1

Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan, Dinkes Lebak Gandeng Paraji

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, mencatat, angka kematian ibu (AKI) melahirkan hingga Agustus 2020 mencapai 22 kasus.

Sementara pada tahun 2019, jumlah AKI sebanyak 39 kasus. Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 59 kasus.

Kepala Dinkes Lebak, Triyatno Supiono, mengatakan, AKI menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kabupaten Lebak. Maka itu, sejumlah upaya dilakukan untuk menekan, salah satunya dengan menjalin kemitraan dengan paraji desa.

“Dinkes berupaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan di masyarakat, salah satunya menjalin kemitraan dengan paraji desa yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan persalinan di tingkat desa,” kata Triyatno kepada wartawan, Rabu (19/8/2020).

Kata Triyatno, perlu kerja keras bersama berbagai pihak dalam menekan AKI maupun angka kematian bayi (AKB). Perbup Nomor 26 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Bayi sudah mengatur tentang tugas dan fungsi pihak terkait dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

**Baca juga: Warga Meninggal Tersambar Petir di Cilograng Lebak Diusulkan Dapat Santunan.

“Mulai dari tugas suami, keluarga, kades, dukun, tenaga kesehatan dalam hal ini bidan, camat sampai dengan Dinkes. Perbup juga mengatur bahwa di rumah ibu hamil harus dipasang bendera yang menandakan bahwa di rumah tersebut ada ibu yang sedang hamil. Jadi masyarakat bisa peduli terhadap keselamatan ibu dan bayi yang dikandung,” papar Triyatno.(Nda)




Di Serang, Ayah Cabuli Anak Tiri Hingga Melahirkan

Kabar6- INY (13), perempuan korban pencabulan bapak tiri hingga hamil dan melahirkan anak perempuan.

Adalah AKM (45) ayah sambung yang melakukan perbuatan tak terpuji terhadap anak tirinya di kawasan  Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten.

Aksi pencabulan terhadap INY terakhir kali dilakukan sang ayah pada Sabtu (1/8/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun, aksi pencabulan ini pertama kali dilakukan AKM dengan modus mengajak putri tirinya makan bakso.

AKM bersama anak tirinya itu keluar rumah memilih jalan sepi melewati pinggir kali. Saat melewati semak-semak, AKM memaksa INY melayani nafsu bejatnya itu.

“Sesampainya di pinggir kali, korban langsung di setubuhi oleh pelaku. Setelah disetubuhi korban baru dibelikan bakso oleh pelaku,” kata Kasatreskrim Polres Serang, AKP Arif Nazaruddin, melalui sambungan selulernya, Selasa (4/8/2020).

Arif menambahkan terakhir kali, perbuatan cabul dilakukan AKM pada 01 Agustus 2020 sekitar pukul 20.00 WIB.

Saat itu INY berada di dalam kamar. Pelaku dengan leluasa kembali mengulangi perbuatan bejatnya itu.

“Dalam kamar pelaku menyetubuhi korban hingga hamil dan melahirkan anak perempuan,” terangnya.

**Baca juga: 9 Tersangka Ditangkap dalam Penyelundupan 159 Kilogram Ganja di Serang.

AKM ditangkap petugas tanpa perlawanan, Senin (3/8/2020) pukul 10.00 WIB. Atas perbuatannya itu, kata Arif pelaku dikenakan hukuman Pasal 81 ayat 1 dan 2, junto Pasal 82 ayat 1, Undang-undang (UU) RI nomor 17 tahun 2016, tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.(Dhi)




Wanita di AS Melahirkan dalam Kondisi Koma Karena Positif COVID-19

Kabar6-Mungkin ini yang dinamakan mukjizat. Seorang wanita asal Vancouver, Amerika Serikat (AS), bernama Angela Primachenko (27), berhasil melahirkan seorang anak dalam kondisi mengalami koma.

Angela sendiri, melansir Dailymail, dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 dan harus menggunakan ventilator, di saat usia kehamilannya sudah mencapai 33 minggu setelah mengalami gejala demam yang tinggi. Diketahui, dalam waktu delapan hari dirawat di Legacy Salmon Creek Medical Center, Angela mengalami peningkatan gejala dan akhirnya koma.

Dokter yang merawat Angela kemudian memutuskan untuk melakukan tindakan induksi atau proses stimulasi untuk merangsang kontraksi rahim sebelum kontraksi alami terjadi.

Ini dilakukan mengingat Angela sudah hamil tua, dan tindakan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan dirinya serta bayi dalam kandungan. ** Baca juga: Aneh, Tempat Sampah Ini ‘Mengambang’ Akibat Terlalu Lama Lockdown

“Jelas tidak ada yang menyangka bahwa saya akan sakit (COVID-19), jadi tidak, sama sekali tidak, dan saya tidak berharap akan melahirkan anak pada saat itu,” kata Angela. “Setelah semua perawatan dan pengobatan aku terbangun dan tiba-tiba aku tidak lagi memiliki perut (hamil) dan itu sangat mengejutkan.”

Setelah dilakukan pengecekan, bayinya yang diberi nama Ava menunjukkan hasil negatif COVID-19. Namun, Angela pun harus menunggu sampai ia dinyatakan sembuh agar diperbolehkan bertemu sang buah hati.(ilj/bbs)




Warga Lebak Melahirkan di Jalan Rusak, PKS Kritik Skala Prioritas Pemda

Kabar6.com

Kabar6-Kasus Sari (28), seorang ibu di Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten yang melahirkan di jalan rusak saat hendak menuju puskesmas menjadi sorotan.

Dian Wahyudi, anggota Fraksi PKS DPRD Lebak, mengaku heran kondisi jalan poros desa tersebut masih tidak ada perubahan, sama seperti saat ia menuju Curug Cibatungeunah beberapa tahun lalu.

“Masih berbatu dan kendaraan selip saat kondisi hujan. Padahal, Cibarani punya potensi destinasi wisata luar biasa, berbatasan langsung dengan Badui, memiliki beberapa curug yang indah dan nilai-nilai kearifan lokal kasepuhan adat Cibarani,” kata Dian dalam keterangan tertulis, Minggu (15/3/2020).

Ketua DPD PKS Lebak ini mengapresiasi kesigapan bidan desa yang membantu menolong persalinan hingga Sari dan bayinya selamat. Namun, Dian menyoroti tentang pembangunan infrasruktur yang menjadi skala prioritas pemerintah daerah (Pemda).

“Menentukan skala prioritas pembangunan dan tepat sasaran. Bisa memilih skala prioritas yang memiliki dampak langsung kepada masyarakat,” ujarnya.

Dian menekankan, hasil Musrenbang harus menjadi acuan skala priotitas pembangunan infrastruktur Pemkab Lebak sebagai bagian dari memenuhi rasa keadilan masyarakat.

“Lalu persoalan kewenangan ruas jalan desa, poros desa dan kabupaten harus jelas. Kalau ada masalah anggaran diharapkan cepat mendapat solusi agar tidak terjadi hal tidak diinginkan,” kata Dian.

**Baca juga: Ibu Melahirkan di Jalan, Desa Cibarani 10 Tahun Usulkan Puskemas Pembantu.

Lebih lanjut Dian menyebut, ruas jalan kabupaten, Cirinten-Cigemblong sebagai akses utama menuju Desa Cibarani juga kerap mengalami kerusakan.

Padahal, jika diperbaiki, akses Lebak tengah (Leuwidamar, Bojongmanik, Cirinten) menuju Lebak selatan (Cigemblong dan Malingping) tidak harus memutar menuju Gunungkencana.

“Jadi tidak salah jika Kepala Desa Cibarani, Dulhani mengatakan jika desanya belum merdeka,” tandasnya.(Nda)




Ibu Hamil Melahirkan di Jalan, Begini Kata Bupati Lebak Iti

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya meminta masyarakat melihat secara utuh kejadian yang dialami Sari (28) warga Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten. Ia terpaksa harus melahirkan di jalan saat hendak menuju puskesmas.

“Hanya ngelihat gambarnya aja bukan videonya. Di video itu kan ada petugas (Kesehatan) kami, jadi clear kan lah itu,” kata Iti, seusai Rakor Forum HRD, di Gedung PKK, Rangkasbitung, Rabu (11/3/2020).

Bupati yang baru mendapat penghargaan Karya Bhakti Peduli Satpol PP dari Mendagri Tito Karnavian ini, berharap, publik tidak menjelekkan pemerintah daerah.

“Jangan selalu mendiskreditkan kami dan menganggap kami tidak bekerja apa-apa. Sisi lainnya, petugas cepat tanggap menangani,” ujar Iti.

Iti mengatakan, saat akan menuju puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Karang Nunggal, sepeda motor yang ditumpangi Sari mengalami pecah ban.

**Baca juga: Wanita Hamil di Lebak Melahirkan di Jalan, Begini Sulitnya Akses ke Puskesmas.

“Karena ban nya pecah, dia duduk di jalan. Karena sudah kontak dengan petugas dan petugas datang ditolong proses persalinannya. Alhamdulillah selamat,” katanya.

Sari melahirkan di pinggir jalan saat akan menuju puskesmas pada Senin, 9 Maret 2020. Sedangkan menuju Pustu Karang Nunggal, Sari yang berada di kampung Pasir Sempur harus menempuh jarak berkilo-kilometer dengan kondisi jalan yang di beberapa titik sulit dilalui kendaraan lantaran masih bebatuan dan tanah. Sementara jarak ke Puskesmas Cirinten mencapai 20 kilometer.(Nda)




Wanita Hamil di Lebak Melahirkan di Jalan, Begini Sulitnya Akses ke Puskesmas

Kabar6.com

Kabar6-Sari (28) warga Kampung Pasir Sempur RT 05 RW 01, Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak harus melahirkan di tempat yang membuat hati miris.

Perempuan yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga tersebut melahirkan di tengah jalan poros desa yang menghubungkan antara Desa Cibarani dengan Desa Karangnunggal.

Kepala Desa Cibarani, Dulhani, mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat Sari hendak menuju pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang berada di Desa Cirinten yang jaraknya 20 kilometer.

“Iya, dia mau ke puskesmas melahirkan di tengah jalan sekitar Senin kemarin jam setengah 3 sore lah. Dia naik motor dibonceng, terus ban motornya pecah,” kata Dulhani, saat dihubungi, Selasa (10/3/2020).

Dulhani menuturkan, Sari terpaksa ke puskesmas yang lokasinya jauh dari rumah karena tidak ada puskesmas pembantu di wilayah tersebut. Selain jarak yang jauh, kondisi jalan menuju puskesmas pun masih sulit dilalui kendaraan.

“Masih bebatuan sekitar 3 kilometer lah yang rusak jalannya,” ujar Dulhani.**Baca juga: Cerita Ibu Hamil di Cibarani Lebak Melahirkan di Pinggir Jalan Rusak.

Kata Dulhani, Sari sempat mendapat pertolongan dari bidan desa yang melintas di jalan tersebut dan dibawa ke  puskesmas menggunakan mobil. “Alhamdulillah, ibu dan bayinya sehat dan sudah pulang dari puskesmas,” katanya.(Nda)




Cerita Ibu Hamil di Cibarani Lebak Melahirkan di Pinggir Jalan Rusak

Kabar6.com

Kabar6-Seorang ibu rumah tangga bernama Sari berusia 28 tahun Warga Kampung Sempur, Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, harus melahirkan anak keduanya di tengah perjalanan menuju puskesmas.

Sari melahirkan buah hatinya di pinggir jalan saat menunggu ban sepeda sepeda motor yang ditumpanginya ditambal karena bocor. Kejadian yang dialami Sari terjadi pada Senin, 10 Maret 2020 sekitar pukul sekira 14.30 WIB

“Iya, mau ke puskesmas tapi keburu melahirkan di tengah jalan. Dia dibonceng naik motor sama saudaranya karena suaminya lagi ke kebun. Nah, pas di jalan ban motornya bocor,” kata Kepala Desa Cibarani Dulhani, saat dihubungi, Selasa (10/3/2020).

Ditengah kondisi Sari yang lemas tidak berdaya setelah proses melahirkan, Sari mendapat pertolongan dari bidan desa yang melintas di lokasi tersebut. Sari segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat menggunakan mobil untuk mendapat perawatan.

**Baca juga: MA Batalkan Kenaikan Iuran BPJS, Pemkab Lebak Optimis UHC Terwujud.

“Kebetulan bidan mau undangan ke tempat pernikahan ke Pasir Gembong dan itu diberi tahu oleh Kaur Pemerintahan,” ucapnya.

Dulhani mengatakan, setelah mendapat perawatan, Sari dan bayinya sudah kembali pulang ke rumah. Keduanya kata Dulhani dalam kondisi sehat.”Sehat alhamdulillah, Sari dan anaknya sudah pulang ke rumah,” imbuh Dulhani.(Nda)




Cerita Korban Banjir Bandang Melahirkan di Huntara Kabupaten Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Siti Nuriyah (22) melahirkan anak keduanya dilokasi pengungsian ditemani sang suami bernama Wahyudin (25). Keduanya merupakan korban banjir bandang dan tanah longsor di Desa Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, awal tahun lalu.

Kisah berawal saat sang istri mengeluhkan rasa mulas dan kontraksi di kehamilannya. Kemudian sang suami menghubungi Pokja Relawan Banten yang sudah 48 hari berada dilokasi bencana untuk meminta bantuan melahirkan istrinya.

Lantaran menuju lokasi yang sulit dan cukup jauh, bayi yang kemudian diberi nama Wulan itu melahirkan di pengungsian dengan bantuan taraji atau dukun beranak di kampung.

“Sebelumnya tim medis Pokja Relawan Banten, sudah memawarkan pada Kang Wahyudin untuk membawa istrinya ketempat yang lebih layak, tapi ada sedikit miss Komunikasi, sehingga ya seperti ini jadinya, terpaksa melahirkan anak keduanya di pengungsian,” kata anggota Pokja Relawan Banten, Eggi Ramadhan (38), saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Selasa (18/02/2020).

Kini, kondisi Siti dan Wulan dikabarkan dalam kondisi sehat dan stabil. Siti dan Wahyudin bersama kedua anaknya masih tinggal di Huntara, meski telah melahirkan.

**Baca juga: Bupati Lebak Ngamuk, Marahi Sopir Truk Fuso Tanah.

Eggi menceritakan Siti dan Wulan membutuhkan susu, pakaian, dan makanan tambahan untuk ibu baru melahirkan. Lantaran dilokasi pengungsian, segala sesuatunya masih terbatas. Pokja Relawan Banten mengharapkan pemerintah dan para donatur untuk membantu Siti dan Wulan.

“Lahir di tolong Paraji, karena Tim medis dari Dinkes Kabupaten Lebak kan enggak stanby sampai malam. Ibu bayi membutuhkan susu atau nutrisi untuk kebutuhan ibu melahirkan dan peralatan bayi,” jelasnya.(Dhi)




Heboh! Seorang Wanita Asal Afsel yang Telah Meninggal Dunia Melahirkan dalam Peti Mati

Kabar6-Sebuah peristiwa menghebohkan terjadi di Afrika Selatan (Afsel). Jasad seorang wanita bernama Nomveliso Nomasonto Mdoyi (33), tiba-tiba melahirkan setelah 10 hari disemayamkan.

Kabar tersebut disampaikan oleh petugas rumah duka yang menemukan jasad bayi dalam peti Nomveliso. Pihak keluarga sendiri, melansir popculture, tidak mengetahui bahwa Nomveliso tengah hamil. Nomveliso yang tinggal di desa Mthayisi, Provinsi Eastern Cape, diketahui telah memiliki lima orang anak yang masih kecil.

Ia meninggal dunia setelah mengalami sesak napas sepulang bekerja. “Saat kami akan memindahkan jenazah ke peti mati, kami menemukan ada bayi yang baru dilahirkan di antara kaki mendiang,” ungkap Fundile Makalena, direktur rumah pemakaman Lindokuhle Funeral.

Makalena sangat kaget melihat peristiwa yang tak pernah ia alami selama 20 tahun mengurusi jenazah di rumah duka tersebut. Bahkan saking ketakutan, Makalena tak sempat melihat jenis kelamin bayi tersebut.

“Bayi itu juga dalam kondisi meninggal dunia. Kami amat terkejut dan ketakutan sehingga kami bahkan tak mengetahui jenis kelamin bayi itu,” imbuh Makalena.

Tak hanya staf rumah duka yang merasa terkejut, ibu mendiang Nomveliso bernama Mandzala Mdoyi (76) sendiri tak tahu jika putrinya itu tengah hamil saat meninggal dunia.

“Saya sudah hidup lebih dari 70 tahun dan tak pernah mendengar hal semacam ini. Mengapa ini terjadi kepada putri saya,” kata Mandzala. ** Baca juga: Ditelantarkan Sejak Kecil, 3 Orang Anak Aniaya Jenazah Ayahnya

Kasus seperti yang dialami Nomveliso memang jarang terjadi. Hal ini karena apabila ibu hamil meninggal dunia, janin akan dikeluarkan dari rahim sebelum akhirnya dimakamkan. (ilj/bbs)




Polisi Pandeglang Selidiki Kasus Perempuan Muda Melahirkan di Bus

kabar6.com

Kabar6-Polisi masih menyelidiki terkait adanya seorang perempuan muda diduga hendak melahirkan saat menumpangi bus Jurusan Labuan – Kali Deres.

Saat itu wanita asal Pandeglang berinisial IW (20) akan bertolak dari Jakarta ke Pandeglang, dalam perjalanan IW tiba-tiba mengeluhkan mules.

Kasatreskrim Polres Pandeglang AKB DP Ambarita belum bisa lebih detail menjelaskan kasus tersebut karena saat ini masih dalam proses lidik.

“(Bayi itu) Meninggal di bus di TKP (Tempat Kejadian Perkara) luar kita. Ya, (masih lidik),”kata Ambarita saat dikonfirmasi, Senin (13/1/2020).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus tersebut bermula saat IW dari Jakarta menuju Pandeglang pada Kamis 9 Januari lalu ditengah berjalan ia mengeluhkan mules. Setelah itu, warga membantu dan menghubungi ambulance milik salah satu rumah sakit di Serang.

Saat menuju rumah sakit IW melahirkan prematur berusia 6 bulan, setelah IW dan bayinya yang diketahui berjenis kelamin laki-laki mendapatkan perawatan, IW mendapatkan informasi jika bayinya meninggal. Lantaran tak memiliki biaya untuk akhir IW membawa bayinya itu ke rumah temannya yang berada di Kecamatan Bojong.

Kapolsek Bojong AKP Sukarman membenarkan adanya kasus tersebut. Setelah mendapatkan laporan dari masyarakat, pihaknya langsung membawa jenazah bayi tersebut ke RSUD Berkah Pandeglang untuk dilakukan otopsi.

“Warga nelpon ke kami dan kami tindaklanjuti dengan membawa bayi tersebut ke rumah sakit,” kata Sukarman.

Berdasarkan hasil otopsi, kata dia, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada bayi tersebut. Menurutnya, bayi tersebut meninggal diduga karena lahir prematur saat menumpangi bus dari Jakarta arah Labuan.

“Gak ada-ada tanda-tanda kekerasan. Berdasarkan hasil otopsi bayi itu prematur, saat melahirkan di bus,” katanya.

**Baca juga: Pandeglang Bantu Rp 100 Juta untuk Korban Banjir Bandang Kabupaten Lebak.

Sukarman menjelaskan, saat IW membawa bayi ke rumah temannya dan hendak menguburkan bayinya di desa tersebut. Namun warga setempat keberatan. Ia menduga, IW hamil diluar nikah. Namun kini bayi tersebut telah ditangani oleh pihak keluarga IW.

“Itu kan orang luar malam datang ke Cahya mekar. Dia bawa bayi dalam keadaan meninggal. Karena mau menguburkan, dia kan orang luar (warga keberatan). mungkin dia hamil diluar nikah. Awalnya ngaku mau pulang kampung dia punya teman di bojong akhirnya ke Bojong. Sudah ditangani sama keluarganya juga,”tandasnya.(Aep)