1

Yuk, Hindari Bau Badan Tak Sedap dengan 4 Cara Sehat

Kabar6-Menghilangkan bau badan penting untuk dilakukan, agar lebih nyaman saat bergaul. Bau badan tak sedap bisa timbul karena bakteri yang tercampur dengan keringat. Biasanya, bagian tubuh yang paling rawan menimbukan bau tak sedap adalah area lipatan yang berbulu, misalnya saja ketiak.

Disadari atau tidak, bau badan memang akan menyebabkan rasa percaya diri berkurang. Banyak orang menghilangkan bau badan dengan menggunakan parfum dalam jumlah besar. Padahal, aroma wangi parfum hanya bisa bertahan selama beberapa jam, dan setelah menghilang bau badanpun kembali muncul.

Lantas bagaimana solusinya? Melansir Orami, ada empat cara sehat yang dapat dilakukan untuk menghilangkan bau badan. Apa sajakah itu?

1. Mandi dua kali sehari
Penyebab bau badan tak sedap adalah akibat kuman yang bercampur dengan keringat. Untuk menghilangkan kuman, mandi adalah cara paling tepat. Mandilah secara teratur, minimal dua kali sehari untuk menghilangkan kuman penyebab bau tak sedap. Anda bisa menambahkan cairan antiseptik ke bak mandi.

2. Gunakan sabun antibakteri
Mandi tak hanya bisa menghilangkan kuman yang menempel, namun juga dapat mencegah terjadinya perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan bau tak sedap datang. Untuk memastikan hal ini, pakailah sabun antibakteri yang sesuai dengan jenis kulit.

Pilihah sabun yang mengandung moisturizer, sehingga bisa sekaligus menjaga kelembutan kulit. Jangan lupa menyimpan sabun antibakteri di tempat yang kering agar tak tercemar oleh kuman yang bisa menyebabkan penyakit.

3. Keringkan tubuh secara benar usai mandi
Setelah memastikan bahwa tubuh sudah dibilas dengan bersih, jangan lupa gunakan handuk. Pakailah handuk yang berdaya serap tinggi agar air yang masih menempel di tubuh bisa diserap dengan sempurna. Hal ini karena tubuh yang lembap bisa memicu kuman dan bakteri untuk berkembang biak dengan lebih cepat.

Jangan lupa menjemur handuk di bawah sinar matahari agar tidak ada jamur yang menempel. Ya, handuk juga bisa menjadi ‘pembawa’ penyakit, terlebih lagi jika kebersihannya tidak diperhatikan dengan baik.

4. Gunakan deodoran
Setelah memastikan tubuh bersih dan kering, berikan juga perlindungan ekstra pada area ketiak dengan memakai deodoran. Ada banyak jenis deodoran yang tersedia di pasaran, misalnya yang berbentuk roll-on dan juga spray.

Pilih produk deodoran yang bukan hanya bisa melindungi tubuh dari kuman dan bakteri penyebab bau badan, namun juga tak berbahaya untuk kesehatan. ** Baca juga: Cari Tahu Penyebab Pandangan Berkunang-kunang

Tubuh yang bersih akan menghindarkan Anda dari bau badan.(ilj/bbs)




Saat Perut Kosong Ada 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi

Kabar6-Ketika perut belum terisi makanan sama sekali, Anda disarankan tidak mengonsumsi sembarang makanan. Hal ini untuk mencegah Anda terkena penyakit pencernaan.

Karena itulah, Anda harus mengenali dulu jenis makanan yang tepat untuk dikonsumsi saat perut kosong. Melansir beberapa sumber, ini empat jenis makanan yang dimaksud:

1. Oatmeal, roti gandum dan bubur jagung
Mengonsumsi oatmeal, roti gandum dan bubur jagung di pagi hari saat perut masih kosong sangat baik bagi kesehatan pencernaan.

Jenis makanan tersebut kaya akan serat yang baik untuk pencernaan, serta mengurangi kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi. Ketiga jenis makanan tadi juga bisa membuang racun dari logam berat yang ada dalam usus kita.

2. Madu
Madu bisa membuat sistem kekebalan tubuh kita lebih kuat, juga sangat baik untuk menjaga pencernaan tetap sehat. Madu pun bisa bertindak sebagai agen pembersih virus dan bakteri dari dalam tubuh.

3. Telur
Mengonsumsi telur di pagi hari saat perut masih kosong ternyata juga sangat dianjurkan. Makanan yang satu ini memang kaya akan protein dan nutrisi baik lainnya untuk tubuh. Mengonsumsi telur membuat perut kita terasa kenyang lebih lama.

Sebuah studi menunjukkan, jika kita mengkonsumsi telur di pagi hari, maka jumlah kalori harian yang dikonsumsi tubuh pun akan menurun.

4. Buah-buahan
Buah-buahan mengandung banyak vitamin, nutrisi, serat, dan air yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Mengonsumsi buah saat perut masih kosong pun ternyata juga boleh dilakukan karena bisa membantu sistem pencernaan kita semakin lancar.

Selain itu, buah juga bisa mendetoksifikasi tubuh dari racun berbahaya, sekaligus membantu menurunkan berat badan. ** Baca juga: 5 Makanan Sehat yang Bantu Lindungi Kulit dari Paparan Sinar Matahari

Namun, ada beberapa jenis buah yang ternyata dilarang untuk dikonsumsi saat perut masih kosong, antara lain jeruk, pisang dan pir.(ilj/bbs)




Talenan Kotor Bisa Timbul Sejumlah Penyakit

Kabar6-Talenan berfungsi sebagai alas untuk memotong berbagai bahan makanan di dapu, sebelum diolah menjadi menu masakan. Namun di sisi lain, masih banyak orang yang tak peduli pada cara pakai dan kebersihan talenan.

Padahal, talenan yang kotor dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Apa bahaya kesehatan yang timbul akibat menggunakan talenan kotor? Sebagai alat dapur yang paling sering digunakan, melansir Klikdokter, talenan justru bisa menyimpan berbagai jenis bahaya kesehatan, salah satunya infeksi bakteri. Penggunaan alat dapur untuk memotong makanan mentah dan matang harus dipisah.

Misalnya saja, setelah mengolah daging mentah, Anda langsung menggunakan talenan yang sama untuk memotong telur dadar yang sudah matang. Hal ini tentu saja membuat telur dadar yang Anda potong di atas talenan tersebut dapat terpapar bakteri dari daging mentah.

Apabila diabaikan, risiko kontaminasi silang atau berpindahnya bakteri dari satu bahan makanan ke bahan makanan lainnya dapat terjadi. Karena itulah tidak menyarankan untuk menggunakan talenan yang sama saat mengolah makanan mentah dan matang.

Bakteri yang yang paling banyak ada pada talenan kotor adalah salmonella, E.coli, dan Campylobacter. Hal ini karena mudah dibawa dari daging atau yang kita beli dari luar. Untuk itu, biasanya dibedakan talenan untuk makanan mentah dan makanan matang.

Bakteri tersebut bisa menyebabkan infeksi di saluran cerna, seperti diare, mual, muntah, demam, sakit perut, hingga bisa menyebabkan dehidrasi. Tak hanya masalah kontaminasi silang, bahan dasar talenan terutama yang terbuat dari kayu juga dapat menyebabkan masalah serupa. Jika dilihat menggunakan mikroskop, talenan kayu memiliki permukaan yang berpori-pori.

Belum lagi permukaan kayu mudah sekali tergores pisau dan menyebabkan sisa makanan menyempil di sela-selanya. Dikhawatirkan, cairan dari bahan makanan mentah seperti darah atau getah sayuran dapat masuk ke dalamnya.

Jika tidak dicuci atau dibersihkan dengan benar, bakteri dari permukaan alat dapur ini dapat berpindah ke bahan makanan lain. Tidak hanya talenan saja yang berisiko, peralatan dapur lainnya juga bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Selain talenan, pisau dapur, pembuka kaleng, serbet, spons cuci piring juga bisa berpotensi untuk jadi sarang bakteri. Banyak ahli menyarankan kita untuk punya dua jenis talenan, satu dari kayu dan satunya lagi dari plastik.

Talenan kayu dapat digunakan untuk menyiapkan buah dan sayuran. Sementara itu, yang terbuat dari bahan plastik dapat digunakan untuk mengolah daging mentah. ** Baca juga: Cara Mudah Atasi Susah Tidur Gara-gara Berlebihan Minum Kopi

Hal yang perlu diperhatikan, talenan kayu harus dibuang dan diganti yang baru apabila permukaannya sudah muncul banyak lekukan dan goresan.(ilj/bbs)




Cara Bersihkan Wajah Ditentukan Oleh Waktu Berolahraga

Kabar6-Menjaga kesehatan dengan berolahraga serta merawat kulit, adalah dua hal penting yang sebaiknya rutin dilakukan. Sayangnya, terkadang ada saja yang lupa untuk diperhatikan, salah satunya adalah bagaimana memperlakukan kulit wajah ketika selesai berolahraga.

Karena itu, pilihan waktu berolahraga akan menentukan cara tepat dalam membersihkan wajah Anda, serta ujungnya memberikan hasil berbeda bagi kecantikan Anda. Melansir Pesona, berikut uraiannya:

1. Pagi hari
Jalan lupa memakai sunblock dengan SPF minimal 30+ pada wajah ketika akan menyambut matahari pagi, baik itu olahraga di dalam studio, maupun hanya jalan pagi.

Sesudahnya, hindari membersihkan wajah menggunakan cleanser, apalagi scrub. Karena, keringat adalah pembersih terbaik. Anda hanya perlu segera membilas wajah usai berolahraga, atau menggunakan micellar water.

Jika kulit terlalu berminyak, dan sepertinya sulit untuk bertahan seharian tanpa mencuci wajah, Anda bisa membersihkan wajah dengan cleanser cukup di bagian T-zone (area wajah di sekitar dahi dan hidung yang membentuk huruf T) saja.

Area ini biasanya terlihat lebih berminyak karena memiliki kelenjar minyak yang lebih banyak dibandingkan area kulit lainnya sehingga membutuhkan perhatian dan perawatan lebih.

Kondisi kulit yang sedang terbuka pori-porinya akan mempermudah iritasi pada wajah jika Anda tidak berhati-hati. ** Baca juga: Tidak Perlu Mahal, Sehat dengan 6 Makanan Rendah Lemak

2. Siang hari
Karena pastinya Anda sudah menggunakan skin care di pagi hari, lebih baik tidak menumpuknya jika Anda berolahraga di siang hari. Beri jeda waktu antara membersihkan wajah dengan berolahraga.

Kemudian, bersihkan area T-zone, dan pastikan tangan sudah bersih. Alasannya, pori-pori sedang terbuka, sehingga kulit sangat mudah dimasuki bakteri serta jamur.

3. Malam hari
Hal terpenting ketika Anda berolahraga di malam hari adalah memastikan make-up sudah terhapus sebelum latihan dimulai. Jika tidak, maka riasan dapat meresap ke pori-pori dan berpotensi menyumbat pori-pori.

Jika Anda tidak bisa menghindari riasan wajah, maka produk non-comedogenic adalah jalan keluar yang baik. Usai latihan, lekas hapus riasan Anda, atau segera bilas jika sudah tidak mengenakan riasan.

Jangan lupa untuk membilas wajah Anda dengan air suhu normal atau dingin sebelum mandi dengan air hangat.(ilj/bbs)




Bagaimana Atasi Bau Mulut Karena Kopi?

Kabar6-Mungkin belum banyak yang menyadari, bahwa selain sejumlah makanan seperti duren, petai, atau jengkol, ternyata kopi juga bisa bikin mulut bau, lho.

Semakin kuat aroma makanan atau minuman yang masuk ke tubuh, maka makin membuat napas kita bau. Lantas, bagaimana cara menghilangkan bau kopi yang mengganggu? Melansir Menshealth, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk menghilangkan bau mulut akibat kopi. Apa sajakah itu?

1. Rotasikan kopi dengan teh hijau
Gula yang ditambahkan ke kopi dapat menyebabkan kerusakan gigi. Salah satu tanda kerusakan gigi adalah munculnya bau mulut atau halitosis. Dalam the Journal of Oral Biology disebutkan, ekstrak teh hijau dapat menghilangkan sulfur yang menyebabkan gigi rusak dan bau mulut.

Para peneliti menyarankan mengonsumsi teh hijau untuk menstimulasi produksi air liur atau saliva yang akan membantu pembersihan gigi Anda setelah makan atau minum kopi.

2. Santai
Saat Anda memulai pagi dengan minum kopi, kafein yang terkandung dalam kopi akan menimbulkan efek kecemasan sesaat. Ternyata, efek ini juga dapat memberi kontribusi timbulnya bau mulut.

Studi yang dilakukan di Brasil mengungkapkan, semakin tinggi tingkat cemas seseorang, semakin banyak sulfur yang dihasilkan. Sulfur inilah yang akan menimbulkan bau mulut. Kecemasan ini juga dapat membuat mulut kering. Hal-hal tersebut yang membuat para peneliti menghubungkan kecemasan dengan timbulnya bau mulut.

3. Sarapan dengan yoghurt
Dalam sebuah studi di Jepang, peneliti memeriksa relawan yang mengonsumsi yoghurt setiap pagi selama enam minggu, kemudian dilakukan pemeriksaan pada lidah para relawan tersebut.

Hasilnya, ditemukan jumlah bakteri yang terdapat pada mulut relawan itu tetap sama tetapi produk sampingan yang dihasilkan bakteri yaitu hydrogen sulfida berkurang setengahnya.

Para peneliti mengatakan, jumlah bakter ‘baik’ dalam yoghurt menggantikan posisi bakteri yang menyebabkan bau dalam mulut. Hasil yang sama juga didapat dengan menggunakan pil prebiotik.

4. Tambah kopi lagi
Tim peneliti dari Israel mencoba mencampur air liur manusia dengan kopi. Hasilnya, ditemukan bahwa kopi sebenarnya juga bisa mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau mulut.

Usahakan untuk tidak mencampur kopi dengan susu. Menurut peneliti, selain mengakibatkan dehidrasi, susu dapat memfermentasi kopi menjadi zat yang menyebabkan bau mulut. ** Baca juga: Mengapa Orang Jepang Punya Waktu Tidur Tersingkat di Dunia?

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Alasan Harus Cuci Tangan Pakai Sabun

Kabar6-Menjaga kebersihan dan mencuci tangan dapat mengurangi risiko terinfeksi berbagai macam penyakit, termasuk COVID-19. Bahkan, jauh sebelum adanya pandemi ini, hasil penelitian yang diterbitkan oleh British Medical Journal pada 2007 menyebutkan, mencuci tangan lebih efektif mencegah flu dibanding obat atau vaksin.

Senada, melansir Femina, hasil penelitian WHO pun menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun mampu mengurangi angka diare hingga 45 persen dan menurunkan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) hingga lebih dari 50 persen. Membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ini penting dilakukan, karena akan jadi kunci untuk membunuh, merusak, dan mematikan virus yang ada di tangan kita.

Lantas, apakah mencuci tangan harus memakai sabun? Jawabannya ‘Ya’, karena molekul dalam sabun mampu mengganggu sistem dalam mikro organisme seperti virus, bakteri dan kotoran. Saat virus, bakteri, dan kotoran rusak maka akan terangkat dari kulit lalu hanyut bersama sabun yang dibilas dengan air mengalir.

Kulit tangan kita selalu lembap karena secara alami mengeluarkan minyak. Karena itu, kuman atau kotoran mudah menempel di tangan. Padahal, tangan kita melakukan berbagai macam pekerjaan, dari membuat makanan hingga membersihkan kotoran. ** Baca juga: Mitos atau Fakta, Minum Air Es Bisa Bikin Gemuk

Jadi bayangkan saja apabila tanpa sadar kita memegang gagang sapu yang sebelumnya dipegang oleh orang lain, yang baru saja membersihkan kotoran di lantai.

Bakteri atau bahkan virus dari kotoran di lantai, berpindah ke gagang sapu, lalu ke tangan kita. Setelah itu, tanpa sadar kita menyentuh muka, atau langsung memegang anak. Efeknya sungguh merugikan kesehatan.

Jangan malas cuci tangan, ya.(ilj/bbs)




Jangan Lupa Keringkan Tangan Usai Dicuci untuk Hindari Kontaminasi

Kabar6-Rajin mencuci tangan, terlebih saat Anda usai mengerjakan sesuatu atau memegang sebuah benda, menjadi hal yang sangat dianjurkan untuk meminimalisir penyebaran virus, kuman, maupun bakteri.

Namun tahukah Anda, mengeringkan tangan usai dicuci ternyata sama pentingnya dengan mencuci tangan? Menurut seorang dokter pengobatan keluarga bernama David Cutler, MD, melansir womantalk, hal ini menjadi penting karena tangan basah bisa dengan mudah memindahkan atau tertempel kuman. Bahkan, air yang diteteskan tangan juga bisa terinfeksi bakteri sehingga apa pun yang disentuh tangan basah dapat terkontaminasi.

Jadi, baik bakteri, kuman maupun virus lebih mungkin berpindah dari kulit basah daripada dari kulit kering. Jika Anda memiliki pilihan apakah harus menggunakan handuk kertas, handuk kain, atau pengering udara untuk mengeringkan tangan dengan benar, maka beberapa penelitian menyarankan untuk memilih handuk kertas.

Nesochi Okeke-Igbokwe, MD, seorang dokter dan pakar kesehatan, mengatakan bahwa handuk kertas bisa mengeringkan tangan dengan sangat baik dan segera dibuang setelahnya sehingga tidak akan terkontaminasi ke orang lain.

Sedangkan untuk pengering udara yang biasa ada di toilet umum, menurut penelitian dari Mayo Clinic, alat ini sebenarnya memiliki potensi untuk menyebarkan bakteri dengan meniup kembali patogen ke tangan Anda setelah dicuci. “Menggunakan pengering tangan di toilet umum adalah cara terburuk untuk mengeringkan tangan Anda yang sudah dicuci,” kata Dr. Cutler.

Studi lain dari Westminster University juga menemukan fakta bahwa pengering tangan dengan hembusan udara paling kuat dapat menyebarkan virus hingga satu setengah meter ke seluruh ruangan. Itulah juga, dikatakan Dr. Nesochi, mengapa mengeringkan tangan dengan handuk kertas bersih sekali pakai menjadi pilihan yang lebih aman untuk mengurangi risiko penyebaran kuman dan virus.

Meski begitu, jika tidak menemukan handuk kering dan malah tidak jadi mengeringkan tangan, ini juga bukan hal yang tepat dilakukan. ** Baca juga: Sulit BAB Selain di Rumah Sendiri, Ini Penyebabnya

“Pilihan paling tidak aman adalah tidak mengeringkan tangan Anda sama sekali. Studi tentang setiap metode pengeringan memiliki kekuatan dan kelemahan, tetapi selama tangan benar-benar kering, Anda membuat pilihan yang sehat,” kata Ranekka Dean, seorang direktur pengendalian infeksi di sebuah rumah sakit.(ilj/bbs)




Demi Kesehatan, Tidak Disarankan Mengisi Ulang Botol Air Minum Tanpa Dicuci Lagi

Kabar6-Saat bepergian atau olahraga di luar ruangan, Anda kerap menggunakan botol minuman untuk memenuhi kebutuhan air setiap hari. Nmun sepertinya Anda perlu berpikir ulang tentang kebiasaan tersebut.

Pasalnya menurut penelitian terbaru, botol minuman yang diisi ulang mengandung kuman. Para peneliti, melansir Aura, menguji botol air yang telah digunakan selama seminggu oleh para atlet. Hasilnya, rata-rata terdapat sekira 313.499 colony forming units (satuan pembentuk koloni) bakteri per cm persegi.

Bakteri ini muncul akibat botol yang jarang dicuci karena banyak yang mengira bahwa botol mereka bersih sebab hanya berisi air. Selain itu, keringat dan kuman di lingkungan sekitar Anda juga menjadi penyebab munculnya bakteri tersebut.

Sekira 60 persen kuman yang terdapat pada botol air, dapat membuat Anda jatuh sakit. Namun, hal tersebut bukan berarti Anda tidak boleh menggunakan botol air. ** Baca juga: Mitos atau Fakta, Wortel Mampu Tingkatkan Penglihatan?

Hal yang perlu Anda lakukan adalah mencuci botol setiap selesai digunakan, dan memilih botol air yang lebih sehat. Karena berdasarkan penelitian, botol dengan tutup straw top (memiliki sedotan) merupakan botol air paling sehat.

Selain itu, minum dari botol yang terbuat dari bahan stainless steel juga lebih sehat dibanding minum dari botol plastik.(ilj/bbs)




4 Bakteri yang Sering Sebabkan Keracunan Makanan

Kabar6-Makanan merupakan perantara penyebaran penyakit yang paling umum. Sayangnya, makanan yang terkontaminasi bakteri bisa tidak menunjukkan perubahan rasa, warna, dan aroma apa pun.

Sama halnya dengan gejala kontaminasi makanan yang sekilas mirip dengan sakit perut biasa. Karena itulah, gejala keracunan makanan sering tidak disadari benar. Padahal pada beberapa kasus, keracunan makanan dapat berujung kematian. Melansir hellosehat, ini empat bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan:

1. Salmonella
Salmonella adalah kelompok bakteri yang paling sering menyebabkan diare karena keracunan makanan. Kontaminasi Salmonella diakibatkan karena kebersihan yang buruk serta pengolahan makanan yang tidak benar.

Beberapa makanan diketahui memiliki kandungan salmonella yang sangat tinggi seperti telur, daging, serta daging ayam yang belum matang.

Susu yang belum dipasteurisasi juga berisiko memiliki salmonella di dalamnya. Sayur dan buah-buahan, meski secara alami tidak mengandung Salmonella, dapat terkontaminasi jika tidak dicuci bersih.

Efek keracunan makanan dari salmonella dapat sangat parah bila terjadi pada ibu hamil, orang lanjut usia, anak-anak, dan orang-orang yang memiliki kekebalan tubuhnya rendah.

Jadi, pastikan semua makanan Anda dimasak hingga matang sempurna. Cuci buah dan sayuran sebelum diolah. Hindari susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.

2. Clostridium perfringens
Clostridium perfringens merupakan jenis bakteri yang sangat mudah dan cepat berkembang. Bayi, anak-anak, serta orang lanjut usia sangat rentan untuk terserang bakteri ini.

Biasanya, bakteri jenis ini baru akan menimbulkan gangguan kesehatan bila jumlahnya di dalam tubuh sangat banyak. Artinya, jika tes lab menyatakan bahwa penyebab diare atau sakit perut melilit Anda akibat bakteri ini, makanan yang Anda konsumsi sebelumnya mengandung banyak Clostridium perfringens.

Gejala akan timbul 12 jam setelah keracunan makanan yang terkontaminasi Clostridium. Salah satu jenis Clostridium dapat menyebabkan botulisme, keracunan makanan yang mematikan.

Jadi, masak makanan dengan suhu yang sesuai, hindari memasak atau mengolah makanan dalam suhu 4-60 derajat Celcius. Pastikan saat Anda memasak, minimal suhu yang harus tercapai adalah 60 derajat celcius. Sementara kalau ingin mendinginkan makanan, suhu ruangan atau lemari pendingin Anda harus kurang dari empat derajat Celcius.

3. Campylobacter
Campylobacter adalah bakteri penyebab kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan diare. Sebagian besar, kontaminasi makanan ini terjadi akibat makanan tidak dimasak dengan benar. Mendinginkan atau membekukan makanan tidak membuat bakteri jenis ini hilang.

Jadi, pastikan kalau Anda sudah mencuci tangan sebelum mengolah makanan. Sebaiknya makanan dimasak hinga matang, dan jangan mencuci daging mentah di bawah air yang mengalir. Bahan makanan yang perlu dicuci sebelum dimakan atau dimasak adalah sayur dan buah-buahan.

4. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus sebenarnya tidak berbahaya. Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.

Namun ketika bakteri sudah berpindah ke makanan, kembang biaknya akan semakin pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi. Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah.

Makanan yang biasanya mengandung tinggi Staphylococcus aureus adalah makanan yang diolah langsung dengan tangan misalnya saja salad, roti isi, dan berbagai produk kue dan roti.

Jadi, cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun sebelum Anda menyiapkan makanan. Jangan mengolah makanan atau pergi ke dapur jika Anda sedang mengalami infeksi mata atau hidung.

5. Escherichia coli (E. coli)
E.coli adalah kelompok bakteri yang memiliki beberapa jenis tipe kuman. Ada beberapa jenis E.coli yang dapat mengontaminasi makanan dan kemudian menimbulkan wabah keracunan makanan. Makanan yang biasanya mengandung E.coli adalah makanan yang tidak matang.

Jadi, jaga kebersihan dapur dan diri Anda ketika sedang mengolah makanan. Hindari kontaminasi silang saat mengolah dan memasak makanan, misalnya tidak menggunakan pisau dan talenan untuk daging dan sayuran secara bergantian.

Pastikan juga semua makanan yang Anda konsumsi matang dengan sempurna. ** Baca juga: Posisi Istirahat yang Tepat Bantu Minimalisir 3 Masalah Tidur

Yuk, jaga kebersihan makanan dimulai dari cara pengolahannya, sehingga terhindar dari keracunan makanan.(ilj/bbs)




Ilmuwan Ungkap Racikan Obat Kuno Berumur Seribu Tahun yang Ampuh Bunuh Bakteri

Kabar6-Ilmuwan modern disebut berhasil membuktikan keampuhan sebuah racikan serta resep obat kuno berumur 1.000 tahun, yang terbukti efektif ketika diaplikasikan untuk membunuh bakteri.

Bahkan, melansir newsdaily, peneliti cukup terkejut mengingat ramuan obat kuno ini mampu membunuh beberapa bakteri jahat yang mulai resisten terhadap antibiotik. Ramuan tersebut terdiri dari bawang putih, bawang merah, anggur, dan sedikit empedu sapi. Hal itu mungkin terdengar seperti minuman penyihir, namun obat kuno ini justru terbukti manjur melawan bakteri jahat.

Penelitian mengenai obat kuno yang dipimpin oleh Freya Harrison dari School of Life Sciences, University of Warwick, telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

Manuskrip medis kuno dari Abad Pertengahan itu ternyata bisa menjadi solusi ketika beberapa antibiotik modern mulai kehilangan ‘kekuatan’ saat menghadapi bakteri yang mulai resisten.

Para peneliti menyebutnya sebagai ‘Ancientbiotic’, ditemukan dalam salah satu buku teks medis paling awal yang diketahui dari Inggris Abad Pertengahan, dikenal sebagai Bald’s Leechbook.

Buku teks medis pada awal Anglo-Saxon ini berisi saran dan resep untuk obat-obatan, lotion (atau salep), serta perawatan kuno. Bald’s Leechbook ditulis sekira 905 M dan ditemukan pada British Library.

Resep semacam salep yang diberi nama sebagai Bald’s Eyesalve terbukti efektif secara mengejutkan sebagai senyawa antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (MRSA).

“Secara khusus, Bald’s Eyesalve diterapkan pada model infeksi jaringan lunak, termasuk infeksi Acinetobacter baumanii (sering ditemukan pada luka perang), Stenotrophomonas maltophilia (umumnya terkait dengan infeksi paru-paru), Staphylococcus aureus (sering dikaitkan dengan infeksi bedah), dan Staphylococcus epidermidis (terkait dengan infeksi seperti tonsilitis, demam berdarah, selulitis, dan demam rematik). Bakteri ini juga ditemukan dalam ulkus kaki diabetik, dan semuanya telah menunjukkan berbagai tingkat resistensi terhadap antibiotik standar,” demikian tulis peneliti.

Kabar baiknya, resep Abad Pertengahan ini tidak berbahaya bagi sel-sel manusia atau tikus, karena menunjukkan senyawa tersebut dapat dilarutkan kembali sebagai pengobatan yang efektif untuk infeksi.

“Sebagian besar antibiotik yang kita gunakan saat ini berasal dari senyawa alami, tetapi pekerjaan kami menyoroti kebutuhan untuk mengeksplorasi tidak hanya senyawa tunggal tetapi campuran produk alami untuk mengobati infeksi biofilm,” kata Harrison dalam rilis resminya. ** Baca juga: Hukuman Unik, Seorang Anak Harus Relakan Seluruh Isi Kamarnya Dibagikan untuk Orang Lain

Meski racikan obat kuno terbuti efektif membunuh bakteri tertentu, ilmuwan masih belum memecahkan misteri mengenai bagaimana kombinasi racikan itu bekerja dan ditemukan oleh peneliti kuno.(ilj/bbs)