1

Adakah Hubungan Antara Depresi & Penurunan Berat Badan?

Kabar6-Iklan penurunan berat badan biasanya akan menampilakn foto model bertubuh langsing dengan raut wajah bahagia. Ternyata terdapat temuan yang menunjukkan, penurunan berat badan mungkin berhubungan dengan semakin buruknya mood seseorang.

Dalam penelitian yang dilakukan di Inggris, dilansir Foxnews, para peneliti mengamati sekira 2.000 orang dewasa berusia 50 tahun atau lebih, yang memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas selama lebih dari empat tahun.

Hasilnya, orang yang mengalami penurunan berat badan sebanyak lima persen atau lebih memang memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, tetapi juga lebih rentan terhadap depresi. Namun para peneliti masih tidak mengetahui secara pasti mengapa penurunan berat badan dapat meningkatkan risiko depresi.

Para peneliti mengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut setiap peserta penelitian. Peserta penelitian juga diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan untuk menilai bagaimana keadaan mood mereka.

Setiap peserta penelitian diukur tekanan darah dan kadar trigliserida dalam darah untuk mengetahui seberapa besar risiko mereka untuk mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Tidak ada peserta penelitian yang menderita gangguan depresi saat penelitian ini dimulai.

Namun para peneliti tidak meminta atau memberitahukan para peserta penelitian untuk menurunkan berat badan, tetapi para peneliti mencatat peserta mana saja yang memang berencana untuk menurunkan berat badannya.

Setelah mengamati selama empat tahun ditemukan bahwa sekira 14 persen peserta penelitian mengalami penurunan berat badan, setidaknya lima persen dari berat badan semula, yaitu sekira 7.5 kg. Sekira 71 persen peserta penelitian berhasil mempertahankan berat badannya tetap sama seperti saat penelitian dimulai, sementara sekira 15 persen peserta penelitian mengalami peningkatan berat badan sekira tujuh persen.

Kondisi psikologis para peserta penelitian pun kembali dinilai oleh para peneliti. Ditemukan berbagai kondisi psikologis yang berbeda pada tiga kelompok peserta penelitian. Namun para peneliti menemukan bahwa sebagian besar peserta penelitian yang mengalami penurunan berat badan menjadi lebih rentan terhadap depresi yaitu sekira 80 persen dibandingkan dengan peserta penelitian lain yang tidak mengalami penurunan atau peningkatan berat badan (berat badan tetap sama).

Penelitian ini tidak membuktikan bahwa penurunan berat badan dapat menyebabkan terjadinya depresi. Mungkin saja, gangguan depresilah yang menyebabkan para peserta penelitian mengalami penurunan berat badan atau sebaliknya. ** Baca juga: Walah, Terlalu Bersih Juga Tidak Baik Untuk Kesehatan Lho

Meskipun tidak dapat menemukan hubungan pasti antara penurunan berat badan dan depresi, para peneliti menduga hal ini mungkin dikarenakan berdiet membuat seseorang tidak lagi dapat menikmati berbagai hidangan lezat yang disukainya atau tidak dapat makan sebanyak yang mereka inginkan. Kondisi ini mungkin sulit bagi beberapa orang.(ilj/bbs)




Hal Tak Terduga yang Terjadi Saat Anda Rutin Jalan Kaki Usai Makan Malam

Kabar6-Mungkin Anda sering tidur atau tidak melakukan aktivitas apapun usai makan malam. Padahal kebiasaan ini sangat tidak disarankan karena dapat memicu obesitas dan masalah kesehatan lainnya.

Usai makan malam, Anda dianjurkan untuk alan-jalan sejenak minimal selama 15 menit. Mengapa demikian? Dilansir Prevention, berikut adalah empat manfaat yang akan didapat jika Anda rutin jalan kaki usai makan malam:

1. Sehatkan sistem pencernaan
Jalan kaki sejenak minimal 15 menit usai makan malam akan membantu menyehatkan sistem pencernaan, juga mencegah risiko dada terasa sesak setelah makan, sembelit serta penumpukan lemak di perut.

2. Tidur makin nyenyak
Jalan kaki usaih makan malam akan membuat tubuh terasa lebih fresh dan nyaman, sehingga tidur atau istirahat malam pun akan semakin berkualitas, nyenyak dan mengesankan.

3. Bakar kalori & lemak di tubuh
Disadari atau tidak, jalan kaki sedikitnya selama 15 menit usai makan malam akan membantu tubuh membakar kalori dan lemak dengan lebih baik. Ini juga bisa bikin tubuh terasa lebih ringan, terhindar dari risiko obesitas atau perut buncit.

4. Stabilkan gula darah
Gula darah dan sirkulasi darah dalam tubuh akan jadi lebih stabil ketika Anda memiliki kebiasaan jalan kaki usai makan malam. Aktivitas ini juga baik untuk kesehatan jantung, paru-paru serta liver. Otak pun akan semakin rileks dan terhindar dari risiko alzheimer atau pikun. ** Baca juga: Beberapa Aktivitas Harian yang Bantu Asah Ketajaman Otak

Jadikan kebiasaan jalan beberapa saat usai makan malam sebagai rutinitas, dan pastikan tidur 2-3 jam setelah makan malam agar terhindar dari hal-hal yang merugikan kesehatn.(ilj/bbs)




Kebiasaan Tidak Sehat Berikut Bisa Rusak Jantung

Kabar6-Jantung merupakan salah satu organ terpenting tubuh. Kelainan pada jantung dapat berisiko pada kematian. Sayangnya, beberapa kebiasaan sehari-hari tanpa disadari ternyata dapat merusak kesehatan jantung. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah lima kebiasaan yang tanpa disadari bisa memicu kerusakan pada jantung:

1. Mendengkur
Mendengkur merupakan salah satu tanda dari sleep apnea. Biasanya orang dengan sleep apnea memiliki risiko yang lebih tinggi dari masalah jantung karena mereka biasanya bernapas secara tak teratur, yang kemudian dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

2. Terlalu banyak menonton TV
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of American College of Cardiology pada 2011 lalu, menghabiskan terlalu banyak waktu di depan televisi bisa berbahaya untuk jantung Anda. Ini karena saat menonton televisi Anda dipastikan lebih banyak duduk dan mungkin sambil ngemil, yang dapat meningkatkan berat badan.

Bahkan jika Anda berolahraga secara teratur namun menonton TV selama lebih dari empat jam sehari berturut-turut, risiko stroke atau serangan jantung tetap naik berlipat ganda.

3. Tidak menjaga kesehatan mulut
Kesehatan mulut yang buruk tak cuma dapat menimbulkan masalah seperti bau mulut dan radang gusi, tapi juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Hal ini karena bakteri dari gusi melewati pembuluh darah, yang mempersempit saluran dan mengurangi aliran darah. Pada akhirnya, kondisi ini kemudian akan membahayakan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

4. Alkohol & merokok
Meskipun konsumsi red wine disebut-sebut memiliki manfaat bagi jantung, jika dikonsumsi berlebihan apapun jenis alkoholnya sebenarnya tetap tak sehat bagi tubuh. Alkohol berlebih dapat meningkatkan asupan kalori dan mengganggu pola tidur, yang pada akhirnya kemudian akan merusak jantung.

Sementara itu merokok satu batang sehari saja sudah membuat risiko masalah jantung muncul naik menjadi dua kali lipat. Selain itu, kebiasaan merokok juga dapat menimbulkan masalah lain seperti kanker dan penyakit paru-paru.

5. Olahraga & makan berlebihan
Berolahraga memang baik bagi kesehatan tubuh, namun jika dilakukan secara berlebihan dan bahkan sampai memaksakan kemampuan jantung, maka yang terjadi jantung justru menjadi lemah.

Selain itu, makan berlebihan juga dapat menimbulkan masalah seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Padahal obesitas adalah penyebab utama dari masalah jantung. Jadi cobalah untuk makan dengan porsi yang lebih teratur, serta hindari makanan berkalori tinggi untuk jantung tetap sehat. ** Baca juga: Ngemil Malam Dapat Rusak Fungsi Memori Otak?

Jauhi kelima hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung agar kondisi kesehatan Anda tetap prima.(ilj/bbs)




Aaww…Cinta Jadi Satu dari Banyak Faktor Kenaikan Berat Badan

Kabar6-Berdasarkan pengamatan Dr Cahterine Hankey, ahli gizi di University of Glasgow, cinta bisa menggemukkan badan. Para pengantin baru setidaknya mengalami kenaikan badan rata-rata 1,8–2,2 kilogram dalam tahun pertama pernikahan.

Bahkan, beberapa pasangan mengalami kenaikan hingga 1,3–1,8 kilogram, dalam tiga bulan pertama, bila mereka tinggal bersama. Dilansir Kompas, penyebabnya diduga karena sesi makan menjadi salah satu kebiasaan, di mana biasanya pasangan saling dorong agar makan lebih banyak, dan sedikit bergerak. “Ini adalah masalah budaya yang sangat besar,” kata Hankey.

Ditambahkan, “Orang-orang yang memilih menikah dan tinggal bersama benar-benar perlu memperhatikan berat badan mereka. Memiliki obesitas sangat buruk, baik untuk self-esteem, bahkan merusak hubungan.”

Disebutkan, pendapat Hankey terkait sejumlah studi ilmiah yang telah membuktikan hubungan bahagia identik dengan kenaikan berat badan. Sebuah studi yang dilakukan para periset di Southern Methodist University (SMU) pada 2013 mengungkapkan, semakin bahagia pengantin baru, maka berat badan mereka kian naik selama periode dua tahun pernikahan.

Sebaliknya, pasangan yang kurang bahagia dalam hubungannya memiliki berat badan yang tidak berubah. Kenaikan berat badan bukan hanya terjadi pada pernikahan baru, tapi juga biasa terjadi pada pasangan yang memiliki hubungan baru, entah pernikahan atau bukan pernikahan. Dan umumnya kondisi ini terjadi pada wanita. ** Baca juga: Ketahui Hal Seputar Vitamin A

Survei UKMedix pada 2014 mengungkapkan, 43 persen wanita mengalami kenaikan berat badan saat tahun pertama hubungan mereka. Saat sudah berada dalam sebuah hubungan, mereka santai karena tak merasa tertekan untuk menjaga penampilan tertentu.

Mereka ‘membiarkan diri mereka bebas’. Jadi menjaga berat badan itu biasanya dimotivasi oleh keinginan untuk menarik perhatian pasangan.(ilj/bbs)




Perkiraan Usia Harapan Hidup Bisa Dilihat dari Lingkar Pinggang?

Kabar6-Lingkar pinggang diketahui sebagai cara pengukuran sederhana yang akan menunjukkan banyak mengenai usia harapan hidup Anda.

Analisis polling yang dilakukan terhadap 650 ribu orang dewasa menemukan, ukuran lingkar pinggang merupakan ukuran penting ketika Anda ingin mengetahui kondisi kesehatan sebenarnya. Dilansir Mayoclinic, hasil dari pengukuran ini sendiri bersifat independen, sama seperti usia, BMI, aktivitas fisik, riwayat merokok dan penggunaan alkohol.

Secara spesifik, data ini menunjukkan bahwa pria dengan lingkar pinggang 110 cm ternyata memiliki risiko kematian lebih besar dibandingkan pria yang memiliki lingkar pinggang 95 cm.

Sementara wanita dengan ukuran lingkar pinggang 95 cm memiliki risiko 80 persen lebih besar mengalami kematian dibandingkan wanita yang memiliki lingkar pinggang 70 cm. Perkiraan usia harapan hidup akan terus menurun seiring dengan semakin besarnya lingkar pinggang.

Lingkar pinggang besar merupakan tanda adanya penimbunan lemak di daerah perut, yang berhubungan dengan obesitas. Berbagai penyakit yang terkait dengan obesitas misalnya saja diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner.

Bagaimana cara mengukur lingkar pinggang? Pertama temukan tulang pinggul di perut. Kemudian lingkarkan pita pengukur di sekitar tubuh setinggi tulang pinggul Anda. Terakhir, pita pengukur harusnya paralel dengan lantai. ** Baca juga: Tidak Hanya Usir Pegal, Ada 3 Manfaat Menakjubkan Lakukan Refleksiologi

Aktif secara fisik, pola makan sehat dan menjaga porsi makan dengan baik akan sangat berpengaruh pada lingkar pinggang Anda dan kesehatan secara menyeluruh.(ilj/bbs)




Diet Gula Miliki 5 Manfaat Bagi Tubuh

Kabar6-Gula merupakan karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi, mengoperasikan dan memelihara sejumlah fungsi organ dalam tubuh. Meskipun demikian, asupan gula yang berlebih bisa merusak kesehatan, seperti memicu hipertensi, diabetes hingga kerusakan jantung.

Nah, apa yang akan terjadi ketika Anda melakukan diet gula? Dikutip dari berbagai sumber, berikut lima manfaat diet gula bagi tubuh:

1. Kulit jadi lebih awet muda
Penelitian menunjukkan, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan molekul efek berantai yang disebut glycation, menyebabkan kulit kehilangan elastisitas. Penelitian juga menyimpulkan, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis memicu tanda-tanda awal penuaan seperti keriput.

2. Bantu kurangi penumpukan lemak di perut
Diet gula akan membantu Anda memperbaiki kondisi jumlah lemak dalam tubuh. Mengurangi makanan tinggi gula bisa mengurangi terakumulasinya lemak di sekitar organ vital seperti hati, pankreas dan usus besar.

Secara khusus, diet gula membantu menghapus atau mengurangi penumpukan lemak di perut. Dengan demikian Anda akan memiliki risiko lebih rendah menderita masalah kesehatan akibat tumpukan lemak.

3. Lebih berenergi
Asupan gula dari karbohidrat memang penting untk meningkatkan energi tubuh, Namun saat Anda menambah asupan gula yang bersumber dari makanan non karbohidrat, hal ini justru akan membuat energi hilang, bahkan Anda lebih cepat lelah

4. Kurangi risiko obesitas & diabetes
Jika Anda secara teratur mengonsumsi makanan manis, itu artinya secara sengaja menambah ratusan kalori. Tubuh hanya dapat menyerap jumlah kalori secara terbatas, sehingga sisanya akan dikonversi menjadi lemak. Nah, jika terjadi penumpukan lemak risiko terkena diabetes pun meningkat.

5. Bantu menjaga jantung lebih sehat
Jika Anda mengonsumsi lebih banyak gula dalam makanan sehari-hari, maka semakin berada pada risiko tinggi kematian akibat masalah kardiovaskular. ** Baca juga: Gampang Marah Bikin Umur Pendek

Jaga konsumsi makanan dan minuman manis sehari-hari agar tidak terlalu berlebihan.(ilj/bbs)




Studi Ungkapkan Kayu Manis Bantu Bakar Kalori

Kabar6-Biasanya kayu manis digunakan sebagai campuran minuman, adonan roti, bahkan masakan sehari-hari. Selain menghasilkan aroma khas yang mengundang selera, studi yang dilakukan para peneliti University of Michigan, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa kayu manis ternyata bisa membantu melawan obesitas.

Cinnamaldehyde yang merupakan minyak esensial pemberi rasa pada kayu manis, dikutip dari she.id, memperbaiki kesehatan metabolik dengan bertindak langsung pada sel-sel lemak atau adiposit, merangsang mereka untuk membakar kalori melalui proses yang disebut thermogenesis.

Para peneliti menguji adiposit manusia dari para relawan yang mewakili beragam usia, etnis dan indeks masa tubuh. Ketika sel-sel itu diberi perlakuan menggunakan cinnamaldehyde, terdapat peningkatan ekspresi beberapa gen dan enzim yang meningkatkan metabolisme lemak.

Peneliti juga mengamati peningkatan dalam Ucp1 dan Fgf21, yang merupakan protein pengatur metabolik penting yang terlibat dalam thermogenesis. Adiposit normalnya menyimpan energi dalam bentuk lipida.

“Kayu manis sudah menjadi bagian dari diet kita selama ribuan tahun, dan orang biasanya menikmatinya,” kata Jun Wu, asisten profesor fisiologi molekuler dan integratif di University of Michigan Medical School.

“Jadi kalau itu bisa membantu melindungi dari obesitas, itu bisa menawarkan satu pendekatan bagi kesehatan metabolik yang lebih mudah diikuti bagi pasien,” tambahnya. ** Baca juga: Penelitian: Makan Perlahan Bantu Turunkan Risiko Obesitas

Saat epidemi obesitas meningkat, para peneliti mencari cara untuk mendorong sel-sel lemak mengaktifkan thermogenesis, menyalakan proses pembakaran lemak.(ilj/bbs)




Jangan Biasakan Makan Tidak Teratur

Kabar6-Berapa kali dalam sehari Anda makan? Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Helsinki di Finlandia menemukan bahwa makan yang tidak teratur dapat memiliki efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan.

Salah satu efek samping yang umum dari makan tidak teratur disebabkan karena kelebihan berat badan. Dilansir Boldsky, perilaku makan yang tidak normal dapat memanifestasikan dirinya sebagai makanan yang terkendali, makan kompulsif, makan berlebihan (makan tanpa kontrol), pola makan yang tidak teratur, kacau atau juga dapat mengabaikan perasaan lapar dan kenyang secara fisik.

Penelitian yang melibatkan 4.900 pria dan wanita muda di Finlandia ini diawali dengan memberi seperangkat kuesioner tentang perilaku makan, berat badan, kesehatan dan kesejahteraan psikologis kepada mereka yang berusia 24 tahun dan 34 tahun.

Hasilnya, para periset menemukan makan tidak teratur pada usia 24 tahun dikaitkan dengan berat badan lebih tinggi, lingkar pinggang lebih besar, dan rendahnya kesejahteraan psikologis pada kedua jenis kelamin. ** Baca juga: Asupan Vitamin D yang Cukup Bikin Panjang Umur

Tidak hanya itu, peneliti juga menemukan evaluasi diri yang lebih rendah terhadap kesehatan umum pada pria 10 tahun kemudian. Penemuan ini kemudian diterbitkan dalam jurnal European Eating Disorders Review.(ilj/bbs)




Jauhi 5 Efek Buruk Kekurangan Asupan Protein

Kabar6-Protein adalah nutrisi yang sangat penting bagi tubuh seperti untuk tulang, otot, hingga kulit. Faktanya, protein terdapat pada setiap sel dalam tubuh manusia dan merupakan komponen pembentuk utama semua sel tubuh, khususnya otot. Selain air, protein merupakan molekul yang paling melimpah dalam tubuh manusia.

Saat asupan protein berkurang, tentu akan berdampak juga bagi kesehatan. Dikutip dari Goldokter, terdapat beberapa efek buruk jika Anda kekurangan asupan protein, antara lain kulit terasa kasar dan kusam, kuku menjadi rapuh, dan rambut mudah patah serta berantakan.

Protein juga merupakan nutrisi penting untuk membuat Anda lebih kenyang. Saat kekurangan asupan protein harian, maka dampak paling terasa adalah mudah lapar. Kondisi ini harus segera diperbaiki, sebab jika diabaikan Anda akan lebih sering makan yang tentu berpotensi obesitas.

Tubuh yang kekurangan asupan protein tidak bisa memproduksi lipopotein dengan baik. Lipoprotein sendiri berfungsi sebagai pengangkut dan mengolah lemak di hati. Saat jumlah lopoprotein berkurang, maka risiko perlemakan hati pun sangat tinggi.

Protein juga bertugas sebagai asupan penting yang membantu tubuh memproduksi sel darah putih, yang berperan sekali menjadi benteng kekebalan tubuh. Tentu saat protein asupan berkurang, juga berdampak pada jumlah sel darah putih. Akibatnya, Anda akan mudah terserang penyakit akibat kuman, bakteri dan virus.

Hal lain, protein juga sumber energi yang penting bagi otak untuk bekerja. Saat asupan protin berkurang, maka fungsi otak akan menurun, bahkan regnerasi sel di otak akan terhambat, hal ini bisa menyebabkan penurunan kognitif secara perlahan. ** Baca juga: Mana yang Lebih Baik untuk Sarapan, Jus Jeruk Atau Susu?

Yuk, jaga asupan protein harian Anda.(ilj/bbs)




Jangan Remehkan Kebiasaan Buruk Pagi Hari yang Bisa Picu Obesitas

Kabar6-Tanpa disadari, obesitas dapat dipicu oleh beberapa kebiasaan tidak sehat di pagi hari yang bisa membuat badan menjadi naik. Memulai hari dengan tidak tepat, dikatakan Presiden Institute for Sustainable Weight Loss bernama Susan Peirce Thompson, merupakan kesalahan terbesar yang kerap dilakukan saat tengah menjalankan program penurunan berat badan.

Apa saja sih beberapa kebiasaan buruk yang bisa memicu obesitas? Dilansir Women’s Health, berikut uraiannya:

1. Tidur berlebihan
Tidur 10 jam atau lebih berisiko memiliki indeks masa tubuh lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur 7-9 jam.

2. Tidak membuka jendela sesaat setelah bangun tidur
Jurnal PLOS One menyebutkan bahwa orang yang beraktivitas 20—30 menit di bawah matahari pagi umumnya memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah. Sedangkan orang yang bangun tidur tidak terpapar cahaya matahari akan memiliki berat badan lebih besar.

3. Tidak merapikan tempat tidur
Umumnya orang yang merapikan tempat tidur memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak merapikan tempat tidurnya. Hal ini diungkapkan oleh Charles Duhigg penulis The Power of Habit.

4. Tidak sarapan
Sarapan dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan energi sepanjang hari. Sedangkan melewatkan sarapan membuat energi berkurang dan menurunkan aktivitas fisik hingga memicu kebiasaan ngidam. ** Baca juga: 4 Perbedaan Sakit Kepala & Migrain

Yuk, hindari empat kebiasaan buruk tadi agar tubuh tidak mengalami obesitas.(ilj/bbs)