1

Diet Sering Gagal, Mungkin Minuman Favorit Anda yang Jadi Penyebabnya

Kabar6-Banyak orang merasa tidak mencapai hasil yang maksimal setelah melakukan sejumlah pola diet. Hingga akhirnya mereka merasa sia-sia menjalankan diet karena berat badan hanya turun sedikit atau tidak sesuai harapan.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Melansir beberapa sumber, gagal diet bisa jadi disebabkan karena minuman favorit Anda. Ini tujuh minuman yang bisa jadi penyebab diet tidak sukses hingga berat badan semakin naik:

1. Cokelat
Di balik rasanya yang lezat, cokelat juga mengandung nutrisi yang dapat menghangatkan tubuh sekaligus membuat suasana hati menjadi nyaman. Sayangnya, segelas cokelat ( baik panas maupun dingin ) dapat memicu kegemukan lebih cepat, lho.

Sebagai bahan perbandingan, dalam satu ons cokelat mengandung 155 kalori, 10 gram lemak dan lima gram lemak jenuh yang tentunya dapat mengacaukan diet yang sedang dijalani.

2. Kopi 3 in 1
Kopi merupakan salah satu minuman favorit dan pilihan banyak orang. Namun di balik kenikmatan segelas kopi, program diet bisa berantakan apabila Anda menambahkan gula putih dan susu tinggi lemak. Kondisi ini akan memicu peningkatan berat badan dengan cepat jika dikonsumsi secara rutin.

3. Susu tinggi lemak
Susu tinggi lemak bukan ‘sahabat’ untuk Anda yang sedang menjalani program diet, karena dapat menyebabkan penumpukan lemak pada beberapa bagian tubuh, seperti perut dan dada.

Meskipun rasanya lebih gurih dan nikmat dibandingkan susu rendah lemak, jenis susu ini mempunyai kandungan gula dan lemak tinggi, yang dapat membuat Anda bertambah gemuk lebih cepat. Untuk diet, sebaiknya menggunakan susu kacang atau susu rendah lemak.

4. Jus dan smoothies
Jus dan smoothies memang baik karena menggunakan bahan buah-buahan atau sayuran segar yang dapat dicampur dengan susu atau yoghurt. Namun seringkali yang dijual di pasaran tidak selalu terbuat dari buah-buahan atau sayuran alami.

Ada zat perasa dan pemanis buatan agar mempunyai masa kedaluwarsa lebih panjang. Dua bahan berbahaya inilah yang dapat memicu kegemukan dan menggagalkan diet Anda.

5. Alkohol
Asupan kalori dari alkohol premium mencapai hampir 10 persen. Mengonsumsi segelas wine yang mengandng 178 kalori sama halnya mengunyah dua batang biskuit cokelat. Kalori yang tinggi akan memicu Anda untuk mempunyai berat badan yang berlebih.

6. Minuman Bersoda
Soda yang bersifat tajam, panas, dan menghambat penyerapan nutrisi di dalam tubuh ini akan cenderung meningkatkan kadar gula di dalam darah. Asam fosfat yang terkandung di dalamnya akan membuat tubuh menjadi tempat penimbunan lemak.

Minuman soda juga membuat Andau ketagihan karena menggunakan pemanis buatan yang dihubungkan dengan penurunan hormon leptin, yaitu hormon yang dapat mengatur nafsu makan.

Pemanis buatan inilah yang memicu hormon leptin agar menjadi semakin lapar dan tidak puas dengan makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, selain ketagihan minuman bersoda, Anda juga akan makan dengan porsi yang lebih banyak.

7. Minuman berenergi
Kebanyakan minuman berenergi adalah ‘bom’ kalori bagi tubuh. Biasanya minuman berenergi mengandung air, gula dan kafein. Ada juga variasi lain seperti vitamin (dalam jumlah yang sedikit), zat pewarna, dan zat perasa.

Melihat kandungan di dalamnya, tentu Anda tahu bahwa ini adalah pemicu obesitas. Pemanis, zat warna dan zat perasa buatan tidak benar-benar dibutuhkan oleh tubuh.

Justru selain berbahaya bagi kesehatan, kandungan ini dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyumbatan pada darah, yang menyebabkan kegemukan. ** Baca juga: 4 Kesalahan yang Bikin Anda Selalu Merasa Lelah

Jadi teliti lagi minuman favorit mana yang justru bisa menggagalkan program diet Anda.(ilj/bbs)




Tidak Disarankan Simpan Hand Sanitizer dalam Mobil

Kabar6-Sama seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, hand sanitizer juga efektif membunuh sebagian besar kuman dan patogen. Termasuk meminimalisir kontaminasi virus atau bakteri yang bisa saja hinggap di tangan.

Karena itulah, banyak orang yang selalu membawa hand sanitizer saat beraktivitas di luar rumah. Nah, tahukah Anda ternyata tidak dianjurkan untuk membawa atau bahkan menyimpan hand sanitizer dalam mobil? Apa alasannya?

Ada beberapa ahli, melansir Intisari, yang memperingatkan bahwa kita sebaiknya tidak meninggalkan hand sanitizer dalam mobil. Associate Professor Florida Gold Coast University, Dr Greg Boyce, juga mengatakan bahwa itu bukan ide yang baik. Alasannya, karena suhu yang hangat dapat menyebabkan alkohol dalam hand sanitizer menguap. Suhu di dalam kendaraan seperti mobil dapat dengan cepat menjadi panas, terutama jika telah diparkir di bawah sinar matahari langsung.

Padahal, alkohol adalah bahan aktif yang membunuh bakteri dan virus, sehingga produk tidak akan dapat bekerja sebagaimana seharusnya tanpa adanya kandungan alkohol.

Jadi, hand sanitizer yang kita miliki kefektifannya dalam membunuh virus akan berkurang atau bahkan menghilang. Selain itu, hand sanitizer yang hangat juga bisa mengiritasi kulit.

Tidak hanya itu, hand sanitizer yang disimpan di mobil juga bisa menyebabkan kerusakan pada mobil itu sendiri apabila bocor. ** Baca juga: 7 Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bisa Kontrol Nafsu Makan Anda

Insinyur Ford telah melakukan penelitian tentang hal ini, dan menemukan bahwa bahan-bahan dalam sanitiser dapat menyebabkan permukaan interior mobil aus sebelum waktunya.

Kondisi ini tentu akan cukup menguras kantong. Karena itulah, simpan selalu hand sanitizer dalam tas yang dibawa sehingga tidak akan ketinggalan dalam mobil.(ilj/bbs)




Kurangi 5 Jenis Makanan dan Minuman Ini Agar Asam Lambung Aman

Kabar6-Saat produksi asam lambung dalam sistem pencernaan naik, maka perut akan terasa sakit, kembung dan mual, yang sering disebut sakit maag. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan asam lambung meningkat jumlahnya.

Salah satu faktor penyebab yang paling besar adalah makanan yang kita konsumsi. Metabolisme setiap orang memang berbeda, oleh karena itu penyebab naiknya asam lambung pada tiap orang juga akan berbeda, sehingga ada beberapa makanan yang memang harus Anda awasi karena dapat meningkatkan asam lambung dan ada yang aman.

Agar asam lambung berada pada jumlah aman, melansir magforwomen, Anda disarankan untuk mengurangi konsumsi lima jenis makanan dan minuman berikut:

1. Kafein
Mengonsumsi beberapa cangkir kopi atau teh setiap hari akan berisiko meningkatkan asam lambung Anda, jadi berhati-hatilah.

2. Terlalu banyak soda
Minuman bersoda tak baik untuk lambung ketika terjadi kenaikan asam lambung. Gelembung sodanya yang berisi karbon bisa memberikan tekanan pada lambung dan membuat asam semakin naik.

3. Makanan pedas dan berminyak
Selain menyebabkan mulas dan tak baik untuk lambung, makanan pedas dan berminyak juga bisa menyebabkan asam lambung semakin meningkat.

Mengonsumsi makanan pedas dan berminyak ketika asam lambung naik bisa menambah rasa terbakar pada bagian perut, dada, dan tenggorokan. ** Baca juga: Adakah Batasan Konsumsi Sirop Saat Buka Puasa?

4. Alkohol
Sebuah penelitian mengungkapkan, beberapa orang cenderung mengalami peningkatan asam hidroklorida setelah minum alkohol. Asam hidroklorida inilah yang akan membuat perut Anda terasa terbakar. Jadi ada baiknya Anda melewati minum anggur saat makan malam jika memang Anda memiliki kecenderungan ini.

5. Makanan yang menggunakan tomat
Tomat adalah salah satu makanan sehat, namun sayangnya juga mengandung kadar asam yang tinggi dan bisa memperburuk rasa sakit ketika asam lambung meningkat. Lebih baik hindari dulu makanan yang mengandung tomat, seperti spageti atau saus tomat.

Dengan menghindari kelima makanan dan minuman tadi, asam lambung Anda tentu akan aman selama puasa.(ilj/bbs)




Jangan Cepat Percaya dengan 5 Mitos COVID-19 Ini

Kabar6-Harus diakui, pandemi COVID-19 memang menimbulkan kepanikan dan kecemasan di masyarakat. Tidak heran, hal itu seringkali memunculkan mitos atau anggapan-anggapan yang belum pasti kebenarannya.

Tentu saja mitos seputar COVID-19 ini membuat banyak orang menjadi bingung. World Health Organization (WHO), melansir Wolipop, memberikan penjelasan seputar mitos yang banyak beredar di masyarakat mengenai COVID-19. Apa sajakah itu?

1. Mitos, berjemur dengan suhu di atas 25 derajat Celcius dapat mencegah penyebaran COVID-19
Faktanya, berjemur di cahaya matahari atau dengan suhu di atas 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah penyebaran COVID-19. Cara melindungi diri dari penyebaran COVID-19 adalah dengan rutin mencuci tangan dan hindari menyentuh mata, mulut, serta hidung.

2. Mitos, jaringan 5G dapat membantu penyebaran COVID-19
Faktanya, jaringan 5G tidak dapat menyebarkan COVID-19. Virus tidak bisa disebarkan melalui jaringan radio ataupun telepon. COVID-19 juga menyebar di negara-negara yang tidak memiliki jaringan 5G.

COVID-19 disebarkan melalui cairan pernapasan yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin. Orang lain bisa terinfeksi jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi lalu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, atau mulut mereka.

3. Mitos, terinfeksi COVID-19 berarti itu adalah akhir dari hidup Anda
Faktanya, Anda bisa sembuh dari COVID-19. Terinfeksi COVID-19 tidak berarti bahwa Anda akan membawa virus tersebut sepanjang hidup. Banyak orang yang sudah terinfeksi COVID-19 bisa pulih dan menghilangkan virus tersebut dari tubuhnya.

Jika Anda memiliki gejala terjangkit COVID-19, pastikan segera mengobatinya dan mencari perawatan ke rumah sakit jika diperlukan. Tapi pastikan Anda menghubungi pihak rumah sakit terlebih dahulu sebelum pergi ke sana.

4. Mitos, jika Anda bisa menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk atau perasaan tidak nyaman maka tandanya terbebas dari COVID-19 atau penyakit pernapasan sejenis.

Faktanya, bisa menahan napas selama 10 detik tidak berarti Anda terbebas dari COVID-19 atau penyakit pernapasan semacamnya. Gejala COVID-19 adalah batuk kering, kelelahan, dan demam. ** Baca juga: Alasan Ilmiah Orang Lebih Mudah Marah Saat Cuaca Panas

Beberapa orang bahkan bisa merasakan gejala-gejala tambahan lainnya, salah satunya adalah pneumonia. Cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit COVID-19 atau tidak adalah dengan melakukan tes laboratorium.

5. Mitos, mengonsumsi minuman beralkohol dapat melindungi Anda dari infeksi COVID-19
Faktanya, konsumsi minuman beralkohol tidak dapat melindungi Anda dari bahaya infeksi COVID-19. Justru hal tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan, terutama jika Anda mengonsumsinya secara berlebihan.

Jangan mudah percaya pada mitos yang berlum terbukti kebenarannya.(ilj/bbs)




5 Kebiasaan Makan yang Bisa Turunkan Imun Tubuh

Kabar6-Salah satu hal penting yang dapat dilakukan selama pandemi COVID-19 ini adalah menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat.

Caranya, Anda bisa memilih makanan yang mendukung fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang bisa melemahkan imunitas.

Seorang ahli gizi sekaligus editor nutrisi di Health bernama Cynthia Sass, MPH, RD, melansir Medcom, menjelaskan lima kebiasaan makan yang ternyata dapat menurunkan sistem imun tubuh. Apa sajakah itu?

1. Konsumsi alkohol berlebihan
Dalam jangka pendek, mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Centers for Disease Control (CDC) menyarankan untuk tidak mengonsumsi empat gelas alkohol bagi wanita dan lima gelas untuk pria.

Apabila Anda merasa telah mengonsumsi alkohol berlebihan, hilangkan kebiasaan tersebut dengan hanya mengonsumsi tidak lebih dari satu gelas alkohol per hari.

2. Asupan garam pada makanan yang berlebihan
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, namun bisa juga menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Penelitian menunjukkan, ada hubungan antara kelebihan natrium dengan fungsi sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.

Menurut Dietary Guidelines for Americans, batas harian natrium yang disarankan adalah di bawah 2.300 mg per hari untuk orang dewasa yang sehat.

3. Asupan gula berlebihan
Mengurangi konsumsi gula berlebihan merupakan ide yang baik, selain baik untuk kesehatan mental mengurangi konsumsi gula berlebih juga bermanfaat untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.

American Heart Association merekomendasikan untuk membatasi asupan gula tambahan dari berbagai makanan yang dikonsumsi tidak lebih dari enam sendok teh per hari untuk wanita dan sembilan sendok teh untuk pria.

4. Asupan kafein yang berlebihan
Kopi dan teh memang memiliki manfaat bagi kesehatan karena kandungan antioksidan yang tinggi dan bersifat anti-inflamasi. ** Baca juga: Penyebab Siklus Menstruasi Bisa Berubah Selama Pandemi COVID-19

Namun terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat berpengaruh terhadap tidur Anda dan sebagai hasilnya dapat meningkatkan inflamasi dan berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh.

5. Tidak konsumsi cukup serat
Serat dapat mendukung kesehatan sistem pencernaan dan membantu bakteri baik di dalam usus yang dapat berguna dalam meningkatkan sistem imunitas dan mood seseorang.

Beberapa penelitian juga menyebutkan, asupan serat yang tinggi dan prebiotik dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh termasuk melawan virus.

Yuk, jaga imun tubuh agar tidak mudah sakit.(ilj/bbs)




6 Hal yang Harus Dihindari Saat Memakai Pembersih Alkohol

Kabar6-Selama masa pandemi COVID-19, alkohol menjadi salah satu pilihan untuk membersihkan perabot rumah atau benda lainnya dari kuman. Meski efektif, alkohol ternyata juga membawa risiko, lho.

Sifat kimianya yang unik membuat Anda harus menggunakannya secara berhati-hati. Melansir tempo.co, berikut beberapa hal yang harus dihindari saat memakai pembersih alkohol:

1. Jangan campur alkohol dengan pemutih
Pemutih dan alkohol adalah dua bahan yang sering dipilih sebagai disinfektan selama masa pandemi COVID-19. Keduanya dinilai efektif membasmi kuman. Tapi jangan pernah mencampur keduanya, ya.

Pembersih alkohol biasanya mengandung etanol dan isopropil, yang bila dicampur dengan pemutih menghasilkan kloroform, senyawa beracun yang mengeluarkan asap berbahaya dan korosif.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC, menghirup kloroform dapat menyebabkan masalah serius pada sistem saraf pusat, hati, dan ginjal. Selain itu, kloroform bisa mengiritasi kulit, paru-paru, dan mata dan menyebabkan mual dan pusing.

2. Jangan gunakan pembersih alkohol di dekat api atau merokok
Pembersih alkohol sangat mudah terbakar. Jadi, jauhkan dari api saat Anda menggunakannya, entah itu rokok atau api dari lilin.

3. Gunakan di dekat ventilasi
Kandungan isopropil alkohol adalah bahan kimia yang mudah menguap, itu juga menciptakan asap yang berpotensi berbahaya. Saat Anda membersihkan rumah dengan alkohol, pastikan untuk membuka jendela Anda, jaga area yang berventilasi sebaik mungkin.

4. Hindari membersihkan benda ini dengan alkohol
Meskipun alkohol merupakan desinfektan super untuk membersihkan meja, toilet, atau bahkan laptop atau ponsel. Ada beberapa permukaan yang sebaiknya Anda hindari, seperti permukaan perabot kayu yang dicat halus atau dipernis juga kain tertentu seperti rayon, wol, dan sutra.

Saat menggunakan alkohol untuk mendisinfeksi, cairkan sesuai dengan rekomendasi CDC agar efektif membunuh kuman. Efektivitas alkohol dalam membunuh kuman turun tajam ketika diencerkan di bawah konsentrasi 50 persen. Menurut CDC, konsentrasi optimal untuk membunuh bakteri adalah antara 60-90 persen.

Tapi jika Anda membeli pembersih alkohol, biasanya itu sudah diencerkan dengan air dalam konsentrasi seperti pada label, umumnya 70-90 persen.

5. Jangan gunakan alkohol pada tangan terluka
Dokter sering mensterilkan peralatan medis dengan alkohol isopropil alkohol yang memiliki sifat antiseptik. Anda juga bisa menggunakannya untuk membersihkan pinset sebelum menggunakannya pada tubuh.

Namun, hindari menggunakannya untuk membersihkan luka karena dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan iritasi kulit yang lebih parah. Hindari juga menggunakannya di area sensitif kulit seperti kulit yang terbakar sinar matahari, kering, atau teriritasi.

6. Jangan ditelan
Perlengkapan P3K seperti hidrogen peroksida, aman digunakan dalam jumlah sedikit, tapi tidak dengan pembersih alkohol. Menurut National Capital Poison Center, pembersih alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, akan menjadi racun ketika tertelan. ** Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Usai Berbelanja dari Pasar atau Supermarket?

Seperti pembersih lainnya, jauhkan alkohol dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah memasukkan alkohol ke dalam gelas atau wadah lain, karena dapat dengan mudah disalahartikan sebagai air.(ilj/bbs)




Berisiko Bagi Kesehatan, WHO Tidak Sarankan Penyemprotan Disinfektan Langsung ke Tubuh

Kabar6-Saat ini di beberapa tempat, khususnya pada pintu masuk sebuah perusahaan dan juga perumahan warga, telah disediakan sebuah tempat atau bilik disinfektan untuk menyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO), melansir Dreamers, memberi peringatan untuk tidak menyemprotkan atau memakai cairan disinfektan langsung ke tubuh. Hal ini di khawatirkan karena kandungan dalam cairan disinfektan dapat berisiko bagi kesehataan.

Menyemprot bahan-bahan kimia seperti itu dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir, contohnya mata dan mulut, demikian tulis WHO dari akun Twitter resminya.

Bahan kimia tersebut seperti alkohol dan klorin yang biasanya menjadi bahan dasar yang terdapat dalam cairan disinfektan, bahan ini juga dinilai ampuh untuk membunuh virus dan bakteri.

Terpapar cairan disinfektan yang berbahan dasar alkohol dan klorin dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. ** Baca juga: Dilarang untuk Hindari Penularan COVID-19, Mengapa Seseorang Sering Menyentuh Wajah?

Jadi, mencuci tangan dengan menggunakan sabun adalah hal paling ampuh untuk mengusir virus yang menempel. Sedangkan, hand sanitizer hanya dipakai jika tidak memungkinkan untuk mencuci tangan, seperti ketika berkendara atau berada di kendaraan umum.(ilj/bbs)




Dalam Kondisi Mabuk Seorang Dokter Lakukan Operasi Cesar

Kabar6-Seorang dokter di negara bagian Gujarat, wilayah barat India, bernama dr. PJ Lakhani ditahan karena melakukan operasi cesar saat sedang mabuk akibat mengonsumsi minuman beralkohol.

Akibatnya, bayi yang ditolong meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan, dan disusul oleh sang ibu. Dr PJ Lakhani, melansir Newsbeezer, adalah seorang dokter senior dengan pengalaman panjang dan sudah bekerja di rumah sakit pemerintah RS Sonavala selama 15 tahun. Peristiwa tragis ini berawal ketika seorang wanita bernama Kamini Chanchi dibawa ke rumah sakit karena akan melahirkan.

Setibanya di rumah sakit, Kamini diputuskan harus menjalani operasi cesar yang ditangani oleh dr. Lakhani. Namun setelah menunggu di luar ruang operasi, keluarga pasien mendapat kabar bahwa dokter tak bisa menyelamatkan nyawa si bayi sementara sang ibu mengalami pendarahan berat.

Keluarga Kamini lantas memutuskan membawa wanita itu ke rumah sakit swasta, namun sang ibu meninggal dunia dalam perjalanan. Polisi mengatakan, dr. Lakhani meminta bantuan karena khawatir keluarga pasien akan menyerangnya.

Namun, saat polisi tiba di rumah sakit mereka menemukan Lakhani dalam kondisi mabuk. “Kami mengetahui ternyata dia dalam kondisi mabuk saat menjalani operasi sehingga kami menahannya,” kata HR Goswani, perwira polisi. ** Baca juga: Italia, Kota Terkaya di Eropa yang Disebut Jadi Pusat Kematian COVID-19 Terparah Dunia

Sementara itu, manajemen rumah sakit langsung membentuk tim untuk melakukan investigasi kasus untuk ini.(ilj/bbs)




Selalu Cuci Tangan Pakai Kandungan Alkohol Bisa Bikin Kulit Rusak

Kabar6-Penggunaan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol jadi meningkat, setelah merebaknya pandemi COVID-19. Namun, memakai sabun atau cairan dengan kandungan alkohol secara terus menerus, ternyata dapat membuat kulit rusak.

Antiseptik sendiri, melansir Medcom, merupakan pembersih yang digunakan pada tubuh, misalnya kulit, misalnya hand santitizer dan sabun antiseptik. Alkohol pada umumnya lebih aman dibandingkan dengan detergen, tetapi juga dapat mengakibatkan kulit kering dan iritasi.

Semakin tinggi konsentrasi alkohol yang dipakai, kulit dapat menjadi semakin kering. Kerusakan kulit pun terus terjadi.

Diketahui, ethanol cenderung lebih tidak iritatif dibandingkan n-propanol atau isopropanol. Sementara beberapa studi menemukan, formulasi dengan bahan dasar alkohol lebih dapat ditoleransi kulit dibandingkan bahan lain. Namun, tidak disarankan menggunakannya secara terus menerus.

Dermatitis kontak iritan, atau reaksi iritasi kulit, seringkali dilaporkan oleh karena pemakaian bahan yang mengandung iodophors. Hal yang perlu diketahui, antiseptik lain dapat menyebabkan iritasi, dari yang paling sering merusak kulit sampai yang paling jarang, yaitu klorheksidin, chloroxylenol, triclosan, dan alkohol.

Kulit yang rusak akibat sering terkena detergen lebih mudah terkena iritasi dibandingkan formulasi antiseptik lain. Nah, untuk mengantisipasi kerusakan kulit, perhatikan bahan apa saja di dalam antiseptik yang hendak digunakan. ** Baca juga: Bagaimana Jaga Lansia Saat Pandemi COVID-19?

Berdasarkan studi, reaksi efek samping penggunaan antiseptik lebih rendah bila diberikan emollient (pelembap) di dalamnya.(ilj/bbs)




Tidur Terlalu Lama atau Sebentar Bisa Bikin Orang Alami Mimpi Buruk

Kabar6-Menurut sebuah penelitian, mimpi buruk ternyata dipengaruhi oleh lama atau tidaknya durasi tidur Anda. Penelitian oleh University of Oxford dilakukan dengan mengamati kejadian dan keparahan mimpi buruk pada 846 peserta.

Hasilnya, melansir Womantalk, sekira satu dari 20 peserta mengalami mimpi buruk setiap minggu. Peserta yang tidur lebih lama setiap malam memiliki peningkatan kejadian mimpi buruk hingga 35 persen. Durasi tidur yang lebih lama ini, menurut para peneliti adalah lebih dari sembilan jam.

Lantas, bagaimana dengan orang yang durasi tidurnya sebentar? Hasil penelitian mengungkapkan, para peserta yang tidur kurang dari tujuh jam per malam, atau lebih sedikit dari durasi tidur yang normal, juga lebih mungkin mengalami mimpi buruk.

Karena itulah para peneliti menganjurkan untuk memiliki durasi tidur yang normal, yaitu 7-9 jam per malam, untuk menghindari mimpi buruk.

Hal lain, konsumsi minuman beralkohol dan makanan pedas di malam hari sebelum tidur, juga membuat Anda lebih mungkin mendapatkan mimpi yang menyeramkan. ** Baca juga: Ini Herbal dan Makanan Peningkat Imunitas dari Berbagai Negara

Jadi, jika Anda tidak ingin mengalami mimpi buruk saat tidur, sebaiknya hindari makanan pedas, minuman beralkohol, dan jangan tidur kurang atau berlebihan(ilj/bbs)