oleh

Ratusan Nelayan Tangerang Gelar Pesta Laut Nadran

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebanyak 250 perahu mengikuti Pesta Laut Nadran, yang menjadi tradisi budaya bagi nelayan Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Minggu (1/11/2015) nopember 2015.

Sedianya, Pesta Laut Nadran ini rutin dilaksanakan oleh Paguyuban Nelayan Surya Bahari, setiap awal bulan sura kalender jawa. Biasanya, saat pesta nelayan juga membawa serta anggota keluarganya.

Pesta ini bertujuan untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan, sekaligus mengharap peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdo’a agar tidak mendapat aral melintang dalam mencari nafkah di laut.

Kepala Desa Surya Bahari, Muhri menjelaskan, pesta laut nadran atau yang biasa disebut nelayan yaitu pesta larungan. Pesta larungan ini merupakan tradisi dari seni budaya lelihur untuk tolak bala.

“Pesta laut ini juga sebagai simbol ekonomi. Juga sebagai apresiasi kepada yang maha kuasa, yang telah memberikan reziki kepada nelayan atas hasil tangkapan di laut,” kata Muhri.

Dalam pesta ini, sedianya ada satu perahu yang di sebut sebagai perahu penganten, dimana perahu tersebut berisikan sesajen yang akan dilepas di tengah laut.

Perahu penganten tersebut berisikan  kepala kerbau, ikan bakar, kelapa kuning, pisang, ayam bakar, ayam hidup warna putih, jagung, sayuran, kemenyan dan hasil bumi lainnya. Nelayan yang mengantar perahu penganten, akan memutari Pulau Bokor di Kepulaun Seribu.

Setelah mengantar perahu penganten, para nelayan beserta keluarganya akan pesta sambil memakan bekal yang dibawa bersama-sama di pinggir pantai Pulau Bokor, Kepulaun Seribu, yang berjarak sekitar 15 menit dari Cituis.

Gubernur Banten, Rano Karno yang hadir dalam acara itu mengatakan, tradisi Pesta Laut Nadran ini harus terus di jaga, sebagai seni budaya yang juga harus dikembangkan.

“Saya harap, semoga setelah pesta laut nadran ini hasil tangkapan ikan nelayan meningkat dan memuaskan,” harap Rano.

Sementara, Koordinator Paguyuban Nelayan Cituis, Bonda mengatakan, persiapan Pesta Laut Nadran ini sedianya sudah dilakukan sejak satu bulan lalu.

Sedangkan untuk biaya pembuatan perahu penganten sekitar Rp5 juta, berasal dari sumbangan anggota nelayan yang tergabung paguyuban nelayan.

“Setiap hari kami kumpulkan di tempat pelelangan ikan cituis sekitar 1 persen dari pendapatan nelayan,” ujarnya.

Bonda menyebut, bila pesta yang digelar sebagai bentuk rasa syukur nelayan atas limpahan rezki diberikan sang penguasa, diyakini para nelayan akan menolak bala. **Baca juga: Forbis 2015, Kenalkan Potensi Wisata Banten.

“Karena itu, kami melaksanakan pesta laut untuk tolak bala, memberikan persembahan kepala kerbau dan hasil bumi lainnya, sehingga hasil tangkapan nelayan selalu melimpah,” ujarnya.(hms/tom migran)

Print Friendly, PDF & Email