1

Apa Penyebab Selalu Merasa Lapar?

Kabar6-Mungkin banyak di antara kita yang selalu merasa lapar, meskipun sudah mengonsumsi makanan ‘berat’. Alhasil untuk mengganjal perut, kita memilih aneka jenis camilan yang tentu saja berdampak pada peningkatan berat badan.

Apa sih yang menyebabkan nafsu makan meningkat alias selalu merasa lapar? Melansir fitbie, ini dia penyebabnya:

1. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Menurut sebuah penelitian di Amerika, minuman beralkohol merupakan kontributor terbesar untuk makan secara berlebihan setelah menonton televisi. Para peneliti menemukan, mengonsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan kadar ghrelin, sejenis hormon yang berfungsi untuk membuat Anda merasa lapar.

Jadi jangan terkejut apabila Anda makan lebih banyak daripada biasanya saat mengonsumsi minuman beralkohol. Selain itu, mengonsumsi minuman beralkohol saat makan juga dapat membuat Anda merasa lapar kembali usai makan.

2. Terlalu lama menonton televisi
Sebuah penelitian di Amerika menemukan, orang yang menonton televisi selama lebih dari dua jam setiap harinya cenderung memiliki berat badan berlebih. Hal ini karena biasanya orang mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi kalori dan minuman manis dibandingkan dengan orang yang menonton televisi kurang dari satu jam setiap harinya.

3. Kurang tidur
Menurut sebuah penelitian di Amerika, seseorang yang tidur selama 5,5 jam di malam hari akan mengkonsumsi 221 kalori lebih banyak keesokkan harinya, dibandingkan dengan orang yang tidur selama 8,5 jam. Jadi Anda bisa mengalami peningkatan berat badan sebanyak 500 gram setelah kurang tidur selama dua minggu.

Kurang tidur akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon leptin, sejenis hormon yang berfungsi untuk memberitahu seseorang bahwa ia telah merasa kenyang, dan peningkatan kadar hormon ghrelin, sejenis hormon yang berfungsi untuk memberitahu seseorang bahwa ia merasa lapar. Kombinasi ini tentu saja akan membuat nafsu makan Anda meningkat.

Selain itu, kurang tidur juga dapat menstimulasi bagian otak tertentu yang berfungsi untuk menghubungkan antara rasa puas dengan makanan.

4. Melihat gambar aneka makanan
Melihat gambar berbagai jenis makanan tentunya akan membuat Anda ingin makan. Hal ini karena gambar makanan akan menstimulasi bagian otak yang berfungsi untuk mengatur ‘pemberian hadiah’ dan membuat Anda makan secara berlebihan.

Selain itu, melihat gambar berbagai jenis makanan juga akan menyebabkan peningkatan kadar hormon lapar, ghrelin, bahkan bila Anda baru selesai makan.

5. Pergi makan bersama teman
Saat Anda pergi makan bersama teman-teman, maka Anda pun cenderung mengikuti perilaku mereka. Terlebih bila Anda sedang berusaha untuk memberikan kesan baik pada pasangan kencan.

6. Tidak sarapan
Menurut sebuah penelitian di Amerika, orang yang tidak sarapan memiliki risiko 4,5 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami obesitas. Para peneliti menduga, hal ini mungkin dikarenakan tidak sarapan dapat menyebabkan metabolisme tubuh melambat, membuat Anda merasa lapar, membuat tubuh menyimpan lemak sebagai cadangan energi, dan membuat Anda makan lebih banyak di siang atau malam hari.

Sebuah penelitian di Amerika menemukan, anak remaja yang mengkonsumsi sereal dan susu (sekira 500 kalori) saat sarapan setiap harinya selama tiga minggu mengatakan, mereka merasa tidak terlalu lapar di saat makan siang dibandingkan dengan orang yang tidak sarapan.

7. Makan terlalu cepat
Makan terlalu cepat dapat membuat Anda merasa kurang atau bahkan tidak puas, dan lambung tidak memiliki cukup waktu untuk melepaskan berbagai jenis hormon yang berfungsi untuk memberitahu otak bahwa Anda telah kenyang. Jadi semakin lama makan, maka semakin kenyanglah perut Anda.

8. Beli camilan berukuran kecil
Membeli camilan berukuran kecil mungkin dapat berpengaruh buruk bagi lingkar perut. Saat mengkonsumsi camilan tinggi kalori yang berukuran kecil, maka seseorang cenderung makan lebih banyak daripada bila mereka mengonsumsi camilan tinggi kalori yang berukuran besar.

9. Terlalu lelah bekerja
Menurut sebuah penelitian di Amerika, atasan yang menyebalkan atau pekerjaan yang terlalu banyak ternyata juga dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Pada penelitian ini, para peneliti mengamati sekira 230 orang wanita yang merasa sangat kelelahan akibat pekerjaannya, dan menemukan bahwa mereka cenderung lebih sering makan karena emosi atau makan secara tidak terkendali dibandingkan dengan wanita lainnya yang merasa puas dengan pekerjaannya.

10. Kecanduan diet soda
Meskipun tertulis kata ‘diet’ pada kalengnya, minuman soda ini ternyata justru dapat membantu meningkatkan berat badan seseorang. Hal ini karena minuman tersebut mengandung pemanis buatan yang akan mengganggu kemampuan otak untuk mengendalikan porsi makan. ** Baca juga: Benarkah Cukup Minum Bikin Badan Langsing?

Jadi apa yang membuat Anda selalu merasa lapar? (ilj/bbs)




Gara-gara Camilan, Seorang Turis Nyaris Kehilangan Nyawa

Kabar6-Sian Kempster (29) tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengalami nasib apes saat liburan di Thailand bersama Richard, sang pacar. Kisah berawal ketika Sian mengonsumsi camilan berupa keripik dengan tambahan saus mayonaise. Keesokan harinya, tubuh Sian mulai tidak enak badan. Bahkan ia jatuh sakit, berkeringat dingin, dan sakit perut.

Sian menduga jika ia mengalami keracunan makanan sehingga meminta Richard untuk membawanya ke rumah sakit. Meskipun sudah mendapatkan antibiotik, melansir mirror.co.uk, kondisi Sian tak kunjung membaik. Kram pada perutnya bahkan semakin menjadi sehingga membuatnya semakin menderita. Hal yang menjadi masalah, tenaga medis di Thailand tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik.

Beruntung, dokter tetap sigap menangani kondisi Sian dan melakukan tes darah dan berbagai pemindaian. Sian diputuskan untuk mendapatkan operasi tanpa diberitahu terlebih dahulu. Richard pun langsung menelepon ayahnya di Inggris yang merupakan seorang dokter. Ayah Richard kemudian bertanya kepada dokter di Thailand tentang apa yang terjadi. Saat itulah baru diketahui bahwa Sian terinfeksi bakteri salmonella yang diduga berasal dari mayonaise yang dikonsumsi sebelumnya.

Bakteri ini sudah mulai ‘memakan’ saluran pencernaannya dan harus segera dioperasi karena jika tidak segera dilakukan, Sian bisa saja tewas dengan mengenaskan. Sian pun akhirnya menuruti anjuran dokter dan menjalani proses operasi ini selama delapan jam. ** Baca juga: Bikin Ngilu, Alat Kontrasepsi Susuk Berpindah ke Hati

Usus sepanjang 20 cm dari perut Sian akhirnya diangkat. Dua minggu kemudian, Sian yang masih menjalani proses pemulihan kondisinya semakin membaik.(ilj/bbs)




Berat Badan Naik Bisa Disebabkan 5 Kebiasaan Sepele

Kabar6-Berat badan yang tak kunjung turun ternyata tidak melulu disebabkan pola makan yang salah. Hal itu bisa jadi karena ada yang keliru dari kebiasaan sehari-hari Anda.

Ada beberapa kebiasaan sepele harian, melansir Kompas, yang tanpa disadari bisa membuat berat badan cepat naik. Apa saja itu?

1. Makan terlalu cepat
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan makan buru-buru, cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Saat makan terlalu cepat, tubuh tidak diberikan kesempatan untuk memberi tahu otak bahwa perut sudah kenyang. Oleh karena itu, kita akan makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh.

2. Kurang tidur
Michael Breus, ahli yang berfokus menangani gangguan tidur di Amerika, menyatakan bahwa ketika kita terlalu sedikit menutup mata untuk tidur, metabolisme tubuh akan melambat untuk menghemat energi.

Perlambatan ini kemudian memicu hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan. Tubuh kemudian berpikir bahwa kita membutuhkan banyak energi sehingga ia ‘meminta’ lebih banyak makanan.

Selain itu, kurang tidur membuat tubuh melepaskan lebih banyak ghrelin (hormon yang memberi sinyal rasa lapar) dan mengurangi leptin (hormon yang memberi sinyal perasaan kenyang). Tidak teraturnya hormon-hormon ini pada akhirnya membuat kita menginginkan lebih banyak makan dan tidak memiliki kepekaan untuk mengetahui kapan harus berhenti mengunyah.

Tak hanya itu, dalam penelitian lain ditemukan bukti, orang-orang yang kurang tidur berisiko memiliki lemak perut atau visceral. Jika dibiarkan terus menerus, lemak perut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

3. Kurang minum
Penelitian membuktikan, rasa haus sering disalahartikan oleh tubuh sebagai sinyal rasa lapar oleh tubuh. Oleh sebab itu, hasil penelitian membuktikan bahwa orang yang minum dua cangkir air sebelum sarapan mengonsumsi 22 persen kalori lebih rendah pada makanan dibandingkan dengan yang tidak minum air sama sekali.

Namun tidak semua minuman bisa kita konsumsi. Penelitian membuktikan, orang yang minum soda setiap hari memiliki ukuran pinggang enam kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak meminumnya.

Minuman manis lainnya yang mengandung gula seperti minuman kemasan juga dapat membuat berat badan cepat naik jika dikonsumsi setiap hari. Untuk itu, usahakan untuk minum air putih karena tidak memiliki kalori sama sekali sehingga kita akan terhindar dari kegemukan. Selain itu, minum air putih juga memiliki berbagai manfaat lain seperti menyehatkan kulit, membantu mengeluarkan racun tubuh, dan melancarkan sistem pencernaan.

4. Makan camilan tidak sehat
Rasa lapar yang berlebih adalah salah satu penyebab mengapa orang mengalami kenaikan berat badan. Ketika seseorang merasa lapar, ia akan makan dalam porsi yang besar. Akibatnya, nafsu makan menjadi tidak terkendali dan melahap semua makanan yang ada di depannya baik yang sehat maupun yang tidak.

Nah, salah satu cara memerangi rasa lapar yang berlebih ialah dengan mengonsumsi camilan di sela-sela waktu makan. Namun bukan sembarang camilan, karena sebaiknya kita memilih snack sehat yang dapat mengatasi rasa lapar sekaligus mengekang keinginan untuk makan makanan yang tidak sehat.

Usahakan untuk mengonsumsi makanan ringan dengan indeks glikemik yang rendah di antara waktu makan besar. Camilan dengan indeks glikemik yang rendah dapat membantu kita kenyang lebih lama sehingga mencegah makan dengan porsi besar.

5. Makan tanpa jadwal yang teratur
Penelitian membuktikan, orang-orang yang memiliki waktu makan teratur cenderung merasa kurang lapar sebelum makan dan akan merasa lebih kenyang setelah makan. Sebaliknya, orang yang jadwal makannya berantakan akan merasa lebih lapar dan makan lebih banyak.

Hal ini juga akan mengacaukan jam internal tubuh yang seharusnya memiliki proses yang teratur seperti nafsu makan dan metabolisme serta pencernaan makanan. Akibatnya, orang-orang yang tidak memiliki waktu makan teratur berisiko tinggi memiliki penyakit kronis seperti sindrom metabolik, penyakit jantung, resistensi insulin dan kontrol gula darah yang buruk.

Dengan memiliki waktu makan yang teratur, kita akan dengan mudah mengendalikan porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi. Selain itu, makan dengan jadwal yang teratur juga baik untuk kesehatan pankreas. Pasalnya, pankreas tidak dapat bekerja maksimal untuk memproduksi insulin saat perut kosong. ** Baca juga: Beberapa Faktor yang Bikin Anda Bisa Miliki Anak Kembar

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Sehat dengan Aturan Makan Harian yang Tepat

Kabar6-Sebuah penelitian terbaru dari Harvard University mengungkapkan, tidak peduli seberapa banyak Anda makan atau mengontrol pola makan, jika waktu makan tidak sesuai dengan ritme tubuh, maka kadar gula darah bisa saja naik hingga 18 persen lebih tinggi dari kondisi normal.

Kondisi ini tentu saja tidak akan sehat untuk tubuh dan berat badan Anda. Sebenarnya kapan sih waktu makan terbaik dalam sehari? Melansir Go Dok, berikut uraiannya:

1. Sarapan
Sebuah penelitian pada 2015 menyebutkan, mengonsumsi sarapan dengan protein tinggi dapat mengurangi pertambahan lemak tubuh sekaligus mencegah Anda cepat merasa lapar sepanjang hari.

Studi ini juga menyarankan waktu makan terbaik untuk sarapan adalah di antara pukul 6.00 hingga pukul 9.45. Sejalan dengan hal ini, Jim White, seorang juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics juga menyarankan Anda untuk sarapan setidaknya dalam waktu satu jam setelah bangun. Jangan menunda sarapan hingga lewat pukul 10.00, sebab hal ini dapat memengaruhi waktu makan Anda selanjutnya.

2. Makan siang
Waktu makan terbaik dan paling ideal adalah pukul 12.45 atau sekira empat jam dari waktu sarapan Anda. Jangan menunda makan siang hingga lebih dari pukul 16.00, sebab hal ini bisa membuat Anda lemas dan mengurangi konsentrasi saat bekerja.

Usahakan menu makan siang Anda kaya akan serat dan protein, serta karbohidrat yang diperlukan untuk mengisi energi hingga malam hari. Anda bisa mengonsumsi salad atau sayur, dengan porsi nasi secukupnya, dan lauk daging atau telur. Hindari mengonsumsi karbohidrat (nasi) terlalu banyak, dan makan terlalu kenyang untuk mencegah rasa kantuk.

3. Makan malam
Waktu makan terbaik di malam hari memiliki aturan yang lebih ketat dibandingkan kedua waktu makan lainnya. Anda disarankan untuk tidak makan malam lebih dari pukul 20.00. Waktu makan terbaik dan paling ideal di malam hari adalah antara pukul 18.00 hingga pukul 20.00. Jangan menunda makan malam hingga di atas pukul 21.00.

Jagalah agar waktu makan malam dan waktu tidur Anda berjarak tiga jam. Tidak disarankan makan banyak di malam hari, dan konsumsilah porsi yang lebih kecil dibandingkan waktu sarapan dan makan siang.

4. Waktu mengemil
Sebenarnya, jika Anda menjalani sarapan hingga makan malam dengan porsi yang tepat, kebiasaan mengemil di sela-sela waktu makan akan berkurang dengan sendirinya. Namun, jika hasrat itu masih ada, jangan lupa untuk menjaga waktu camilan berjarak du jam sekali.

Konsumsilah camilan sehat seperti buah, kue rendah-kalori, kue gandum atau kue oat, dan lainnya. Selain itu, jangan mengemil di atas pukul 22.00, karena bisa memicu masalah kesehatan dan obesitas. ** Baca juga: Ini Lho Diet yang Pas untuk Usia Kepala 4

Yuk, dicoba.(ilj/bbs)




Sering Lapar, Ini 5 Hal yang Baik Dilakukan Saat Diet

Kabar6-Saat sedang menjalankan program diet, godaan terbesar yang sulit dikendalikan adalah mengontrol rasa lapar. Jika tidak dilakukan dengan disiplin, tentu saja berat badan justru menjadi makin bertambah.

Bagaimana solusinya? Melansir womantalk, berikut lima hal yang baik dilakukan ketika Anda merasa lapar saat sedang menjalankan program diet:

1. Perbanyak makan ikan
Ikan mengandung banyak protein dan omega-3. Kedua kandungan ini bisa membuat Anda merasa kenyang. Beberapa penelitian menemukan bahwa protein pada ikan bisa memberikan efek kenyang paling besar dibandingkan dengan sumber protein lainnya.

2. Perbanyak makan biji-bijian
Makanan yang mengandung banyak serat juga bisa mengurangi rasa lapar. Anda bisa memilih qunioa yang mengandung banyak protein dan tinggi serat atau oats yang juga bisa membuat kenyang lebih lama.

3. Makan banyak sayuran
Sebuah studi menemukan, banyak makan sayuran bisa membuat kenyang lebih lama. Misalnya bayam kaya tilakoid, yang bisa mengurangi rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang.

4. Pilih makanan dengan lemak sehat
Anda bisa mempertahankan berat badan dengan mengonsumsi lemak sehat seperti alpukat, minyak bunga matahari, minyak zaitun, atau minyak wijen.

5. Ganti camilan keripik dengan buah
Anda bisa memilih buah-buahan seperti semangka, jeruk, blueberry, dan apel. Buah-buahan ini kaya akan mineral, vitamin, antioksidan, dan juga air. Namun, pastikan Anda memilih buah utuh ketimbang jus buah agar bisa cepat kenyang. ** Baca juga: Cek Fakta Tentang Anak Kembar

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Begini Cara Ngemil Cerdas

Kabar6-Mengemil menjadi salah satu cara yang banyak dipilih orang untuk mengganjal perut di antara waktu makan, maupun saat berkumpul bersama teman-teman. Tidak selalu membuat berat badan naik, ngemil ternyata bisa menyehatkan bahkan menjaga tubuh tetap langsing, lho.

Dorongan untuk mengemil biasanya terjadi ketika perut terasa lapar atau tubuh butuh tambahan gula. Bisa juga karena dorongan emosional, baik ketika melihat atau mencium aroma makanan yang menggugah selera, meski perut Anda sedang tidak lapar.

Sebenarnya, melansir dokter.id, kebiasaan ngemil tidak dilarang bahkan malah dianjurkan oleh para praktisi diet. Tujuannya adalah untuk mengurangi napsu makan agar tidak makan dalam porsi besar ketika waktu makan utama tiba. Namun ada syaratnya, yaitu camilan yang dikonsumsi harus sehat dan rendah kalori. Agar ngemil tetap menjadi kebiasaan yang menyehatkan, maka camilan yang dikonsumsi harus rendah kalori dan kaya nutrisi.
Hindari camilan yang banyak menggunakan MSG (monosodium glutamat), karena inilah yang dapat membuat seseorang kecanduan untuk terus makan.

Hindari juga camilan yang terlalu banyak gula, garam, dan pewarna makanan. Pilih makanan alami yang disediakan langsung oleh alam seperti kacang-kacangan, biji-bijian dan olahannya.

Anda juga bisa mencoba sayuran dan buah-buahan segar karena kandungan vitamin dan mineralnya akan menjaga daya tahan tubuh Anda agar tetap fit sepanjang hari. Ini dia beberapa camilan sehat yang disarankan:

1. Yoghurt
Kalsium yang ada di dalam yoghurt akan membantu menjaga kepadatan dan memperkuat tulang, sekaligus membantu Anda terhindar dari osteoporosis. Bakteri baik yang terkandung dalam yoghurt juga baik untuk kesehatan pencernaan.

2. Pisang
Kandungan gula pada pisang tergolong rendah, begitu pula melon, pepaya, dan jambu. Apel dan pir biasanya jadi pilihan favorit dalam program penurunan berat badan. Namun tetap pisang yang menjadi juaranya, karena pisang kaya potasium. Inilah zat yang membantu menjaga tingkat tekanan darah normal, membantu kesehatan otot, termasuk mencegah kram otot, dan sumber energi yang sangat baik. Pisang juga mudah dicerna oleh tubuh.

3. Salad
Semua sup dengan kaldu bening selalu menjadi pilihan yang baik dibandingkan sup yang berkrim. Sup merupakan sumber energi dan gizi yang sempurna karena di dalamnya terdapat kombinasi sayuran dan buah-buahan segar yang siap menyuplai tubuh Anda dengan vitamin dan mineral.

4. Gandum
Gandum dan olahannya diperkaya dengan serat untuk menurunkan kolesterol jahat dalam darah. Kandungan avenanthramides pada gandum tidak hanya melindungi terhadap penyakit jantung, namun antioksidan ini juga mampu mencegah arteri dari pengerasan. Avenanthramides bekerja dengan menekan produksi molekul yang memungkinkan untuk mencegah pengerasan dinding arteri.

5. Kacang
Kandungan lemak dan proteinnya lebih aman ketimbang keripik kentang. Tapi jangan pilih kacang yang diolah dengan minyak (goreng) dan tinggi kandungan garam. Porsi yang baik adalah satu genggam kecil tangan saja. ** Baca juga: Ini Fakta Tentang Anoreksia

Memilih camilan yang tepat akan membuat tubuh tetap sehat.(ilj/bbs)




Cara Mudah Hindari Konsumsi Junk Food Saat Stres

Kabar6-Saat sedang stres, banyak orang idak dapat menahan keinginan untuk mengkonsumsi berbagai jenis camilan tidak sehat seperti keripik kentang, kue, donat, dan biskuit.

Hal ini dikarenakan berbagai jenis makanan manis tersebut memang dapat menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres) dalam darah, yang berarti dapat mengurangi stres, walaupun hanya untuk sementara. Kondisi ini dapat membuat Anda ingin kembali mengonsumsi berbagai jenis makanan tersebut saat stres.

Bagaimana solusinya? Melansir Menshealth, begini cara mudah untuk mencegah Anda mengonsumsi berbagai jenis junk food saat stres:

1. Konsumsi minuman yang mengandung kayu manis
Salah satu cara untuk mengatasi ngidam Anda yang tidak sehat adalah dengan mencampurkan segelas air hangat dengan sebatang kayu manis dan 1 sendok teh madu. Hasil penelitian telah menunjukkan, kayu manis dapat membantu menjaga kadar insulin di dalam darah tetap stabil, yang berarti dapat membantu keinginan Anda untuk makan.

2. Berjalan kaki selama 15 menit
Saat Anda merasakan keinginan untuk mengonsumsi junk food, cobalah untuk berjalan kaki atau berlari sebentar. Berolahraga dapat memicu pelepasan endorfin, yang akan membuat Anda merasa lebih rileks. Selain itu, udara segar juga merupakan salah satu pengurang stres. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Austria, berjalan kaki selama 15 menit dapat mengatasi keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan manis.

3. Kupas jeruk
Tahukah Anda bahwa mengupas jeruk ternyata merupakan salah satu teknik relaksasi? Hal ini karena mengupas jeruk merupakan suatu gerakan meditasi mini, di mana Anda harus berhenti melakukan berbagai hal lain karena Anda harus menggunakan kedua tangan Anda untuk mengupas jeruk.

Selain itu, bau jeruk juga akan membuat Anda merasa lebih tenang, yang mungkin dapat membantu mengurangi keinginan Anda untuk mengemil. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, kupaslah jeruk dengan gerakan melingkar sambil mencium aromanya, kemudian makanlah buah jeruk tersebut perlahan-lahan.

4. Konsumsi alpukat
Lemak sehat, protein, dan serat yang ada di dalam alpukat dapat membantu membuat Anda merasa kenyang dan enggan mengemil.

5. Makan dengan porsi kecil
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cornell, mengonsumsi 15 gram cokelat atau keripik kentang sudah cukup untuk memuaskan rasa ngidam Anda sama seperti jika Anda mengonsumsi sebungkus cokelat atau keripik kentang.

6. Alihkan perhatian Anda
Saat Anda merasa ingin mengemil, sibukkanlah tangan Anda dengan melakukan berbagai aktivitas lainnya, misalnya mengetik pesan, memeriksa email, atau bermain game selama beberapa menit.

7. Pilih camilan Anda dengan bijak
Jika Anda merupakan tipe orang yang selalu ingin makan atau mengemil saat stres, pastikan camilan yang Anda sediakan merupakan camilan rendah kalori seperti buah-buahan.

8. Rencanakan kegiatan mengemil Anda
Jika Anda benar-benar ingin mengemil, pikirkanlah apa camilan yang benar-benar paling disukai. Anda boleh mengonsumsi camilan kesukaan Anda tersebut satu atau dua kali seminggu.

9. Minum teh chamomile
Menurut penelitian, chamomile dapat membantu mengatasi rasa cemas pada orang dewasa dan dapat membuat mereka merasa lebih rileks.

10. Jangan Terlambat Makan
Mencukupi kebutuhan nutrisi sangat penting untuk mengatasi stres. Para ahli menemukan bahwa kekurangan magnesium dapat membuat seseorang ingin mengkonsumsi makanan manis. Bila Anda sering terlambat atau tidak makan, maka kemungkinan besar tubuh Anda akan mengalami kekurangan nutrisi.

Selain itu, terlambat atau tidak makan akan menyebabkan kadar gula darah menurun, yang akan membuat Anda semakin ngidam untuk makan camilan dan membuat Anda semakin ingin makan saat stres. ** Baca juga: Begini Pengaruh Stres Terhadap Tubuh

Yuk, siapkan camilan sehat agar tubuh juga tetap fit.(ilj/bbs)




Penting Pahami Waktu Makan Terbaik

Kabar6-Mengontrol menu makanan setiap harinya saja tidak cukup untuk Anda yang berniat menaikkan amupun menurunkan berat badan. Sebuah penelitian terbaru dari Harvard University menunjukkan, tidak peduli seberapa banyak Anda makan, atau mengontrol pola makan, jika waktu makan Anda tidak sesuai dengan ritme tubuh, maka kadar gula darah bisa saja naik hingga 18 persen lebih tinggi dari kondisi normal.

Lantas, kapan waktu makan terbaik dalam sehari? Melansir Go Dok, ini dia waktu makan yang dimaksud:

1. Sarapan
Sebuah penelitian pada 2015 lalu menyebutkan, mengonsumsi sarapan dengan protein tinggi dapat mengurangi pertambahan lemak tubuh sekaligus mencegah Anda cepat merasa lapar sepanjang hari. Artinya, kebutuhan Anda untu mengemil akan berkurang.

Studi ini juga menyarankan wwaktu makan terbaik untuk sarapan adalah di antara pukul 6.00 hingga pukul 9.45. Jim White, seorang juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics, juga menyarankan Anda untuk sarapan setidaknya dalam waktu satu jam setelah bangun.

Jangan menunda sarapan hingga lewat pukul 10.00, sebab hal ini dapat mempengaruhi waktu makan Anda selanjutnya.

2. Makan siang
Waktu makan terbaik dan paling ideal untuk makan siang adalah pukul 12.45, atau sekira empat jam dari waktu sarapan Anda. Jangan menunda makan siang hingga lebih dari pukul 16.00, sebab hal ini bisa membuat Anda lemas dan mengurangi konsentrasi saat bekerja.

Usahakan menu makan siang Anda kaya akan serat dan protein, serta karbohidrat yang diperlukan untuk mengisi energi hingga malam hari. Anda bisa mengonsumsi salad atau sayur, dengan porsi nasi secukupnya, dan lauk daging atau telur. Hindari mengonsumsi karbohidrat (nasi) terlalu banyak, dan makan terlalu kenyang untuk mencegah rasa kantuk.

3. Makan malam
Waktu makan terbaik di malam hari memiliki aturan yang lebih ketat dibandingkan kedua waktu makan lainnya. Anda disarankan untuk tidak makan malam lebih dari pukul 20.00. Waktu makan terbaik dan paling ideal di malam hari adalah antara pukul 18.00 hingga pukul 20.00. Hal yang perlu diingat, hindari menunda makan malam hingga di atas pukul 21.00.

Jagalah agar waktu makan malam dan waktu tidur Anda berjarak tiga jam. Anda tidak disarankan makan banyak di malam hari, jadi konsumsilah porsi yang lebih kecil dibandingkan waktu sarapan dan makan siang.

4. Waktu camilan
Sebenarnya, jika Anda menjalani sarapan hingga makan malam dengan porsi yang tepat, kebiasaan mengemil di sela-sela waktu makan akan berkurang dengan sendirinya. Namun, jika hasrat itu masih ada, jangan lupa untuk menjaga waktu camilan berjarak dua jam sekali.

Konsumsilah pula camilan sehat seperti buah, kue rendah-kalori, kue gandum atau kue oat, dan lainnya. Selain itu, jangan mengemil di atas pukul 22.00, karena bisa memicu masalah kesehatan dan obesitas. ** Baca juga: Hindari Konsumsi Obat Bersamaan dengan Makanan & Minuman Ini

Apabila menjaga pola makan di waktu yang sama setiap harinya, maka Anda lebih cepat mencapai berat badan yang diinginkan.(ilj/bbs)




Apa yang Sebaiknya Dilakukan Ketika Anda Dilanda Lapar Tengah Malam?

Kabar6-Anda tentu pernah merasakan lapar di malam hari. Apa yang biasanya Anda lakukan, mencari makanan dalam kulkas atau memilih tidur dalam kondisi perut ‘keroncongan’?

Disebutkan, apabila Anda memilih makanan yang tepat di malam hari maka justru akan membantu menutrisi tubuh. Makan saat irama sirkadian Anda atau jam tubuh mengatakan agar tubuh tidur akan menaikkan berat badan, meski sebenarnya tubuh masih terus bekerja, meskipun tidak seaktif di siang hari.

Menurut studi yang dipublikasikan dalam Obesity 2008, tikus yang menerima lemak pada malam hari menunjukkan peningkatan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan dengan tikus yang menerima lemak dan jumlah yang sama pada siang hari.

Jadi apakah Anda harus makan di saat malam hari saat Anda lapar? Melansir Livestrong, berikut uraiannya:

1. Beri jarak antara makan dengan waktu tidur
Saat siang hari, Anda bisa makan sekira 4-5 jam sehingga sangat wajar bila merasa lapar di malam hari. Namun bila Anda ingin makan, maka ada baiknya beri jarak dengan waktu tidur Anda sekira dua jam untuk membantu tubuh mencerna makanan. Karena bila tubuh Anda memproses makanan saat tidur, hal ini akan menghabiskan energi sehingga membuat tidur Anda tidak nyenyak dan akan terasa lelah di pagi hari.

2. Pilih makanan yang tepat
Dibandingkan memilih makanan manis, makanan siap saji atau camilan makanan ringan, lebih baik Anda memilih makanan sehat seperti buah apel, selai kacang, roti gandum utuh, atau semangkuk sereal gandum dengan susu rendah lemak.

Kemudian bila Anda sedang ingin begadang karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan atau belajar, pilihlah makanan yang mengandung protein seperti daging atau kacang-kacangan, karena protein akan membantu Anda untuk terjaga.

Selain itu Anda bisa mencoba camilan yang mengandung karbohidrat dan rendah protein. Makanan seperti ini akan membantu meningkatkan produksi serotonin dan melatonin, yang membantu tidur Anda lebih nyenyak. Pilihlah biskuit gandum utuh.

3. Hindari minum banyak
Bila Anda ingin makan di malam hari, maka usahakan tidak minum terlalu banyak. Karena minum terlalu banyak bisa saja membangunkan Anda untuk ke kamar mandi. Saat Anda terbangun maka bisa muncul keinginan untuk memakan sesuatu. ** Baca juga: Bagaimana Perubahan Mr. P Seiring Bertambahnya Usia?

Jadi bila Anda ingin makan di malam hari, perlu diingat bahwa pilihlah makanan yang tepat dan beri jarak pada tubuh untuk mencerna makanan tersebut.(ilj/bbs)




Tidak Hanya dari Makanan Hewani, Beberapa Sayuran Ternyata Juga Tinggi Protein

Kabar6-Agar tubuh tetap sehat, kita tentu disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin, protein, mineral, serat, dan nutrisi lainnya yang bermanfaat bagi tubuh.

Nah khusus untuk protein, selama ini mungkin yang Anda ketahui sumber protein hanya didapat dari hewani. Ternyata, seperti dilansir VivaHealth, beberapa sayuran pun mengandung tinggi protein, lho. Apa saja sayuran yang dimaksud?

1. Brokoli
Satu tangkai brokoli mengandung 4,26 gram protein. Selain itu, brokoli juga mengandung serat, vitamin K dan C serta beberapa nutrisi lainnya.

2. Jagung
Dalam satu batang jagung mengandung 4,68 gram. Jagung memiliki rasa yang enak dan mengandung tinggi nutrisi.

3. Kentang
Satu buah kentang memiliki lima gram total protein. Kentang juga dilengkapi dengan kandungan vitamin C dan B-6. Kentang lebih baik jika dimakan sekaligus kulitnya.

4. Edamame
Dalam 0,5 kg edamame memiliki kandungan protein sebesar 18 gram. Edamame dapat digunakan sebagai camilan yang menyehatkan untuk sehari-hari. Sebelum dikonsumsi, edamame perlu dikukus atau direbus terlebih dahulu. Edamame memiliki kandungan protein, vitamin dan mineral.

5. Kacang polong
Dalam 0,5 kg kacang polong mengandung 8,5 gram protein. Kacang polong dapat digunakan untuk tambahan dalam makanan atau sebagai camilan.

6. Alpukat
Satu buah alpukat mengandung 2,67 gram protein. Alpukat dapat diolah menjadi pudding atau jus yang memiliki kandungan tinggi protein.

7. Bunga Kol
Sebanyak 0,5kg bunga kol memiliki kandungan total protein sebesar 2,05 gram. Bunga kol umumnya dapat dicampurkan dalam sup.

8. Jamur
Jamur memiliki kandungan total protein sebanyak 2,97 gram di setiap 0,5kg. Jamur dapat dikonsumsi sebagai menu diet karena hanya memiliki kandungan kalori sebesar 20 kalori.

9. Bayam
Bayam yang sudah dimasak dapat mengandung tiga gram protein di setiap 0,25kg. Kandungan tiga gram protein dalam bayam mungkin terlihat kecil, namun dalam sayuran hijau masih tergolong tinggi. ** Baca juga: Amankah Konsumsi Buah Sebelum Tidur Malam?

Selamat mencoba.(ilj/Ilustrasi/bb)