1

Untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh, Wanita AS Ini Jilat Sejumlah Barang yang Ada di Supermarket

Kabar6-Sebuah video yang diunggap ke media sosial dan menjadi viral, memperlihatkan aksi nekat wanita di Colorado, Amerika Serikat (AS), bernama Jodie Meschuk.

Dalam aksinya itu, melansir timesnownews, Meschuk menjilat sejumlah barang antara lain seperti pegangan troli dan kulkas di supermarket. Bukan tanpa alasan, Meschuk melakukan hal yang dinilai menjijikkan itu untuk meningkatkan kesehatan tubuh, mencegah asma dan alergi. Wanita anti-vaksin itu juga mengkritik penggunaan masker di masa pandemi.

“Kuman memperkuat sistem kekebalan Anda. Paparan kuman membangun pertahanan terhadap asma dan alergi. Mikroba membantu pencernaan,” kata Meschuk. ** Baca juga: Oknum Perawat Diduga Ganti Isi Vaksin COVID-19 dengan Larutan Garam di Distrik Pedesaan Jerman

Dalam unggahannya yang lain, Meschuk mengatakan oksigen dan senyuman berarti kehidupan. Unggahan ini untuk mengkritik penggunaan masker di masa pandemi COVID-19. Akibat aksi dan unggahan tersebut, Jodie mengaku banyak menerima komentar jahat di akun media sosialnya.

Lewat akun Instagram, Meschuk membalasnya dengan mengatakan para pengkritik telah menyerahkan pikiran mereka kepada orang lain, yaitu kepada setan. “Mengapa beberapa orang menyerang dengan kata-kata kebencian dan berharap orang lain akan sakit atau disakiti?” tanya Meschuk.

Bagaimana menurut Anda?(ilj/bbs)




Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Selama Puasa dengan 7 Makanan Sehat

Kabar6-Saat berpuasa, perut yang tidak terisi selama lebih dari 12 jam tentu akan membuat tubuh rentan terserang berbagai macam penyakit, terutama yang berhubungan dengan pencernaan.

Kondisi ini ditambah dengan kondisi cuaca yang terkadang tak bisa diprediksi. Karena itulah, Anda tetap harus menjaga asupan nutrisi meski sedang berpuasa. Melansir beberapa sumber, berikut tujuh makanan sehat yang dapat membantu tingkatkan kekebalan tubuh:

1. Telur
Telur merupakan sumber makanan yang tinggi akan kandungan protein. Bahan makanan satu ini juga sangat baik untuk meningkatkan imunitas. Di dalam telur, terdapat vitamin B-kompleks dan D yang memang baik untuk memperlancar aliran darah sekaligus membasmi penyakit.

2. Bayam
Sayuran hijau ini kaya akan asam folat yang berfungsi untuk membantu tubuh membentuk sel-sel baru. Selain itu, bayam juga tinggi aktioksidan, serat, dan vitamin B yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh kamu. Konsumsi bayam saat sahur dan berbuka sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda.

3. Jahe
Saat imunitas tubuh sedang turun yang disertai flu dan hidung tersumbat, menyeduh secangkir jahe hangat tentu menjadi obat alami yang paling sempurna.

Sama seperti vitamin C, jahe juga baik untuk mencegah flu dan pilek karena kandungan antimikroba yang terkandung di dalamnya ampuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh. ** Baca juga: Lakukan Pola Makan yang Tepat Agar Tetap Sehat Selama Berpuasa

4. Jamur
Jamur turut berperan dalam proses pembentukan sel darah putih pada tubuh. Sel darah putih sendiri memegang peranan penting dalam kekebalan tubuh. Selain itu, jamur juga kaya akan zinc dan beragam nutrisi lainnya yang mendukung terjaganya imunitas tubuh.

5. Semangka
Semangka memiliki kandungan air yang sangat tinggi, sehingga dapat membantu Anda terhindar dari dehidrasi. Semangka juga baik untuk menurunkan tekanan darah, sehingga cocok sebagai menu buka puasa atau sebagai makanan penutup.

6. Yoghurt
Yoghurt kaya akan vitamin D, juga mengandung berbagai bakteri aktif yang membantu menjaga kekebalan tubuh. Konsumsi yoghurt saat berbuka dan sahur baik untuk Anda yang sedang diet, karena yoghurt juga membantu melancarkan sistem pencernaan tubuh.

7. Bawang putih
Bawang putih mengandung antioksidan yang membantu tubuh mencegah radikal bebas. Rutin mengonsumsi bawang putih akan menghilangkan berbagai bakteri jahat pada tubuh.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Sekira 10 Persen Penduduk Dunia Disebutkan WHO Miliki Kekebalan Terhadap COVID-19

Kabar6-Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kurang dari 10 persen populasi global memiliki antibodi terhadap virus Corona. WHO menyebut, ini masih jauh untuk bisa mendapatkan kekebalan kawanan.

Kepala ilmuwan WHO bernama Soumya Swaminathan, melansir Sindonews, menuturkan bahwa di beberapa negara sudah lebih dari separuh penduduknya memiliki antibodi terhadap COVID-19. Tapi secara global, jumlah yang memiliki kekebalan masih terbilang sedikit.

“Kurang dari 10 persen populasi dunia sebenarnya memiliki antibodi terhadap virus ini. Tentu saja di beberapa tempat, seperti khususnya di pemukiman perkotaan dengan kepadatan sangat tinggi, ada kantong di mana 50-60 persen populasinya telah terpapar virus dan memiliki antibodi,” terang Swaminathan.

Ditambahkan, “Satu-satunya cara untuk mencapai kekebalan kawanan massal adalah melalui vaksinasi.” ** Baca juga: Gara-gara Pindah ke Partai Pesaing, Suami Ancam Ceraikan Sang Istri

Menurut Swaminathan, vaksin yang saat ini disetujui menawarkan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah, rawat inap dan kematian akibat COVID-19. Efektivitas vaksin, dikatakan Swaminathan, terkait penyakit ringan dan infeksi virus Corona asimtomatik masih dipelajari.

Lebih dari 114 juta kasus virus Corona telah dikonfirmasi secara global sejak dimulainya pandemi musim semi lalu. Menurut data Universitas Johns Hopkins, jumlah kematian COVID-19 global mencapai lebih dari 2,5 juta jiwa.(ilj/bbs)




Kenali Beberapa Tanda Anda Miliki Sistem Imun yang Lemah

Kabar6-Selama musim pancaroba ini, salah satu hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah tetap memperhatikan dan menjaga kesehatan. Terlebih di masa pandemi COVID-19, menjaga sistem kekebalan atau imunitas tubuh menjadi prioritas agar tidak terpapar virus Corona.

Sistem kekebalan tubuh terdiri dari sel darah putih, kelenjar getah bening dan antibodi. Semuanya merupakan sel imun yang membantu tubuh melawan segala macam bentuk infeksi atau virus.

Lantas, bagaimana cara mengenali sistem imun tubuh kita sedang lemah? Melansir MSN, berikut tujuh tanda yang bisa dikenali:

1. Tingkat stres yang tinggi
Tingkat stres yang tinggi dapat menurunkan keefektifan sistem imun dalam diri, dan membuat Anda rentan terkena infeksi. Selain itu, jika Anda menjadi lebih mudah marah yang berlebihan, juga merupakan tanda dari sistem kekebalan tubuh tengah melemah.

2. Sering mengalami infeksi
Jika Anda menderita lebih dari lima infeksi telinga, sinusitis bakteri kronis, lebih dari dua kali mengalami pneumonia atau membutuhkan lebih dari tiga rangkaian antibiotik dalam setahun, Anda perlu berkonsentrasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

3. Rentan terkena flu
Jika menderita lebih dari dua atau tiga pilek setiap tahun, Anda perlu memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Juga jika Anda membutuhkan waktu lebih dari 2-4 hari untuk pulih, itu pertanda sistem kekebalan yang lemah.

4. Kelelahan
Kelelahan karena sistem kekebalan yang lemah dapat membuat tubuh terasa lesu sepanjang hari, tidak peduli seberapa baik Anda beristirahat. Sistem kekebalan yang terganggu membuat Anda merasa lelah.

5. Pemulihan luka yang lambat
Sistem kekebalan melemah tidak dapat menghasilkan kulit baru dengan cepat sehingga pemulihan luka lambat. ** Baca juga: 5 Penyakit yang Bisa Menyerang Akibat Banjir

6. Nyeri sendi
Kejadian nyeri sendi yang berulang dapat menyebabkan imunitas yang lemah. Anda mungkin juga mengalami wajah bengkak, sendi kaku dan nyeri akibat peradangan pada lapisan dalam sendi.

7. Masalah usus kronis
Menurut ilmu pengetahuan, 70-75 persen dari sistem kekebalan kita ada di saluran pencernaan. Dengan demikian, sistem kekebalan yang lambat dapat menyebabkan keasaman, diare gas, sembelit.

Yuk, jaga kesehatan tubuh sekaligus pola makan yang tepat agar kekebalan tubuh kuat.(ilj/bbs)




Waktu Tidur Ideal Seseorang Berdasarkan Usianya

Kabar6-Selain sebagai salah satu kebutuhan, tidur pada manusia berfungsi untuk mengumpulkan energi yang telah hilang, dan membantu tubuh membangun sistem kekebalannya. Ketika kebutuhan tidur ini tidak tercukupi, seseorang dapat kekurangan energi dan gampang sakit.

Jumlah tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung pada sejumlah faktor, salah satu yang utama adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka jam tidur yang dibutuhkan pun semakin berkurang.

Namun, tetap saja ada beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu mendapatkan waktu tidur lebih. Melansir halodoc, berikut waktu tidur ideal seseorang berdasarkan kelompok usia:

1. Bayi baru lahir
Bayi baru lahir yang berusia 0-3 bulan umumnya membutuhkan waktu tidur sebanyak 14-17 jam setiap hari

2. Bayi
Sedangkan bayi yang telah menginjak usia 4-11 bulan, rentang tidurnya bertambah dua jam menjadi 12-15 jam

3. Balita
Untuk balita berusia 1-2 tahun, jarak tidurnya diperlebar satu jam menjadi 11-14 jam

4. Anak-anak prasekolah
Anak-anak pra sekolah yang berusia 3-5 tahun normalnya memerlukan waktu tidur sebanyak 10-13 jam

5. Anak usia sekolah
Bagi anak yang telah memasuki usia sekolah, yaitu 6-13 tahun, membutuhkan tidur selama 9-11 jam

6. Remaja
Untuk remaja yang berusia 14-17 tahun umumnya membutuhkan waktu tidur sebanyak 8-10 jam saja.

7. Dewasa muda
Sedangkan untuk orang dewasa muda berusia 18-25 tahun normalnya hanya membutuhkan waktu tidur selama 7-9 jam.

8. Dewasa
Sama seperti orang dewasa muda, orang dewasa dengan kelompok usia 26-64 tahun membutuhkan waktu tidur 7-9 jam saja.

9. Lansia
Bagi lansia di atas 65 tahun, normalnya membutuhkan waktu tidur selama 7-8 jam saja. ** Baca juga: Hati-hati, Salah Pilih Jenis Diet Bisa Berakibat Buruk Bagi Tubuh

Yuk, sesuaikan waktu tidur dengan usia Anda agar manfaatnya menjadi maksimal.(ilj/bbs)




Pelihara Hewan di Rumah Bantu Anda Bahagia

Kabar6-Banyak orang yang memelihara hewan di rumah mereka, mulai dari kucing, anjing, kelinci, hewan melata, bahkan sejumlah hewan yang harganya mahal.

Tidak sekadar sebagai hiburan, melansir WebMd, memelihara hewan ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan Anda, lho. Apa saja manfaat yang didapat?

1. Pereda stres
Bermain bersama hewan peliharaan atau sekadar mengelus-elus dapat membuat Anda merasa lebih baik. Dengan melakukan ini, tekanan darah dapat menurun, membuat tubuh mengeluarkan hormon rileksasi, dan juga menurunkan kadar hormon stres.

2. Perbaiki mood
Orang yang memiliki hewan peliharaan biasanya merasa lebih bahagia, lebih mudah mempercayai orang lain, dan tidak merasa terlalu kesepian, serta lebih jarang sakit.

Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perasaan bahwa Anda diperlukan dan selalu ada yang menunggu serta menyambut dengan senang saat Anda pulang ke rumah. ** Baca juga: 5 Penyakit yang Bisa Saja Muncul Saat Anda Bekerja Secara Berlebihan

3. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh
Beberapa penelitian mengungkapkan, bayi yang terlahir dalam keluarga yang memelihara hewan peliharaan memiliki risiko lebih rendah terhadap asma dan berbagai jenis alergi. Efek ini hanya terjadi bila paparan terjadi saat bayi berusia di bawah enam bulan.

Sebuah penelitian lainnya menunjukkan, bayi yang terlahir dalam keluarga yang memiliki anjing atau kucing lebih jarang mengalami demam dan infeksi telinga selama satu tahun pertama kehidupannya ketimbang bayi yang terlahir dalam keluarga yang tidak memiliki hewan peliharaan.

Menyenangkan, bukan? (ilj/bbs)




Atasi Masuk Angin dengan Cara yang Tepat

Kabar6-Masuk angin adalah suatu kondisi yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk Angin diyakini menjadi penyakit yang nyata, tetapi saat ini belum ada bukti medis untuk mendukung klaim ini. Penyakit ini mirip influenza karena gejala dan penyebabnya hampir sama.

Meskipun bukan penyakit berbahaya, kondisi ini bisa menjadi tolok ukur tubuh Anda sedang mengalami kelelahan, butuh istirahat, tidur, olahraga, dan makan yang cukup.

Pada level ringan, masuk angin bisa diatasi sendiri di rumah. Anda perlu ke dokter jika gejala masuk angin disebabkan infeksi atau melonjaknya kadar asam lambung.

Ketika Anda mengalami masuk angin, melansir tabloidbintang, jangan memaksa tubuh untuk terus bekerja, dan segeralah beristirahat. Mengonsumsi makanan dan minuman hangat seperti sup ayam, teh hangat, dan jahe hangat bisa membantu meredakan gejala masuk angin.

Konsumsi juga menu tinggi kalori dan protein. Selain itu, istirahat cukup. Hindari begadang, karena tidur membantu memulihkan kekebalan tubuh. ** Baca juga: Lepas Sepatu Saat Masuk Rumah Hindari Anda dari Bakteri Ini

Jika Anda tidur kurang dari delapan jam sehari karena kesibukan, maka bayarlah ‘utang’ tidur pada akhir pekan. Hal ini karena kurang tidur membuat sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga mudah terkena berbagai penyakit termasuk gejala masuk angin.(ilj/bbs)




Hindari Kebiasaan Makan yang Justru Turunkan Imun Tubuh

Kabar6-Memiliki daya tahan tubuh kuat dapat membantu seseorang terhindar dari berbagai penyakit. Termasuk selama pandemi COVID-19 ini, setiap orang diharuskan memperkuat daya tahan tubuhnya.

Cara termudah adalah mengonsumsi berbagai makanan sehat, dan juga vitamin penunjang. Hal yang tidak kalah penting, menghindari kebiasaan makan yang bisa melemahkan daya tahan tubuh.

Ada sejumlah kebiasaan makan yang justru dapat menurunkan imun tubuh. Melansir beberapa sumber, salah satunya mengonsumsi banyak gula dan kafein dalam keseharian. Hindari mengonsumsi keduanya secara berlebihan, karena berefek buruk untuk kesehatan.

Kemudian, tidak disarankan mengonsumsi garam yang biasanya terkandung dalam makanan atau camilan asin dan gurih, terutama makanan cepat saji yang terkenal nikmat. Kelebihan garam atau sodium dalam tubuh bisa memicu masalah seperti retensi cairan dan tekanan darah tinggi.

Penelitian terbaru dari University Hospital of Bonn pada manusia dan tikus menemukan, terlalu banyak asupan garam bisa membuat daya tahan tubuh melemah.

Peneliti menemukan, ketika ginjal mengeluarkan kelebihan sodium, efek domino terjadi pada tubuh sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri.

Meski COVID-19 adalah penyakit virus, bisa menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Soal asupan garam harian, disarankan tak lebih dari 2.300 mg per hari bagi orang dewasa.

Kurangi konsumsi makanan cepat saji dan makanan kalengan yang tinggi garam. Sebagai solusinya, bumbui makanan juga dengan rempah dan herba alami.

Selain garam, gula juga jadi ‘musuh’ untuk tubuh saat dimakan terlalu banyak. Mengurangi asupan gula membawa banyak dampak positif bagi tubuh termasuk membuat kesehatan mental seseorang lebih baik.

Dalam kaitannya dengan daya tahan tubuh, studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan manusia yang diberi makan 100 gram gula setelah semalaman berpuasa, sel kekebalannya mengalami penurunan kemampuan untuk menelan bakteri. Efek terbesarnya terlihat antara satu sampai dua jam setelahnya, tetapi bertahan hingga lima jam.

Batasi asupan gula harian tak lebih dari 24 gram untuk wanita dan 36 gram untuk pria setiap harinya. Jumlah ini kira-kira setara enam dan sembilan sendok teh (sdt) gula.

Sementara itu, kelebihan kafein bisa mengganggu jam tidur, yang pada akhirnya meningkatkan inflamasi dan mengganggu daya tahan tubuh. Solusinya, kurangi kebiasaan minum kopi dan teh berlebihan.

Hindari juga konsumsi soda dan minuman berenergi yang juga mengandung kafein. Pastikan minum kafein terakhir kali enam jam sebelum waktu tidur, agar kualitas tidur tidak terganggu.

Di sisi lain, serat berperan penting untuk kesehatan pencernaan dan bakteri baik dalam usus. Jenis bakteri ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus suasana hati. Penelitian menunjukkan, asupan tinggi serat dan prebiotik membantu perkuat daya tahan tubuh seseorang. Pada akhirnya seseorang memiliki proteksi untuk melawan virus.

Asupan cukup serat setiap hari juga membuat tidur lebih lama dan nyenyak. Jumlah asupan serat yang disarankan tiap hari adalah 25 gram untuk wanita dan 38 gram untuk pria.

Pilih makanan tinggi serat seperti bijian utuh dan kacang-kacangan. Juga beragam buah dan sayur. ** Baca juga: Benarkah Kerja di Malam Hari Bisa Turunkan Laju Metabolisme Tubuh?

Makan buah dan sayur setiap hari sangat dianjurkan, namun untuk fungsi perkuat daya tahan tubuh, utamakan asupan sayuran hijau. Jenis sayuran ini menyediakan beragam nutrisi baik.

Ada vitamin A, vitamin C, dan folat dalam sayuran hijau. Selain itu, terdapat senyawa bioaktif yang menghasilkan sinyal kimia untuk mengoptimalkan daya tahan pada usus, yang merupakan lokasi untuk 70-80 persen sel imun.

Beberapa sayuran hijau yang bisa dikonsumsi adalah brokoli, bok choy, dan kubis. Sayuran hijau ini bisa diolah dengan berbagai cara dan dipadukan banyak makanan sehat lain untuk menambah nilai nutrisinya.(ilj/bbs)




Beberapa Bagian Tubuh yang ‘Menanggung’ Akibat Buruk Saat Anda Patah Hati

Kabar6-Tidak semua orang memiliki kisah cinta yang berjalan mulus. Sebagian harus kandas di tengah jalan karena berbagai hal. Namun tahukah Anda, patah hati atau mendengar kata ‘putus’ tidak hanya membuat seseorang merasa sedih tetapi juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh?

Ada beberapa bagian tubuh, melansir dokter.id, yang akan menanggung akibat buruk akibat patah hati. Apa sajakah itu?

1. Perut
Apakah perut Anda terasa mulas saat mendengar ajakan putus dari pasangan? Hal ini karena rasa stres yang Anda rasakan memicu kenaikan asam lambung dalam perut. Selain itu, otak pun akan segera mengirimkan sinyal rasa kenyang sehingga Anda pun tidak lagi merasa lapar dan tidak nafsu makan.

2. Rambut
Dalam perkembangannya, folikel rambut akan mengalami suatu fase istirahat di mana rambut akan berhenti bertumbuh untuk sementara. Saat stres, fase ini akan menjadi lebih panjang, dan yang lebih parahnya lagi adalah Anda juga dapat mengalami kerontokan.

3. Otak
Pada saat Anda merasa stres karena diputuskan oleh sang kekasih, maka hal ini akan memicu suatu bagian somatosensorik dalam otak, yang akan menyebabkan munculnya berbagai gejala tidak mengenakkan seperti tubuh terasa pegal, nyeri otot, dan berbagai rasa tidak nyaman lainnya.

4. Hormon
Saat stres, maka kadar hormon stres atau kortisol dan kadar hormon adrenalin pun akan meningkat. Hal ini tentu saja dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah, yang dapat berdampak buruk pada Anda yang memang telah menderita tekanan darah tinggi dan orang yang sudah berusia lanjut.

5. Peningkatan sistem kekebalan tubuh
Mendengar kata ‘putus’ juga dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk bekerja secara berlebihan, yang akan meningkatkan reaksi radang di seluruh tubuh.

Selain itu, karena sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja dengan baik, maka Anda pun dapat mengalami demam dan meriang. ** Baca juga: Studi di AS Ungkap, Orang Kaya Tidur Lebih Lama di Malam Hari Ketimbang Orang Miskin

Jadi bagi Anda yang masih merasa sedih dan stres karena patah hati, segera bangkit dengan mengerjakan berbagai hal positif lainnya seperti olahraga, melakukan hobi, atau menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan lain.

Dengan demikian, kesehatan akan lebih terjaga dan kesedihan berlalu tanpa Anda sadari.(ilj/bbs)




5 Kriteria Olahraga yang Baik untuk Tingkatkan Sistem Imunitas Tubuh

Kabar6-Olahraga, menurut sejumlah hasil studi, dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Nah, ada sejumlah kriteria olahraga yang baik dilakukan untuk menjaga atau bahkan meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Frekuensi, durasi, konsistensi, dan jenis olahraga memainkan peranan penting untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang kuat akan membantu melindungi tubuh dari serangan virus dan penyakit. Melansir CNN Indonesia, ini kriteria olahraga yang baik untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh:

1. Durasi atau lama waktu olahraga
Berolahraga terlalu lama justru tidak baik untuk kekebalan tubuh. Sebaliknya, berolahraga terlalu sedikit tidak dapat memacu sistem imun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, olahraga optimal hingga 300 menit per minggu atau sekira 45-60 menit setiap hari.

2. Frekuensi berolahraga
Frekuensi adalah seberapa sering melakukan olahraga setiap minggu. WHO menyarankan, olahraga setiap hari sekira 30-45 menit dengan intensitas sedang. Dapat pula berolahraga lima kali seminggu dengan durasi 30-60 menit dengan intensitas sedang hingga berat.

3. Intensitas olahraga
Intensitas adalah kekuatan olahraga dalam memacu jantung. Intensitas olahraga yang disarankan adalah sedang ke berat. Semakin jantung berdetak dengan cepat atau semakin terengah-engah, semakin tinggi intensitas olahraga yang dilakukan. Sesuaikan pula intensitas dengan kesanggupan diri.

4. Jenis olahraga
WHO menyarankan untuk melakukan olahraga jenis aerobik atau olahraga yang memacu detak jantung. Banyak penelitian membuktikan, olahraga aerobik baik untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Beberapa contoh olahraga aerobik adalah berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang.

Latihan interval intensitas tinggi atau dikenal dengan HIIT (High-Intensity Interval Training), dalam sebuah penelitian juga disebut meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Studi lain mendapati latihan kekuatan juga kemungkinan dapat membantu sistem kekebalan tubuh.

5. Konsistensi
Konsistensi memainkan peran penting untuk menjaga sistem imunitas tubuh. Olahraga yang dilakukan secara rutin lebih ampuh meningkatkan sistem imun tubuh ketimbang olahraga yang hanya dilakukan sesekali saja. ** Baca juga: Fakta Unik Seputar Tidur

Selamat berolahraga.(ilj/bbs)