1

Kurang Tidur Bisa Jadi Penyebab Orang Mudah Tersinggung

Kabar6-Mungkin Anda sering mendengar bahwa bangun pagi adalah kunci dari produktivitas kerja sehari-hari. Namun apakah hal tersebut terbukti benar? Namun seorang ilmuwan tingkah laku sekaligus penulis bernama Jon Levy, justru memiliki pendapat yang berbeda.

Menurut Levy, melansir mydomaine, bangun pada pukul 05.00 justru tidak memberikan bantuan apa pun pada produktivitas. Pada awalnya, Jon hanya mengutip pernyataan dari Russell Foster, seorang ahli saraf yang mengatakan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan bangun pagi bisa membuat seseorang lebih produktif.

Justru sebaliknya, ada banyak bukti mengenai kurangnya waktu tidur ternyata dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Sebuah jajak pendapat pada situs Gallup juga menemukan, semakin banyak waktu tidur mempengaruhi kesehatan yang lebih tinggi dan tidur yang cukup merupakan faktor penting dari kebahagiaan seseorang.

Biologis seseorang ternyata sangat mempengaruhi masa-masa yang paling produktif dari orang tersebut dan mayoritas orang tidak terbiasa atau dibiasakan untuk bangun pada pukul 05.00.

Selain itu, kurang tidur justru bisa membuat seseorang lebih gampang tersinggung, kurang fungsional, dan tentunya menjadi kurang produktif. ** Baca juga: Jalan Kaki Bantu Anda Berpikir Kreatif

Namun apabila Anda mendapatkan waktu tidur yang cukup, bangun pagi tentu saja akan membuat tubuh lebih sehat sekaligus bugar, dan siap melakukan aktivitas harian.(ilj/bbs)




Diet Jadi Tidak Optimal Karena 9 Kebiasaan Ini

Kabar6-Banyak orang yang ingin memiliki bentuk tubuh ideal dan berat badan stabil. Tidak heran, mereka pun berusaha menjaga pola makan, bahkan berpantang mengonsumsi makanan tertentua.

Sayangnya, seringkali usaha itu tidak juga membuahkan hasil yang memuaskan. Apa penyebabnya? Melansir Livestrong, terdapat sejumlah kebiasaan sehari-hari yang membuat usaha diet Anda tidak optimal. Apa sajakah itu?

1. Tidak tahu berapa jumlah kalori yang dikonsumsi
Meskipun ada banyak hal yang mengakibatkan peningkatan berat badan, penyebab utama peningkatan berat badan adalah lebih banyaknya energi yang dikonsumsi ketimbang energi yang dikeluarkan.

Banyak orang tidak mengetahui berapa banyak kalori yang telah dikonsumsinya setiap hari dan terus makan sepanjang hari.

2. Gunakan piring makan ukuran besar
Ukuran piring makan yang digunakan turut berperan dalam diet Anda. Manusia seringkali menggunakan ukuran piring atau mangkok yang mereka gunakan untuk menentukan berapa banyak makanan yang telah mereka konsumsi.

Gantilah piring makan dengan ukuran yang lebih kecil. Saat melihat betapa penuh piring makan maka Anda pun akan lebih jarang merasa kelaparan meski porsi makan berkurang.

3. Terlalu sering makan di luar
Berdasarkan data berbagai penelitian, para ahli menemukan bahwa saat seseorang makan di luar rumah, maka mereka makan lebih banyak atau mengonsumsi makanan dengan kalori yang lebih tinggi atau keduanya.

Jadi, lebih baik memasak sendiri makanan Anda. Bila tetap ingin sesekali makan di luar, maka pastikan Anda memilih makanan sehat dengan porsi yang tidak terlalu besar.

4. Jarang timbang berat badan
Bila Anda sedang berusaha untuk menurunkan berat badan, maka menimbang berat badan Anda secara teratur, baik setiap hari maupun sekali setiap minggu dapat membantu usaha Anda untuk menurunkan berat badan.

Hal yang harus diingat, berat badan yang berubah-ubah setiap harinya merupakan hal yang normal. Timbanglah berat badan Anda setiap pagi dan selalu gunakan timbangan yang sama setiap kalinya.

5. Sering konsumsi minuman berkalori
Berdasarkan sebuah penelitian, mengonsumsi terlalu banyak dan terlalu sering berbagai jenis minuman berkalori berhubungan dengan terjadinya obesitas dan diabetes tipe 2. Pilihlah minuman tanpa kalori seperti air putih, kopi hitam, atau teh.

6. Mengemil malam hari
Kebiasaan mengemil di malam hari merupakan kebiasaan yang sangat buruk bila Anda ingin menurunkan berat badan. Berbagai penelitian menemukan, orang yang sering mengonsumsi banyak kalori di waktu malam lebih sering memiliki berat badan berlebih dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi lebih banyak kalori di siang hari.

Para peneliti menemukan, makan di atas jam delapan malam merupakan salah satu penyebab terjadinya peningkatan berat badan seseorang, tidak peduli berapa total energi yang digunakan di sepanjang hari dan tidak peduli jam berapa orang tersebut tidur atau berapa lama mereka tidur.

7. Konsumsi gula berlebihan
Orang yang sangat menyukai makanan manis cenderung lebih mudah mengalami peningkatan berat badan dan sering menggunakan makanan atau minuman manis untuk menenangkan diri juga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Hindarilah konsumsi minuman bersoda karena minuman ini justru dapat membuat Anda semakin ingin mengonsumsi makanan atau minuman manis.

8. Kurang tidur
Kurang tidur dapat mengganggu proses penurunan berat badan, dan justru dapat meningkatkan berat badan Anda. Hal ini karena kurang tidur dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormon pengatur nafsu makan, yang membuat tubuh memproduksi lebih banyak hormon yang memicu rasa lapar (ghrelin) dan menekan produksi hormon yang memicu rasa kenyang (leptin).

Jadi, kurang tidur dapat membuat Anda merasa lebih lapar dan lebih ingin mengkonsumsi makanan tinggi kalori seperti karbohidrat dan lemak. Tidurlah setidaknya selama 7-8 jam setiap harinya. Tidur dan bangunlah pada waktu yang sama setiap harinya, bahkan pada saat liburan atau akhir pekan.

9. Jarang olahraga
Apakah kesibukan dalam bekerja membuat Anda tidak dapat berolahraga? Para ahli menganjurkan agar Anda berolahraga dengan intensitas sedang selama setidaknya 150 menit setiap minggunya.

Jika Anda tidak dapat berolahraga selama 20-30 menit setiap harinya, maka lakukanlah lebih banyak aktivitas fisik seperti naik tangga daripada naik lift. ** Baca juga: Agar Diet Sukses, Ini 5 Makanan yang Sebaiknya Dihindari

Jadi, hal yang terlihat sepele ternyata justru dapat membuat program diet Anda menjadi tidak optimal.(ilj/bbs)




Jangan Lakukan Kebiasaan Harian yang Dapat ‘Rusak’ Otak

Kabar6-Otak adalah salah satu bagian yang paling penting dari tubuh manusia, mengurus semua organ dan memberikan ‘mereka’ pekerjaan yang harus dilakukan. Karena itulah, Anda wajib menjaga kesehatan otak.

Untuk tetap sehat dan bugar, hindari sejumlah hal yang dapat merusak otak dengan cara apa pun. Otak yang rusak dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan di seluruh tubuh kita. Melansir Trendshealth, ini kebiasaan sehari-hari yang dapat merusak otak Anda:

1. Tidak sarapan
Aktivitas yang padat seringkali membuat orang-orang lupa untuk sarapan. Padahal, sarapan adalah hal yang penting. Setelah tidur lebih dari delapan jam, tubuh membutuhkan nutrisi.

Orang-orang yang tidak sarapan, biasanya memiliki kadar gula darah rendah, yang menyebabkan pasokan nutrisi ke otak berkurang. Hal ini memicu degenerasi otak, yaitu penurunan fungsi dari efek yang paling ringan hingga terberat.

Selain itu, tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang Anda butuhkan sebagai energi untuk melakukan kegiatan harian.

2. Terlalu banyak makan
Biasanya Anda akan menyantap habis, bahkan menambah porsi, apabila dihidangkan makanan favorit. Namun bila Anda sering melakukan hal ini, berhati-hatilah karena makan secara berlebihan ternyata dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah otak.

3. Merokok
Merokok berbahaya bagi kesehatan, terutama paru-paru. Hal lain, kandungan nikotin dalam rokok dapat merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.

4. Konsumsi gula tinggi
Mengonsumsi makanan terlalu banyak gula mengganggu penyerapan protein dan nutrisi. Hal ini menyebabkan kekurangan gizi, yang mengganggu perkembangan otak. Pastikan anak-anak tidak terlalu banyak konsumsi cokelat, permen dan makanan manis lainnya.

Tidak hanya itu, apabila Anda konsumsi karbohidrat sederhana terlalu berlebihan, maka tubuh akan memecah karbohidrat tersebut menjadi gula.

5. Kurang Tidur
Tidur sangat penting untuk kesehatan tubuh dan mental. Tidur selama delapan jam berarti akan menjaga tubuh dan otak Anda. Tidur terlalu larut malam akan mempercepat kematian sel-sel otak. Jadi bila Anda tidak ingin sel-sel otak Anda mati, maka tidur yang cukup.

6. Kurang merangsang pikiran
Tidak menggunakan otak Anda dapat menyebabkan penyusutan otak. Berbicara kepada diri sendiri, berpikir dan berdebat adalah cara terbaik untuk melatih otak kita dan merangsang pikiran.

7. Jarang berbicara
Orang yang jarang berbicara berada di risiko yang lebih tinggi mengalami penurunan efisiensi otak. Percakapan intelektual dan sehat akan membantu mempromosikan efisiensi otak. ** Baca juga: Tertawa Bisa Bantu Proses Penyembuhan Saat Sakit?

Jadi, lakukan pola hidup sehat dan hindari kebiasaan harian yang dapat merusak otak Anda.(ilj/bbs)




Studi Sebutkan, Kurang Tidur Picu Pikun di Usia Muda

Kabar6-Pikun bukan lagi monopoli kaum lansia. Sebuah studi dari American Academy of Neurology mengungkapkan, pria yang tidak tidur lebih dari satu malam berisiko terkena alzheimer, akibat meningkatnya protein tau dalam darah.

“Studi kami menunjukkan bahwa usia muda dan juga sehat yang melewatkan tidur satu malam akan meningkatkan tau dalam darah. Kurang tidur bisa memiliki dampak kerugian seperti itu,” kata Dr Jonathan Cedernaes, penulis studi yang juga ahli saraf Universitas Uppsala, Swedia.

Menurut asosiasi alzheimer, melansir DetikHealth, tau (bahasa Inggris: microtubule-associated protein tau, MAPT) adalah protein yang membantu menstabilkan susunan sel-sel saraf otak. Penumpukan protein tau menyebabkan sel saraf jadi berantakan dan memicu alzheimer.

Kurangnya tidur dapat mengganggu kemampuan otak untuk membersihkan protein tau pada sel saraf otak, karena protein tau akan dibersihkan ketika tidur. ** Baca juga: Benarkah Olahraga Jalan Cepat Sambil Dengar Musik Lebih Banyak Bakar Kalori?

“Ketika Anda memiliki waktu tidur yang cukup,itu akan meningkatkan pembersihan protein abnormal dalam saraf otak, dan kami pikir itu bagus,” kata ahli saraf Mayo Clinic, Dr Donn Dexter.

Studi menunjukkan, pria yang tidak tidur memiliki peningkatan protein tau dalam darah rata-rata 17 persen, sedangkan yang cukup tidur hanya meningkat dua persen.(ilj/bbs)




Depresi Bisa Disebabkan Oleh 5 Kebiasaan Ini

Kabar6-Depresi dapat membuat Anda kehilangan tenaga, konsentrasi, bahkan rasa bahagia. Pada beberapa kasus berat, penderita tidak lagi ingin hidup. Karena itulah, depresi merupakan suatu gangguan kesehatan yang memerlukan pengobatan segera.

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya depresi, beberapa mungkin disebabkan oleh gangguan fisik, sementara yang lainnya mungkin disebabkan oleh gangguan psikologis. Melansir Lifespan, ini lima kebiasaan yang ternyata dapat menyebabkan depresi:

1. Kurang olahraga
Meskipun mungkin terdengar aneh, olahraga memang sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental. Kurang olahraga atau kurang aktif secara fisik dapat menyebabkan Anda mengalami depresi.

Berada terlalu lama di dalam rumah tanpa melakukan aktivitas apa pun dapat membuat Anda menjadi malas atau makan secara berlebihan. Bila hal ini terus berlangsung, maka risiko Anda mengalami depresi pun akan semakin besar.

Saat berolahraga, otak akan menghasilkan dua zat kimia yang dapat membuat Anda merasa lebih bahagia, yaitu serotonin dan dopamin.

Berolahraga selama 40 menit setiap harinya dapat membantu otak memproduksi lebih banyak lagi zat kimia tersebut dan membuat Anda tetap aktif dan bahagia.

2. Diet tidak sehat
Menjalankan diet sehat ternyata tidak hanya berdampak positif bagi tubuh, tetapi juga bagi pikiran Anda. Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 merupakan makanan yang baik bagi otak.

Hal ini karena tubuh tidak dapat membentuk asam lemak, sehingga nutrisi tersebut sangat diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan otak. Makanan merupakan salah satu sumber asam lemak omega 3 yang sangat penting.

Saat Anda tidak mengonsumsi cukup asam lemak omega 3 melalui makanan, maka hal ini membuat otak Anda lebih rentan terhadap depresi.

Beberapa jenis makanan yang mengandung banyak asam lemak omega 3 adalah ikan dan makanan laut lainnya. Selain makanan, Anda juga dapat memenuhi kebutuhan asam lemak omega 3 Anda melalui suplemen.

3. Kurang tidur dan stres
Jika terus menerus mengalami kurang tidur, maka Anda pun menjadi lebih rentan terhadap depresi. Para ahli dan dokter menganjurkan agar kita sebaiknya tidur selama 7-8 jam setiap malamnya.

Bila mengalami kesulitan tidur, buatlah suatu jadwal rutin, yaitu berbagai kegiatan yang selalu dilakukan sehingga tubuh Anda pun mengetahui bahwa sudah saatnya tidur.

Kurang tidur dapat membuat Anda menjadi mudah marah dan menjadi sangat paranoid. Kedua hal ini merupakan awal terjadinya gangguan depresi. Selain itu, kurang tidur juga dapat mengganggu pekerjaan Anda dan meningkatkan kadar stres, yang dapat memperburuk gejala depresi dan sulit tidur yang memang sudah dialami.

Semakin stres seseorang, maka dirinya pun akan semakin sulit tidur dan membuatnya kurang tidur. Bila hal ini berlangsung dalam waktu lama, maka ia dapat merasa frustasi dan tersiksa, yang dapat memicu terjadinya depresi.

4. Isolasi diri
Mengisolasi diri juga merupakan salah satu pemicu terjadinya depresi. Jika Anda menghindari teman atau keluarga Anda karena alasan apa pun, maka Anda pun membuat diri Anda menjadi lebih rentan terhadap depresi.

Berinteraksi dengan orang lain sebenarnya dapat memicu produksi berbagai zat kimia di dalam otak, yang dapat membantu menurunkan kadar stres Anda.

Apa pun situasi yang sedang dialami, berinteraksi dengan orang lain dan menceritakan masalah pada orang yang dapat Anda percayai merupakan hal yang penting dan salah satu cara menghindari terjadinya gangguan depresi.

5. Berpikir negatif
Berpikiran negatif merupakan salah satu penyebab utama terjadinya depresi. Bila terus berkubang di dalam pikiran negatif, maka Anda pun akan menjadi lebih rentan terhadap depresi. ** Baca juga: Masalah Kulit yang Bisa Terjadi Bila Sering Waxing

Jadi, belajarlah untuk mensyukuri segala sesuatu yang Anda miliki saat ini. Berhentilah memikirkan berbagai kegagalan atau kesalahan yang Anda lakukan di masa lalu.(ilj/bbs)




Ini Waktu Tidur yang Tepat untuk Bakar Lemak

Kabar6-Meskipun sudah mengikuti pola makan dan menu diet sehat, serta rajin berolahraga, seringkali berat badan Anda tak kunjung turun. Mengapa kondisi ini sering terjadi?

Mungkin masalahnya ada pada waktu tidur Anda setiap hari. Studi menunjukkan, penurunan berat badan erat kaitannya dengan jadwal tidur seseorang.

Semakin pendek waktu tidur malam Anda, maka semakin kecil jumlah lemak yang berkurang dalam tubuh, meskipun Anda sudah menjalani diet dan olahraga ketat. Mengapa demikian?

Faktanya, menurut suatu hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine, melansir Go Dok, kurang tidur dapat mengurangi bahkan membalikkan manfaat diet Anda. Dalam penelitian ini peserta diminta untuk tidur dalam kadar waktu yang berbeda. Hasilnya, mereka yang cukup tidur dan beristirahat akan kehilangan setengah berat badan dari hasil pembakaran lemak.

Sebaliknya, saat mereka dikurangi waktu tidurnya hingga setengah porsi, maka jumlah lemak yang hilang juga berkurang setengahnya. Jadi, mereka yang tidur dalam waktu cukup lebih cepat kenyang.

Namun, mereka yang kurang tidur justru susah merasa kenyang, tidak puas dengan hanya satu porsi makanan, dan kekurangan energi untuk beraktivitas. Secara keseluruhan, mereka yang kurang tidur mengalami pengurangan hingga 55 persen dalam hal pembakaran lemak.

Tidur berfungsi layaknya nutrisi untuk otak Anda. Setiap orang membutuhkan setidaknya 7-9 jam waktu tidur malam dalam sehari. Jika kurang dari itu, maka tubuh Anda akan bereaksi dengan mencari lebih banyak snack dan makanan di waktu terjaga.

Menurut para peneliti dari University of Chicago, kekurangan tidur juga membuat metabolisme Anda menjadi serba salah. Hanya dalam waktu empat hari saat Anda kekurangan tidur secara konstan, kemampuan tubuh dalam memproduksi insulin menjadi serba salah.

Insulin merupakan hormon yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah gula, pati, dan makanan lain menjadi energi. Saat tubuh Anda tidak merespon insulin secara normal dalam kondisi ini, kemampuannya untuk memproses lemak dari aliran darah menjadi terganggu. Hasilnya, gula justru disimpan menjadi lebih banyak lemak, yang pada akhirnya menambah berat badan Anda.

Kurang tidur dan begadang akan membuat tubuh terasa lebih cepat lelah, hingga membuat Anda lebih malas melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Hal ini tentunya bisa menghambat program diet Anda.

Lantas, kapan waktu tidur yang tepat agar lemak terbakar? Suatu penelitian pada wanita berusia antara 19 hingga 26 tahun di Brigham Young menemukan, tidur berkualitas tinggi dapat dihubungkan dengan berat badan yang lebih rendah dan mereka yang tidur serta bangun di waktu yang sama setiap harinya memiliki kadar lemak yang lebih rendah di dalam tubuh.

Jadi, aturan pertama dalam memilih waktu tidur adalah konsistensi Anda dalam menjalankannya. Tak hanya itu, tidur Anda juga harus berkualitas, di malam hari, dengan waktu antara 7-9 jam.

Studi menunjukkan, wanita yang tidur antara 8-8,5 jam dalam semalam memiliki berat badan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidur kurang dari itu. Efek yang paling bagus terlihat pada wanita yang bangun pada jam yang sama setiap paginya, tujuh hari dalam seminggu. ** Baca juga: Kenali Jenis Makanan dan Minuman yang Sebabkan Anda Lebih Sering Berkemih

Karena itulah, akan lebih baik jika Anda tidur pada waktu yang tepat setiap malam, dan terbangun di waktu yang tepat pula di pagi harinya. Lakukan hal ini secara rutin, maka berat badan Anda akan selalu terkontrol baik. Tentu saja hal ini harus diiringi dengan pola makan sehat dan olahraga rutin.(ilj/bbs)




Mitos atau Fakta, Sering Begadang Bikin Otak Jadi Lemot

Kabar6-Kurang tidur, entah itu karena begadang atau insomnia, memiliki dampak buruk bagi kesehatan, baik fisik maupun psikis. Bahkan banyak orang yakin bahwa salah satu efek buruk kurang tidur adalah otak jadi lemot. Benarkah anggapan tersebut, atau hanya sekadar mitos?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal medis ‘Nature Medicine’ pada 2017, melansir Klikdokter, menemukan bagaimana mekanisme kurang tidur dapat berdampak pada kemampuan sel otak untuk berkomunikasi antara satu sama lain, atau membuat otak bekerja lebih lambat atau lemot.

“Kami menemukan bahwa tubuh yang kurang tidur juga dapat ‘mencuri’ kemampuan neuron untuk berfungsi sebagaimana mestinya,” ungkap Itzhak Fried, pemimpin studi sekaligus profesor bedah saraf di David Geffen School of Medicine at UCLA, Amerika Serikat, dan Universitas Tel Aviv, Israel.

Neuron tersebut berkontribusi dalam membuat keputusan, memproses informasi, fokus pada informasi penting, serta mengingatnya. Kondisi kurang tidur dapat memperlambat semua fungsi tersebut dan mengancam kondisi mental.

Sering begadang memang bisa menyebabkan otak jadi tidak berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan kognitif dan emosi saat beraktivitas.

Fungsi otak akan menurun karena suplai oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang. Hal itu membuat Anda lebih sulit untuk berpikir, konsentrasi, dan lebih sulit untuk diajak berkomunikasi, karena sistem otak tidak berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini terjadi terus menerus, bukan hanya otak saja yang kena imbasnya, tetapi juga imunitas tubuh.

Sistem saraf pusat di otak merupakan salah satu sistem saraf yang paling terkena dampaknya. Pasalnya, selama tidur otak akan bekerja untuk membentuk jalur memori baru yang akan digunakan keesokan harinya.

Bila kurang tidur, maka jalur memori baru tersebut tidak akan terbentuk, akhirnya membuat otak jadi makin ‘penuh’ karena harus menampung memori baru setiap harinya. Daya konsentrasi pun ikut terganggu.

Kurang tidur mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi dan mempelajari hal-hal yang baru, sehingga berdampak negatif terhadap fungsi memori jangka pendek dan memori jangka panjang. ** Baca juga: Yuk, Lindungi Paru-paru dari Bahaya Polusi

Usahakan untuk tidur cukup selama 7-8 jam tiap malam. Bila memang mengalami gangguan tidur, terlebih bagi Anda yang sudah mengalaminya dalam jangka lama, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk penanganan yang tepat.(ilj/bbs)




Sejumlah Alasan Medis Anda Selalu Merasa Lapar

Kabar6-Makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang adalah prinsip makan yang disarankan sebagai salah satu cara untuk menjalankan pola hidup sehat.

Sayangnya, tidak sedikit orang yang merasa selalu lapar padahal baru saja ‘makan berat’. Mengapa kondisi itu bisa terjadi, dan apa sebabnya? Melansir idntimes, berikut delapan kondisi medis yang menyebabkan Anda selalu merasa lapar:

1. Kurang protein
Protein memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa lapar. Protein mampu membuat mengurangi konsumsi kalori. Studi menunjukkan, sebanyak 14 orang yang kelebihan berat badan mengalami pengurangan rasa lapar hingga 50 persen setelah 12 minggu mengonsumsi 25 persen kalorinya lewat protein.

2. Kurang tidur
Tidur diperlukan untuk mengembalikan kinerja tubuh dan otak. Seperti mesin, apabila tidak istrirahat maka tubuh akan memerlukan lebih banyak energi untuk terus bergerak. Dan untuk memenuhinya diperlukan makanan lebih. Karena itulah Anda lebih sering lapar dan membutuhkan makanan lebih banyak.

3. Terlalu banyak karbohidrat
Karbohidrat buatan banyak ditemukan pada makanan berbasis tepung, seperti roti dan pasta serta makanan-makanan yang mengandung gula buatan. Makanan macam itu sangat mudah dicerna oleh tubuh sehingga tubuh mudah terasa lapar.

4. Pola makan rendah lemak
Kita biasa menghindari makanan berlemak dengan alasan tidak ingin gemuk. Namun di sisi lain, lemak sebenarnya memegang peranan penting dalam membuat Anda merasa kenyang. Karena tubuh lama mencerna lemak itu, Anda pun menjadi susah lapar. Namun jika terlalu banyak lemak juga akan menyebabkan obesitas.

5. Kurang minum air
Tubuh yang terhidrasi penting untuk kesehatan. Selain menyegarkan kulit dan menyehatkan sistem pencernaan, air juga membuat otak bekerja lebih lancar. Lebih dari itu, air cukup mengenyangkan dan memiliki potensi untuk mengurangi nafsu makan. Jadi jika Anda sudah cukup makan namun tetap lapar juga, ada baiknya minum saja.

6. Kurang serat
Jika pola makan kurang serat, Anda akan lebih mudah merasa lapar. Dengan konsumsi banyak serat, selain pencernaan menjadi lebih lancar, juga akan membuat Anda kurang lapar karena serat yang susah dicerna hingga terus mengisi perut.

7. Makan sambil terdistraksi
Kesibukan akan membuat Anda merasa lapar lebih cepat. Bukan karena energi yang banyak terpakai, melainkan karena terdistraksi. Anda tidak sadar sedang makan untuk menghemat waktu.

Hal itu juga membuat tubuh tidak sadar sehingga merasa tidak makan. Hasilnya, Anda pun tetap merasa lapar. ** Baca juga: Makanan dan Minuman Sederhana yang Bantu Bikin Anda Bahagia

8. Terlalu banyak berolahraga
Olahraga baik untuk kesehatan, tapi di sisi lain juga membuat Anda mudah lapar. Adanya pembakaran kalori yang lebih banyak mengharuskan tubuh untuk terus mengisinya.

Beberapa penelitian menunjukkan, olahraga mampu mengurangi rasa lapar, namun hasil studi yang lain justru membuktikan jika olahraga akan menciptakan rasa lapar yang luar biasa.

Pernahkah Anda mengalami kondisi seperti itu?(ilj/bbs)




Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan Wanita Ini Bisa Rusak Sistem Kerja Ginjal

Kabar6-Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menjalankan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bernutrisi, rutin olahraga, dan lain sebagainya.

Sayangnya, tidak sedikit orang memiliki kebiasaan buruk yang membawa dampak tidak baik bagi kesehatan. Ada sejumlah kebiasaan buruk dan paling sering dilakukan oleh kaum hawa, melansir Womantalk, yang ternyata bisa menyebabkan gangguan pada sistem kerja ginjal. Apa sajakah itu?

1. Kebiasaan mengemil makanan kemasan
Di waktu senggang biasanya Anda sering mengemil makanan kemasan. Sayangnya, sejumlah makanan kemasan memiliki kadar garam yang tinggi serta kandungan natrium.

Apabila terus menerus dilakukan dan menjadi suatu kebiasaan, tentu saja bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, khususnya kesehatan ginjal.

Menurut pakar nephrologist, bila mengonsumsi terlalu banyak garam maka akan membuat tubuh bekerja secara berlebih untuk menetralkan kembali dengan juga ikut mengeluarkan kalsium lebih banyak. Hal inilah yang berisiko pada tubuh, yakni risiko batu ginjal meningkat.

2. Sering menahan pipis
Kebiasaan yang satu ini memang terlihat sepele, namun bila dijadikan suatu kebiasaan, maka bisa berakibat mengganggu fungsi ginjal. Saat seseorang menahan buang air kecil, urine akan mengepung kandung kemih yang menyebabkan bakteri pun berkembang lebih cepat.

3. Olahraga berlebih
Olahraga memang dibutuhkan setiap orang. Namun bukan berarti Anda bisa olahraga secara berlebih. Saat tubuh dipaksa berolahraga secara berlebih, kondisi paling buruknya bisa menyebabkan rhabdomyolysis, sebuah kondisi di mana otot terluka dan menyebabkan serat tidak mengalir ke aliran darah, sehingga bisa menimbulkan komplikasi kesehatan pada ginjal.

4. Terlalu sering konsumsi daging
Mengonsumsi daging berlebih tidak baik untuk tubuh. Terlebih bila konsumsi daging tidak diimbangi dengan olahraga dan nutrisi lainnya. Bisa-bisa menimbulkan masalah pencernaan dan masalah pada ginjal.

5. Kurang tidur
Tidur menjadi waktu yang sangat penting untuk kesehatan ginjal. Jadi, bila Anda kurang tidur tidak menutup kemungkinan bisa memunculkan masalah pada kesehatan ginjal. ** Baca juga: Pura-pura Jadi Orang Kaya Ternyata Miliki Keuntungan

Yuk, jaga kesehatan dengan melatih diri menjalankan pola hidup sehat.(ilj/bbs)




Fakta atau Mitos, Kurang Tidur Sebabkan Emosi Berlebihan

Kabar6-Anda tentu pernah mendengar bahwa kurang tidur bisa mempengaruhi suasana hati. Benarkah demikian? Mengantuk karena kurang tidur atau tidak tidur memang bisa membuat suasana hati jadi berantakan. Dan pada akhirnya, kondisi tadi bisa membuat seseorang mengalami ledakan emosi yang berlebihan.

Mengapa demikian? Hal itu, melansir Klikdokter, berhubungan dengan hormon serotonin atau hormon kesenangan. Apabila Anda tidur, hormon bahagia dalam tubuh akan meningkat. Tapi jika tidak tidur, baik selama 24 jam, 48 jam, atau 72 jam, maka hormon serotonin bisa menurun. Akhirnya, orang yang kurang atau tidak tidur menjadi rewel, mudah emosi atau tersinggung, dan pusing.

Kondisi tersebut bisa terjadi karena otak yang kurang istirahat tidak bisa beregenerasi dengan sempurna, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Disebutkan, tubuh dan otak itu seperti ponsel yang baterainya perlu diisi ulang untuk mengembalikan kekuatan. Pada manusia, tidur adalah proses ‘isi ulang’ untuk regenerasi sel dan saraf di otak.

Saat kalau kurang atau tidak tidur, proses tersebut akan kacau, sehingga menyebabkan hormon tidak seimbang dan jadi mudah uring-uringan. Seorang peneliti bernama Zlatan Krisan, PhD, dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada ‘Journal of Experimental Psychology’, mengatakan bahwa orang-orang yang kurang waktu tidur menunjukkan adanya peningkatan amarah dan tingkat stres.

Seiring waktu, hal tersebut bisa menyebabkan kesulitan beradaptasi terhadap situasi tertentu. Kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk juga telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan fisik, mental, maupun emosional.

Dalam jangka pendek, kurang tidur dapat meningkatkan emosi negatif seperti ansietas, kegelisahan, dan perasaan sedih. Selain itu, kurang tidur juga dapat menurunkan berbagai emosi positif seperti kebahagiaan, antusiasme dan rasa gembira. ** Baca juga: Dibanding Pria, Wanita Lebih Sulit Berhenti Merokok

Jadi, kurang tidur memang bisa sebabkan emosi berlebihan, yaitu berdampak pada kemampuan dalam mengontrol suasana hati dan emosi.

Nah, agar suasana hati serta fokus atau konsentrasi Anda tetap terjaga, usahakan untuk selalu mendapatkan waktu tidur yang cukup, yaitu selama 7-8 jam setiap harinya.(ilj/bbs)