1

Beras Bulog Diubah Jadi Medium, Mafia Beras Ditangkap Polres Serang

Kabar6-Beras Bulog kelas medium dicuci agar menjadi putih bersih, kemudian dibungkus kembali dengan merk Ramos dan dijual dengan harga premium, dilakukan oleh mafia beras di Kabupaten Serang, Banten.

Pelakunya, SK (52), telah ditangkap Satreskrim Polresta Serang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Total barang bukti yang disita polisi mencapai 25 ton, dengan tersangka berinisial SK (52). Kemudian jumlah beras oplosan dan bungkus ulang yang telah didistribusikan ke masyarakat, sekitar 270 ton

“Usut tuntas. Saya juga sudah laporkan ke Bapak Kapolda, beliau menyampaikan agar hal ini dilakukan penegakkan hukum secara tegas, siapa yang terlibat, siapa yg bertanggung jawab agar diproses secara hukum,” ujar AKBP Condro Sasongko, Kapolres Serang, dikantornya, Kamis, (07/03/2024).

Beras Bulog yang sudah dicuci agar lebih putih, kemudian diberi pewangi, selanjutnya dibungkus ulang dengan merk Ramos, selanjutnya dijual dengan harga beras premium ke Bogor, Tangerang, Serang dan Cilegon, sejak 2019.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, keuntungan mafia beras sejak Desember 2023 hingga Maret 2024, mencapai Rp732 juta.

“Modus operandi kejahatan ini dengan cara mengoplos beras Bulog, juga merepacking, blatching, pewangian. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2019. Kemudian pembuktian kita dari akhir Desember 2023 sampai sekarang sudah di distribusikan sekitar 270 ton beras kepada konsumen,” terangnya.

Polres Serang tengah mengejar pelaku lainnya, termasuk otak intelektual pengoplos dan pemutih beras Bulog. AKBP Condro Sasongko memastikan tidak akan melepas para pelaku yang merugikan masyarakat itu.

**Baca Juga: Hunian The First Stone Serpong, J Trust Bidik Pasar Menengah Profesional

“Sekarang masih dalam proses penyelidikkan, jangan sampai tersangka utama melarikan diri,” jelasnya.

Ditengah mahalnya harga beras belakangan ini, karena El Nino yang menyebabkan petani gagal panen. Ulah mafia beras repacking juga jadi penyumbang melambungnya harga beras di pasaran.

Pemkab Serang berharap, dengan terbongkarnya mafia beras, bisa turut serta menurunkan harga beras.

“Kita tahu bahwa kejadian peningkatan harga beras sudah terjadi akibat dari El Nino, produksi turun, premium juga tinggi sekitar Rp16 ribu. Kita harapkan sesuai HET kembali normal,” ujar Tuti Purwitasari, Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Serang, Banten, Kamis, (07/03/2024).

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, pelaku SK (52) dikenakan Undang-undang perlindungan konsumen pasal 62 dan 8, ancaman hukuman paling lama 6 tahun penjara.(Dhi)




Kronologis Gudang Pengoplos Beras Bulog jadi Beras Premium di Serang Terbongkar, Polisi Kejar Pelaku lain

Kabar6- Jajaran Satreskrim Polres Serang membongkar sebuah gudang di Desa Mendaya Karang, Kecamatan Carenang, Kabupaten Kabupaten Serang yang dijadikan lokasi pengoplos beras Bulog dengan beras tak layak konsumsi menjadi beras premium.

Praktek tersebut sudah berlangsung sejak 2019 hingga saat akhirnya dibongkar polisi awal bulan maret ini. Beras hasil oplosan kemudian di pasar ke Bogor, Tangerang, Serang dan Cilegon dengan total sebanyak 270 ton sudah dijual ke pasaran.

“Kegiatan ini sudah berlangsung dari tahun 2019,terkait pembuktian kita dari akhir Desember 2023 hingga sekarang sudah di distribusikan 270 ton beras kepada konsumen,” kata Kapolres Serang AKBP Candra Sasongko, Kamis (7/3/2024).

Dalam menjalankan aksinya, pelaku mengoplos beras Bulog dengan beras tak layak konsumsi. Dari barang bukti yang sita polisi, beras tersebut tak layak konsumsi terlihat sudah berjamur.

“Jadi beras Bulog tadi setelah di lakukan pembersihan dan di campur dengan beras yang tidak layak konsumsi, dibungkus kembali dengan beras premium salah satunya adalah merek Ramos,”ujarnya.

ST (46) warga Desa Julang, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang sebagai pemilik ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan lima pekerja lainnya masih berstatus saksi. Polisi masih memburu pelaku lain dalam kasus ini.

**Baca Juga: Beras Bulog Dioplos Beras Tak Layak Konsumsi untuk Kemas Merek Ramos, Pelaku Ditangkap

“Nanti secara detail kita akan sampaikan karena masih proses penyidikan, jangan sampai tersangka yang lainnya melarikan diri atau kabur,”tegasnya.

Kasatreskrim Polres Serang AKP Andi Kurniady Eka Setyabudi mengungkapkan, kasus ini terungkap setelah jajaran Polsek dan Satreskrim mendapatkan informasi jika ada sebuah gudang yang dijadikan pengoplos beras.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menemukan 25 ton beras, 5 ton diantaranya sudah di oplosan yang sudah siap diedarkan ke konsumen.

“Kemudian temukan pengelolaan tersebut sejumlah barang bukti, pertama beras Bulog sebanyak 25 ton, beras Bulog yang sudah di repacking dengan merek Ramos sebanyak 5 ton dan ribuan karung Bulog bekas,”ungkapnya.

Andi melanjutkan, pihaknya masih menyelidiki bagaimana para pelaku mendapatkan beras tersebut dari Bulog. “Ini kami lagi dalami,”tandasnya.(Aep)




Beras Bulog Dioplos Beras Tak Layak Konsumsi untuk Kemas ke Merek Ramos, Pelaku Ditangkap

Kabar6- Gudang Penggilingan padi di Desa Mendaya Karang, Kecamatan Carenang, Kabupaten Kabupaten Serang digegerkan polisi. Di lokasi polisi menemukan praktek mengoplos beras Bulog dengan beras tak layak konsumsi untuk dijual ke konsumen.

Satu orang berinisial ST (46) warga Desa Julang, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang ditetap sebagai tersangka.

Kasus ini terungkap saat harga beras di pasar mengalami lonjakan. Personel Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Serang dan Polsek Carenang menemukan praktik kecurangan seperti mencampur beras Bulog dengan beras tak layak konsumsi dan memindahkan beras Bulog ke karung merek lain, salah satunya merek Ramos.

Kapolres Serang AKBP Candra Sasongko menjelaskan, modus operandi pelaku adalah dengan mencampur beras Bulog dengan beras tak layak konsumsi, kemudian mengemasnya kembali sebagai beras premium.

“Jadi modus operandinya membleaching beras tidak layak konsumsi dan memberi pewangi menggunakan vanili,” ungkap Candra.

**Baca Juga: Kader PKS Ingin Duet Ade Sumardi – Iip Makmur di Pilkada Lebak

Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2019 hingga saat ini, pelaku telah mendistribusikan 270 ton beras oplosan kepada konsumen yang di edarkan di wilayah Tangerang, Bogor, Serang dan Cilegon.

Dari penggerebekan gudang tersebut, polisi menyita 25 ton beras oplosan, 5 ton diantaranya sudah di oplosan oleh pelaku.

Candra menjelaskan, dalam proses oplosan, pelaku menggunakan pewangi panili untuk memberikan aroma beras premium pada beras Bulog.

“Jadi beras Bulog tadi setelah di lakukan pembersihan dan di campur dengan beras yang tidak layak konsumsi dibungkus kembali dengan beras premium salah satunya adalah merek Ramos,” kata Candra.

Kasus ini menjadi contoh praktik kecurangan yang dilakukan oleh oknum pengusaha beras demi keuntungan pribadi. Candra menambahkan, pihaknya masih melakukan penyidikan terkait kasus ini untuk mengungkapkan pelaku lain.

“Nanti secara detail kita akan sampaikan karena masih proses penyidikan, jangan sampai tersangka yang lainnya melarikan diri atau kabur,”tandasnya.(Aep)




Harga Beras Bulog di Serpong Rp 9.500 Per Liter, Erick Tohir: Lagi Mahal Sekarang

Kabar6-Harga komoditi beras melambung tinggi sejak dua pekan terakhir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir mengklaim siap gelontorkan beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog).

“Kami Bulog mengadakan sepersekian stok beras harus aman,” katanya di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Kamis (7/9/2023).

Ia mengaku Bulog telah menyiapkan stok beras sebanyak 1,3 juta ton. Bahkan kalau bisa pasokan beras dari pemerintah mencapai 2 ton.

Erick menerangkan, pasokan beras dari intervensi pemerintah diharapkan mampu menjaga stabilitas harga. “Karena beras lagi mahal sekarang,” terangnya.

**Baca Juga: BNN Banten Amankan 12 Kg Sabu di Priuk Kota Tangerang

Menurut Erick, pemerintah juga berencana menggelontorkan bantuan beras untuk keluarga kurang mampu. Beras dari Bulog dibagikan kepada satu keluarga 10 kilogram.

“Bansos melalui PT Pos,” singkatnya. Diketahui, harga beras Bulog di pasaran kini ikut menaik. Seperti pantauan kabar6.com di Pasar Serpong.

“Sekarang sembilan ribu lima ratus,” kata Sukron sambil menunjuk beras kemasan bermerek SPHP warna kuning.

Menurutnya, harga beras Bulog sebelumnya berkisar Rp 7.500 per liter. Sukron bilang kenaikan harga beras karena banyak daerah penghasil gagal panen.

“Sekarang kan lagi musim kemarau. Kurang air,” singkatnya sambil melayani pelanggan.(yud)




Enam Berkas Kasus Beras Bulog Dikirim ke Kejati Banten

Kabar6-Ditreskrimsus Polda Banten telah melimpahkan berkas perkara tahap I kasus repacking beras bulog kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi Banten, pada Rabu siang, 15 Februari 2023.

“Ditreskrimsus Polda Banten telah mengirim berkas perkara repacking beras bulog ke Kejati Banten,” ujar Dirreskrimsus Polda Banten Kombes Pol Dedi Supriyadi, Kamis (16/02/2023).

Pelaksanaan tahap I ini merupakan arahan langsung dari Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto, untuk segera mengirimkan berkas perkara repacking beras bulog, dan semua bisa dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari sepekan.

Sebanyak enam berkas perkara repacking beras bulog telah dikirimkan kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Banten untuk segera diteliti.

“Kami juga akan melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan Jaksa Penuntut Umum karena apabila berkas perkara yang dikirim tersebut sudah dinyatakan lengkap, jaksa akan mengeluarkan surat P21. Selanjutnya akan dilakukan pelimpahan tersangka dan barang bukti atau tahap II,” jelasnya.

**Baca Juga: BMKG: Waspada Dampak Hujan Lebat Wilayah Banten

Untuk diketahui Satgas Pangan Polda Banten telah menangkap tujuh tersangka kasus pengoplos beras bulog dalam kurun waktu dua hari sejak Rabu, 8 Februari sampai dengan Kamis, 9 Februari 2023, ketujuh tersangka diamankan di enam tempat yang berbeda yaitu HS (36), TL (39), AL (58), BR (31), FR (42), HM (66), ID (30).

Polda Banten berjanji akan terus mengusut tuntas pemalsuan dan pengoplos beras Bulog. Bahkan ada kemungkinan besar, akan ada tersangka baru.

“Kemungkinan tersangka akan bertambah,” tutupnya. (Dhi)




Mafia Pengoplos Beras Bulog Raup Keuntungan Fantastis

Kabar6-Keuntungan menggiurkan membuat pengusaha nakal menyelewengkan beras premium subsidi asal Bulog, dengan cara dioplos maupun dikemas ulang dengan merk lain, kemudian dijual kembali dengan harga pasaran.

Mafia beras itu membeli dari Bulog seharga Rp 8.300 per kilogram, setelah dimanipulasi, dijual kembali seharga Rp 12 ribu per kilogramnya. Selisih harga yang mencapai Rp 3.700 tentu menjadi besar jika dikalikan dengan 350 ton beras Bulog yang diselewengkan oleh para pengusaha nakal tersebut.

Hasil pengungkapan dari Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda Banten, beras Bulog itu dikemas kembali dengan karung bermerk Rojo Lele, SB, PS hingga beras Badak.

“Mereka beli Rp 8.300, langsung diganti bajunya. Dia jual dengan pasar premium yang rata-rata Rp 12 ribu. Di satu sisi perusahaan mendapat untung tapi tidak mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, tidak mempertimbangkan kemampuan masyarakat membeli, mereka hanya mencari keuntungan dan memanfaatkan operasi beras Bulog,” kata Dirut Bulog, Budi Waseso, di Polda Banten, Jumat (10/02/2023).

Bulog sendiri telah mengimpor 500 ribu ton beras dari berbagai negara dan sudah disebar ke 12 provinsi di Indonesia, untuk menurunkan harganya. Namun dimanfaatkan pengusaha nakal untuk meraih keuntungan berlipat dan menyengsarakan masyarakat.

Dirut Bulog mengharapkan pemerintah daerah menyiapkan peraturan untuk mengatur penyaluran dan harga beras, sehingga tidak ada penyelewengan beras subsidi.

“Saya juga bicara dengan Pj Gubernur, dari pelajaran ini kita harus mulai mengatur bagaimana melakukan pengawasan secara menyeluruh ke depan. Kalau tidak ini akan terus berulang,” jelasnya.

**Baca Juga: Budi Waseso Geram Ulah Mafia Beras

Purnawirawan Jenderal bintang tiga itu menyerahkan seluruh proses penyidikan ke Polda Banten, agar mengusut tuntas kasus penyelewengan beras subsidi oleh para mafia. Dirut Bulog meyakini polisi mampu menanganinya hingga tuntas.

Bahkan beras Bulog itu diperkirakan bakal lari ke luar negeri, sehingga makin mempersulit masyarakat yang membutuhkan beras sebagai bahan pangan pokoknya.

“Negara ini berusaha memenuhi kebutuhan masyarakatnya, tapi ada oknum yang memanfaatkan. Bahkan beras Bulog ini juga diduga akan diekspor ke luar negeri oleh oknum pengusaha beras. Nanti yang akan mendalami dari pihak kepolisian,” terangnya. (Dhi)




Mafia Pengoplos 350 Ton Beras Bulog Diringkus Polda Banten

Kabar6-Dirut Bulog, Budi Waseso geram kepada tujuh tersangka pengoplos serta pembungkus ulang beras pemerintah menjadi beras premium berbagai merk. Karena merekalah, harga beras di Indonesia masih mahal hingga saat ini.

Ulah para pelaku berakhir di Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda Banten, yang menangkap mereka di sejumlah daerah di Banten.

“Mempacking ulang beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dan beras lokal, menjual beras di atas harga HET,” ujar Buwas, Dirut Bulog, di Polda Banten, Jumat (10/02/2023).

Tujuh tersangka pengoplos serta pembungkus ulang beras yang diedarkan ke sejumlah toko dan pasar tradisional di wilayah Banten itu berinisial HS (36), TL (39), AL (58), BR (31), FR (42), HM (66) dan ID (30).

Mereka ditangkap di wilayah hukum Polres Cilegon, Polresta Serkot, Polres Serang, Polres Pandeglang dan Polres Lebak dalam dua hari, Rabu-Kamis, 8-9 Februari 2023.

“Satgas Pangan Polda Banten menangkap tujuh tersangka dalam kurun waktu dua hari, sejak Rabu 8 Februari sampai dengan Kamis 9 Februari 2023,” ujar Kapolda Banten, Irjen Pol Rudy Heriyanto, Jumat (10/02/2023).

Para tersangka juga berpura-pura memasukkan beras Bulog ke tempat penggilingan, sehingga seolah-olah beras premium itu berasal dari petani lokal.

**Baca Juga: Percobaan Perdagangan Orang Digagalkan di Bandara Soekarno-Hatta

Dari para tersangka, Satgas Pangan Polda Banten menyita barang bukti berupa 350 ton beras, lima timbangan digital, enam mesin jahit, karung beras premium berbagai merk sebanyak 10 ribu bungkus, hingga karung bekas Bulog sebanyak 8 ribu bungkus.

Para tersangka dikenakan Pasal 62 ayat 1, juncto Pasal 8 ayat 1 huruf a dan d, Undang-undang (UU) nomor 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.

“Dikenakan juga Pasal 382 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 dan atau Pasal 56 KUHP dengan pidana penjara paling lama 1,4 tahun,” ujar Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, ditempat yang sama, Jumat (10/02/2023). (Dhi)




Pagu Distribusi Beras Bulog se-Tangerang Raya Hampir 5.479 Ton

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Perum Bulog Cabang Tangerang, Panji Lumadyantoro mengaku telah siapkan bantuan beras selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Bantuan diberikan bagi warga yang terdampak Covid-19.

“Tiga wilayah, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan itu pagunya hampir 5.479 ton,” katanya di kantor Kecamatan Pamulang, Kamis (22/7/2021).

Ia terangkan, kini sedang melakukan penyortiran serta pengepakan beras bantuan sebelum didistribusikan ke masyarakat. Pihaknya berkomitmen kualitas beras bukan raskin.

Panji mengklaim, kualitas beras Bulog untuk masa PPKM ini terbaik dari yang ada. “Tidak akan menyalurkan seperti yang sebelumnya raskin atau raker tahun lalu,” terangnya.

**Baca juga: Semangat Masyarakat Gelorakan Tangsel Jadi Zona Hijau Covid-19

Ia mempersilahkan masyarakat untuk melaporkan langsung ke Perum Bulog jika ada temuan dalan proses pendistribusian.

“Semoga dengan beras ini masyarakat yang terdampak pandemi, dapat bantuan dapat menikmati berguna bagi keluarga,” harap Panji.(yud)




Pandemi Covid-19, Bulog Serang: Beras Aman Untuk 6 Bulan

Kabar6-Kepala Bulog SubDivre Serang, Eko Yudi Miranto menjamin pasokan beras untuk wilayah Kabupaten/Kota Serang dan Kota Cilegon aman selama enam bulan ke depan.

“Aman, stoknya ada 5000 ton lebih, untuk sekitar enam bulan kedepan,” terang Eko, kepada Kabar6.com, Selasa (17/3/2020).

Secara perinci Eko menyebutkan, untuk harga beras Bulog yang didistribusikan ke pasar dibandrol dengan harga Rp 8.100 perkilogram.

**Baca juga: Tips Sehat Kapolres Serang Kota: Minum Jamu Tradisional.

“Sedangkan untuk beras komersil atau dijual umum, beras yang premium harganya Rp 10.500 perkilogram,” katanya.

Menurutnya, masyarakat bisa membeli beras bulog di Rumah Pangan Kita (RPK) yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Perum Bulog dan tersebar diwilayah Kabuoaten/Kota Serang dan Kota Cilegon.”Wilayah Serang dan Cilehon ada 500 RPK,” katanya.(Den)