1

Makanan Tinggi Lemak Bisa Persulit Pencernaan?

Kabar6-Selama ini lemak memang identik dengan kegemukan dan obesitas. Karena itulah, lemak menjadi ‘musuh utama’ mereka yang sedang berusaha menurunkan berat badan. Diketahui, lemak terbagi menjadi dua jenis yaitu lemak baik dan lemak jahat.

Lemak baik biasa disebut dengan lemak tak jenuh. Lemak ini berfungsi untuk meningkatkan kolesterol baik yang berguna menjaga kebersihan pembuluh darah arteri dari penumpukan plak dan kolsterol jahat. Lemak tak jenuh juga berfungsi sebagai penurun risiko terjadinya penyakit jantung.

Lemak tak jenuh ini, bersumber dari dua bentuk yaitu bentuk tunggal dan bentuk ganda. Terbagi menjadi dua jenis yaitu omega 3 dan omega 6.

Sementara lemak jahat disebut juga lemak jenuh dan lemak trans. Lemak jenis ini mampu menurunkan produksi kolestrol baik dan meningkatkan kolsterol jahat. Dengan begitu, lemak jenuh meningkatkan potensi penyakit jantung di hari yang akan datang.

Nah, jenis lemak inilah yang sangat sulit dicerna oleh tubuh. Jenis lemak jenuh dan lemak trans, mampu menimbulkan beberapa penyakit lain terutama penyakit pada saluran pencernaan.

Mengapa demikian? Melansir sehatfresh, kandungan lemak tersebut dapat menurunkan metabolisme tubuh, yang berakibat pada melambatnya kerja saluran pencernaan. Dampak lain dari sulitnya makanan berlemak jenuh tinggi dicerna oleh tubuh adalah meningkatnya jumlah produksi asam lambung. Hal ini karena kerja saluran pencernaan yang melambat mengakibatkan tubuh secara otomatis meningkatkan jumlah asam lambung untuk membantu proses pencernaan.

Jadi bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit maag, sebaiknya hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Lantas, apa saja makanan yang memiliki kandungan lemak jahat?

1. Junk food
Salah satu kandungan yang berbahaya bagi tubuh adalah kandungan lemak jenuh dan lemak transnya. Dalam 100gr junk food terdapat 3,6gr lemak jenuh dan lemak trans.

2. Makanan yang digoreng
Lemak jahat tersebut berasal dari minyak yang digunakan untuk menggoreng. Terlebih bila minyak yang tersebut sudah digunakan lebih dari satu kali.

3. Olahan daging
Makanan olahan yang berasal dari daging, seperti bakso dan sosis ternyata memiliki kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi. Dalam 85 gr daging olahan terkandung 15 persen hingga 63 persen lemak jenuh dan lemak trans.

4. Kelapa
Makanan yang satu ini terkenal dengan berbagai kegunaannya. Namun tahukah Anda, kelapa juga mengandung lemak jenuh? Pada setiap 100gr buah kelapa, terkandung 57gr lemak jenuh dan kandungan DV yang mencapai 286 persen. ** Baca juga: Wanita Lebih Sering Terserang Migrain

Yuk, mulai mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak agar pencernaan tetap sehat.(ilj/bbs)




Antara Margarin & Mentega, Mana yang Lebih Sehat?

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang mengira bahwa margarin dan mentega adalah produk yang sama? Ternyata, keduanya merupakan produk yang berbeda dari bahan dasar maupun kegunaannya.

Sebagian besar produk margarin terbuat dari bahan nabati, meskipun beberapa di antaranya mengandung lemak trans yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Di sisi lain, produk susu berlemak tinggi seperti mentega mengurangi risiko obesitas dan masalah jantung tetapi kandungan lemak jenuhnya menyebabkan tekanan darah tinggi.

Lantas, manakah di antara keduanya yang lebih sehat? Melansir tempo.co, margarin telah menjadi pengganti mentega karena sebagian besar produk berbasis nabati. Margarin terbuat dari campuran air dan minyak nabati seperti kanola, kelapa sawit, jagung, kedelai dan minyak zaitun. Namun ada juga produk yang menggunakan susu dan komponen lain yang bersumber dari hewan seperti whey, kasein dan laktosa. Beberapa produk margarin juga mengandung pewarna dan perasa buatan termasuk garam, yang berdampak buruk bagi tubuh.

Margarin yang sehat terbuat dari ekstrak makanan murni. Namun, beberapa produk dibuat melalui hidrogenasi yang menghasilkan lemak trans yang berbahaya. Lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung, kondisi neurogeneratif dan bahkan kematian dini.

Pihak berwenang di Amerika Serikat telah melarang penjualan produk-produk yang menggunakan lemak trans buatan. Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat masih mengizinkan beberapa produk yang mengandung 0,5 gram lemak.

Kathrine Zeratsky, R.D., L.D. dari Mayo Clinic mengatakan, mentega terbuat dari lemak hewani, sehingga kaya lemak jenuh. Satu sendok makan mentega mengandung 102 kalori, 11,5 gram total lemak, 11 persen vitamin A, 2 persen vitamin E, 1 persen vitamin B12 dan 1 persen vitamin K. Jadi meskipun tinggi kalori, mentega mengandung nutrisi penting bagi tubuh.

Mentega juga sumber asam linoleat terkonjugasi yang baik, merupakan lemak hewani dalam daging dan produk susu. Asam ini bisa mengurangi pertumbuhan dan perkembangan kanker usus besar, payudara, kolorektal, lambung, prostat dan hati. Selain itu, asam linoleat juga bisa meningkatkan fungsi kekebalan dan mengurangi lemak tubuh saat dikonsumsi sesuai anjuran ahli kesehatan.

Jadi, mentega dan margarin mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, keduanya menyehatkan jika Anda konsumsi dalam jumlah sedang. Beberapa ahli menyarankan Anda hanya mengonsumsi margarin lembut dan cair yang tidak mengandung lemak trans buatan. ** Baca juga: Ketahui Penyebab Sakit Kepala Saat Haid

Margarin direkomendasikan untuk mereka yang menganut diet vegan, meskipun mentega juga menyehatkan jika dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit.(ilj/bbs)




Bagaimana Kandungan Nutrisi Makanan yang Mengandung Protein?

Kabar6-Makanan hewani mengandung asam amino lengkap untuk berbagai kebutuhan fungsi tubuh. Karena itulah, produk hewani lebih disarankan bagi Anda yang ingin mendapatkan protein.

Sumber protein hewani yang bisa diandalkan antara lain adalah telur, daging, ikan, juga daging unggas. Apa saja kandungan protein dari setiap protein hewani tersebut? Melansir Kompas, berikut uraiannya:

1. Telur
Dalam 100 gram telur rebus, mengandung 12,58 gram protein. Telur orak-arik mengandung hanya 10 gram protein per 100 gram. Kedua jenis sajian telur ini mengandung lebih sedikit protein dibandingkan dengan daging segar.

Dalam 100 gram daging terkandung 21 gram protein. Kuning telur mengandung protein paling banyak dibanding putih telur. Tapi di dalamnya juga terdapat lemak jenuh dan kolesterol.

2. Daging merah
Daging merah segar yang biasa dipakai untuk membuat hamburger mengandung 100 gram dan 10 persen lemak mengandung 25,21 gram protein. Daging domba tanpa lemak mengandung sekira 28,22 gram protein dalam ukuran 100 gram. Meskipun daging mengandung lebih banyak protein dibanding telur, konsumsilah daging dalam jumlah sedang.

3. Daging unggas
Dari 100 gram ayam panggang, Anda bisa mendapatkan sekira 25 gram protein. Adapun pada daging kalkun jumlahnya sedikit lebih banyak, yaitu 29 gram. Meski jumlahnya lebih banyak dibanding telur, daging ayam mengandung lemak jenuh lebih banyak.

4. Ikan
Ikan salmon kalengan dan ikan herring mengandung 23 gram protein per 100 gram sajian. Ikan tuna kalengan mengandung sekira 29 gram protein. Selain kaya akan protein, ikan laut juga kaya akan asam lemak omega-3. Kelebihan lainnya adalah rendah lemak jenuh dan kolesterol, jika dibandingkan dengan telur. ** Baca juga: Apa Sih Penyebab Air Mata Selalu Keluar Saat Memotong Bawang?

Jenis makanan apa yang menjadi kegemaran Anda? (ilj/bbs)




Yuk, Pilih Jenis Minyak Goreng yang Sehat

Kabar6-Setiap kali memasak, hal yang nyaris tidak dilupakan adalah penggunaan minyak goreng. Namun, sudahkah Anda memilih minyak goreng yang tepat? Minyak goreng memberikan hasil yang berbeda, tergantung apakah Anda menggunakannya untuk menggoreng atau membakar.

Memilih minyak goreng yang baik untuk kesehatan dimulai dengan memperhatikan dari jenis lemak yang dikandungnya. Lemak berasal dari karbon, hidrogen, dan atom oksigen. Melansir Go Dok, ada sejumlah kandungan lemak yang ada pada minyak goreng, yaitu

1. Lemak jenuh (Saturated Fats)
Berbentuk padat pada temperatur ruangan dan akan mencair ketika dipanaskan. Kebanyakan berasal dari sumber hewani (seperti mentega) dan minyak tropis seperti minyak kelapa dan minyak palem.

Bertolak belakang dengan yang selama ini dipercaya, tidak semua lemak jenuh buruk untuk kesehatan. Contohnya, minyak kelapa yang memiliki antimikroba yang baik untuk pencernaan dan mengurangi peradangan. Meski konsumsi lemak jenuh harus dibatasi, ia bukanlah ‘penjahat’ untuk kesehatan Anda seperti yang selama ini dipercaya.

2. Lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fats)
Berbentuk cair di suhu ruangan dan mengeras ketika disimpan di lemari pendingin. Lemak jenis ini dipopulerkan oleh diet Mediterania dan terkenal menurunkan risiko penyakit jantung, artritis, dan kanker.

3. Lemak tak jenuh ganda (Polyunsaturated Fats)
Berbentuk cair tak peduli di mana Anda menyimpannya. Lemak ini memiliki banyak ikatan hidrogen ganda pada rantai lemaknya dan sangat sensitif terhadap panas, cahaya, dan udara.

Beberapa lemak tak jenuh ganda yang terkenal antara lain asam lemak omega-3 dan omega-6 yang terkenal karena kemampuannya mengurangi peradangan, membangun membran sel, meningkatkan kesehatan otak, mengurangi penyakit jantung, dan banyak lagi.

4. Lemak trans (Trans Fats)
Minyak yang terhidrogenasi dan lemak jenuh diproduksi oleh perusahaan yang menggunakan minyak dengan lemak tak jenuh ganda dan mengubahnya menjadi padat sehingga dapat disimpan lebih lama serta mudah dioleskan (seperti margarin).

Struktur kimia yang dihasilkan sebenarnya tidak dapat dikenali oleh tubuh dan dapat merujung pada kadar kolesterol yang tinggi, penyakit jantung, dan kanker. Singkatnya, pada keadaan alami, lemak merupakan antioksidan yang sangat bagus.

Kriteria lain yang harus diperhatikkan dalam memilih minyak goreng yang baik bagi kesehatan antara lain, minyak terbaik untuk memasak adalah yang tetap stabil meski berada pada temperatur tinggi.

Stabilitas bergantung pada seberapa mudah minyak goreng teroksidasi. Artinya, seberapa mudah ia bereaksi dengan oksigen untuk membentuk radikal bebas. Faktor yang paling penting dalam menentukan ketahanan minyak pada oksidasi adalah tingkat kandungan dari asam lemak jenuh di dalamnya.

Selanjutnya adalah titik asap, yaitu temperatur di mana minyak berhenti mendidih dan mulai berasap. Semakin stabil minyak, semakin tinggi titik asapnya. Ketika minyak dipanaskan melewati titik asapnya, ia akan terurai sehingga kehilangan manfaat nutrisinya, menghasilkan uap beracun, dan menciptakan radikal bebas yang berbahaya. Perlu juga diingat, ketika ada asap itu berarti minyak sudah berada dekat dengan ‘titik pembakaran’, titik di mana minyak dapat terbakar.

Kemudian kualitas dari bahan mentah yang digunakan (kacang-kacangan, biji-bijian, legum, buah) adalah sesuatu yang krusial dalam menentukan kualitas akhir dari lemak. Minyak organik jauh lebih baik daripada yang non-organik.

Alasannya, pestisida yang larut dalam lemak dan terakumulasi di dalam asam lemak tumbuhan tersebut. Karena minyak sangatlah terkonsentrasi, pestisida dan racun-racun lain bisa ikut terkandung dalam jumlah kecil. ** Baca juga: Tertawa Turunkan Tekanan Darah?

Jadi lebih cermat lagi memilih minyak goreng, ya.(ilj/bbs)




Makanan & Minuman yang Bisa Tingkatkan Gula Darah

Kabar6-Mempunyai tingkat gula darah yang tinggi tentu membahayakan bagi kesehatan. Kondisi seperti ini bisa menimbulkan beragam penyakit seperti diabetes. Karena itulah Anda sebaiknya memperhatikan beberapa makanan yang bisa tingkatkan gula darah. Melansir nova.id, ini dia sejumlah makanan yang dimaksud:

1. Kopi
Kandungan kafein pada kopi tentu bisa meningkatkan risiko diabetes. Salah satu jurnal di Diabetologia menjelaskan, minum secangkir kopi setiap hari mampu menyebabkan seseorang terkena diabetes tipe 2. Sebaiknya, batasi konsumsi kafein agar terhindar dari hal yang tak diinginkan.

2. Oatmeal instan
Konsumsi karbo tentu akan mengacu pada pengolahan gula dalam tubuh. Oatmeal instan dengan berbagai rasa tentu mengandung banyak tambahan gula. Jika kita tetap ingin memakan oatmeal instan, cobalah untuk pilih rasa yang original.

3. Steak
Daging merah seperti steak kaya akan lemak jenuh. Protein hewani banyak mengandung lemak jenuh yang mungkin membuat tubuh kesulitan untuk mengelola kadar gula darah.

4. Pizza
Sama halnya dengan mengonsumsi jenis karbo lain, pizza terbuat dari bahan seperti roti yang juga mengandung karbo. Makan satu slice pizza bahkan sama artinya dengan kita makan empat potongan kue sekaligus. Ditambah, saus tomat pada pizza juga mengandung gula yang akan memperparah kadar gula dalam tubuh. ** Baca juga: Sehat Mana, Minum Kopi Pakai Gula Putih Atau Gula Aren?

Yuk, perhatikan lagi jenis makanan sehat yang sebaiknya Anda konsumsi agar tubuh terhindar dari penyakit berbahaya.(ilj/bbs)




Makanan Lezat yang Bantu Hindari Stroke & Penyakit Jantung

Kabar6-Nyaris sebagian besar orang beranggapan bahwa hanya makanan sehat seperti sayur dan buah saja yang mampu mencegah datangnya penyakit jantung atau stroke. Padahal, makanan lezat pun dapat membantu mencegah datangnya kedua penyakit tersebut.

Makanan yang dimaksud adalah keju. Dikutip dari doktersehat, berdasarkan European Journal of Nutrition, para peneliti yang berasal dari Soochow University, Tiongkok, melakukan sebuah penelitian untuk mengevaluasi 15 penelitian lain yang telah dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa.

Beberapa penelitian tersebut dilakukan untuk mengecek kondisi kesehatan lebih dari 200 ribu orang setelah melakukan program diet tertentu. Hasilnya, mereka yang secara rutin mengkonsumsi keju dengan jumlah sekira seukuran kotak korek api setiap hari, mampu menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner hingga 14 persen dan stroke hingga 10 persen.

Disebutkan dalam penelitian, mereka yang mengonsumsi keju sekira 40 gram dalam sehari akan memiliki risiko yang rendah untuk terkena penyakit jantung dan stroke. Kandungan dalam keju diketahui ternyata bisa meningkatkan kadar kolesterol baik dan menekan kadar kolesterol jahat.

Meskipun keju memiliki kadar lemak jenuh, kandungan kalsium dalam keju membuat berbagai nutrisi sehat dari berbagai macam makanan bisa diserap dengan baik oleh tubuh. Tak hanya itu, kandungan asam pada keju juga mampu mencegah penyumbatan pada pembuluh darah arteri. ** Baca juga: Apa Saja Makanan yang Disarankan & Dihindari Saat Musim Penghujan?

Penelitian serupa juga dilakukan Ian Givens dari Reading University, Inggris, dengan hasil yang sama. Kandungan kalsium pada keju dan produk susu lainnya, dikatakan Givens, berperan besar dalam menurunkan jumlah lemak jahat di dalam tubuh. Hal ini pun akan berimbas pada menurunnya risiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.(ilj/bbs)