berlebihan bisa memicu diabetes, obesitas, kerusakan gigi, atau bahkan penyakit jantung.

5. Yoghurt
Meskipun kerap dianggap sebagai makanan sehat, dalam realitanya banyak yoghurt yang kini memiliki kandungan gula tinggi dan miskin serat. Sebaiknya kita memilih yoghurt yang tanpa rasa, ditambahi dengan potongan buah asli sehingga lebih sehat bagi kesehatan.

6. Pasta
Pasta cenderung tidak akan mengenyangkan dalam waktu yang lama sehingga kita pun akan cepat merasa lapar kembali atau bahkan lesu dan mengantuk di sore hari. Hal ini tentu akan mengganggu aktifitas kita, khususnya saat seharusnya bisa produktif di tempat kerja. ** Baca juga: Tidak Hanya Segar, Ada 4 Manfaat Mandi Gunakan Air Dingin

Hal yang harus diperhatikan adalah makan siang dengan kadar gizi yang seimbang, dan jangan lupakan asupan serat serta pastikan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.(ilj/bbs)




Duh, Kebiasaan Makan Sendirian Picu Obesitas

Kabar6-Beberapa kali mungkin Anda sering makan seorang diri karena suatu hal. Namun jika hal ini menjadi suatu kebiasaan, sebaiknya Anda perlu waspada. Mengapa demikian? Sebuah penelitian mengungkapkan, mereka yang memiliki kebiasaan makan sendiri dua kali sehari, lebih berisiko memiliki sindrom metabolik.

Sindrom metabolik, dilansir New York Post, merupakan kondisi kesehatan berbahaya, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Namun kondisi ini lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.

Dalam penelitian disebutkan, pria yang makan sendiri memiliki risiko 45 persen lebih tinggi mengalami obesitas dan 64 persen lebih tinggi menderita sindrom metabolik.

Berbeda dengan pria, wanita yang kerap makan sendiri memiliki risiko 29 persen lebih tinggi mengalami sindrom ini. Kendati demikian, peningkatan tidak begitu signifikan, setelah peneliti menyesuaikan dengan beberapa faktor, seperti pendapatan dan gaya hidup. ** Baca juga: Ternyata, 6 Jenis Makanan & Minuman Ini Bisa Hilangkan Gairah Bercinta

Selain kedua hal tersebut, peneliti juga menyesuaikan dengan diet dan stres. Hal tersebut dinilai dapat mempengaruhi dalam sindrom metabolik.(ilj/bbs)




The Resort Jadi Tempat Berlibur Khusus untuk Wisatawan yang Miliki Berat Badan Lebih dari 127 Kg

Kabar6-Bagi sebagian besar orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, seringkali merasa tidak nyaman atau malu saat pergi berlibur dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan seperti kolam renang, tempat menjemur badan di tepi pantai, dan lain sebagainya.

Namun hal itu bukan lagi jadi masalah di The Resort. Dilansir Odditycentral, tempat berlibur yang terletak di Eleuthera, Bahamas, ini menyediakan fasilitas khusus untuk orang-orang yang memiliki tubuh gemuk dengan berat badan lebih dari 127 kg.

The Resort dibuat oleh pengusaha bernama James King, dengan segala fasilitas yang dibuat ekstra besar. Ukuran pintu dibuat lebih lebar, kursi dan meja dibuat lebih kokoh sehingga para tamu yang datang dengan berat badan berlebih tak perlu khawatir. Tempat tidur yang disediakan pun dilengkapi penyangga baja sepanjang dua inci.

Nah, untuk para tamu yang ingin menikmati keindahan pantai sambil berjemur, pengelola resort telah menyiapkan kursi kokoh yang mampu menahan berat hingga 254 kg. Tersedia pantai pribadi dengan garis pantai sepanjang lima mil yang bersih dan indah.

The Resort juga menyediakan paket makan untuk tiga kali sehari terdiri dari berbagai makanan enak, lezat serta menggugah selera. Termasuk kelas terapi dan kegiatan yang menyadarkan tamu agar mengevaluasi kembali pola hidupnya selama ini.

Meskipun dimanjakan dengan beragam fasilitas menarik, The Resort juga menyediakan kelas program diet untuk orang-orang bertubuh gemuk agar mereka kembali mendapatkan bentuk tubuh yang lebih ideal dan sehat. ** Baca juga: Aneh, Wanita Ini Gemar Ganti Nama Berdasarkan Suasana Hati

Gaya baru, berlibur sambil menjalankan program diet.(ilj/bbs)




Ladies, Sedapat Mungkin Hindari 3 Jenis Minuman Ini

Kabar6-Ada beraneka jenis minuman yang beredar di pasaran. Namun, tidak semua minuman baik bagi tubuh, khususnya untuk wanita. Hal tersebut karena minuman yang dimaksud bisa menyebabkan masalah kesehatan serius yang sering mengintai kaum hawa, seperti obesitas, kanker payudara, dan penyakit wanita lainnya.

Minuman apa saja yang sebaiknya dihindari jika tidak ingin mengalami masalah kesehatan seperti yang disebutkan tadi? Dilansir Beautynesia, berikut beberapa minuman yang dimaksud:

1. Jus buah kemasan
Jus buah yang dimaksud adalah jus buah dalam kemasan yang memiliki kandungan glukosan dan fruktosan tinggi. Mengonsumsi terlalu banyak jus buah dalam kemasan yang mengandung banyak gula sangat buruk bagi jantung serta dapat memicu kanker. Untuk itu, sebaiknya konsumsilah buah secara langsung, dipotong-potong atau dibuat jus sendiri dengan sedikit atau tanpa gula.

2. Soda
Di balik rasa manis dan segarnya soda, ini adalah salah satu minuman yang dapat memicu obesitas, osteoporosis, diabetes hingga kanker.

3. Alkohol
Tidak hanya wanita, sebenarnya pria pun disarankan menghindari jenis minuman yang satu ini. Alkohol dapat merusak liver dan memicu kanker payudara. ** Baca juga: Ternyata, Sakit Kepala Tidak Selalu Bersumber dari Kepala

Mulailah menjalankan pola hidup sehat, dan menghindari jenis minuman yang tidak baik untuk kesehatan.(ilj/bbs)




Ini 2 Jenis Pola Makan Abnormal pada Malam Hari

Kabar6-Selama ini jenis gangguan makan yang Anda ketahui mungkin hanya bulimia dan anorexia. Nyatanya, terdapat pula gangguan pola makan yang berhubungan dengan waktu tidur, yaitu kondisi di mana penderitanya memiliki pola makan yang abnormal pada malam hari.

Nah, gangguan ini juga dapat terjadi bersamaan dengan berjalan saat tidur, di mana penderitanya dapat makan saat tidur (Nocturnal Sleep Related Eating Disorder/NS-RED). Sebagaimana dilansir Webmd, penderita biasanya tidak ingat bahwa mereka telah menyiapkan makanan dan makan saat tidur. Bila kondisi ini sering terjadi dan berlangsung lama, tentu dapat memicu terjadinya peningkatan berat badan, serta meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2.

Tidak hanya NS-RES, gangguan lainnya adalah night eating syndrome (NES), di mana penderitanya makan saat malam hari dalam keadaan sadar dan mungkin tidak dapat tidur kembali bila ia tidak makan terlebih dahulu.

Gejala NES biasanya berlangsung selama dua bulan, antara seperti tidak sarapan atau memiliki nafsu makan, mengonsumsi lebih banyak makanan daripada saat makan malam, mengonsumsi lebih dari setengah porsi makanan harian setelah makan malam, dan sering terbangun dari tidur untuk makan dan tidak dapat tidur bila tidak makan

Baik NS-RED maupun NES dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan juga depresi. Pria atau wanita dapat mengalami gangguan ini, meskipun wanita yang paling sering terkena.

Banyak penderitanya tidak makan di siang hari yang membuat mereka merasa lapar dan makan lebih banyak di malam hari. Penderita gangguan ini biasanya memiliki riwayat penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan gangguan tidur lainnya. ** Baca juga: Apa Saja Tanda Anda Sudah Berolahraga Secara Berlebihan?

Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami hal tersebut.(ilj/bbs)