50 Tempat Ibadah di Tangsel Disetujui Untuk Kembali Dibuka

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, Abdul Rojak mengatakan, lebih dari 50 tempat ibadah di Kota Tangsel sudah disetujui untuk dibuka, Kamis 4 Juni 2020.

Dijelaskannya, hal itu sudah dibahas melalui video conference bersama Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dan jajaran, lalu Ketua DKM se-Tangsel.

Dengan disetujui nya usulan masjid dan gereja tersebut, maka tempat itu sudah bisa melaksanakan kegiatan peribadatan sesuai dengan peraturan yang sudah diterapkan.

“Untuk rincian data nya ada di kecamatan masing-masing,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh Kabar6.com, Kamis (4/6/2020).

**Baca juga: Dekat Kantor Kelurahan Pondok Jagung Timur Rawan Penjambretan.

Diberitakan sebelumnya, usulan yang paling banyak merupakan di Kecamatan Pondok Aren.

Camat Pondok Aren, Makum Sagita menjelaskan, kemarin sudah lebih dari 20 masjid memberikan usulan, yang mengusulkan adalah masjid-masjid raya di Bintaro seperti Masjid Bani Umar.(eka)




Rumah Ibadah di Kota Tangerang Siap Terapkan Protokol Kesehatan

Kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah meninjau kesiapan sejumlah tempat ibadah dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Tangerang.

“Di masjid ini sudah bagus kesiapannya, mulai dari jarak antar jamaah dan kebersihan masjidnya,” ujar Arief saat meninjau Masjid Jami Al Jihad yang berada di Perum Periuk Damai RW. 08 Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kamis (4/6/2020).

Tinjauan dilakukan di beberapa tempat ibadah seperti Vihara Punna Sampada dan Gereja Pantekosta di wilayah Kecamatan Periuk, bersama dengan Kapolres Metro Tangerang Kota Sugeng Heriyanto dan Dandim 0506/Tgr Wisnu Kurniawan.

Kendati untuk memastikan kesiapan dari tiap-tiap tempat ibadah dalam memberikan keamanan bagi umat beragama dalam menjalankan peribadatan.

“Makanya kita cek semua, mulai dari masjid, gereja dan juga vihara. Karena di Kota Tangerang ada banyak agama, begitupun tempat ibadahnya,” jelas Arief.

Arief mengapresiasi kesadaran dan kesiapan dari berbagai pengelola tempat ibadah untuk menjaga agar umatnya bisa tetap beribadah di tengah pandemi Covid-19.

“Kelonggaran dibukanya tempat ibadah sudah disambut baik dengan siapnya protokol kesehatan di tempat-tempat ibadah,” katanya.

“Harapannya kesiapan ini bisa diikuti pula oleh seluruh tempat ibadah di Kota Tangerang,” tambahnya.

**Baca juga: Bila Sekolah Dibuka, Dindik Kota Tangerang: Kita Masih Koordinasi.

Sementara, Wakil Walikota Tangerang Sachrudin juga memantau kesiapan rumah ibadah di Kecamatan Karang Tengah dan Pinang seperti masjid agung Al-ikhlas, Masjid Al-Jannah, Masjid At-Taqwa dan pondok pesantren Daarusshulton.

“Kesiapannya sudah cukup baik, jangan lupa protokol kebersihan keluar masuk rumah ibadah harus disiapkan dengan seksama agar semua umat yang akan beribadah bisa merasa nyaman dan aman,” ucap Sachrudin saat memantau masjid agung Al-ikhlas Karang tengah.(Oke)




Akhir 2020, Tiongkok Disebut Siap Pasarkan Vaksin COVID-19

Kabar6-Komisi Administrasi dan Supervisi Aset milik Negara Tiongkok (SASAC) mengungkapkan, vaksin virus corona buatan Tiongkok siap dipasarkan paling cepat akhir 2020 ini.

Dalam berbagai uji coba, melansir straitstimes, lebih dari 2.000 orang telah mendapat vaksin yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products dan Beijing Institute of Biological Products. “Vaksin sudah siap untuk pasar paling cepat pada akhir tahun ini atau awal 2021,” demikian posting SASAC di akun media sosial China, WeChat pada 29 Mei lalu.

Vaksin itu telah masuk tahap II tes klinik. Kedua pengembang vaksin itu terkait dengan grup farmasi milik negara Sinopharm yang manajemennya diawasi oleh SASAC. Lini produksi Beijing Institute of Biological Products akan memiliki kapasitas manufaktur 100 juta hingga 120 juta dosis.

Diketahui, Tiongkok memiliki lima vaksin virus corona dalam uji coba pada manusia. Belum ada perusahaan yang bersedia memberikan komentar terkait vaksin tersebut. ** Baca juga: Tim Peneliti Kanada Ciptakan BlueDot yang Mampu Prediksi Pandemi di Masa Depan

Berbagai negara lain juga telah membuat vaksin virus corona, namun belum ada satu pun negara yang telah meluncurkannya ke pasar.(ilj/bbs)




Peneliti Thailand Kembangkan Vaksin COVID-19 untuk Dorong ‘Pariwisata Medis’

Kabar6-Thailand tengah membangun momentun untuk menciptakan vaksin virus corona buatan sendiri. Mereka berharap, penemuan vaksin itu dapat mendorong pariwisata medis ke negara itu.

Ya, Thailand sedang menguji coba vaksin menggunakan monyet sejak bulan lalu. Dan hal itu merupakan satu dari sekira 100 potensi vaksin yang sedang dikembangkan di penjuru dunia. Diharapkan, vaksin itu tersedia tahun depan dengan harga yang terjangkau.

Perusahaan lokal Bionet-Asia, melansir thestar, bekerjasama dengan pemerintah dan universitas di Bangkok mengerahkan 250 orang dan semua laboratorium, teknologi, dan fasilitas produksi untuk mengembangkan vaksin itu.

“Dalam kasus Covid, ada upaya global mempercepat eksperimen, uji coba, membagi informasi, membagi diagnostik dan itulah mengapa kita dalam posisi juga, untuk bergerak sangat cepat,” jelas chief executive officer, Pham Hong Thai.

Dijelaskan Pham, tes pada hewan sejauh ini memberikan hasil menjanjikan dan tahap selanjutnya meminta izin pemerintah untuk uji klinik melibatkan manusia.

Diketahui, dengan hanya 3.082 kasus dan 57 kematian, Thailand sukses mencegah virus corona dan melonggarkan banyak pembatasan. ** Baca juga: Krisis Ekonomi di Kuba, Kelinci Bisa Jadi ‘Mata Uang’

“Thailand memiliki sistem perawatan kesehatan bagus, praktik medis bagus. Ini akan menarik banyak minat dari turis dan investor serta mendorong kami sebagai pusat medis,” kata Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Anutin Charnvirakul.

Di tengah musibah, ternyata ada celah menjanjikan untuk sektor pariwisata.(ilj/bbs)




Krisis Ekonomi di Kuba, Kelinci Bisa Jadi ‘Mata Uang’

Kabar6-Harus diakui, nyaris semua sektor ‘terjun bebas’ gara-gara pandemi COVID-19. Hal itu juga yang dialami Nelson Aguilar (70).

Pria Kuba ini biasanya menjual kelinci yang diternakkan ke restoran di Havana. Namun kini karena pandemi COVID-19 masih berlanjut, Aguilar menjadikan kelinci sebagai ‘mata uang’.

Bagaimana bisa? Melansir thisismoney, rupanya Aguilar menukar kelinci miliknya dengan makanan atau sabun, demi menghindari antrean panjang serta berjam-jam di sejumlah toko yang stoknya terbatas. Tidak hanya Aguilar, kini semakin banyak warga Kuba beralih ke sistem barter untuk memenuhi kebutuhan pokok, menukar secara langsung ke orang atau melalui grup media sosial.

Ya, pandemi COVID-19 memang telah memperburuk krisis barang kebutuhan pokok yang sudah parah sebelum virus melanda. “Sejak mereka menutup semua restoran. Saya sekarang memelihara kelinci untuk makan atau alat tukar,” kata Aguilar di depan kandang kelincinya.

Ditambahkan, “Saya menukar kelinci untuk sabun misalnya, karena saya tidak suka antrean itu. Sejauh ini, saya tidak pernah antre, meski sekali.”

Demi mendapatkan beberapa kebutuhan pokok, para pembeli harus antre. Ini terjadi sejak satu setengah tahun terakhir, saat kondisi ekonomi Kuba memburuk dengan krisis yang terjadi di Venezuela, serta sanksi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dan kini, pandemi menghentikan pariwisata, mengurangi pengiriman uang dan menambah biaya pengiriman, sehingga membuat Kuba mengalami krisis ekonomi terburuk sejak keruntuhan penyokong utamanya Uni Soviet pada 1990-an.

Diketahui, warga Kuba tidak kali ini saja melakukan barter. Selama era Uni Soviet, warga Kuba menukar minuman rum lokal untuk produk makanan kaleng Soviet dari para pelaut pedagang. ** Baca juga: Influencer Asal Australia Ini Alami ‘Monoboob’ yang Bikin Payudara Miliknya Menyatu

Selama masa depresi 1990-an, para petani menukar buah dan sayuran untuk barang-barang buatan warga kota.(ilj/bbs)




Oknum Ketua RT Pangkas 300 Ribu BLT Covid-19 Warga Di Legok

Kabar6.com

Kabar6-Tiga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Langsung Tunai (BLT) dampak covid-19 dari Kemensos RI, mengeluhkan sikap salah satu oknum Ketua RT berinisial R yang memangkas BLT dampak covid-19 sebesar Rp300 ribu rupiah.

Ketiga KPM itu merupakan warga kampung Candu, RT 05/01, Desa Serdang Wetan, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.

Saifudin (65) salah satu KPM BLT dampak covid-19 dari Kemensos RI mengatakan, Pembagian Bansos itu dilakukan di Kantor Desa Serdang Wetan pada bulan puasa lalu.

“Setelah menerima BLT di Kantor Desa, kita digiring kerumah Ketua RT, sesampai dirumahnya BLT itu dipotong Rp300 ribu dengan alasan untuk warga lain yang kurang mampu,” ucap Saifudin kepada Kabar6.com dikediamannya, Rabu (3/6/2020).

Ia menyangkan sikap oknum ketua RT yang tidak jujur kepada warganya.

“Hal ini sudah dua kali dilakukannya, awal puasa itu BLT dipotong Rp300 ribu, yang kedua kalinya Bansos Provinsi itu dipotong Rp100 ribu pada 62 orang, tapi itu dikembalikan lagi karena ada yang lapor, ya kalau mau dibagi bagi, ya gimana penerimanya,” tuturnya.

Ditempat yang sama Nuriasih KPM BLT lainnya mengungkapkan, dana BLT senilai Rp600 ribu miliknya itu dipangkas Rp300 ribu untuk dibagikan ke KPM lain namun berupa sembako.

“300 ribu yang dipotong itu dijadikan sembako untuk KPM lainnya, jadi ada yang terima sembako berupa beras 2 kilogram, minyak 2 kilogram dan terigu,” ujar Nuriasih.

Terpisah, Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Serdang Wetan, O,Om mengaku belum menerima informasi terkait hal itu.

**Baca juga: Sebelum Rapid Test, Pegawai dan Staf Kecamatan Sepatan Dilarang Masuk.

“Saya belum dapat informasi itu, coba besok datang ke Kantor Desa temui pak Kades, saya takut salah menyampaikannya, namun yang jelas Kades telah menekankan kepada RT/RW jangan ada pemotongan,” kata O,Om saat ditemui awak media dikediamannya.

Sementaraitu, Bansos berupa BLT DD covid-19 untuk Desa Serdang Wetan besok 4/6/2020 akan dicairkan di 6 RW, 28 RT yang ada di Desa Serdang Wetan. (CR)




Posko Cek Poin di Tangsel Ditiadakan, Apa Gantinya?

Kabar6.com

Kabar6-Posko cek poin di 7 wilayah kecamatan di Kota Tangerang Selatan ditiadakan saat diperpanjangnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu 1 Juni 2020.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangsel, Purnama Wijaya menerangkan, posko pemeriksaan yang berada di ruas jalan sebelumnya kini dialihkan ke sejumlah tempat yang dinilai menjadi pusat keramaian.

Purnama menerangkan, peralihan pengawasan pergerakan orang ini, merupakan masa peralihan menuju tatanan hidup baru ‘new normal’.

“Jadi tempat-tempat keramaian, seperti tempat moda transportasi, pasar, mal, terminal, kemudian stasiun kereta api. Jadi seperti itu nantinya,” ujar Purnama, Rabu (3/6/2020).

Sementara untuk titik penjagaannya, hingga kini pihaknya baru memiliki rencana untuk menempatkan personelnya di 14 titik pusat keramaian yang ada di wilayah Tangsel.

“Terdiri dari lima stasiun kereta api, lima pasar, dua terminal, yakni Pondok Cabe dan BSD, serta dua pool bus, yakni pool bus Kamatjati dan PPD,” terangnya.

Maka sementara waktu, pihaknya mengaku masih melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya, seperti Satpol PP, TNI, dan Polri untuk memeprsiapkan kematangan titik pengawasannya, serta persiapan anggarannya.

**Baca juga: Info Orang Hilang, Pria Lansia Hilang di Bintaro.

Purnama berharap, pengawasan masyarakat di pusat keramaian oleh petugas gabungan tersebut, sama seperti dengan pengawasan di posko-posko cek poin.

“Jadi yang diwajibkan bagi masyarakat, ke manapun harus pakai masker, jaga jarak, dan pihak mal atau tempat lainnya wajib menyediakan hand sanitizer dan pemeriksa suhu tubuh. Selain itu kapasitas dalam sebuah tempat keramaian juga harus dikurangi 50 persen. Umpama nya tempat makan mampu menampung 50, kini harus setengahnya. Gak bisa kaya dulu lagi,” tutupnya.(eka)




Sebelum Rapid Test, Pegawai dan Staf Kecamatan Sepatan Dilarang Masuk

Kabar6.com

Kabar6-Para pegawai dan staf Kecamatan Sepatan dilarang masuk kekantor sebelum melakukan rapid test, Rabu (3/6/2020).

Hal tersebut disampaikan oleh Camat Sepatan Dadang Sudrajat saat dilakukan rapid test kepada seluruh pegawai dan staf Kecamatan Sepatan oleh UPT Puskesmas Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Camat Sepatan, Dadang Sudrajat mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan terhadap 63 Orang pegawai dan staf, ditambah 7 kepala desa serta 1 lurah dinyatakan aman, semua dalam kondisi sehat, tanpa ada satupun yang reaktif Covid-19.

“Alhamdulillah, dengan adanya hasil tes ini setidaknya bisa membuat kita lega karena sudah ada hasil dan dari semua yang dites itu semuanya negatif. Kita harap semua pegawai menjaga diri dan jaga jarak interaksi agar tetap terhindar dari bahaya Covid-19,” kata Dadang kepada wartawan, Rabu (3/6/2020).

Dadang menjelaskan rapid test adalah merupakan langkah awal untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus corona.
Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona. Kata Dadang, para tim medis menanyakan seputar aktivitas yang dilakukan para pegawai di beberapa waktu sebelumnya serta menanyakan apakah pernah mengalami sakit pilek, batuk dan sesak nafas.

“Sebelum pemeriksaan dilakukan dulu tanya-tanya singkat oleh petugas medis. Setelah tanya-tanya itu, barulah diperiksa dengan rapid test ini untuk melihat hasilnya,” terangnya.

Dadang Sudrajat menyatakan, beberapa pegawainya yang lain masih ada yang belum melakukan pemeriksaan rapid test Covid-19 dikarenakan masih melaksanakan kegiatan diluar.

**baca juga: Kunjungi Posko Covid-19, Kapolresta Tangerang Sosialisasikan New Normal.

Nantinya, para pegawai atau staf tersebut tidak diperbolehkan masuk sebelum diperiksa rapid test dan membawa rekomendasi dari Puskesmas Sepatan.

“Giliran mereka yang belum periksa rapid test nanti pemeriksaannya di puskesmas. Langsung diperiksa apakah positif atau negatif hasilnya, ketika masuk sudah membawa rekomendasi hasil test,” pungkasnya.(Vee)




Kunjungi Posko Covid-19, Kapolresta Tangerang Sosialisasikan New Normal

Kabar6.com

Kabar6 – Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengunjungi posko Relawan Desa Lawan Covid-19 Desa Talagasari, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Rabu (3/6/2020). Selain memastikan kesiapsiagaan relawan, kedatangan Ade juga sekaligus untuk menyosialisasikan new normal.

“Saat ini masih masa PSBB, namun kita kedepan diminta untuk melakukan sosialisasi terkait penerapan new normal,” kata Ade.

Ade mengatakan, new normal adalah cara berfikir dan pola hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan. Ujar Ade, gugus tugas atau relawan harus bergerak mendatangi tempat-tempat umum dan tempat usaha untuk menyosialisasikan new normal.

Poin penting dari new normal, tambah Ade, adalah mengedepankan aspek protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan menyediakan sarana cuci tangan sebanyak mungkin.

“Pada masa new normal tempat ibadah serta pasar boleh beroperasi dengan mengedepankan protokol kesehatan,” terang Ade.

**Baca juga: 28 Jam Hilang, Remaja Tenggelam di Cikupa Ditemukan.

Ade menjelaskan, tujuan pentingnya sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan adalah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Oleh karenanya, lanjut Ade, gugus tugas dan relawan desa wajib mengingatkan pelaku usaha dan pengelola tempat keramaian agar mengedapankan protokol kesehatan dan menerapkan pola physical distancing.

“Disiplin itu sendiri adalah vaksin. Maka new normal jangan sampai mengabaikan aspek protokol kesehatan,” pungkasnya. (Vee)




Pemkot Tangerang Kemungkinan Besar Tak Bagikan BLT

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang telah menganggarkan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) sebesar Rp144 miliar dari total anggaran penanangan Covid-19 atau virus corona sebesar Rp241,6 miliar.

Namun JPS yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang itu, hingga kini Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp600 ribu tak kunjung dicairkan.

“Belum ada, belum ada yang dicairkan,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang, Suli Rosadi saat dihubungi, Rabu (3/5/2020).

Suli mengatakan, saat ini data bakal penerima bantuan BLT tersebut sebanyak 500 KK yang masuk dalam aplikasi Tangerang Live, namun dari data itu belum dilakukan verifikasi.

Pihaknya masih melihat bantuan sosial dari Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Diketahui Pemkot Tangerang mendapatkan bantuan sosial dari provinsi sebanyak 86.000 KK namun yang baru tersalurkan sebanyak 10 ribu.

Sementara bantuan yang didapatkan dari Pemerintah Pusat sebanyak 89.000 KK. “Semuanya sudah terpenuhi oleh pusat dan provinsi,” kata Suli.

Kendati demikian, pihaknya masih terus melakukan pemantauan untuk para penerima bantuan. Suli mengaku belum mengetahui apakah bantuan BLT tersebut akan disalurkan atau tidak.

“Ya itu kan nanti ada tahap selanjutnya, kalau nanti tingkat kesejahteraannya semakin menurun ya otomatis itu baru bisa kita keluarkan,” katanya.

**Baca juga: Patron Desak Pemkot Tangerang Salurkan BLT.

Terpisah, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, wilayah kota Tangerang mendapatkan dua bantuan. Bantuan dari Provinsi dan bantuan dari Kemensos. Pemkot Tangerang juga turut memberikan bantuan kepada masyarakat.

“Pemkot Tangerang bantuannya berupa lumbung warga,” tandasnya.(Oke)