oleh

Petugas TPS di Tangsel Meninggal Terjangkit DBD

image_pdfimage_print
Bak sampah di Pasar Ciputat.(yud)

Kabar6-Peralihan cuaca dari panas ke‎ musim hujan, seperti yang tengah terjadi saat ini, kiranya rawan dengan penyebaran virus yang ditularkan dari nyamuk aedes aegypti.

Bahkan, di Tangerang Selatan (Tangsel), sudah ada korban jiwa akibat serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Ifa Syifauroohmah, mahasiswi asal Fakutas Kedokteran, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di Kecamatan Ciputat Timur mengaku telah melakukan penelitian ilmiah.

Menurutnya, wabah DBD menghantui warga dikala musim penghujan seperti sekarang ini. Salah satunya yang rentan terserang penyakit mematikan itu adalah petugas Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

Nyamuk Aedes aegypty ini banyak ditemukan dan berkembang biak pada tumpukan sampah botol atau gelas plastik yang tergenang air dan ada di sekitar rumah warga dan TPS.

“Petugas TPS di Kelurahan Serua, Ciputat, ada yang meninggal karena gigitan nyamuk aedes aegypti,” terangnya kepada wartawan, Sabtu (16/1/2016).

Meski sudah ada korban jiwa, sambung mahasiswi semester V ini, di TPS Serua Sehat tetap tidak terawat. Ia menilai TPS tersebut satu dari beberapa TPS di Kota Tangsel yang bermasalah.

Padahal, Pemkot Tangsel menggalakkan pembangunan TPS3R yang berfungsi sebagai tempat pembuangan dan pengelolaan sampah sementara.

“Akan tetapi, banyak terjadi permasalahan diantaranya adalah masih terdapat TPS aktif yang menanggulangi sampahnya dengan pembakaran,” terang Ifa.

Selain itu, saat observasi pihaknya menemukan banyak penumpukan sampah, alat pengelolaan kompos banyak yang rusak dan ada TPS yang sudah tidak layak secara fisik untuk dijadikan lokasi pembuangan. “Fakta-fakta tersebut banyak kami temukan di lapangan,” ujarnya.

Menurutnya, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) mengaku telah melakukan pengawasan dua bulan sekali terhadap TPS3R.

Namun, dari hasil observasi, 80 persen pengakuan dari petugas TPS 3R se-Kota Tangsel mengaku tidak dilakukan monitoring atau pengawasan oleh dinas berkaitan.

“Sehingga dampak dari permasalahan buruknya pengawasan sampah inipun akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Seperti DBD, Infeksi Saluran Napas Akut dan diare,” terangnya.**Baca juga: Rambu Lampu Merah di Tangsel‎ Menuai Kritik Pedas.

Untuk itu, pihaknya meminta Pemkot Tangsel melakukan pengawasan TPS sesuai dengan Perda Nomor 3 tahun 2013 tentang Pengawasan. “Minimal enam bulan sekali mengawasi di TPS dan TPA,” ungkapnya.‎(yud)