oleh

Penerima Bansos Covid-19 di Pandeglang Ganda dan Almarhum

image_pdfimage_print

Kabar6-Data penerima bantuan sosial (bansos) uang tunai di Kabupaten Pandeglang dari Kementerian Sosial (Kemensos) tak sesuai pengajuan masing-masing desa. Terdapat temuan data di lapangan ada calon penerima ganda pada program lain, termasuk warga yang sudah dinyatakan meninggal.

Contohnya di Desa Girijaya, Kecamatan Saketi. Di desa tersebut sebanyak 172 orang mendapatkan bantuan, hanya 152 orang betul-betul sebagai calon penerima. Sisanya 6 orang meninggal dunia, 1 orang penerima PKH, 1 orang KKS dan 8 orang penerima Jamsosratu.

“Sisanya pindah (domisili), dobel nama dan transmigrasi 1 orang. Kita sudah usulkan sebanyak 25 orang,” kata Kepala Desa Girijaya Tedi Setiadi, Selasa (12/5/2020).

Begitu pun di Desa Koranji, Kecamatan Pulosari. Ada sekitar 446 orang yang diusulkan ke Kemensos dan hanya terealisasi sebanyak 136 orang. Ada sekitar di bawah 10 orang meninggal masih terdata sebagai calon penerima, sisanya termasuk penerima dobel program bantuan lainnya.

“Sedikit sih paling dibawah 10 orang (meninggal) cuman ada yang ganda suami istri dapat. Ada yang belum ada juga yang PKH- nya udah tercoret kayanya masih pake data lama bukan hasil pendataan desa,”ujar kepala Desa Koranji Solehudin.

Di desa Manggung Jaya Kecamatan Bojong pun demikian. Ada sebanyak 69 orang yang mendapatkan bantuan. Dari jumlah itu sebanyak 6 orang yang sudah meninggal, dobel bantuan program lainnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako dan Jaminan Sosial Rakyat Bersatu (Jamsosratu) sebanyak 13 orang dan satu orang tanpa identitas karena belum pernah melakukan perekaman e-KTP.

Kepala Desa Manggung Jaya Hendra Wahyudi mengatakan, warga yang sudah meninggal masih bisa diambil oleh pihak ahli waris. Hanya saja yang membuat Hendra heran dan menjadi bahan pertanyaannya, kenapa orang-orang tersebut muncul, padahal saat pendataan pihak desa tidak mengusulkan. Padahal kata dia, masih banyak warganya yang membutuhkan bantuan tersebut.

“Ya (ada kecemburuan sosial) kalau masyarakat yang awam, tapi kebanyakan ada hanya mengerti, gak mungkin RT sama desa mengajukan yang sudah di alam kubur. Berarti data yang rilis oleh Kementerian Sosial ini acuannya dari mana?,”imbuhnya.

Cerita lain juga terjadi di desa Sukajadi dan Sukarame Kecamatan Carita, lantaran tidak masuk dalam penerima bantuan warga setempat mendatangi desanya masing-masing untuk melakukan protes ke pemerintah desa.

**Baca juga: Kamis, Bansos Dari Provinsi Banten Cair Untuk Kabupaten Pandeglang.

Masmanda warga Desa Sukajadi membenarkan, ada puluhan warga di kampung Kaseupen, melakukan protes ke desa karena tidak mendapat bantuan covid-19. Mereka menyesalkan bantuan yang dikucurkan pemerintah pusat tidak merata, padahal menurut dampak covid-19 tidak hanya berimbas kepada masyarakat prasejahtera tetapi cukup dirasakan semua elemen masyarakat.

Menurut informasi yang ia dapat di kampungnya hanya sekitar 15 orang yang dikabarkan mendapatkan bantuan. Temukan lain ada juga ada warga yang mendapatkan bantuan ganda karena sebelumnya telah mendapatkan program sembako.

“Kita gak bicara desa Sukajadi, kami bicara kampung Kaseupen saja. Kalau gak salah yang dapat itu 10 atau 13 orang kalau gak salah datanya ada di RT. Cuman rame juga ada yang dapat BPNT atau program sembako dapat juga bantuan BLT,” tandasnya.(Aep)

Print Friendly, PDF & Email