1

Camat Setu: Rumah Terdampak Tanah Longsor 2 Pintu

Kabar6.com

Kabar6-Aparatur wilayah di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, telah meninjau lokasi permukiman warga di Kampung Cipeucang RT 03/03, Kademangan yang rusak akibat tanah longsor. Material tanah longsor telah menerjang bangunan rumah kontrakan.

“Dari lima pintu kontrakan yang terkena dampak longsor adalah dua pintu kontrakan bagian belakang tertimbun tanah,” kata Camat Setu, Hamdani, Minggu, (2/2/2020).

Menurutnya, saat ini telah dilakukan pemangkasan pohon yang dilakukan oleh tim Unit Cepat Tanggap Kecamatan Setu dibantu dengan warga setempat serta instansi lainnya. Pemangkasan pohon sebaagi antisipasi adanya longsor susulan.

**Baca juga: Satu Rumah di Tangsel Tertimbun Tanah Longsor.

Hamdani juga menghimbau agar warga yang masih bermukim di lokasi tersebut agar tetap waspada serta berhati-hati. Hal ini mengingat saat intensitas cuaca kurang bersahabat.

“Saya juga sudah koordinasi dengan PU (Dinas Pekerjaan Umum). Dan rencananya mau dibikin brojong pada tebing setinggi 10 meter di lokasi longsor,” jelas Hamdani.(eka)




Satu Rumah di Tangsel Tertimbun Tanah Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Satu unit bangunan rumah di Kampung Cipeucang RT 03/03 Kelurahan Kademangan, Setu, Kota Tangerang Selatan, rusak cukup berat. Insiden tersebut terjadi saat curah hujan mengguyur kawasan pemukiman tersebut.

“Rumah milik almarhum Bapak Pai tertimbun tanah longsor,” ungkap Kapolsek Cisauk, Komisaris Rolando Victor Hutajulu kepada kabar6.com, Minggu (2/2/2020).

Ia mengutarakan, longsor terjadi karena kondisi tanah yang labil. Peristiwa itu diketahui polisi dari ketua RT setempat yang melapor ke pihak kelurahan.

**Baca juga: Gubernur Wahidin: Varietas Durian Banten Sangat Bagus.

“Saat ini keluarga korban longsor sudah diungsikan ke tetangga terdekat menghindari terjadinya longsor susulan,” jelas Rolando.

Menurutnya, polisi sudah mengarahkan warga untuk menjauhi titik longsor. “Area sekitar longsor juga sudah dipasang garis polisi,” tambahnya.(eka)




DPRD Dorong Pemprov Banten Lakukan Penelitian Bencana Longsor dan Banjir di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Ketua DPRD Banten, Andra Soni, mendorong Pemprov Banten untuk segera melakukan penelitian lebih lanjut penyebab banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, seperti yang dilakukan oleh Kementrian LHK dan PVMBG. Menurut Andra, selama ini masyarakat selalu disajikan penyebab bencana banjir bandang dan tanah longsor disebabkan oleh pertambangan tanpa ijin (Peti). Namun Pemprov Banten belum menyajikan data berdasarkan penelitian.

“Saat ini kita disajikan bahwa penyeban utama daripada banjir bandang dan longsor ini adalah karena banyaknya Peti di sana, tapi belum ada hasil penelitian dari lembaga resmi yang menyampaikan secara ilmiah melalui penelitian dan kajian terkait penyebab kejadian longsor dan banjir bandang ini,” kata Ketua DPRD Banten, Andra Soni, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Sabtu (25/01/2020).

Menurut Andra, penelitian itu penting bagi Pemprov Banten untuk mengetahui penyebab pasti banjir bandang dan tanah longsor. Hasil kajian itupun nantinya bisa digunakan untuk penanganan dan pencegahan bencana alam maupun pelestarian alam. Selain itu, kajian akademik pun bisa digunakan untuk tahap rehabilitasi dan rekinstruksi korban banjir berikut daerah terdampaknya.

**Baca juga: Pemprov Banten Belum Pastikan Pemicu Banjir dan Longsor di Lebak.

“InsaAllah saya akan mendorong Komisi 5 untuk melakukan rakor lanjutan dengan Pemprov (Banten) terkait lanjutan dari penanganan bencana ini. Kami sangat mengaharapkan pemerintah segera melakukan penelitian khususnya mencari tahu penyebab utama dan penyebab lain. Apakah ini ada karena faktor alam semata atau ada faktor kelalaian manusia dan seterusnya. Sehingga hasil kajian tersebut akan menjdi dasar pemerintah dalam upaya rehabilitasi dan membangun kembali kawasan tersebut,” jelas politisi Gerindra ini.(Dhi)




Pemprov Banten Belum Pastikan Pemicu Banjir dan Longsor di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Provinsi Banten telah mendokumentasikan gambar lewat udara pada titik banjir bandang serta tanah longsor di Kabupaten Lebak. Obyek pemotretan persis di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang menerjang enam kecamatan.

“Kita baru melihat titik-titiknya saja. belum sampai (meneliti),” kata Kepala Cabang Dinas Lingkungam Hidup dan Kehutanan (LHK) Cabang Lebak-Tangerang, Fiva Zabreno, (Sabtu, 25/01/2020).

Menurutnya, untuk melakukan kegiatan penelitian harus dibentuk tim dari organisasi perangkat daerah. Tim erdiri dari Energi Sumber Sumber Daya Mineral serta DLHK.

Fiva juga mengakui hingga kini pihaknya belum mendapatkan hasil penelitian air dan lingkungan di sekitar TNGHS. Apakah mengandung merkuri atau tidak.

“Karena biasanya, penambang emas tradisional akan menggunakan zat kimia berbahaya itu untuk mengolah batuan emas menjadi emas murni,” jelasnya.

**Baca juga: Polda Banten Belum Tetapkan Tersangka Pemilik Tambang Emas Penyebab Banjir Di Lebak.

Menurut Fiva, merkuri bisa mengakibatkan stunting atau pertumbuhan anak-anak menjadi kerdil dan penyakit lainnya. Dampaknya memang tidak bisa dirasakan secara langsung, namun akibatnya bisa berbahaya bagi kesehatan.

“Berbahaya seumpamanya jika digunakan di aktifitas pertambangan. Karena nanti mereka mencucinya di air, airnya mengalir, itu kan nanti bisa dipakai oleh manusia, oleh hewan, dan tumbuhan juga. Dampak negatif, banyak penyakit yang disebabkan zat kimia merkuri, ada kurang pertumbuhannya, orangnya menjadi kecil,” jelasnya.(Dhi)




Kabid Humas Polda Banten: Tambang Ilegal Bukan Penyebab Banjir dan Longsor di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten, buka disebabkan oleh pertambangan tanpa ijin (Peti). Hal itu dikatakan oleh Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardy. Menurutnya, penyebab bencana tersebut dikarenakan melupanya hulu Sungai Cibeurang yang berada di wilayah Kabupaten Bogor dan berbatasan langsung ke Kabupaten Lebak.

“Banjir bandang ini bukan Peti ini penyebab utama, tapi memang kapasitas air yang sangat tinggi, hujan yang sangat gede, dari sumber, hulu sungai arah Bogor itu intensitas tinggi itu yang mengakibatkan bencana itu,” kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi, saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Selasa (22/01/2020).

Edy mengatakan bahwa hingga saat ini, tim Satgas Peti baru memeriksa 12 saksi. Sebanyak delapan orang dari gurandil dan pengawasnya. Sedangkan empat lainnya dari saksi ahli. Namun para bos atau pemilik tambang tanpa ijin belum ada satupun yang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Bahkan saat penelusuran ke sejumlah rumah yang di duga pemilik tambang emas beberapa hari lalu. Para bos tersebut tidak berada dirumahnya. Terlebih, saat pihak kepolisian merazia gulundung atau mesin pengolah biji emas menjadi emas murni, tidak lagi ditemukan adanya aktifitas. Tenda biru itu sudah ditinggalkan pemiliknya.

“(pemilik tambang) ya nanti akan dipanggil, pada saat kemarin dilakukan penyisiran, penertiban itu (gurandil dan bandar emas) tidak ada ditempat. Tentu kan keterangan, informasi yang kita gali dari bawah dulu, dari pekerjanya, dari pengawasnya, dari saksi ahlinya, begitu. Nanti tetap akan diperiksa pengusahanya, pemiliknya, pemodalnya, gitu loh,” terangnya.

Namun Edi belum bisa memastikan secara pasti penyebab bencana alam yang menewaskan sembilan orang dan dua korban lainnya masih dalam status pencarian, di Kabupaten Lebak. Dia mengatakan bahwa kepastian penyebab banjir baru bisa terungkap dalam persidangan dan ada keputusan tetap di pengadilan.

“(Penyebab pasti) ya belum diketahui, karena belum ada penuntutan ke pengadilan, karena masih proses penyelidikan dan penyidikan. Belum ada yang pasti, yang pasti itu di tahap persidangan. Sekarang masih tahap dugaan,” terangnya.

Polres Bogor telah menangkap dua bos emas, sedangkan Polda Banten belum sama sekali menangkap bandarnya. Edy berkilah bahwa pola penanganan dan persoalannya berbeda sehingga tidak bisa disama ratakan.

“Kalau Bogor menangkap ya itu biar, kan punya tanggung jawab masing-masing dengan konstruksi yang berbeda. Enggak ada yang lama, enggak ada kendala. Proses (penyelidikan dan penyidikan) ini kan harus dilewati secara bertahap. Jadi kita hargai, kita tunggu saja prosesnya, prosesnya sedang berjalan,” jelasnya.

Pada Sabtu, 18 Januari 2020, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo bersama Dirjen Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wiratno, Wakapolri Gatot Eddy, dan Bupati Bogor Ade Yasin memantau aktivitas tambang ilegal tersebut melalui helikopter. Hasilnya, terpantau ratusan tenda biru yang di duga sebagai tambang emas dan tempat pengolahan batuan emas menjadi emas murni.

**Baca juga: 591 Pejabat di Lingkungan Pemprov Banten Akan Dicopot.

Doni menyoroti pembukaan lahan dan penggunaan air tanah berlebih yang berpotensi merusak ekosistem di kawasan hulu. Selain itu, penggunaan bahan kimia jenis merkuri dalam aktivitas penambangan tersebut juga mencemari lingkungan dan dapat menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat.

Sebelumnya, pada Selasa 07 Desember 2020 lalu Presiden Jokowi meninjau dan memberikan bantuan kepada korban banjir di Kabupaten Lebak. Dia mengatakan bahwa penyebab banjir bandang dan tanah longsor disebabkan oleh perambahan hutan dan pertambangan emas ilegal. Dia pun sudah memerintahkan agar pertambangan tersebut ditutup.(Dhi)




Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang-Longsor Lebak Diperpanjang

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor selama 14 hari ke depan. Masa tanggap darurat pertama sebelumnya dikeluarkan pada 1 Januari 2020.

“Hasil konsultasi dan melihat kondisi di lapangan. Ini juga untuk memudahkan penanganan-penanganan, rehabilitasi dan recovery (Pasca bencana),” kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, Selasa (14/1/2020).

Inventarisir kerusakan infrastruktur imbas banjir bandang dan longsor yang menerjang enam kecamatan akan dilakukan guna mengetahui mana saja infrastruktur yang masuk dalam kawasan yang akan dibebaskan proyek Waduk Karian.

**Baca juga: Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Banten Diperpanjang.

“Karena ada beberapa dari lembaga dan relawan yang ingin membangun infrastruktur. Saya perintahkan Dinas PUPR untuk berkoordinasi dengan kementerian terkait penanganan jalan dan jembatan. Nah, ini kan harus dipisahkan dari yang bakal jadi genangan (Waduk),” jelas Iti.(Nda)




Ratusan Hektar Lahan Persawahan di Lebak Rusak Imbas Banjir Bandang dan Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak juga menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan rusak.

Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak mencatat, lahan persawahan yang rusak maupun puso imbas bencana di awal tahun seluas 527 hektar.

“Masih data sementara,” kata Kepala Distanbun Lebak, Dede Supriatna, kepada Kabar6.com, Sabtu (4/1/2020).

Lahan persawahan yang rusak berada di Kecamatan Sajira dan Cipanas, tersebar di 15 desa.

Terkait kerusakan dan kerugian akibat banjir bandang, Distanbun Lebak akan membuat posko.

“Posko sebagai info data kerusakan dampak banjir pada sektor pertanian,” ujarnya.**Baca juga: Kunjungi Posko Pengungsi Banjir Bandang, Begini Janji Kapolda Banten.

Selain lahan persawahan, catatan Distanbun Lebak, banyak alat mesin pertanian (Alsintan) yang juga terdampak. Seperti, rumah pompa, traktor, alkon, pompa tenaga surya, penggilingan padi, lantai jemur dan lain-lain.

“Masih terus kami data,” kata Dede.(Nda)




Kumala Sukabumi Galang Dana Bantu Korban Longsor Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Longsor dan banjir bandang yang menerjang Kecamatan Bayah dan Cibeber mengundang keprihatinan berbagai elemen untuk membantu meringankan masyarakat yang terdampak.

Salah satunya mahasiswa asal Lebak yang kuliah di Sukabumi, Jawa Barat. Mereka yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Perwakilan Sukabumi yang menggelar aksi penggalangan dana.

“Tidak banyak yang bisa dihasilkan tetapi semoga bisa membantu saudara kita yang terkena musibah, dan mendorong yang lain untuk melakukan aksi kepedulian yang sama,” kata Ketua Perwakilan Kumala Sukabumi, Sujatna Jiwandana dalam keterangan tertulis, Jum’at (13/12/2019).

**Baca Juga: Pemkab Lebak Pastikan Penanganan Pasca Longsor dan Banjir Bandang Maksimal.

Sujatna mengatakan, berkat kekompakkan kader dan pengurus, aksi penggalangan dana berjalan dengan lancar.

“Ini bukti bahwa meski tinggal di luar daerah, kami selalu ada untuk saudara-saudara kami di Lebak,” ujarnya .

“Hasil penggalangan dana akan langsung kami salurkan kepada masyarakat yang terdampak,” tambah dia.

Lebih lanjut Sujatna berharap, bencana yang terjadi menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk mengkaji dan mengevaluasi, serta melakukan pemulihan lingkungan hidup.

“Khususnya dalam penindakan, semua kegiatan ekstraktif mulai dari hulu-hilir di seluruh sungai, terlebih lagi yang tidak memiliki dokumen lingkungan, karena aktivitas itulah yang paling berkontribusi terhadap bencana ekologis,” bebernya.(Nda)




Pemkab Lebak Pastikan Penanganan Pasca Longsor dan Banjir Bandang Maksimal

Kabar6.com

Kabar6-Asisten Daerah (Asda) II Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak Budi Santoso memastikan, penanganan pasca bencana longsor dan banjir bandang di Kecamatan Cibeber dan Bayah dilakukan secara maksimal.

“Kami semaksimal mungkin menangani. Bayah sudah relatif aman tertangani, tinggal yang Ciusul Cibeber. Tadinya kami menunggu alat berat PT Cemindo yang di jalur Gunung Luhur-Bayah dan PUPR di Citorek-Warungbanten, tapi ternyata pekerjaan mereka juga berat, nah kami kirim satu Loader untuk kampung di Ciusul,” terang Budi, Rabu (11/12/2019).

Budi memastikan kebutuhan logistik dan air bersih untuk masyarakat yang terdampak terpenuhi.**Baca juga: Banjir Bandang di Bayah Lebak, 72 Rumah di Dua Desa Terendam.

“Logistik kami banyak. Air bersih, kami sudah perintahkan mobil tangki ke sana dan mengambil air bersih dari PDAM Cipanas,” ujarnya.

Kata Budi, masih ada beberapa akses menuju Ciusul yang masih tertutup karena infrastruktur rusak maupun material longsor yang menutup jalan.

“Belum semua terbuka, karena kondisinya berat ya. Perlu waktu, tapi kami terus tangani biar kondisinya segera pulih,” tutur Budi yang juga sebagai Komandan Tanggap Darurat BPBD.

**Baca juga: Banjir Bandang Citorek, 9 Orang yang Terjebak di Lubang Galian Selamat.

Budi menjelaskan, fokus pemerintah daerah pada tahap awal pasca bencana yakni penanganan darurat seperti keselamatan warga dan kebutuhan logistik, dan kesehatan.

“Setelah itu baru soal infrastruktur, kalau ada yang rusak bisa ditangani ya segera ditangani. Tahap berikutnya turun untuk mengecek kondisi perbaikan,” kata dia.

“Sekarang sambil pararel ini sudah berjalan, PUPR udah turun. Nanti setelah ada hitung-hitungannya kami sampaikan ke pimpinan, kebijakannya mau pakai BTT atau seperti apa,” jelas Budi.(Nda)




Tiga Rumah Rusak Diterjang Longsor di Cicarucup Girang

Kabar6.com

Kabar6-Tanah longsor di Kampung Cicarucup Girang, Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak.

“Kejadian longsong tebing tanah terjadi pada hari Senin, 9 Desember sekira pukul 16.00 WIB,” kata Ketua Tagana Lebak, Iwan Hermawan, Selasa (10/12/2019).

Dilaporkan, terdapat tiga rumah dengan kondisi rusak berat dan ringan akibat diterjang material longsor.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kerugian diperkirakan mencapai Rp50 juta. Untuk sementara, keluarga yang kondisi rumahnya rusak berat mengungsi ke rumah saudaranya,” ungkap Iwan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak mengeluarkan inbauan agar masyarakat yang tinggal di perbukitan untuk mewaspadai longsor.

**Baca juga: Pemkab Lebak Sosialisasikan SOP Standar Pelayanan dan Sistem OSS.

“Hasil rapat Badan Geologi, semua diminta waspada, terutama warga yang tinggal di bantaran sungai dan perbukitan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi.

Daerah yang rawan terjadi banjir bandang dan longsor di antaranya Cibeber, Banjarsari, Sajira, Muncang, Lebakgedong, Sobang, Leuwidamar, dan Cimarga.

“Kalau hujan lebat lebih dari setengah jam warga sudah harus hati-hati, karena banjir bandang secara tiba-tiba dan membawa material longsor yang bisa merusak rumah,” kata dia mengingatkan.(Nda)