Kota Jilin Jadi Pusat Virus Corona Baru di Tiongkok

Kabar6-Usai lockdown di Kota Wuhan, pemerintah Tiongkok baru-baru ini menerapkan lockdown di Kota Jilin setelah kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut terus bertambah.

Jilin telah melaporkan enam kasus baru virus corona. Sebelumnya, kota tetangga Jilin bernama Shulan, telah lebih dulu melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19. Seluruh warga dilarang bepergian, dan layanan kereta juga ditiadakan.

Jilin, melansir MSN, adalah kota terbesar di Provinsi Jilin yang berbatasan dengan Korea Utara, Rusia, dan Mongolia. Korea Utara dan Provinsi Jilin hanya dipisahkan oleh Sungai Yalu. Menurut sejarah Tiongkok, Provinsi Jilin dikenal sebagai kawasan industri dan rumah dari kelompok etnis Jin (Manchu), Mongol, dan Xibe, kelompok yang menguasai dua kerajaan besar di masa lalu.

Kota ini dihuni oleh 27 juta jiwa, merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Tiongkok yang telah menghasilkan pendapatan wisata sebesar Rp118 juta per tahun.

Suhu di Jilin bisa dibilang dingin sepanjang tahun, sehingga ramai didatangi wisatawan saat musim dingin. Kegiatan ski di Jilin berpusat di Beidahu Ski Resort dan Gunung Changbai, merupakan salah destinasi wisata yang masuk ke daftar Cagar Biosfer Dunia dan Situs Warisan Alam Dunia UNESCO.

Terdapat juga atraksi menarik musim dingin Famous Ice Rimmed Trees di sepanjang Songhua River. Fenomena alam yang terjadi ketika air hangat dari sungai memenuhi udara musim dingin, membentuk kristal es di pohon-pohon willow.

Saat musim panas, resor ski di Jilin juga ramai dikunjungi wisatawan domestik yang tak tahan dengan panasnya suhu udara di Selatan Tiongkok. Selain itu, Gunung Changbai juga menjadi lokasi Danau Heavenly yang disebut ‘permata biru’, berada di ketinggian 2.194 mdpl.

Selain itu, kolam air panas alam di Gunung Baekdu juga ramai dikunjungi wisatawan. Penduduk Tiongkok percaya, air alami bersuhu 60 derajat Celsius di sini bisa menyembuhkan berbagai masalah kesehatan. ** Baca juga: Gara-gara Sapi, Kereta Semi Cepat India yang Baru Sehari Diresmikan Alami Kerusakan

Kota Jilin dapat ditempuh dengan menggunakan kereta dari Beijing sekira enam jam.(ilj/bbs)




Sehari Setelah Lebaran, 2 Pasien Corona Asal Tangsel Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Pasien yang sembuh dari Corona Virus Disease 2019 (Covid19) di Kota Tangerang Selatan bertambah 2 orang menjadi 47 orang, Senin 25 Mei 2020.

Informasi tersebut diberitahukan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kota Tangsel melalui website resmi Tangsel Tanggap Covid 19 yang diupdate setiap hari sekira pukul 15.00 WIB.

Website tersebut juga mengupdate penambahan jumlah kasus positif yang bertambah 1 orang menjadi 216 orang, sehingga pasien yang masih dirawat dirumah sakit adalah 145.

**Baca juga: Lebaran PSBB, Volume Sampah di Tangsel Meningkat 10 Persen.

Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berkurang 1, sehingga ODP tersisa 468 orang dan PDP tersisa 258 pasien.

Sampai informasi ini diterbitkan, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid19 Kota Tangsel, Tulus Muladiyono belum dapat dikonfirmasi.(eka)




Angka Kasus Covid-19 di Kabupaten Tangerang Terus Melonjak

Kabar6.com

Kabar6-Situs pusat informasi dan koordinasi Covid-19 Pemerintah Kabupaten Tangerang menyebutkan adanya lonjakan kasus Covid-19 atau virus corona usai Hari Raya Idul Fitri.

Berdasarkan data yang bersumber dari situs Covid 19 tetsebut, jumlah pasien positif naik menjadi 150 kasus, padahal sebelum hari Raya Idul Fitri jumlah kasus positif hanya 120 kasus, pasien terkonfirmasi sembuh juga naik menjadi 75, dan pasien positif yang meninggal jumlahnya 11 orang.

Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) naik dari 364 orang menjadi 478 dengan rincian pasien PDP pengawasan 371, PDP sembuh 75 namun PDP meninggal naik dari 32 orang jika ditotal antara pasien positif Corona dan pasien PDP maka jumlah yang meninggal naik dari 35 menjadi 43 orang.

Selain angka PDP, jumlah orang dalam pemantauan ( ODP) juga mengalami kenaikan dari 705 menjadi 897 orang, dengan rincian ODP proses pemantauan 266, ODP yang sudah sembuh sebanyak 631 orang.

Jika ditotal secara keseluruhan jumlahnya mencapai 1525 orang, dengan rincian pasien positif 150 orang, PDP 474 orang ODP 897 orang.

Kecamatan Kelapa Dua, masih menempati rengking pertama dengan jumlah positif Corona sebanak 46 orang, dengan jumlah PDP naik 108 orang, dan jumlah ODP naik 215 orang

Kemudian disusul oleh Kecamatan Curug pada posisi kedua dengan jumlah pasien positif 10 orang, jumlah PDP mencapi 43 orang, jumlah ODP 126 orang.

Kecamatan Pasar Kemis menempati posisi ketiga dengan jumlah positif Corona naik dari 24 orang menjadi 27 orang , jumlah PDP naik dari 62b orang dan jumlah ODP 67 orang.

Selanjutnya, Kecamatan Cikupa menempati posisi keempat dengan jumlah pasien positif 12 orang , PDP 38 orang , ODP 87borang.

Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmidzi membenarkan adanya lonjakan angka kasus Covid-19 usai perayaan Idul Fitri.

“Kenaikan tersebut merupakan hasil rapid test dan swab dan merupakan kasus lama dan baru, pasien yang positif menularkan kepada anggota keluarga, dari hasil tracingan Dinkes pada minggu kemarin, kemudian Dinkes melakukan rapid test dan tes swab,” katanya, Senin (25/5/2020).

**Baca juga: Danau Biru Cigaru Disegel Satpol PP Kabupaten Tangerang.

Hendra menghimbau kepada warga Kabupaten Tangerang untuk menghindari kerumunan dan menjaga jarak aman, mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, tetap diam dirumah, hindari kontak fisik atau berjabat tangan, dan jika keluar rumah wajib memakai masker.

“Hindari kontak tangan dengan menyentuh mulut, hidung dan mata, kecuali kita sudah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,” pungkasnya. (Vee)




Perayaan Lebaran Sampah Mengular Berserakan di Ciledug

Kabar6.com

Kabar6-Pemandangan tak enak terlihat di sepanjang Jalan Raden Patah, Parung Serab, Ciledug, Kota Tangerang. Pembatas jalan dipenuhi kantong plastik berisi sampah mengular sekitar 500 meter.

Sampah-sampah rumah tangga itu merupakan hasil perayaan lebaran. Sampah sengaja dibuang sembarangan oleh warga dan tak diangkut oleh petugas kebersihan.

“Udah dari H-1 sampah berserakan,” kata Wulan, warga Pondok Aren, Senin (26/5/2020).

Setiap hari ibu dua anak itu melintasi ruas jalan di Ciledug. Ia melihat sampah sudah menumpuk mengular merusak pemandangan kota.

Saat ini, di dekat jembatan didirikan posko check point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengawasi pergerakan pengguna jalan wilayah perbatasan Kota Tangsel. Tapi, sejak Lebaran posko kosong.

Kondisi tidak adanya petugas jaga, dimanfaatkan warga untuk membuang sampahnya di tengah jalan. Selain di separator jalan, di sejumlah titik pertigaan dan bawah pohon pinggir jalan, sampah banyak tertumpuk..

**Baca juga: Lebaran, Garuda Indonesia Operasikan 33 Penerbangan.

“Sepertinya memang belum diangkat oleh petugas kebersihan. Biasanya diangkat. Tapi karena libur Lebaran kali, petugasnya pada ikutan libur, sampah menumpuk,” ujar Wulan.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan kabar6.com masih berupaya mengkonfirmasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang.(yud)




Pemkab Lebak Diminta Tutup Akses Menuju Obyek Wisata

Kabar6.com

Kabar6-Anggota Fraksi PKS DPR Kabupaten Lebak Abdul Rohman, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menutup akses menuju obyek wisata.

“Akses menuju tempat wisata harus ditutup untuk mencegah wisatawan lokal dan luar daerah datang,” kata Abdul Rohman, kepada Kabar6.com, Senin (25/5/2020).

Jika tidak, ujar Abdul Rohman, akan banyak wisatawan yang tetap nekat berkunjung meski sebenarnya pengelola sudah menutup tempat wisata demi mencegah penyebaran Covid-19 yang berpotensi terjadi akibat kerumunan banyak orang.

“Ini tentu sangat berbahaya, karena wisatawan yang datang bukan hanya dari lokal saja tetapi juga datang dari daerah-daerah dengan status zona merah Covid-19,” tutur anggota Komisi II ini.

Penutupan akses ke lokasi wisata harus dilakukan secara maksimal untuk memastikan tidak ada wisatawan yang bisa masuk ke obyek wisata.

“Pemerintah daerah harus bekerja sama dengan unsur muspika dan pemerintah desa. Aparat harus mengambil tindakan tegas kepada wisatawan yang tetap membandel,” pintanya.

Sementara itu, pengelola Pantai Bagedur, Mumu Mahmudin, mengatakan telah melaporkan kepada polisi karena banyaknya wisatawan yang tetap memaksa masuk.

**Baca juga: Sudah Ditutup karena Corona, Banyak Wisatawan Bandel Kunjungi Obyek Wisata di Lebak.

Padahal pihak pengelola sudah memasang informasi bahwa Pantai Bagedur ditutup dengan menutup portal dan membiarkan loket di pintu masuk kosong

“Bingung kami masih ada aja yang buka portal. Tapi sekarang sih udah ada dari Polsek Malingping siaga di pintu masuk dan alhamdulillah enggak ada lagi yang masuk,” katanya.(Nda)




Sudah Ditutup karena Corona, Banyak Wisatawan Bandel Kunjungi Obyek Wisata di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Meski ditutup namun masih banyak saja wisatawan yang tetap membandel mengunjungi obyek wisata yang berada di Kabupaten Lebak di hari pertama libur Lebaran, Senin (25/5/2020).

Penutupan obyek wisata di Kabupaten Lebak sesuai dengan surat Dinas Pariwisata (Dispar) setempat yang meminta agar pengelola menutup tempat wisata untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Salah satu obyek wisata yang masih saja ramai dikunjungi adalah Pantai Bagedur, di Kecamatan Malingping.

Pengelola Pantai Bagedur Mumu Mahmudin melaporkan kepada Kabar6.com, meski ditutup, banyak wisatawan yang tetap masuk dengan membuka portal di gerbang masuk.

“Portal udah ditutup masih ada aja yang buka,” kata Mumu.

Tidak hanya berasal dari sekitar tempat wisata, wisatawan yang tetap memaksa datang berkunjung di tengah pandemi juga berasal dari zona merah seperti Tangerang.

“Bingung kita, imbauan sudah kami lakukan, sudah pasang pengunguman bahwa wisata ditutup. Loket di pintu masuk juga kami kosongkan, enggak narik retribusi kami,” ujar Mumu.

**Baca juga: Orang dengan Risiko Tertular Covid-19 di Lebak Melonjak 50 Persen.

Pihaknya kata Mumu, hanya bisa memantau wisatawan yang sedang bermain di pantai untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

“Ada ratusan lah. Kami sudah laporkan dan ini lagi menunggu dari pihak kepolisian. Kami harap, masyarakat bisa mematuhi karena untuk kebaikan bersama,” tutur Mumu.(Nda)




Dihukum Menyapu Jalanan Gara-gara Telepon Pusat Bantuan COVID-19 untuk Minta Camilan

Kabar6-Selama menerapkan kebijakan lockdown, pemerintah India menyiapkan Pusat Bantuan COVID-19 yang bisa diakses masyarakat untuk mendapatkan informasi, atau mendapat kebutuhan tertentu yang bersifat mendesak.

Hal itu juga berlaku untuk pemerintah Uttar Pradesh. Tim pusat bantuan sibuk melayani kebutuhan warga, mulai dari mencari informasi dan bantuan medis, hingga warga yang meminta bantuan kebutuhan bahan pokok.

Sayangnya, ada sejumlah oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan fasilitas ini melalui selera humor rendah. Bagaimana kisahnya? Seorang pria di Uttar Pradesh, melansir news18, dihukum kerja sosial menyapu jalanan karena bercanda dengan menelepon Pusat Bantuan COVID-19, dan meminta mereka mengirimkan camilan ke rumahnya.

Pria tersebut dilaporkan menghubungi pusat bantuan dan meminta agar petugas jaga mengirimkan empat buah samosa dan chutney. Tidak hanya itu, seorang petugas jaga Pusat Bantuan COVID-19 bernama Aunjaneya Kumar Singh, menyebut jika pria tersebut sudah melanggar peraturan penggunaan pusat bantuan demi memenuhi keinginan pribadi yang tidak penting.

Meskipun demikian, para petugas tetap datang ke rumah pria tersebut dan mengirimkan camilan yang diminta. Sayangnya pemberian itu tidak gratis, karena petugas kemudian memberikan hukuman ringan kepada si pria yaitu wajib menyapu jalanan yang kosong dan sepi.

Para petugas juga meminta pria yang tidak diungkap identitasnya itu untuk membersihkan saluran air yang kotor. Hukuman ini diberikan karena ia sudah menggunakan nomor pusat bantuan untuk hal yang tidak penting, sekaligus membuang waktu berharga para petugas di sana.

Diakui Kumar, masih banyak warga Uttar Pradesh yang menggunakan pusat bantuan untuk hal-hal yang sifatnya tidak penting. Sebelumnya, sempat ada pria yang meminta dikirimi pizza, hingga meminta bantuan petugas untuk memasak langsung di rumahnya.

“Kami sering menerima telepon di pusat bantuan di mana orang-orang meminta dikirimkan pizza atau samosa. Ini sebenarnya merupakan tindakan yang dilarang karena dapat mendorong banyak orang untuk melakukan hal yang sama dan menyepelekan wabah virus corona,” kata salah satu petugas pusat bantuan.

Hal yang membuat para petugas mengelus dada, beberapa penduduk bahkan kerap mengirimkan video Tik Tok ke WhatsApp pusat bantuan hanya untuk mengejek para pekerja. ** Baca juga: Menjijikkan! Seorang Chef Kepergok Ludahi Makanan yang Sedang Dimasak

Kondisi ini membuat pemerintah India memerintahkan agar petugas lebih tegas lagi dalam menghadapi para penduduk yang ‘nakal’ tersebut.(ilj/bbs)




Uang Kertas di India Digunakan Sebagai Pengganti Masker

Kabar6-Ada saja ide nyeleneh yang dilakukan sejumlah orang gara-gara harga masker yang melonjak. Salah satunya seperti yang dilakukan seorang pria asal India bernama Amir.

Pria yang satu ini, melansir Gulfnews, menggunakan uang kertas sebagai pengganti masker. Dalam sebuah video yang sedang viral, tampak dua orang pria yaitu Amir dan temannya, Mehboob, diberhentikan oleh polisi yang tengah berjaga karena tidak memakai masker.

Setelah mendapat teguran, Mehboob menggunakan sapu tangan. Namun, Amir memutuskan untuk menjadikan uang 10 rupee sebagai masker. Bukan tanpa alasan, Amir memiliki pembelaan mengapa ia menggunakan uang kertas tersebut.

“Sebuah masker berharga 40 rupee (Rp7.780), sementara saya hanya punya 10 rupee. Jadi, saya menggunakannya untuk menutupi mulut,” jelasnya.

Dikatakan Amir, mereka datang dari area Parikshitgarh, di mana mereka harus bepergian ke Meerut untuk mendapat bayaran dari majikan. Alhasil, keduanya pun diberikan masker oleh pihak berwenang. Meski begitu, keduanya tetap menjalani proses hukum.

Laporan dari The Economic Times Maret lalu menyebutkan, masyarakat India memang tengah mengeluhkan adanya kenaikan harga barang untuk melindungi mereka dari virus corona. Seperti masker bedah yang biasanya bisa didapatkan seharga 10 rupee bisa menjadi 40 rupee atau lebih.

Begitu juga masker jenis N95. Jika warga bisa mendapatkannya 150 rupee (Rp29.174), kini benda itu harus ditebus seharga 500 rupee atau sekira Rp97.248. ** Baca juga: Hah! Wanita Asal Kanada Ini 8 Kali Positif COVID-19

Penggunaan uang kertas untuk menutupi hidung dan mulut pun sangat berisiko, sebab uang kertas merupakan salah satu benda yang sering dipegang oleh banyak tangan, sehingga berpotensi menyebarkan kuman lainnya.

Meski belum pasti, para ahli kesehatan percaya, virus corona juga bisa ditularkan melalui permukaan benda yang sering disentuh, termasuk uang. Apalagi, virus ini bisa bertahan di permukaan benda selama 10 hari.

“Jadi, imbauan untuk meminimalisir transaksi dengan uang tunai itu bisa menjadi salah satu langkah untuk mencegah penyebaran virus,” ungkap Sanjay Maggirwa, ahli imunologi dari George Washington University School of Medicine.(ilj/bbs)




Hah! Wanita Asal Kanada Ini 8 Kali Positif COVID-19

Kabar6-Jika sebelumnya ada pria yang telah tiga kali terkena COVID-19, kali ini seorang wanita Kanada dinyatakan positif COVID-19 untuk kedelapan kalinya. Bagaimana bisa?

Wanita bernama Tracy Schofield asal Cambridge, Ontario, jatuh sakit dengan gejala terinfeksi COVID-19 termasuk demam, kedinginan dan sesak napas pada 30 Maret dan dinyatakan positif untuk pertama kalinya pada 31 Maret.

Sejak itu, melansir Foxnews, Schofield telah menjalani tujuh tes lagi, termasuk satu yang entah kenapa hasilnya negatif. Namun tes kesembilan dia kembali positif Covid-19. Saat ini Schofieldsedang mempersiapkan tes ke-10 kalinya. Selama dua minggu setelah tes pertamanya, Schofield melakukan karantina mandiri di kamarnya.

Selama periode itu, Schofield mengklaim demamnya mencapai 40,05 derajat Celsius, dan dia juga kehilangan indera pengecap dan penciuman. Dan kini, lebih dari 50 hari kemudian, Schofield mengatakan dirinya masih sesak napas. “COVID-19 telah mengambil banyak dari saya, dan itu berlanjut setiap hari,” ujarnya.

Setelah menghasilkan hasil positif tujuh kali, tes kedelapannya kembali negatif. “Saya menangis karena saya sangat bahagia,” kata Schofield. ** Baca juga: Setelah 32 Diculik, Pria Ini Kumpul Kembali Bersama Orangtuanya

Tetapi menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seorang pasien harus dites negatif dua kali berturut-turut sebelum pasien tersebut dapat dinyatakan pulih. Sayangnya, tes kesembilan menemukan bahwa virus itu masih kuat di sistemnya alias positif COVID-19.

Para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa tes-tes seperti itu diketahui menghasilkan negatif dan positif palsu. Laporan anekdotal awal menunjukkan, beberapa test kit dengan benar mendeteksi COVID-19 hanya 70 persen, artinya sekira sepertiga deteksi pasien akan menerima hasil negatif palsu.(ilj/bbs)




MUI Tangsel Imbau Masyarakat Gemakan Takbir di Malam Idul Fitri

Kabar6.com

Kabar6-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tetap mengajak umat muslim untuk menghidupkan takbir saat malam Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah.

Hal itu dituangkan dalam Surat Edaran MUI Tangsel nomor : 043/XI-08/SR/V/2020 tentang petunjuk teknis pelaksanaan shalat Idul Fitri 1441 H/2020 M saat pandemi Covid-19.

“Setiap muslim dalam kondisi apapun disunahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid. tahlil menyeru keagungan Allah SWT,” ujar Sekretaris Umum MUI Tangsel, Abdul Rojak saat dihubungi oleh Kabar6.com, Rabu (20/5/2020).

Dalam situasi pandemi yang belum terkendali, Abdul menerangkan, takbir bisa dilaksanakan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir atau jamaah secara terbatas.
“Dan juga bisa melalui media teievisi, radio, media sosiai, dan mecha digital Iainnya,” terangnya.

**Baca juga: Balapan Liar di Bundaran Alam Sutera Resahkan Pengguna Jalan.

Menurutnya, umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam Idul Fitri.

“Itu sebagai tanda syukur sekaligus doa agar wabah Covid19 segera diangkat oleh Allah SWT,” tutupnya.(eka)