oleh

Ratusan Hektar Lahan di Kabupaten Tangerang Hilang Akibat Abrasi

image_pdfimage_print

Kabar6-Peyelamatan tanah daratan dari ancaman abrasi pantai menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.

Pasalnya, abrasi tidak saja berdampak hilangnya lahan produktif. Namun juga pemukiman.

Beradsarkan data dari Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, ada ratusan hektre lahan hilang di Tangerang bagian utara akibat abrasi.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaru­ratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengungkapkan, Kabupaten Tangerang memiliki potensi bencana besar.
Berdasarkan salah satu jenis bencana itu adalah abrasi air laut. Wilayah pesisir utara atau biasa yang dikenal Pantura, kabupaten Tangerang 20 sampai 30 tahun yang lalu sudah ada ratusan hektar daratan yang hilang.

“Pantura ini milik Kabupaten Tangerang, bisa jadi sudah ratusan hektar yang hilang. Pantai di daerah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Ketapang sebelah Tanjung Kait, yang ke arah wilayah Keramat itu sudah ada yang 1 kilometer yang hilangnya. Contoh lagi di Pulau Cangkir, sekarang Jalan Raya yang mau ke pulau itu sudah di bibir pantai. Dahulu di samping jalan raya itu beberapa petak empang dan sekarang sudah hilang. Itu adalah bencana menurut teori Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” ungkap Kosrudin, Kamis (1/8/2019).

Kosrudin mengatakan, dalam waktu dekat dia akan berkomuni­kasi dengan pemangku kebijakan Kabupaten Tangerang, yakni Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

Tujuannya agar BPBD diberikan perhatian yang lebih lagi untuk melakukan mitigasi bencana, serta melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menaggulangi bencana tersebut.

“Saya kemarin baru satu kali mengikuti Diklat Manajemen Bencana dan ternyata kita sudah punya bencana. Kemarin ada ahli foto di udara dan itu digambarkan tahun 2004 pantai Tanjungkait itu seperti apa, tahun 2010 itu seperti apa dan tahun sekarang seperti apa, itu sudah jauh abrasinya,” ujarnya.

Menurut Kosrudin, salah satu upaya yang dapat dilakukan Pemkab Tangerang untuk mengurangi abrasi dengan penanaman bakau. Kemudian membentuk Pusdalops yang terdiri dari beberapa instansi sebagai tim pelaporan, pengawasan dan juga pencegahan bencana.**Baca juga: Tiga Kecelakaan Libatkan Mobil Ambulance dan Bus Damri di Pandegang.

“Pusdalops memberikan laporan setiap hari dimana ada ancaman dan gejala itu dari Pusdalops, dan keberadaannya itu sangat penting. Karena dalam kita melakukan tindakan atau mitigasi kan kita berbasis data, sehingga tindakan yang kita lakukan itu akurat. Data ini yang kita dapatkan dari Pusdalops,” katanya.(Ver)

Print Friendly, PDF & Email