1

Jarang Disadari, Tanda Stres yang Jika Dibiarkan Membahayakan Kesehatan

Kabar6-Selama ini gejala stres yang sudah Anda ketahui antara lain adalah sakit kepala, maag, dan susah tidur di tengah-tengah aktivitas yang padat. Bahkan tidak jarang pula, dalam kondisi ini Anda menjadi ‘tumbang’.

Stres sebenarnya bisa dideteksi lebih dini sebelum menimbulkan masalah kesehatan yang lebih parah. Tubuh secara otomatis akan memberikan respon ketika Anda sedang dalam kondisi tertekan. Melansir Popbela, berikut beberapa tanda stres yang jarang disadari, namun bila dibiarkan akan membahayakan kesehatan:

1. Jadwal haid yang tidak teratur
Bagi kaum hawa, periode tamu bulanan bisa jadi indikasi yang diamati. Pada level stres tertentu, tidak jarang jadwal bulanan jadi berantakan. Bahkan, boleh jadi Anda tidak mengalami haid dalam satu siklus.

2. Nyeri PMS yang (lebih) hebat
Rasa nyeri yang hebat juga biasanya jadi pertanda stres. Apabila Anda memang sudah terbiasa dengan rasa nyeri yang datang, maka saat stres Anda akan mengalami rasa nyeri yang lebih hebat.

3. Penimbunan lemak di area perut
Stres berlebihan umumnya berdampak pada kebiasaan makan dan minum yang menyebabkan perubahan berat badan. Nah, lemak di sekitar perut dan pinggang yang menumpuk ini biasanya disebabkan oleh adrenalin dan kortisol yang memang diproduksi lebih ketika stres. Adapun dua hormon ini jadi pemicu untuk terus menerus ‘ngidam’ karbohidrat dan lemak.

4. Alami kesulitan tidur
Stres memungkinkan Anda jadi susah untuk tidur karena tanpa disadari sepenuhnya banyak pikiran yang masih berseliweran dalam benak Anda.

Selain susah untuk tidur di malam hari, Anda juga mungkin cenderung bangun beberapa jam lebih cepat dari biasanya dan mendapat mimpi buruk.

5. Rasa sakit pada punggung
Di samping meningkatkan tekanan darah dan mengakselerasi detak jantung, hormon stres juga memicu otot untuk tegang. Efeknya adalah rasa sakit luar biasa, termasuk pada bagian punggung.

Karena itu, terutama bila Anda sering menghabiskan waktu dengan duduk, perbanyaklah aktivitas bergerak.

6. Sulit untuk berkonsentrasi
Anda mungkin pernah bisa berkonsentrasi dengan sangat baik ketika deadline mepet. Untuk sementara, adernalin yang diproduksi memang dapat meningkatkan fokus. Namun, semakin lama Anda berada dalam fase hectic ini, adrenalin justru akan membuat sulit berkonsentrasi.

7. Masalah pada ingatan
Semakin lama periode stres berlangsung, semakin banyak ukuran hippocampus yang menyusut. Hippocampus sendiri merupakan bagian dari otak yang berfungsi sebagai sentral emosi, memori, dan sistem saraf otonom. Akibatnya, Anda jadi lebih mudah untuk lupa.

Selain tujuh hal di atas, gejala stres lain yang kerap diabaikan antara lain mudah merasa lelah, rasa kaku dan sakit pada rahang bawah, masalah pencernaan dan lain-lain. ** Baca juga: Sama-sama Cemburu, Ini Reaksi Berbeda Antara Pria dan Wanita

Jadi, pastikan Anda memiliki kemampuan untuk ‘mengatur’ stres yang baik berikut gaya hidup sehat.(ilj/bbs)




Apa Sebenarnya Alasan Wanita Sering Ungkit Masa Lalu Saat Bertengkar dengan Pasangan?

Kabar6-Saat bertengkar dengan pasangan, seringkali wanita mengungkit masa lalu untuk menguatkan opini. Menurut penelitian, wanita memang lebih mudah untuk mengingat secara spesifik dibanding pria.

Sementara di sisi lain, tidak sedikit pria merasa putus asa ketika pasangannya sudah mengungkit perkataan di masa lalu atau janji-janji yang belum diwujudkan. Hal itu tak mengherankan karena wanita terbukti lebih ahli mengingat detail percakapan.

Berdasarkan survei yang dipimpin Martin Asperholm, melansir Wolipop, wanita juga lebih ahli dalam menemukan barang hilang karena punya memori episodik yang lebih baik. Diketahui, memori episodik adalah kemampuan untuk mengingat hal-hal bersifat autibiografis, misalnya apa yang terjadi minggu lalu atau apakah pintu sudah dikunci tadi pagi. Riset pun mengindikasi bahwa wanita lebih baik dalam mengingat wajah dan memanggil memori sensor seperti bau.

Memori ini merupakan salah satu sistem ingatan paling sensitif yang bisa terganggu karena kurang tidur, depresi, atau penuaan.

“Hasil menunjukkan bahwa ada keuntungan wanita dalam memori episodik dan keuntungan itu bisa beragam tergantung material mana yang bisa diingat,” urai Martin yang melakukan penelitian dengan Karolinska Institutet Swedia.

Penelitian didasarkan pada 617 studi sebelumnya yang melibatkan lebih dari 1,2 juta partisipan. Para peneliti mengungkap bawah memori datang dengan banyak bentuk dan ada kalanya pria yang lebih diuntungkan dari pada wanita. Misalnya, pria biasanya lebih baik dalam mengingat informasi melibatkan proses spasial (terkait ruang atau tempat).

Berdasarkan penelitian ini, terungkap mengapa wanita sering mengungkit masalah lalu, percakapan lama, hingga lebih ingat tempat ditaruhnya barang. ** Baca juga: Pola Makan Sehat yang Disarankan untuk Pekerja Malam

Jadi disarankan agar pria bisa lebih berhati-hati dalam bersikap, meletakkan benda, atau mengumbar janji jika tak ingin diungkit perkataan atau ucapannya di masa lalu.(ilj/bbs)




Mengapa Sering Tiba-tiba Lupa Mau ‘Ngomong’ Apa?

Kabar6-Anda tentu pernah mengalami kejadian, mendadak lupa apa yang akan dibicarakan. Nah, salah satu studi yang dilakukan oleh University of Notre Dame dan dipimpin oleh Profesor Gabriel Radvansky menjelaskan fenomena sering lupa ingin membicarakan hal apa.

Disebutkan, doorway effect adalah penyebabnya. Melansir nationalgeographic, fenomena lupa saat ingin berbicara cenderung terjadi ketika seseorang masuk atau keluar (berpindah ruangan) melewati pintu. Pintu digambarkan sebagai ‘batas acara’, sehingga bisa memisahkan antara aktivitas sebelum dan selanjutnya. Ketika melewati batas tersebut, memori akan dikotak-kotakkan ingatan satu dengan ingatan lainnya dibatasi.

Itulah sebabnya, saat Anda berpindah, baik tempat atau mungkin ‘pindah’ kegiatan, Anda cenderung kesulitan untuk mengingat apa yang ingin dibicarakan atau mungkin melakukan sesuatu.

Pada studi ini, Radvansky menguji mahasiswa dalam jam kuliahnya. Ia memerintahkan mahasiswanya untuk menyembunyikan benda yang mereka miliki ke dalam kotak sambil melewati ruangan berpintu. Kemudian, para mahasiswa diminta untuk kembali ke ruangan awal dan menemukan benda yang sebelumnya disembunyikan.

Hasilnya, beberapa mahasiswa lupa di mana mereka menyembunyikan barangnya. Radvansky menyimpulkan, bahwa adanya pintu sebagai ‘batas acara’ bisa menghambat kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu. Wajar jika hal ini bisa membuat seseorang lupa ingin membicarakan apa.

Fenomena ini memang tak dapat dihindari. Pasalnya, ini merupakan efek lingkungan pada kinerja otak. Anda juga tentu tidak bisa menghindari melewati pintu agar tidak melupakan suatu hal yang ingin dibicarakan. ** Baca juga: Yuk, Bakar Lemak dengan 6 Makanan & Minuman Sehat

Meskipun demikian, Anda tidak perlu khawatir. Fenomena doorway effect ternyata bisa diminimalisasi, misalnya membuat catatan atau minta tolong orang lain untuk mengingatkan.(ilj/bbs)




Pandangi Foto Pria Tampan atau Wanita Cantik Bagus untuk Kesehatan Otak

Kabar6-Harus diakui, saat melihat foto pria tampan atau wanita cantik di sebuah majalah atau tayangan televisi, otomatis mata kita menjadi ‘segar’ dan tentu saja ada perasaan senang terhadap lawan jenis.

Namun tahukah Anda, melihat wajah pria tampan dan wanita cantik ternyata bermanfaat untuk kesehatan otak? Penelitian menunjukkan, hal itu dapat membuat orang lebih termotivasi untuk bekerja keras dan lebih baik dalam ingatan.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Psychology, melansir CNN Indonesia, melakukan dua eksperimen untuk mengetahui pengaruh melihat wajah pria tampan dan wanita cantik terhadap otak. Pertama, peneliti dari East Carolina University ini meneliti 58 mahasiswa. Setengah dari partisipan itu diminta untuk melihat wajah lawan jenis selama tujuh detik. Setengah lainnya diminta untuk melihat wajah lawan jenis yang tampan dan cantik.

Peserta lantas diberikan sebuah cerita dan kemampuan mereka, lalu diuji dengan tes mengingat sebagai acuan mengukur fungsi otak. Hasilnya, peserta yang menatap wajah tampan atau cantik dapat mengingat lebih banyak dan lebih detail dibandingkan dengan peserta yang menatap wajah biasa-biasa saja.

Secara khusus, penelitian ini mendapati pria jauh lebih terpengaruh oleh wajah cantik jika dibandingkan dengan wanita. Para pria cenderung mengingat lebih detail.

Dalam eksperimen kedua, peneliti menganalisis 123 mahasiswa. Metode penelitian kurang lebih sama dengan sebelumnya, hanya saja pada kali ini peneliti mengubah urutan penelitian.

Kelompok pertama dimulai dengan melihat wajah yang menarik, mendengar cerita, melihat wajah rata-rata, dan mengikuti tes memori. Kelompok kedua memulai dengan melihat wajah rata-rata, mendengar cerita, melihat wajah yang menarik, dan mengikuti tes memori. Dan kelompok ketiga, hanya melihat wajah rata-rata sebelum dan sesudah mendengar cerita, lalu mengikuti tes ingatan.

Hasilnya, peneliti menemukan wajah pria tampan dan wanita cantik dapat memicu kemampuan seseorang menjadi lebih tajam untuk mengesankan pasangannya.

“Memori adalah proses kognitif dasar yang terkait dengan keterampilan bertahan hidup yang penting,” urai peneliti.

Di sisi lain, melihat wajah orang yang berpenampilan rata-rata tidak memicu seseorang untuk bekerja lebih keras. Penelitian mengklaim, melihat wajah pria tampan atau wanita cantik ternyata lebih bermanfaat untuk kesehatan otak. ** Baca juga: 9 Jenis Makanan Ini Sehat untuk Miss V

Benarkah demikian? (ilj/bbs)




Pola Makan yang Tepat Tingkatkan Daya Ingat

Kabar6-Daya ingat seseorang tidak terlepas dari kemampuan otaknya untuk menyimpan informasi dalam bentuk memori. Daya ingat terkadang dipengaruhi faktor usia, namun dalam beberapa kasus, daya ingat seseorang lemah karena faktor genetik sehingga mengakibatkan seseorang jadi sering lupa.

Hal lain, pola makan juga bisa mempengaruhi daya ingat. Nutrisi tidak seimbang membuat otak kekurangan asupan yang dibutuhkan untuk membuatnya bekerja secara optimal.

Lantas, bagaimana agar daya ingat tetap sehat? Melansir Fimela, Anda dianjurkan untuk menjalankan pola makan yang tepat, antara lain dengan membatasi konsumsi gula. Mengapa demikian? Konsumsi gula berlebih ternyata tak hanya berisiko diabetes, tapi juga memperlemah daya ingat. Jadi bila Anda merasa akhir-akhir ini menjadi pelupa, coba batasi konsumsi gula harian.

Selanjutnya, perbanyak konsumsi antioksidan yang bisa didapat dari sayur, buah, teh hijau. Tidak ada salahnya untuk lebih banyak mengonsumsi ketiganya karena sayur, buah, dan teh hijau memiliki banyak manfaat kesehatan.

Kemudian konsumsi minyak ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti EPA dan DHA. Mengonsumsi minyak ikan dapat meningkatkan fungsi kognitif otak, salah satunya terkait daya ingat. ** Baca juga: Perhatikan Waktu Tidur Malam Terbaik

Pola makan yang tepat bantu daya ingat menjadi kuat.(ilj/bbs)




6 Makanan & Minuman yang Bantu Tingkatkan Konsentrasi

Kabar6-Secara umum, rata-rata orang bekerja selama lima hari dalam seminggu dengan durasi waktu 8-10 jam. Nah, dalam rentang waktu tersebut, Anda dituntut untuk selalu fokus agar hasil pekerjaan menjadi maksimal.

Sayangnya, seringkali Anda merasa jenuh dan lelah hingga menyebabkan kurang fokus atau tidak konsentrasi saat bekerja. Apa yang harus Anda lakukan? Melansir beberapa sumber, ada sejumlah makanan dan minuman yang membantu Anda untuk meningkatkan konsentrasi. Apa sajakah itu?

1. Brokoli
Merupakan salah satu makanan yang bisa menjadi cara meningkatkan konsentrasi Anda. sayuran berwarna hijau ini mengandung vitamin K yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan produktivitas otak.

2. Ikan salmon
Salmon memiliki kandungan lemak omega-3 dan DHA, yang bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit Alzheimer, meningkatkan kemampuan otak, dan mengatur mood Anda agar tetap positif. Konsumsi ikan salmon secara rutin bisa menjadi cara meningkatkan konsentrasi Anda.

3. Telur
Cara meningkatkan konsentrasi berikutnya adalah dengan mengonsumsi telur. Telur yang mengandung omega-3 dipercaya bisa meningkatkan kinerja otak, daya ingat, dan sebagainya. Tidak hanya itu, telur juga mengandung kolin yang bisa menjaga kesehatan otak.

4. Teh hijau
Teh hijau memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi dan mengandung asam amino theanine. Kandungan ini dipercaya bisa meningkatkan daya konsentrasi otak.

5. Bayam
Bayam yang memiliki kandungan kalium dipercaya sebagai salah satu makanan yang bisa meningkatkan konsentrasi. Kalium bisa merawat otak, meningkatkan daya pikir dan daya ingat. Konsumsi sayur bayam secara rutin bisa menjadi cara meningkatkan konsentrasi yang bisa Anda lakukan.

6. Blueberry
Merupakan salah satu makanan yang bisa menjadi cara meningkatkan konsentrasi. Blueberry memiliki kandungan antioksidan yang bisa meningkatkan daya ingat dan kerja otak. Tidak hanya itu, buah ini juga dipercaya bisa melindungi otak dari kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. ** Baca juga: Cari Tahu Apa Saja Nutrisi dalam Pasta

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Bedakan Tanda Lupa Normal & yang Perlu Diwaspadai

Kabar6-Seiring usia, banyak perubahan terjadi pada tubuh. Salah satu yang mengalami penurunan berkaitan usia adalah otak. Koneksi antara sel-sel otak membuat ingatan berubah seiring usia.

Protein dan hormon yang memelihara otak juga mengalami penurunan. Nah, hal yang sebaiknya diperhatikan adalah Anda dapat membedakan lupa normal karena usia, atau lupa yang sebaiknya perlu diwaspadai. Melansir medcom, berikut tanda-tandanya:

1. Tidak semua detail
Normal: Anda lupa bertemu dengan teman tetapi mengingatnya kemudian. Atau mengingat pernikahan yang Anda hadiri tahun lalu tapi lupa dengan siapa saja Anda bertemu.

Waspada: Anda melewatkan sebagian besar janji. Bertanya kepada teman dan keluarga untuk tentang detail berulangkali. Anda lupa acara yang baru saja Anda kunjungi atau percakapan yang baru saja Anda lakukan.

2. Angka
Normal: Salah saat menulis buku cek sesekali. Anda juga lupa membayar beberapa tagihan. Atau alih-alih menuang tiga sendok teh gula, Anda memakai sendok makan.

Waspada: Sulit fokus, membuat rencana, dan menyelesaikan masalah. Angka terasa seperti bahasa asing, membuatnya sulit untuk mengikuti resep atau memahami anggaran rumah tangga.

3. Hanya permainan
Normal: Memerlukan bantuan mengatur jam di microwave atau merekam acara favorit. Anda perlu berpikir selama satu menit saat bermain kartu.

Waspada: Anda tidak tahu menggunakan kompor. Anda lupa aturan permainan bola basket atau tenis atau permainan yang telah dimainkan atau tonton selama puluhan tahun.

4. Meletakkan barang
Normal: Anda perlu memeriksa saku, meja dapur, mobil sebelum kembali ke tempat gantungan kunci di belakang pintu dan menemukan kunci yang Anda cari.

Waspada: Anda meletakkan barang-barang di tempat-tempat aneh, seperti telepon Anda berakhir di freezer. Anda tidak dapat mengingat ke mana Anda harus mencari barang, atau menyalahkan orang lain karena mencuri barang.

5. Hari
Normal: Sesekali Anda tidak memikirkan hari apa ini. Namun mengetahuinya saat diperlukan.
Waspada: Seluruh gagasan akan waktu terasa membingungkan. Anda mungkin tahu yang terjadi sekarang tapi sama sekali lupa dengan pengalaman minggu lalu.

6. Bagaimana saya bisa sampai ke sini
Normal: Anda berjalan-jalan dan sulit mengingatnya seumur hidup. Sesekali lupa nama jalan ketika memberi arah. Namun dalam beberapa menit, Anda ingat bagaimana menuju tempat yang sudah dikenal.

Waspada: Tidak dapat menemukan jalan pulang atau tersesat atau merasa bingung di tempat yang Anda kenal.

7. Lupa nama benda/sesuatu
Normal: Anda lupa nama sesuatu. Meski kerap sudah ada di ujung lidah, Anda sulit mengucapkannya.

Waspada: Anda menyebut sesuatu dengan nama yang salah dan kadang terlalu jauh. Seperti Anda menyebut ‘sendok’ dengan ‘tempat tidur’. Atau tiba-tiba berhenti di tengah kalimat dan tidak tahu apa yang Anda katakan. Anda mengalami kesulitan mengikuti percakapan.

8. Membutuhkan waktu sendiri
Normal: Kesibukan pekerjaan, keluarga, dan tuntutan sosial membuat Anda ingin terlepas dari semuanya dan melakukan hal-hal yang disukai.
Waspada: Anda tidak mengikuti olahraga yang biasanya diikuti. Atau mencoba menghindari menghabiskan waktu bersama orang untuk menyembunyikan masalah.

9. Lupa nama orang
Normal: Anda hampir menyebutkan nama teman yang sudah lama tidak bertemu tapi lantas lupa. Anda menyebut nama anak perempuan saat ingin memanggil cucu.
Waspada: Tidak dapat mengingat nama putra Anda.

10. Kesulitan merawat diri
Normal: Bergegas keluar rumah tanpa menyikat gigi atau lebih buruk lagi lupa menutup resleting celana.
Waspada: Anda tidak hanya lupa melakukan sesuatu tapi lupa caranya. Anda kebingungan bagaiamana cara memakai baju.

11. Ingatan Anda bukan masalah
Normal: Mengkhawatirkan ingatan Anda, tetapi keluarga Anda merasa tidak ada yang salah.

Waspada: Keluarga khawatir tentang sifat pelupa Anda, tetapi Anda tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Anda tidak tahu apa yang sedang terjadi. ** Baca juga: Aturan Sehat Berbuka Puasa

Banyak hal yang dapat menyebabkan gangguan memori, seperti Alzheimer atau jenis demensia lainnya. Hal tersebut salah satu kemungkinan, tetapi ada penyebab lain, misalnya kekurangan B12, vitamin yang merupakan nutrisi bagi otak. Penyebab lainnya adalah depresi, masalah tiroid, atau bahkan tidak minum cukup cairan.(ilj/bbs)




Waspada, Stres Dapat Picu Demensia

Kabar6-Para ahli dari Alzheimer’s Society di Inggris, telah melakukan penelitian lebih dalam dan menemukan sebuah bukti ilmiah. Disebutkan, stres terjadi saat tubuh harus memberikan respon pada situasi yang dapat menimbulkan bahaya. Gejalanya antara lain jantung yang berdebar atau berdetak lebih cepat, berkeringat, dan otot yang tegang.

Gejala-gejala tersebut harusnya memudar, begitu bahaya berlalu. Tapi gejala tersebut justru terus berlanjut pada beberapa orang. Tentu saja stres yang berkepanjangan, bisa memberikan dampak serius dan memiliki efek negatif pada seseorang secara emosional, mental, serta fisik. Melansir gulalives, ada banyak alasan mengapa stres dapat memicu demensia. Karena stres mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang diketahui memainkan peran penting dalam perkembangan demensia itu sendiri. Hormon kunci yang dilepaskan ketika seseorang mengalami stres adalah hormon kortisol. Hormon ini terbukti berkaitan dengan masalah memori.

Stres juga berkaitan erat dengan kondisi seperti depresi dan kecemasan, yang menurut para peneliti dari Alzheimer’s Society juga bisa meningkatkan risiko demensia. Beberapa penelitian menemukan bukti, stres memiliki dampak langsung pada beberapa mekanisme yang mendasari demensia, saat dilakukan uji coba terhadap hewan.

Para peneliti mengaku kesulitan dalam menyelidiki hal ini, karena tiap orang pasti mengalami stres dengan cara yang berbeda, dan kemampuan mereka untuk mengatasinya pun tak sama. Jadi tidak mudah untuk mengukur secara tepat seberapa parah stres yang dirasakan oleh seseorang.

Hal ini karena ada juga faktor lain memainkan perannya dan sulit untuk dipisahkan seperti perasaan cemas, depresi, dan kurang tidur, di mana semuanya dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Komplikasi ini berarti bahwa sulit untuk melakukan penelitian dengan kualitas tinggi, tentang benar atau tidaknya stres dapat memicu demensia.

Stres memang memiliki peran sebagai pemicu demensia, tapi sebenarnya bukan menjadi faktor utama. Karena masih banyak yang harus dipahami tentang hubungan antara stres dan risiko demensia.

Sebuah penelitian yang didanai oleh Alzheimer’s Society, menguji kebenaran tentang hal ini. Clive Holmes, ketua penelitian tersebut, mengungkapkan bahwa memahami peran sistem kekebalan tubuh dalam risiko penyakit Alzheimer adalah penting.

Karena stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh. Ia juga mengungkapkan dalam penelitiannya, hal-hal seperti duka cita atau pengalaman traumatis, juga menjadi faktor yang dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh.

Dalam penelitian tersebut, mereka memonitor 140 orang berusia di atas 50 tahun dengan masalah memori ringan, selama lebih dari 18 bulan. Penelitian dilakukan untuk tingkat stres dan setiap gerakan dari gangguan kognitif ringan, hingga demensia.

Dan sekira 60 persen dari mereka yang hidup dengan gangguan ini, terus mengembangkan Alzheimer. Hasil penelitian bahkan menunjukkan, stres yang dialami wanita paruh baya, 65 persen lebih mungkin berkembang menjadi demensia.

Ilmuwan dari Universitas Gothenburg di Swedia juga menemukan, mereka yang mengeluh stres secara berulang, termasuk masalah iritasi, kecemasan, atau gangguan tidur juga dapat mengembangkan demensia di usia tua, dibandingkan dengan mereka yang terbebas dari kekhawatiran tersebut. Stres juga dapat memicu kondisi berbahaya lain seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan multiple sclerosis. ** Baca juga: Begini Cara Artis Korea Jaga Berat Badan Tetap Stabil

Lantas, mengapa stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang meningkatkan risiko serangan jantung? Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh. Selain itu, kolesterol tinggi juga merupakan kondisi yang terjadi karena stres, sebab kolesterol merupakan hasil sampingan dari kortisol.(ilj/bbs)




Jangan Anggap Sepele Bahaya Tidur Terlalu Lama

Kabar6-Tiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda, tergantung pada usia, aktivitas sehari-hari, gaya hidup, serta kondisi kesehatan. Disebutkan, waktu tidur ideal untuk orang dewasa antara tujuh hingga sembilan jam.

Sementara lanjut usia (lansia) membutuhkan waktu tidur ideal sekira tujuh hingga delapan jam. Meskipun demikian, kebutuhan tidur bisa berubah tergantung seberapa baik kualitas tidur Anda.

Seseorang dikatakan tidur terlalu lama jika memiliki waktu tidur lebih dari kebutuhan tidur ideal, sering kesulitan bangun pada pagi hari, sering mengantuk saat aktivitas, atau tetap merasa mengantuk setelah tidur siang.

Padahal jika hal ini terus menerus terjadi, tentu akan berbahaya bagi kesehatan. Melansir Alodokter, apa saja sih bahaya tidur terlalu lama, atau melebihi waktu ideal?

1. Sakit kepala
Sering tidur terlalu lama pada siang hari sehingga sulit tidur pada malam hari, akan membuat Anda mengalami sakit kepala pada keesokan harinya. Hal ini terjadi karena tidur terlalu lama dapat mempengaruhi kerja senyawa kimia di otak.

2. Obesitas
Penelitian mengungkapkan, orang yang biasa tidur lebih lama atau sekira sembilan hingga 10 jam pada malam hari cenderung akan mengalami obesitas dibanding orang-orang dengan jam tidur yang normal. Hal serupa juga dapat terjadi pada kondisi kurang tidur.

3. Diabetes
Tidur terlalu lama atau terlalu sedikit, berpengaruh pada peningkatan risiko diabetes. Penelitian menunjukkan, orang yang sering tidur terlalu lama atau kurang tidur, lebih berisiko mengalami gangguan dalam pengaturan kadar gula darah.

4. Gangguan mental
Depresi dan gangguan tidur seperti insomnia memiliki hubungan yang erat. Namun, sebanyak 15 persen penderita depresi juga mengalami masalah tidur terlalu lama. Tidur terlalu lama lebih sering terjadi pada penderita depresi dari usia dewasa muda atau mereka yang memiliki gangguan bipolar. Selain itu, tidur terlalu lama juga dapat menyebabkan gangguan memori, kecemasan, dan mudah lelah.

5. Penyakit jantung
Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang memiliki kebiasaan tidur antara sembilan hingga 11 jam setiap malam lebih berisiko terkena penyakit jantung dibanding wanita yang biasa tidur selama delapan jam setiap malam. Tidur terlalu lama dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan hal ini membuat seseorang yang sering tidur terlalu lama menjadi lebih rentan sakit.

6. Sakit punggung
Bahaya tidur terlalu lama dengan posisi telentang bisa menyebabkan sakit punggung. Untuk mengurangi rasa sakit itu, dokter menyarankan agar mengurangi kelebihan jam tidur atau mulai membiasakan tidur secara teratur dengan jumlah jam tidur yang normal. ** Baca juga: Benarkah Pizza Beku Bisa Picu Hipertensi?

Jadi, untuk mendapatkan manfaat tidur yang sesungguhnya, kualitas tidur Anda harus diperbaiki. Tidur yang berkualitas belum tentu lama. Sebaliknya, tidur yang terlalu lama belum tentu berkualitas.(ilj/bbs)




Kebiasaan Harian yang Jaga Kinerja & Kualitas Kesehatan Otak

Kabar6-Kesibukan yang banyak menyita waktu membuat kita membutuhkan kinerja otak secara optimal. Untuk meningkatkan kinerja otak itulah Anda perlu menjalankan kebiasaan dan gaya hidup sehat.

Bagaimana agar kinerja dan kesehatan otak terjaga kualitasnya? Melansir berbagai sumber, rutin berolahraga memiliki banyak efek baik, bukan hanya berpengaruh pada otot tubuh, tetapi juga pada kesehatan otak.

Olahraga mempunyai efek menjaga kesehatan otak, mempertajam kemampuan berpikir kognitif, meningkatkan kemampuan mengingat. Rutin berolahraga untuk jangka panjang juga membantu melindungi otak dari penurunan fungsi (degenerasi) seiring bertambanya usia.

Hal lain, efek buruk kurang tidur bisa mempengaruhi fungsi dan kinerja otak. Kemampuan mengingat dan mempelajari hal baru juga akan mengalami penurunan saat Anda kekurangan tidur. Kemudian, sinar matahari seringkali dimusuhi karena selain tidak nyaman, kita pun takut akan bahaya sinar UV yang bisa mengganggu kesehatan kulit. Faktanya, vitamin D yang terkandung di dalam sinar matahari punya efek baik untuk tubuh yang juga diperlukan otak untuk berfungsi optimal dan memperlambat proses penuaan otak. Nah, jalan atau lari pagi bisa jadi opsi untuk menyerap sinar matahari dan vitamin D untuk tubuh dan otak.

Selain itu juga biasakan mengonsumsi makanan bernutrisi. Makan bukan hanya asal kenyang, tetapi kualitas nutrisi dan gizi yang terkandung di dalamnya juga penting. Asupan makanan yang kaya antioksidan, Vitamin E, dan asam amino baik untuk tubuh dan otak Anda. Kacang-kacangan, blueberry, dan rutin mengonsumsi avokad adalah beberapa makanan yang baik untuk mendukung kesehatan dan kinerja otak Anda.

Jangan remehkan untuk membina hubungan baik. Orang-orang di sekeliling kita mulai dari sahabat, keluarga, hingga rekan kerja punya peran penting terhadap kinerja otak Anda. ** Baca juga: Kesalahan dalam Menjaga Kebersihan yang Tanpa Sadar Sering Dilakukan

Saat Anda merasa kesepian, kondisi psikologis dan kemampuan berpikir kognitif akan ikut terganggu. Lebih jauh lagi, rasa kesepian punya efek jangka panjang yang bisa memengaruhi dan mengganggu siklus tidur Anda, dan punya efek negatif terhadap kesehatan tubuh Anda.(ilj/bbs)