oleh

Soal Mogok Produksi Tempe, Ini Kata Disperindag Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan (Disperindag Tangsel) menanggapi adanya mogok produksi serta keluhan dari perajin tempe dan tahu.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disperindag Tangsel, Heru Agus Santoso menerangkan, soal keluhan dari perajin bahwa kedelai mencapai harga Rp1.150.000 per kwintal itu faktor dari impor yang tinggi.

“Harga kedelai itu karena pengaruh harga impor yang memang tinggi dari impornya sendiri. Karena terkait Amerika itu yang menyebabkan pasokan dunia turun terus harga kedelai naik,” ujarnya kepada Kabar6.com, Selasa (22/2/2022).

Heru menjelaskan, terkait demo yang dilakukan oleh perajin tempe tahu dengan tidak memproduksi selama 3 hari, pihaknya mengklaim sudah lakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten serta Kementerian Perdagangan.

“Kita berharap segera ada solusi, agar harga tempe dapat ditekan oleh pemerintah pusat melalui kebijakannya. Sehingga perajin bisa mengakses dengan harga sesuai kemampuan dan nilai jual itu sendiri,” terangnya.

Selain pemerintah pusat, Heru mengakui pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan asosiasi perajin tempe di Kota Tangsel.

Dijelaskannya, para perajin tidak akan melakukan aksi mogok produksi dengan waktu yang lama, perajin dapat memproduksi tempe sesuai kebutuhan masyarakat.

“Ketiga pembeli diharapkan mencari solusi pemerintah pusat bisa memberikan subsidi agar harga tempe bisa turun,” ungkapnya.

**Baca juga: 5 Kios di Pondok Aren Gosong Petugas Damkar Terluka

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Saat disinggung untuk lakukan operasi pasar kedelai, Heru menjelaskan, pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat selama 3 hari kedepan.

“Karena ini terkait bahan baku impor. Untuk kedelai memang jadi perajin sudah dapat dari pemasok dengan harga tinggi,” tutupnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email